sahur terakhir di rumah Abi Irsyad

Di luar langit masih gelap. Dimana sepasang mata sudah mengerjap, seraya satu tangannya mengusap pelan setelah membaca doa bangun tidur.

Terdengar pula suara murotal dari toa masjid yang jaraknya memang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Menemani gadis itu yang mulai terjaga sembari merenggangkan tubuhnya.

Nuha terjaga, matanya pun menyipit dan mendapati Faqih sudah tak di sampingnya. Namun ia mendengar suara gemericik air dari dalam tandas. Ia pun beranjak duduk sejenak.

"A' Faqih sudah bangun ya?" Gumam Nuha ia pun meraih ponsel di meja sebelah ranjang menyalakan ponsel itu dan mendapati jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

Cklaaaakkk.... Suara kunci pintu tandas mulai terdengar Nuha pun meraih selimut guna menutupi wajahnya hingga bawah matanya.

Maklumi saja, dia masih belum pede dengan penampilannya sehabis bangun tidur, sehingga menutupi wajah adalah cara dia menghindari aibnya di pagi hari.

Faqih pun keluar dari dalam tandas itu, terlihat dia tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk, pria itu habis mandi ternyata.

A' Faqih pun mendekat dan duduk di sebelah Nuha yang mulai bergeser. Entah apa maksudnya, dia hanya diam saja mengamati wajah Nuha. tanpa bicara apapun.

"A...apa?" Tanya Nuha, masih menutupi wajahnya. Pria itu pun menarik selimut yang tengah menutupi wajah Nuha itu. "Apa sih? Sana... Pakai dulu koko nya mau solat sunnah kan?"

"Kamu kenapa? Tutupan begitu? Sakit gigi?"

"Tidak kok."

"Terus?"

"Hanya tidak pede saja."

"Ck." Faqih menarik lagi selimutnya.

"Hei...jangan."

"Mau Membangkang ya?"

"Bukan begitu... Tapi?"

"Tapi kenapa? Buka tidak?"

"Ihhh... tidak mau A' ... Sudah sana."

"Berani ngusir suami, kamu? dapat Laknatullah, mau?" Menuding Nuha.

"Astagfirullah al'azim... Maaf, bukan maksud ngusir. Nuha hanya tidak pede karena baru bangun tidur."

"Allahu Rabbi... Cuma gara-gara itu?" Faqih pun membuka paksa.

"A' ya Allah mengertilah... Aku malu." Kedua pasang tangan itu saling beradu, satunya memberi pertahanan, sementara yang satunya lagi memaksa membuka. Hingga selimut itu pun terlepas dari pertahan Nuha dan teronggok begitu saja di lantai setelah berhasil di rebut Faqih.

Namun sepertinya Nuha masih Keukeuh menutupi wajahnya, yang kini beralih menggunakan kedua tangannya.

"Neng? Buka nggak?"

'apa? Dia manggil aku neng?' (Nuha) gadis itu pun menggeleng.

"Ngapain mesti malu sih, orang sama suami sendiri." Mulai menyentuh kedua tangan Nuha.

'astagfirullah, memang pemaksa sekali ya A' Faqih ini?'

"Buka Nuha...!"

"Emmmmmm."

"Ku cium juga nih ya." Faqih pun semakin gemas Hingga dia kembali naik ke atas ranjang, berusaha keras memegangi kedua tangan Nuha dan Melepaskannya. Cukup alot, namun akhirnya kedua tangan itu pun terbuka. Dan wajah polos Nuha terlihat dengan jelas.

Barulah Keduanyan terdiam. Karena posisinya benar-benar sukses membuat keduanya canggung.

Hingga Faqih beranjak dan mematikan lampu tidur di atas meja, membuat kamar itu menjadi gelap gulita. Semua demi bisa menutupi wajahnya yang memerah itu.

"Mandi sana, A'a turun dulu." Duuukkkk. "Aaaarrrrhhh, astagfirullah al'azim." Seru Faqih tiba-tiba,

"Kenapa A' ?" Nuha pun reflek langsung menyalakan lampu tidurnya lagi. Dan mendapati Faqih tengah mengusap lututnya.

"Lutut ku nyium meja ini. Allahu Rabbi sakit..."

"Pffffffffffftttt."

"Nggak usah ketawa. Cepat mandi sana."

"Lagi siapa suruh, lampunya di matikan."

"Siapa suruh kamu bilang?" Faqih mendekat lalu menarik pipi Nuha.

"Aaaaaa.... Sakit, sakit... Ih seneng banget cubit pipi sih?"

"Makannya tidak usah drama, pakai jadi wanita berkalung selimut segala. Dasar! Cepat sana mandi, apa mau A'a mandiin?"

"Nggak...! Mandi sendiri." Nuha Melepaskan tangan Faqih lalu turun dari ranjang dan berlari kecil masuk kedalam bilik tandasnya.

Sementara Faqih hanya tersenyum. "Kesayangan... kesayangan... Bikin A'a berdebar saja." Ia pun meraih kokonya setelah Koko itu terpakai ia pun keluar. Menuju ruang solat di bawah.

***

Kini seluruh keluarga sudah berkumpul di meja makan. Terlihat Nuha tengah menuangkan air untuk A' Faqih sementara Umma Rahma tengah mengambilkan nasi untuk ustadz Irsyad.

Hingga hanya Rumi lah yang terlihat ngenes sendiri karena tidak ada yang melayaninya.

Ustadz Irsyad pun menatap Rumi.

"Kakak, maaf ya." Ucap Abi Irsyad.

"Maaf apa bi?"

"Kamu jadi jones sendirian." Ledek Abi Irsyad. Yang langsung membuat Faqih menutup mulutnya terkekeh, sama halnya dengan Nuha.

"Benar-benar Abi, kok bisa paham sekali dengan isi hati Rumi?"

"Paham lah. Siapa di sini yang jomblo. Kamu doang, kan? Sini Abi ladeni kamu ya." Abi Irsyad menyendokkan daging semur di piring saji. Lalu meletakkannya di atas piring Rumi. "Baik kan Abi?"

"Hmmm. Ini lengkuas Bi... Anak Abi mau di kasih lengkuas?"

"Loh, lengkuas ya?"

"Ckckck... Sini biar Umma saja ya. Nih." Ucap Rahma.

"Umma memang baik hati."

"Iya dong. Lagi?"

"Sudah jangan banyak-banyak Umma... Kakak kan harus jaga tubuh biar nggak buncit."

"Hahaha, kaya Abi ya." Mereka yang di sana pun Terkekeh.

'keluarga ini ternyata seru juga.' batin Faqih yang masih senyum-senyum karena melihat kesuruan keluarga dari Nuha, hingga dia melirik ke arah sang istri yang terlihat mengusap matanya yang basah. Entah apa yang di pikirkan Nuha, yang pasti dia terlihat sedih walaupun bibirnya menyunggingkan senyum dengan tatapan tertuju pada keluarganya.

Perlahan Faqih pun memberanikan diri meraih tangan Nuha yang berada di pangkuannya, membuat Nuha menoleh ke arah sang suami. Namun pria itu tak membalas tatapannya, dan sibuk meminum air dalam gelasnya menggunakan tangan kanannya.

Nuha menurunkan kepalanya melihat tangan kiri A' Faqih tengah menggenggam erat tangannya. Sehingga sedikit membuat Nuha tersenyum.

'sepertinya A' Faqih tahu aku sedih, karena ini sahur terakhir ku di rumah ini. Kerena besok aku sudah di rumah A' Faqih.' batin Nuha. Yang kembali ingin menangis namun ia tahan.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Herlina Lina

Herlina Lina

ikutan sedih euy

2024-03-02

0

Herlina Lina

Herlina Lina

ngekek

2024-03-02

0

Herlina Lina

Herlina Lina

😂😂 sabar yak

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 belum ingin menikah
3 cara terakhir Nuha.
4 ke khawatiran Rahma
5 ijab Qabul
6 obrolan di atas ranjang.
7 jin jail ustadz Irsyad
8 ketika dua cinta hadir untuk satu insan
9 sahur terakhir di rumah Abi Irsyad
10 sebaik-baiknya teman hidup
11 cinta sang pangeran Es.
12 Waktu
13 awal cinta itu datang.
14 awal cinta itu datang 2
15 hukuman dari A'a
16 cinta si Sunda dan si Jawa
17 kemuliaan seorang istri.
18 menantu salih
19 bertemu Kak Zahra
20 janji di hati A' Faqih
21 kembalinya orang tua A' Faqih.
22 Adab bertutur kata untuk Umma Hasna
23 cerita A'Faqih
24 gara-gara angin segar, rotan berbicara
25 niatan di hati A'a untuk Nuha.
26 perkenalan Debora dengan Shafa.
27 Izin ke Bogor tanpa Nuha.
28 Nuha juga bisa cemburu?
29 Praha di dapur
30 Antara Ibu dan istri ku
31 sikap yang tak sebenarnya jahat.
32 patung Semar
33 hijab pemberian kak Rumi
34 Takdir hidup tak pernah salah.
35 kegigihan A' Faqih
36 duka di balik senyum
37 Senjata makan tuan
38 bahagia bersama mu
39 jadi ke Bogor
40 perjalanan ke Bogor
41 beliau ibu mertua ku yang baik.
42 Cintai aku secukupnya, tapi cintai ibu mu sepenuhnya.
43 kenyataan yang baru di ketahui Nuha.
44 tetap mencintai mu kekasih ku
45 aku mencintaimu
46 kekaguman yang harus di hilangkan
47 A' Faqih marah.
48 Cinta yang akan membelenggu pasangan mu.
49 Cinta berlebihan sang Hafizh.
50 kajian ustadz Rahmat.
51 belanja Baju
52 mukenah untuk Umma Hasna
53 teguran untuk Zahra.
54 terpaksa
55 kekecewaan Rumi
56 kesakitan yang semakin menjadi
57 mengetahui penyakit Nuha
58 tidak ada yang perlu di salahkan.
59 sebuah hikmah
60 kedatangan Abi dan Umma
61 gara-gara buang gas
62 keinginan Rahma
63 cinta haram Zahra.
64 hal yang di ketahui Umma Rahma
65 teguran mas Irsyad untuk Rahma
66 percakapan Rahma dan Hasna
67 Dering surga di pagi hari.
68 mengetahui rahasia A'a
69 tawakal
70 selamat jalan Ziya
71 nama Ziya
72 hati yang mulai terbuka
73 Ya Hilwah (Manis ku)
74 lahirnya seorang bayi laki-laki.
75 si wanita malang Qori
76 kesayangan.
77 pulang ke rumah
78 obrolan di balkon kamar
79 ku beri nama pada bayi mu, Agam.
80 permintaan pak Lukman
81 kebahagiaan Nuha.
82 Ikrar cinta Farhat
83 cinta luar biasa.
84 pengumuman authornya mau fokus menyambut hari raya idul Fitri dulu.
85 cinta di usia senja
86 Gara-gara bercumbu
87 cium aku seratus kali
88 antara dua bunga.
89 dia yang kau sebut
90 pertanyaan yang menyinggung A'a
91 perjalanan ke Bogor yang sempat tertunda
92 aku bukan jodoh yang salah
93 mengharap cinta suami (qori & Farhat)
94 kecupan lembut dari mas Farhat. (Qori & Farhat)
95 masuk angin
96 bayi besar yang manja
97 akang cilok sih...!
98 cinta yang menghangatkan di tengah hujan. (Qori dan Farhat.)
99 ratu ku (Qori dan Farhat)
100 kabar bahagia (final episode)
101 makan ketoprak (extra part)
102 hal buruk di tengah-tengah kebahagiaan. (extra part)
103 selamatkan Umma kami (extra part)
104 kekasih yang tetap akan pergi (extra part)
105 berharap (extra part)
106 hukuman ayah Qori (extra part)
107 berakhirnya kisah Qori (extra part)
108 hadirnya malaikat kecil (Extra part)
109 menjauhi suul khatimah (extra part)
110 cinta luar biasa sang Hafizh (final Extra part)
111 terimakasih banyak teman-teman
112 pengumuman Novel Rumi.
113 promosi novel religi
114 promosi Novel
115 promosi Novel terbaru
116 info novel baru
Episodes

Updated 116 Episodes

1
prolog
2
belum ingin menikah
3
cara terakhir Nuha.
4
ke khawatiran Rahma
5
ijab Qabul
6
obrolan di atas ranjang.
7
jin jail ustadz Irsyad
8
ketika dua cinta hadir untuk satu insan
9
sahur terakhir di rumah Abi Irsyad
10
sebaik-baiknya teman hidup
11
cinta sang pangeran Es.
12
Waktu
13
awal cinta itu datang.
14
awal cinta itu datang 2
15
hukuman dari A'a
16
cinta si Sunda dan si Jawa
17
kemuliaan seorang istri.
18
menantu salih
19
bertemu Kak Zahra
20
janji di hati A' Faqih
21
kembalinya orang tua A' Faqih.
22
Adab bertutur kata untuk Umma Hasna
23
cerita A'Faqih
24
gara-gara angin segar, rotan berbicara
25
niatan di hati A'a untuk Nuha.
26
perkenalan Debora dengan Shafa.
27
Izin ke Bogor tanpa Nuha.
28
Nuha juga bisa cemburu?
29
Praha di dapur
30
Antara Ibu dan istri ku
31
sikap yang tak sebenarnya jahat.
32
patung Semar
33
hijab pemberian kak Rumi
34
Takdir hidup tak pernah salah.
35
kegigihan A' Faqih
36
duka di balik senyum
37
Senjata makan tuan
38
bahagia bersama mu
39
jadi ke Bogor
40
perjalanan ke Bogor
41
beliau ibu mertua ku yang baik.
42
Cintai aku secukupnya, tapi cintai ibu mu sepenuhnya.
43
kenyataan yang baru di ketahui Nuha.
44
tetap mencintai mu kekasih ku
45
aku mencintaimu
46
kekaguman yang harus di hilangkan
47
A' Faqih marah.
48
Cinta yang akan membelenggu pasangan mu.
49
Cinta berlebihan sang Hafizh.
50
kajian ustadz Rahmat.
51
belanja Baju
52
mukenah untuk Umma Hasna
53
teguran untuk Zahra.
54
terpaksa
55
kekecewaan Rumi
56
kesakitan yang semakin menjadi
57
mengetahui penyakit Nuha
58
tidak ada yang perlu di salahkan.
59
sebuah hikmah
60
kedatangan Abi dan Umma
61
gara-gara buang gas
62
keinginan Rahma
63
cinta haram Zahra.
64
hal yang di ketahui Umma Rahma
65
teguran mas Irsyad untuk Rahma
66
percakapan Rahma dan Hasna
67
Dering surga di pagi hari.
68
mengetahui rahasia A'a
69
tawakal
70
selamat jalan Ziya
71
nama Ziya
72
hati yang mulai terbuka
73
Ya Hilwah (Manis ku)
74
lahirnya seorang bayi laki-laki.
75
si wanita malang Qori
76
kesayangan.
77
pulang ke rumah
78
obrolan di balkon kamar
79
ku beri nama pada bayi mu, Agam.
80
permintaan pak Lukman
81
kebahagiaan Nuha.
82
Ikrar cinta Farhat
83
cinta luar biasa.
84
pengumuman authornya mau fokus menyambut hari raya idul Fitri dulu.
85
cinta di usia senja
86
Gara-gara bercumbu
87
cium aku seratus kali
88
antara dua bunga.
89
dia yang kau sebut
90
pertanyaan yang menyinggung A'a
91
perjalanan ke Bogor yang sempat tertunda
92
aku bukan jodoh yang salah
93
mengharap cinta suami (qori & Farhat)
94
kecupan lembut dari mas Farhat. (Qori & Farhat)
95
masuk angin
96
bayi besar yang manja
97
akang cilok sih...!
98
cinta yang menghangatkan di tengah hujan. (Qori dan Farhat.)
99
ratu ku (Qori dan Farhat)
100
kabar bahagia (final episode)
101
makan ketoprak (extra part)
102
hal buruk di tengah-tengah kebahagiaan. (extra part)
103
selamatkan Umma kami (extra part)
104
kekasih yang tetap akan pergi (extra part)
105
berharap (extra part)
106
hukuman ayah Qori (extra part)
107
berakhirnya kisah Qori (extra part)
108
hadirnya malaikat kecil (Extra part)
109
menjauhi suul khatimah (extra part)
110
cinta luar biasa sang Hafizh (final Extra part)
111
terimakasih banyak teman-teman
112
pengumuman Novel Rumi.
113
promosi novel religi
114
promosi Novel
115
promosi Novel terbaru
116
info novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!