obrolan di atas ranjang.

Rasa gugup yang tak bisa di utarakan oleh kata-kata. Nuha benar-benar membeku saat ini. Belum lagi ketika tangan A' Faqih mulai membelai lembut,

Seperti sebuah cakar harimau yang tengah menyisir rambutnya.

Entahlah sebenarnya, A' Faqih hanya membelai saja, namun rasa ketakutan berlebihan lah yang membuat dia merasa was-was. kali-kali dia bisa menarik rambutnya hingga rontok. Hahaha.... Berfikir mu terlalu jauh Nuha. A' Faqih tak sekejam itu loh.

"Kamu keramas seminggu berapa kali?" Tanya A' Faqih, suaranya terdengar lembut tidak seperti biasanya dingin bak es batu. perlahan dia pun mengendus rambut Nuha.

"Se...setiap hari lah." Beringsut.

"Masa?"

"I...ya..."

"Tadi sore mandi keramas tidak?"

"i...iya." Semakin di buat gugup lah Nuha.

"Kirain belum, soalnya nggak turun hujan."

"apa hubungannya?"

"kata orang kalau calon pengantin mandi keramas kan biasanya turun hujan."

'ehhh... orang kuno ya dia ini, masih percaya kaya begituan.' (Nuha)

"lagi pula kalau belum keramas, A'a bisa bantu."

Gleeekk, "Ba...bantu? Apanya?"

"Keramasnya."

"Ahahaha..." Nuha reflek beranjak seraya terkekeh dengan ekspresi aneh, lalu meraih gelas kosong di meja. Tatapan Faqih kini beralih pada tangan Nuha yang gemetaran, membuatnya ingin tergelak.

"Mau kemana?" Tanya Faqih yang melihat Nuha hendak keluar kamar.

"Ambil air."

"Oh..." Pria itu merebahkan tubuhnya kemudian. "Ya sudah jangan lama-lama."

"Iya." Nuha berjalan kaku keluar kamarnya. Cklaaaak.... Pintu sudah tertutup sempurna. Dia pun berjalan cepat mendekati dispenser di sebelah kursi dekat tangga, lalu menghela nafas. "Ya Allah... Aku tidak bisa berlama-lama di dekatnya. Takut... Sumpah...aku takut..."

"Dede, belum tidur?" Panggil Umma Rahma tiba-tiba, yang baru keluar dari kamarnya. Sehingga membuat Nuha terkesiap.

"Belum Umma, Dede haus."

"Oh..."

"Umma juga, kok belum tidur?"

"Sudah mau. Tapi hendak mengambil air dulu." Mendekati sang anak sembari menguap.

"Ya sudah Nuha masuk kamar dulu Umma." Nyengir, lalu melenggang pergi dengan sangat kakunya, bahkan Nuha pun terdiam sejenak di depan pintu, seperti tengah bergumam sesuatu lalu masuk kembali ke kamarnya.

Rahma yang mengamati gadis itu sedikit terkekeh. "Mendadak teringat pas masih menjadi pengantin baru, hihihi." Gumam Rahma.

Kembali ke kamar Nuha...

Gadis itu melihat A' Faqih sudah tidur dengan posisi memiringkan tubuhnya membelakangi. Sehingga membuat Nuha tersenyum lega, sepertinya dia bisa selamat malam ini dan tidur dengan nyaman.

Lampu kamar yang masih menyala terang dia padamkan lalu meletakkan lagi gelas berisi air putih ke atas meja.

'tidur beneran kan dia?' Nuha mengintip sejenak. 'Pengen tidur, tapi sepertinya akan susah karena ada dia.' batin Nuha sembari menggigit kuku ibu jarinya.

dengan sangat hati-hati, Nuha mulai naik dan merebahkan tubuhnya di sebelah A' Faqih.

'ya Allah, apa ini? Kenapa aku gugup sekali. Hiks, semoga A' Faqih beneran tidur... semoga beliau beneran tidur?' Gumam Nuha dalam hati, dengan posisi tidur terlentang menghadap langit-langit.

Dan sebuah tangan pun tiba-tiba saja melingkar di atas perutnya. A' Faqih sudah merubah posisi menghadap Nuha, sekarang.

Sontak mata Nuha melebar, saat tahu ternyata A' Faqih belum tidur.

"Nuha." Panggilnya.

"Hemmm?" tubuh Nuha mendadak kembali kaku.

"Menurut mu, aku seperti apa?"

'galak dan nyebelin. Lebih dominan ngeselin sih. kenapa tanya? memang nggak sadar sering nangisin anak orang?' dia ingin menjawab seperti itu, tapi diam saja lah. Hingga satu kaki Faqih mulai menindih kedua kaki Nuha.

"emmmpp." Nuha membungkam mulutnya sendiri karena reflek ingin menjerit sekeras-kerasnya saking terkejutnya.

"Aku tanya loh, kenapa diam saja?"

"Baik... A' Faqih baik kok. baik...baik." Menggeser-geser kakinya sendiri, gara-gara kaki jenjang A' Faqih yang berat itu, membuat kakinya tak leluasa bergerak.

"Bohong ya."

'ehhh, dia tahu aku bohong? Duh di timpa satu kaki doang loh ini, Ya Allah..." Masih sibuk menyelamatkan kakinya sendiri.

"jangan diem saja!"

"Emmm, i...iya, aku cu...cumaaa, bingung mau ngomong apa." ucap Nuha masih berkutat pada kakinya.

'tulangnya terbuat dari besi rel kereta api kayanya berat banget sih' (Nuha)

"Ya sudah kita tidur saja." Ucap A' Faqih, Nuha pun sedikit merasa lega sehingga membuatnya menoleh. dari situ pula ia mengetahui bahwa pria itu sedari tadi tengah membuka matanya, hingga kedua mata Mereka saling bertemu yang seketika membuat Nuha kembali memalingkan wajahnya. Perlahan tangan Faqih meraih wajah Nuha membawanya agar mau menatapnya kembali. "Coba lihat kesini. A'a mau tanya sesuatu."

"A...apa?" Nuha memandangi wajah sang suami, Sangat gugup.

"Kenapa kau sempat takut menerima ku? Sampai-sampai kau meminta ku untuk menikahi wanita lain saja. murah sekali ya diriku sampai semudah itu kau tawarkan aku ke wanita lain." mengatup kedua pipi Nuha dengan tangannya. Nuha Melepaskan tangan Faqih.

"hehe Itu karena?" Memalingkan wajahnya lagi.

"Hadapkan wajah mu ke arah ku!" Tegas Faqih. Nuha pun kembali menatap kearah A' Faqih.

"Ya karena aku takut." jawab Nuha jujur.

"Takut?"

"Emmm.... Siapa yang nggak takut tiba-tiba di lamar, apalagi jarak waktunya sangat lah dekat." Jawab Nuha yang sedikit lebih santai. Faqih pun menurunkan satu kakinya itu, lalu mengangkat kepalanya dan menopangnya dengan tangan. sementara tangan satunya mengusap-usap pipi Nuha dengan punggung jarinya.

"apa yang kau takutkan dari ku."

"semuanya."

"coba katakan dengan jelas, kutu!" menarik pipi Nuha gemas.

"iiiisssshhhh.... jangan cubit pipi Nuha sakit," Nuha menarik tangan A' Faqih. "emmm...Waktu masih panjang A' insyaAllah. Walaupun aku tahu hanya ada tiga hari dalam kehidupan kita. Namun, kenapa A'a tak menunggu saja, paling tidak setengah tahun? Nuha cuma khawatir, kita nikah terburu-buru seperti ini jatuhnya malah tidak baik untuk kedepannya."

Faqih diam saja dia pun hanya menurunkan wajahnya mengecup kening Nuha dengan mata yang terpejam.

'duh... Kecupannya lembut sekali sih, bikin aku meleleh saja.' meresapi dengan mata yang reflek turut terpejam.

"A' Faqih?" Panggil Nuha, pria itu pun Melepaskannya, "Apa yang A'a lihat dari Nuha sih?" Tanya Nuha hati-hati.

"Semuanya," jawab Faqih. Gadis itu pun hanya mengerutkan kening. "kau itu sebaik-baiknya pakaian dan perhiasan dunia untuk ku." Sambung Faqih.

"Aku tidak sesoleha itu kok." Jawab Nuha yang sedikit tersanjung.

"memang iya.... makanya kau ku nikahi karena masih butuh bimbingan ku, jadi bersiaplah. buat menambah hafalan mu okay! aku siap menjadi guru Tafiz mu." Faqih Tersenyum jail.

'duh... kok merinding ya?' (Nuha)

"aku mau sama Abi Irsyad saja ya A' hafalannya, beliau kan guru ngaji ku dari kecil."

"kau lupa, tadi Abi mu bilang apa? kau tanggung jawab ku sekarang. jadi aku tidak akan mentolerir jika bacaan tajwid mu salah, siap-siap rotan ku akan berbicara."

gleeeekkk 'hiks, Abi... kenapa kau menikahkan ku dengan guru killer ini sih... mati aku.' Nuha merengek dalam hati.

Faqih ingin tertawa melihat ekspresi tegang Nuha itu sehingga membuat dirinya kembali menurunkan tangannya dengan mengangkat kepala Nuha dan menjadikan lengannya itu sebagai bantalan, lalu tidur dengan posisi memeluk tubuh Nuha.

"Tidurlah sudah malam. Besok sahur pertama kita. Jangan sampai kesiangan, okay calon murid ku." semakin erat Faqih memeluk tubuh Nuha.

'Tunggu...? tidur dalam posisi seperti ini, yakin nih? makin nggak bisa tidur dong?' (Nuha)

Ehhh... Sekilas terdengar sangat jelas suara detak jantung A' Faqih yang benar-benar berdegup sangat kencang.

'jadi tidak cuma aku yang gugup, sepertinya dia juga, tangannya dingin sekali dia.' ingin Nuha tertawa namun ketakutannya mengalahkan niatannya itu. Sehingga hanya membuatnya terkekeh tanpa suara. Pria itu bisa merasakan gugup namun memang dasarnya datar jadi tidak terlihat.

Hingga malam yang hanya tinggal beberapa jam lagi pun terlalui, walau sedikit agak kesulitan ke-duanya untuk terlelap, namun akhirnya mereka pun tertidur juga.

Ya...Faqih memutuskan untuk menunda menyentuh Nuha, karena di samping belum adanya keberanian pada diri Faqih sendiri. Ia pun tak ingin membuat Nuha merasa tidak nyaman dengan dirinya.

tapi sepertinya gara-gara kata-kata A' Faqih tadi Nuha semakin khawatir sih dengan keselamatan dirinya sendiri... hahahaha A' Faqih jangan jadi suami galak ya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Herlina Lina

Herlina Lina

3hr apa ya lupa deh q thor🤔

2024-03-01

0

Alivaaaa

Alivaaaa

aku ikut greget sama mereka, berasa ikut malu canggung gimana gitu 🤭😂😂

2023-03-24

1

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

Jadi kepikiran gimna Nuha nantinya 😌

2023-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 belum ingin menikah
3 cara terakhir Nuha.
4 ke khawatiran Rahma
5 ijab Qabul
6 obrolan di atas ranjang.
7 jin jail ustadz Irsyad
8 ketika dua cinta hadir untuk satu insan
9 sahur terakhir di rumah Abi Irsyad
10 sebaik-baiknya teman hidup
11 cinta sang pangeran Es.
12 Waktu
13 awal cinta itu datang.
14 awal cinta itu datang 2
15 hukuman dari A'a
16 cinta si Sunda dan si Jawa
17 kemuliaan seorang istri.
18 menantu salih
19 bertemu Kak Zahra
20 janji di hati A' Faqih
21 kembalinya orang tua A' Faqih.
22 Adab bertutur kata untuk Umma Hasna
23 cerita A'Faqih
24 gara-gara angin segar, rotan berbicara
25 niatan di hati A'a untuk Nuha.
26 perkenalan Debora dengan Shafa.
27 Izin ke Bogor tanpa Nuha.
28 Nuha juga bisa cemburu?
29 Praha di dapur
30 Antara Ibu dan istri ku
31 sikap yang tak sebenarnya jahat.
32 patung Semar
33 hijab pemberian kak Rumi
34 Takdir hidup tak pernah salah.
35 kegigihan A' Faqih
36 duka di balik senyum
37 Senjata makan tuan
38 bahagia bersama mu
39 jadi ke Bogor
40 perjalanan ke Bogor
41 beliau ibu mertua ku yang baik.
42 Cintai aku secukupnya, tapi cintai ibu mu sepenuhnya.
43 kenyataan yang baru di ketahui Nuha.
44 tetap mencintai mu kekasih ku
45 aku mencintaimu
46 kekaguman yang harus di hilangkan
47 A' Faqih marah.
48 Cinta yang akan membelenggu pasangan mu.
49 Cinta berlebihan sang Hafizh.
50 kajian ustadz Rahmat.
51 belanja Baju
52 mukenah untuk Umma Hasna
53 teguran untuk Zahra.
54 terpaksa
55 kekecewaan Rumi
56 kesakitan yang semakin menjadi
57 mengetahui penyakit Nuha
58 tidak ada yang perlu di salahkan.
59 sebuah hikmah
60 kedatangan Abi dan Umma
61 gara-gara buang gas
62 keinginan Rahma
63 cinta haram Zahra.
64 hal yang di ketahui Umma Rahma
65 teguran mas Irsyad untuk Rahma
66 percakapan Rahma dan Hasna
67 Dering surga di pagi hari.
68 mengetahui rahasia A'a
69 tawakal
70 selamat jalan Ziya
71 nama Ziya
72 hati yang mulai terbuka
73 Ya Hilwah (Manis ku)
74 lahirnya seorang bayi laki-laki.
75 si wanita malang Qori
76 kesayangan.
77 pulang ke rumah
78 obrolan di balkon kamar
79 ku beri nama pada bayi mu, Agam.
80 permintaan pak Lukman
81 kebahagiaan Nuha.
82 Ikrar cinta Farhat
83 cinta luar biasa.
84 pengumuman authornya mau fokus menyambut hari raya idul Fitri dulu.
85 cinta di usia senja
86 Gara-gara bercumbu
87 cium aku seratus kali
88 antara dua bunga.
89 dia yang kau sebut
90 pertanyaan yang menyinggung A'a
91 perjalanan ke Bogor yang sempat tertunda
92 aku bukan jodoh yang salah
93 mengharap cinta suami (qori & Farhat)
94 kecupan lembut dari mas Farhat. (Qori & Farhat)
95 masuk angin
96 bayi besar yang manja
97 akang cilok sih...!
98 cinta yang menghangatkan di tengah hujan. (Qori dan Farhat.)
99 ratu ku (Qori dan Farhat)
100 kabar bahagia (final episode)
101 makan ketoprak (extra part)
102 hal buruk di tengah-tengah kebahagiaan. (extra part)
103 selamatkan Umma kami (extra part)
104 kekasih yang tetap akan pergi (extra part)
105 berharap (extra part)
106 hukuman ayah Qori (extra part)
107 berakhirnya kisah Qori (extra part)
108 hadirnya malaikat kecil (Extra part)
109 menjauhi suul khatimah (extra part)
110 cinta luar biasa sang Hafizh (final Extra part)
111 terimakasih banyak teman-teman
112 pengumuman Novel Rumi.
113 promosi novel religi
114 promosi Novel
115 promosi Novel terbaru
116 info novel baru
Episodes

Updated 116 Episodes

1
prolog
2
belum ingin menikah
3
cara terakhir Nuha.
4
ke khawatiran Rahma
5
ijab Qabul
6
obrolan di atas ranjang.
7
jin jail ustadz Irsyad
8
ketika dua cinta hadir untuk satu insan
9
sahur terakhir di rumah Abi Irsyad
10
sebaik-baiknya teman hidup
11
cinta sang pangeran Es.
12
Waktu
13
awal cinta itu datang.
14
awal cinta itu datang 2
15
hukuman dari A'a
16
cinta si Sunda dan si Jawa
17
kemuliaan seorang istri.
18
menantu salih
19
bertemu Kak Zahra
20
janji di hati A' Faqih
21
kembalinya orang tua A' Faqih.
22
Adab bertutur kata untuk Umma Hasna
23
cerita A'Faqih
24
gara-gara angin segar, rotan berbicara
25
niatan di hati A'a untuk Nuha.
26
perkenalan Debora dengan Shafa.
27
Izin ke Bogor tanpa Nuha.
28
Nuha juga bisa cemburu?
29
Praha di dapur
30
Antara Ibu dan istri ku
31
sikap yang tak sebenarnya jahat.
32
patung Semar
33
hijab pemberian kak Rumi
34
Takdir hidup tak pernah salah.
35
kegigihan A' Faqih
36
duka di balik senyum
37
Senjata makan tuan
38
bahagia bersama mu
39
jadi ke Bogor
40
perjalanan ke Bogor
41
beliau ibu mertua ku yang baik.
42
Cintai aku secukupnya, tapi cintai ibu mu sepenuhnya.
43
kenyataan yang baru di ketahui Nuha.
44
tetap mencintai mu kekasih ku
45
aku mencintaimu
46
kekaguman yang harus di hilangkan
47
A' Faqih marah.
48
Cinta yang akan membelenggu pasangan mu.
49
Cinta berlebihan sang Hafizh.
50
kajian ustadz Rahmat.
51
belanja Baju
52
mukenah untuk Umma Hasna
53
teguran untuk Zahra.
54
terpaksa
55
kekecewaan Rumi
56
kesakitan yang semakin menjadi
57
mengetahui penyakit Nuha
58
tidak ada yang perlu di salahkan.
59
sebuah hikmah
60
kedatangan Abi dan Umma
61
gara-gara buang gas
62
keinginan Rahma
63
cinta haram Zahra.
64
hal yang di ketahui Umma Rahma
65
teguran mas Irsyad untuk Rahma
66
percakapan Rahma dan Hasna
67
Dering surga di pagi hari.
68
mengetahui rahasia A'a
69
tawakal
70
selamat jalan Ziya
71
nama Ziya
72
hati yang mulai terbuka
73
Ya Hilwah (Manis ku)
74
lahirnya seorang bayi laki-laki.
75
si wanita malang Qori
76
kesayangan.
77
pulang ke rumah
78
obrolan di balkon kamar
79
ku beri nama pada bayi mu, Agam.
80
permintaan pak Lukman
81
kebahagiaan Nuha.
82
Ikrar cinta Farhat
83
cinta luar biasa.
84
pengumuman authornya mau fokus menyambut hari raya idul Fitri dulu.
85
cinta di usia senja
86
Gara-gara bercumbu
87
cium aku seratus kali
88
antara dua bunga.
89
dia yang kau sebut
90
pertanyaan yang menyinggung A'a
91
perjalanan ke Bogor yang sempat tertunda
92
aku bukan jodoh yang salah
93
mengharap cinta suami (qori & Farhat)
94
kecupan lembut dari mas Farhat. (Qori & Farhat)
95
masuk angin
96
bayi besar yang manja
97
akang cilok sih...!
98
cinta yang menghangatkan di tengah hujan. (Qori dan Farhat.)
99
ratu ku (Qori dan Farhat)
100
kabar bahagia (final episode)
101
makan ketoprak (extra part)
102
hal buruk di tengah-tengah kebahagiaan. (extra part)
103
selamatkan Umma kami (extra part)
104
kekasih yang tetap akan pergi (extra part)
105
berharap (extra part)
106
hukuman ayah Qori (extra part)
107
berakhirnya kisah Qori (extra part)
108
hadirnya malaikat kecil (Extra part)
109
menjauhi suul khatimah (extra part)
110
cinta luar biasa sang Hafizh (final Extra part)
111
terimakasih banyak teman-teman
112
pengumuman Novel Rumi.
113
promosi novel religi
114
promosi Novel
115
promosi Novel terbaru
116
info novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!