Hutang

Felix tersenyum melihat Chika yang seolah sedang menghindari pertanyannya. Dia berharap jika semakin Chika menghindarinya semakin dia akan dekat dengannya.

Memahami wanita adalah keahliannya, dan saat Chika mengajukan persyaratan, dia sudah menduga jika wanita yang dia cintai itu telah merencanakan sesuatu.

Dugaannya tepat, karena di hari pertamanya Chika apartemen, wanita itu memakai pakaian minim dan membuatnya begitu tergoda. Bersyukurnya, keinginan Felix untuk menikahi Chika lebih besar dari pada hasratnya.

Selesai makan, Felix memanggil pelayan untuk meminta bill. Mengeluarkan kartu dari dompetnya. Namun, tiba-tiba dia menghentikan gerakan tangannya yang sedang membuka dompet karena Chika menghentikannya.

"Aku akan membayar pesananku sendiri."

Dahi Felix berkerut dalam. Dia tidak mengerti kenapa tunangannya itu justru tidak ingin dia membayarnya. "Kenapa?" Felix begitu penasaran.

"Aku tidak mau berhutang padamu."

Hutang? Kata itu menggema dipikiran Felix.

"Kita hitung nanti," ucap Felix yang tak mau membuat pelayan menunggu dirinya mengeluarkan kartu. Memberikan bill dan kartu yang terselip di dalamnya, Felix dan Chika menunggu sejenak.

Setelah transaksi selesai, Chika dan Felix meninggalkan restoran. Felix mengantarkan Chika untuk ke kantor terlebih dahulu.

"Kenapa kamu berpikir berhutang?" Felix yang masih tidak terima, akhirnya bertanya.

"Kita tidak tahu esok seperti apa, jadi aku tidak mau berhutang padamu dan membuat aku harus membayarnya." Chika yang melihat kebingungan Felix, menjelaskan.

Menghadapi Chika bukan perkara mudah untuk Felix. Apa yang di dalam pikiran wanita itu belum bisa dia mengerti. Akhirnya dia memilih diam dan tak mau salah mengambil langkah. Untuk kali ini, dia membiarkan Chika sambil dia mencari cara menghadapinya.

Sampai di kantor, Chika turun dari mobil. Kemudian Felix melajukan mobilnya kembali ke kantor. Sepanjang perjalanan dia memikirkan bagaimana caranya menghadapi Chika.

Bryan. Satu nama yang terlintas dipikirannya. Dia akan bertanya pada Bryan bagaimana menghadapi Shea dulu. Mungkin dengan itu dia bisa mendapat jawaban langkah apa yang akan dia ambil nanti.

Sampai di kantor, Felix menunggu Bryan yang belum kembali ke kantor karena daddy muda itu memang selalu datang terlambat di jam istirahat. Suami Shea itu selalu beralasan jika dia terlalu asik bermain dengan anaknya.

Sesaat kemudian Bryan datang. Wajah pria itu tampak sumringah saat datang. Berbeda dengan Felix yang tampak murung.

"Kenapa kamu?" Bryan yang menyadari perubahan Felix, merasa sangat penasaran. Padahal dia tahu jika temannya itu baru saja makan siang dengan tunangannya.

"Tadi saat aku makan siang, Chika tidak mau aku membayar makanan yang dia makan, karena dia beralasan takut hutang denganku." Tanpa berlama-lama, dia menceritakan pada Bryan.

Bryan tertawa mendengar cerita Felix. "Bagus, dia tidak mau berhutang karena takut diminta membayar dengan tubuhnya," jawabnya.

Felix memutar bola matanya malas dengan ucapan temannya itu. Bukan memberikan solusi, tetapi temannya malah justru meledek.

"Wanita seperti Shea dan Chika adalah wanita mandiri." Bryan yang menghentikan tawanya, mulai menjelaskan pada Felix. "Lagi pula wajar jika dia takut kamu akan menuntut lebih saat kamu sudah memberikannya lebih."

Felix membenarkan ucapan Bryan. Sifat manusia memang seperti itu. Terkadang dia merasa sudah memberikan lebih, sehingga dia berhak mendapatkan lebih.

"Lalu aku harus apa?" Kali ini Felix tidak punya ide sama sekali. Untuk berhadapan dengan wanita seperti Chika adalah hal sulit, karena sebelumnya dengan gampang dia akan membuat wanita luluh dengan segala yang dia berikan.

"Ikuti saja apa yang dia mau." Bryan mengingat jika itu yang dia lakukan pada Shea. Dulu saat Shea yang suka barang-barang murah dan promo, dia selalu melayangkan protes. Namun, berjalannya waktu dia mengikuti semuanya, dan kini dia mulai terbiasa.

Felix mengangguk-anggukan kepalanya. "Sejak kapan kamu pintar?" tanyanya polos.

"Kamu harus banyak belajar dari aku jika menaklukan wanita seperti Chika." Dengan bangga Bryan menyombongkan dirinya.

Felix memutar bola matanya malas mendengar jawaban Bryan yang penuh dengan kesombongan. Namun, Felix akui, jika kali ini dia harus mengalah karena Bryan lebih pengalaman.

***

Para karyawan keluar dari kantor dan bersiap untuk pulang. Beberapa dari mereka menuju ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka. Sebagain yang lain menuju ke halte bus untuk menunggu angkutan umum.

"Chika kamu belum pulang?" tanya salah seorang teman kantor Chika, saat melewati Chika yang sedang berdiri di depan lobi kantor.

"Aku menunggu jemputan."

Temannya mengangguk dan berpamitan lebih dahulu pada Chika, meninggalkan Chika yang masih menunggu dijemput. Selepas temannya pergi, Chika melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

Waktu menunjukan jam lima lewat lima belas menit. Artinya Chika sudah menunggu lima belas menit, Felix yang belum kunjung tiba. Sesaat kemudian, mobil Felix sampai. Berhenti tepat di depan lobi menghampiri Chika yang menunggunya.

"Maaf, membuatmu lama menunggu." Felix yang melihat Chika masuk, langsung melontarkan permintaan maaf.

"Tidak masalah." Dia tidak mempermasalahkan, karena wajar perjalanan dari kantor Felix ke kantornya butuh waktu.

Felix melajukan mobilnya menuju ke apartemen. Membelah kemacetan yang jadi hal wajar di jam pulang kerja.

"Ada yang aku ingin bahas." Suara Felix terdengar memecah keheningan di dalam mobil.

Chika menoleh dan menatap Felix. Dia penasaran apa yang ingin dibahas oleh Felix. "Apa?" tanyanya.

"Soal tadi siang. Aku berpikir lebih baik kita bagi saja."

"Maksudnya?" tanya Chika dengan mengerutkan dahinya.

"Jadi makan siang tadi kita bagi dua, dan ke depan, apa yang kita makan atau apapun yang kita gunakan berdua, totalnya akan kita bagi dua semua."

Chika masih mencerna ucapan Felix. Dia memikirkan jika tinggal dengan Felix, akan membuatnya melakukan kegiatan berdua.

Felix menatap Chika sejenak. Ingatannya kembali pada ucapan Bryan. Hingga akhirnya ide itu yang terlintas dipikirannya. Cara ini lebih aman, karena Chika tidak berpikir jika apa yang dia berikan akan menjadi hutang yang harus dibayar dengan tubuh.

"Baiklah." Akhirnya Chika setuju dengan apa yang ditawarkan oleh Felix.

Senyum tipis tertarik di sudut bibir Felix. Dia lega karena Chika menuruti idenya. Akhirnya hal pertama yang mereka berdua lakukan adalah ke supermaket dan berlanjut memasak.

***

Chika bergerak lincah di dapur. Menyiapkan makan malam untuk dia dan Felix. Karena kemarin rencananya gagal saat memakai baju minim, kali ini Chika memutuskan untuk kembali normal saat berpakaian.

Felix merasa lega karena tunangannya itu tidak menggodanya lagi. Paling tidak fantasinya tidak berjalan liar. Namun, kelegaan Felix hanya sebentar, karena ternyata Chika memintanya membantu memasak dan membuatnya berjarak dekat dengan Chika.

"Permisi," ucap Chika yang meminta Felix menggeser tubuhnya.

Felix yang sedang diminta mencuci sayuran, menggeser tubuhnya, dan membuat tunangannya itu begitu dekat dengannya.

Aku harap enam bulan tidak akan lama.

.

.

.

.

...Like dan beri koment...

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

6 bulan g lama koo...tp klo dipepet terus gitu ya semoga doamu untuk dikuatkan iman terkabul🤭

2024-09-29

0

gia nasgia

gia nasgia

Sabar Felix sesuatu yang baik itu godaan nya berat,😂😂🤣🤣🤣

2024-02-25

0

ina ana

ina ana

wong buaya di pnjing🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤔

2023-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 Cara Mendapatkannya
2 Melamar
3 Aku Keberatan
4 Syarat
5 Setuju
6 Tidak Gratis
7 Pertunangan
8 Janji
9 Iblis Penggoda
10 Kepanikan
11 Menghindar
12 Hutang
13 Jangan Menyentuh
14 Kebiasaan
15 Berenang
16 Menunggu Lama
17 Memegang
18 Sisi Lain
19 Mengenalmu Lebih Dalam
20 Ke Klub
21 Pusing
22 Hanya Kelelahan
23 Menjaga
24 Tidak Baik-Baik
25 Tidak Masuk Hitungan
26 Membuat Tersadar
27 Tidurlah di Kamarku
28 Segelas Susu
29 Merayu
30 Jantung Berdebar
31 Titik Terakhir Perjuanganku
32 Terjatuh
33 Pinjamkan El
34 Menjemput El
35 Belajar Mengetahui
36 Enam Jam Bersama El
37 Sebaik Itu Hatinya
38 Minta Nomor Telepon
39 Yang Ada Di Dalam Hati
40 Pria Baik
41 Kenapa Bosan?
42 Memahami Perasan
43 Memakainya
44 Coat Yang Sama
45 Lihat Saja
46 Hasil
47 Perjalanan
48 Sarapan
49 Jalan-jalan
50 Ruang Kosong
51 Tertawa
52 Makan Malam
53 Berbelanja
54 Terima Kasih
55 Sedang Berusaha
56 Lebih Manis
57 Tetangga
58 Demi Sebuah Ciuman
59 Pertunangan Dengan Cinta
60 Gosok Gigi
61 Calon Mertua
62 Seluruh Waktu
63 Membuat Cheesecake
64 Aku Akan Menikah
65 Waktu Sendiri
66 Mencari Felix
67 Aku Mencintaimu
68 Mempercepat Pernikahan
69 Memberitahu Orang Tua
70 Mencari Gaun Pernikahan
71 Cinta Sesungguhnya
72 Bertemu Papa
73 Bekal
74 Pulang Ke Rumah
75 Merindukan
76 Mantan Pacar
77 Kebaikan Kita
78 Tak Sabar
79 Persiapan Chika
80 Persiapan Felix
81 Mengikat Janji
82 Tamu Istimewa
83 Marah-marah
84 Sabar
85 Sesi Belajar
86 Mendapatkan Seutuhnya
87 Lupa
88 Pelajaran Kedua
89 Menguntungkan Aku
90 Mencari Gaun
91 Rumah Kita
92 Rumah Baru
93 Pesta Pernikahan Erix
94 Ke Dokter
95 Hasil Laboratorium
96 Merayakan Kehamilan
97 Mengisi Waktu
98 Koki Kue
99 Ayam Saus Korea
100 Mewakilkan
101 Kontraksi
102 Melahirkan
103 Bayi Cantik
104 Bersyukur Memilihnya
105 Dua Garis
106 Akhir Kebahagiaan
107 Novel Baru Labuhan Cinta
108 Pengumuman Pre Order Novel Cetak My Baby CEO versi Cetak
109 Giveaway My Baby CEO
110 Info Novel
111 Novel Baru Rilis Di Noveltoon
112 INFO
113 Bos Duda Kesayangan
114 PO Labuhan Cinta
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Cara Mendapatkannya
2
Melamar
3
Aku Keberatan
4
Syarat
5
Setuju
6
Tidak Gratis
7
Pertunangan
8
Janji
9
Iblis Penggoda
10
Kepanikan
11
Menghindar
12
Hutang
13
Jangan Menyentuh
14
Kebiasaan
15
Berenang
16
Menunggu Lama
17
Memegang
18
Sisi Lain
19
Mengenalmu Lebih Dalam
20
Ke Klub
21
Pusing
22
Hanya Kelelahan
23
Menjaga
24
Tidak Baik-Baik
25
Tidak Masuk Hitungan
26
Membuat Tersadar
27
Tidurlah di Kamarku
28
Segelas Susu
29
Merayu
30
Jantung Berdebar
31
Titik Terakhir Perjuanganku
32
Terjatuh
33
Pinjamkan El
34
Menjemput El
35
Belajar Mengetahui
36
Enam Jam Bersama El
37
Sebaik Itu Hatinya
38
Minta Nomor Telepon
39
Yang Ada Di Dalam Hati
40
Pria Baik
41
Kenapa Bosan?
42
Memahami Perasan
43
Memakainya
44
Coat Yang Sama
45
Lihat Saja
46
Hasil
47
Perjalanan
48
Sarapan
49
Jalan-jalan
50
Ruang Kosong
51
Tertawa
52
Makan Malam
53
Berbelanja
54
Terima Kasih
55
Sedang Berusaha
56
Lebih Manis
57
Tetangga
58
Demi Sebuah Ciuman
59
Pertunangan Dengan Cinta
60
Gosok Gigi
61
Calon Mertua
62
Seluruh Waktu
63
Membuat Cheesecake
64
Aku Akan Menikah
65
Waktu Sendiri
66
Mencari Felix
67
Aku Mencintaimu
68
Mempercepat Pernikahan
69
Memberitahu Orang Tua
70
Mencari Gaun Pernikahan
71
Cinta Sesungguhnya
72
Bertemu Papa
73
Bekal
74
Pulang Ke Rumah
75
Merindukan
76
Mantan Pacar
77
Kebaikan Kita
78
Tak Sabar
79
Persiapan Chika
80
Persiapan Felix
81
Mengikat Janji
82
Tamu Istimewa
83
Marah-marah
84
Sabar
85
Sesi Belajar
86
Mendapatkan Seutuhnya
87
Lupa
88
Pelajaran Kedua
89
Menguntungkan Aku
90
Mencari Gaun
91
Rumah Kita
92
Rumah Baru
93
Pesta Pernikahan Erix
94
Ke Dokter
95
Hasil Laboratorium
96
Merayakan Kehamilan
97
Mengisi Waktu
98
Koki Kue
99
Ayam Saus Korea
100
Mewakilkan
101
Kontraksi
102
Melahirkan
103
Bayi Cantik
104
Bersyukur Memilihnya
105
Dua Garis
106
Akhir Kebahagiaan
107
Novel Baru Labuhan Cinta
108
Pengumuman Pre Order Novel Cetak My Baby CEO versi Cetak
109
Giveaway My Baby CEO
110
Info Novel
111
Novel Baru Rilis Di Noveltoon
112
INFO
113
Bos Duda Kesayangan
114
PO Labuhan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!