“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.”
- HR. Abu Hurairah -
––––
Ada berbagai momen spesial dalam hidup, momen saat kita menang lomba, momen saat berhasil mencapai target hidup. Dan mungkin momen saat mampu bersanding hidup dengan orang yang kita sebut namanya dalam doa.
Mungkin itu akan jadi daftar puncaknya.
Cinta halal, sesederhana itu namun sangat sarat akan makna. Dimana saat kau hanya saling memandang di atas ranjang, maka dosa berguguran dan Allah SWT memandang kalian dengan belas kasih.
Kenapa orang lebih memilih zinah? Sementara bersenggama dengan pasangan halal adalah Hujaman pahala untuknya.
Kenapa orang lebih memilih berpacaran, sementara menikahi orang yang kau cintai jauh lebih bermartabat.
Begitu lah manusia... Yang lebih memilih menjadi pendosa ketimbang mentaati. Walaupun hasilnya akan sama. Hanya antara dosa dan pahala yang membedakan.
Masih di sore yang sama, Faqih membuka pintu kamarnya.
Nuha sedikit ragu, karena itu kamar laki-laki, sehingga membuatnya gugup teramat. Hahaha kamar suami mu itu Nuha.
Faqih yang sudah di dalam pun menoleh.
"Kok diam? Masuk!" Titah Faqih.
"Iya, ini mau masuk kok..." Nuha melangkah masuk. "Assalamualaikum."
"Walaikumsalam warahmatullah." Jawab Faqih. Dia pun menilik ke arah jam tangannya setelah meletakkan koper Nuha.
"Dua puluh lima menit lagi waktu Maghrib. Yuk kita jalan lagi." Ajak Faqih menggandeng tangan Nuha. Gadis itu pun terdiam melihat sebuah lemari kaca yang tidak begitu lebar berada di sudut kamar A' Faqih.
"Mainan ini, punya A'a kan? Kalau tidak salah, dulu di ruang tengah ya." Tanya Nuha. Faqih tersenyum.
"Masih ingat ya?" Mengusap kepala Nuha.
"Iya." Jawab Nuha.
"Iya, ku amankan di kamar, karena dulu ada anak kecil yang suka gratakan." Jawab Faqih melirik ke arah Nuha. Gadis itu menoleh.
"Kok lihatnya ke Nuha?" Dia pun mengingat-ingat, "owh..." lalu nyengir.
"Ingat kan?" Tanya Faqih, Nuha mengangguk. "Ya sudah yuk jalan, kita bahas nanti saja." Menggandeng tangan Nuha kemudian.
***
Nuha bagi Faqih... (flashback is on dari sudut pandang Faqih.)
Gadis yang mungkin awalnya menyebalkan untuknya bahkan sangat tidak ingin ia lihat lagi di setiap pertemuannya, dia bahkan selalu berusaha menghindar. Karena memang sikap Nuha yang tidak mau diam. Tidak hanya sekali dua kali, dia memecahkan gelas di tangan Faqih kecil (saat masih berusia 12 tahun) yang tengah minum.
Walaupun reaksinya hanya melirik sebal. Sementara Nuha (5 THN) yang bersalah malah menangis sendiri.
Contoh saja saat ada acara yang mengundang keluarga pak Huda dan keluarga ustadz Irsyad.
Benar, Abinya memang memiliki banyak teman. Namun beliau lebih dekat dengan dua keluarga itu.
Saat itu Nuha terus saja berlarian dengan Hanifah (7 THN), salah satu anak perempuan pak Huda dan Kak Siti. Sementara Faqih hanya bergabung sebentar, dengan Rumi dan tiga anak laki-laki pak Huda lainnya, sementara satu anak pak Huda lagi.
duduk di sebelah ibunya karena dia lebih pemalu dan pendiam yaitu Zahra (9 THN).
kalian masih ingat kan kalau pak Huda dan kak Siti memiliki lima anak, sudah pernah di sebut ya saat Rahma dan Ustadz Irsyad menengok istri pak Huda yang baru melahirkan anak ke limanya (Di novel ikrar cinta ustadz Irsyad).
Saat itu yang paling membuat Faqih tidak suka justru karena adanya Nuha.
Gadis kecil itu tingkat ingin tahunya benar-benar membuatnya selalu was-was. Bahkan saat dia mendekati lemari kaca, dimana ada beberapa Action Figure toys story miliknya yang tertata rapi di sana membuat Faqih beranjak.
Dan berdiri tepat di pintu itu, membuat Nuha susah membukanya.
"Kakak awas." Ucap Nuha mendorong-dorong tubuh Faqih, saat itu Nuha memang memanggilnya kakak.
"Nggak!" Jawabnya singkat. masih bersandar pada pintu lemari kaca tersebut, dengan satu tangan memegangi gelas berisi air.
Semua dia lakukan demi menyelamatkan mainannya dari tangan Nuha yang doyan gratakan. Sudah cukup koleksi Action Figurenya di acak-acak oleh anak kecil menyebalkan itu tempo hari, dan menyebabkan beberapa menjadi hilang.
"Iiihhh, kakak awas....! Dede mau lihat boneka itu." Nuha masih saja mendorongnya. Namun Faqih tidak bergeming, dia hanya diam saja sembari melirik sebal. Hingga tangan Nuha pun mendorong lengan Faqih dan gelas itu pun terjatuh lalu pecah.
Suara pecahnya gelas itu membuat Rahma berjalan cepat masuk karena mendengar suara tangis Nuha juga.
"Duh, Dede ngapain, sih..." Rahma menggendongnya. Sementara Nuha hanya menunjuk-nunjuk mainan milik Faqih itu dengan tangisnya yang semakin kencang.
Faqih menghela nafas belum lagi saat Umma Hasna dan Abi Rahmat turut masuk dia sudah bisa menduga, orang tuanya akan membela Nuha dan mengambil mainan miliknya lalu menyerahkannya pada nuha, semua akibat tangis Nuha yang tak kunjung berhenti.
Faqih pun menarik-narik Koko Abinya. Membuat sang ayah mencondongkan tubuhnya.
"Bi... Jangaaann." Bisik Faqih.
"Besok Abi belikan lagi, ini buat Nuha saja ya." Ucap Abi Rahmat.
"Dih... Kan?" Faqih kesal... Mau bagaimana lagi. Walaupun janji Abi akan membelikan lagi. Mencari Action Figure yang lengkap kan susah, lebih susah lagi ijin untuk membeli itu pada Ummanya.
"Woody*, buzz*. Hiks." (Nama karakter toys story)* Faqih pun kesal, lalu berlari masuk dan langsung menaiki anak tangga saat dua mainan kesayangannya itu di kasihkan kepada Nuha.
Sebenarnya setelah Nuha puas dengan mainan itu tetap di berikan lagi kepada teh Hasna, karena dia melihat Faqih yang terlihat kesal mainannya di minta. Namun karena Faqih sudah terlanjur kesal ia pun meminta di buatkan lemari kaca juga untuk menyimpan mainannya itu di kamarnya agar tidak di acak-acak lagi oleh Nuha.
Ya hal lumrah yang biasa di lakukan anak-anak bukan begitu? Hehehe.
(Visual mainan yang di perebutkan Nuha dan Faqih)
––––
Tahun demi tahun berlalu, Faqih pun sudah semakin jarang mengikuti acara keluarga seperti itu karena kesibukan dia yang menjalankan pendidikan di pondok pesantren, lalu beranjak dewasa ia mengambil studi ke Kairo dengan beasiswanya.
Sehingga sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Nuha semenjak terakhir Nuha masih duduk di bangku kelas satu MTS.
Dan siapa sangka, jika setelah sekian lama tidak jumpa?
Nuha malah menjelma menjadi gadis cantik. Yang bahkan membuatnya mematung saat gadis itu baru saja tiba di rumah Tafiz sebagai pengajar baru.
Saat itu dia belum menyadari kalau itu Nuha.
"Dia siapa Bi?" Tanya Faqih.
"Nuha, masih ingat tidak? Anak perempuannya ustadz Irsyad."
'pantes, masih sama pecicilannya.' begitu pikir Faqih di kesan pertamanya... walaupun matanya menyempatkan untuk melirik sejenak ke atas, hingga Faqih dan ustadz Rahmat pun kembali melanjutkan langkahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Alivaaaa
benci jadi cinta ya A' 🤭😂😂
2023-03-24
0
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Benci jadi Cinta ini judul nya, 🤭
2023-01-03
0
Ekawati Hani
Iya, waktu itu Rahma belum hamil lagi pasca di kuret.☺️
2022-06-18
0