Suara bel terdengar. Felix yang sudah siap keluar dari apartemennya. Dia sedikit heran kenapa Chika tidak masuk dan memilih untuk tidak masuk ke dalam apartemen.
Membuka pintu, Felix melihat Chika di depan pintu. Matanya terpaku melihat penampilan Chika. Dress merah dengan tali spaghetti membungkus tubuhnya. Warna merah yang kontras dengan kulit putihnya membuat desiran di hati Felix.
"Kamu mau ke mana dengan pakaian itu?" Felix menatap tajam pada Chika.
"Ke klub, memangnya mau ke mana lagi," jawab Chika dengan malas.
"Dengan pakaian seperti ini?" Felix menahan gemuruh dalam hatinya. Dia tidak habis pikir dengan penampilan Chika yang terbuka.
Chika melihat pakaian yang dikenakannya. Perasaanya tidak ada yang salah dengan apa yang dipakainya. Tadi dia mencari di laman pencarian di ponselnya, baju apa yang cocok untuk ke klub, dan pakaian terbuka adalah yang cocok.
"Aku dengar pakaian ini cocok untuk di pakai di klub, jadi aku memakai ini." Chika masih tetap pada pendirinya jika dia tidak salah.
"Cocok untuk wanita lain, tetapi tidak untukmu." Dengan tegas Felix memberitahu. "Ganti bajumu!" Nada perintah yang keluar dari mulut Felix terdengar tidak menerima penolakan, dan itu membuat Chika menelan salivanya.
"Iya." Seperti sihir, Chika tidak menolak sama sekali dan tidak membantah. Sebenarnya dia juga tidak merasa nyaman dengan pakaian yang dipakai, tetapi dia merasa tidak ada pilihan. Berbalik, Chika kembali ke apartemennya untuk mengganti.
Saat berbalik, mata Felix membulat sempurna. Tadi dia sudah dikejutkan dengan tali spaghetti dari dress Chika, dan membuat bahu Chika terlihat. Akan tetapi kini dia dikejutkan dengan punggung mulus Chika yang terbuka.
Felix tidak menyesal meminta Chika untuk mengganti bajunya. Dia tidak mau sampai punggung mulus yang baru saja dilihatnya itu, dilihat oleh pria lain.
"Ayo, bantu aku memilih baju." Chika yang meraih handle pintu, menoleh pada Felix. Dia tidak tahu baju apa yang harus dipakainya.
Mendengar suara Chika, Felix terkesiap. Dia menyadarkan dirinya yang sedari tadi memerhatikan punggung Chika. "Iya." Melangkah di belakang, dia mengikuti Chika masuk ke dalam apartemen.
Chika masuk ke dalam kamar dan mengajak Felix ikut masuk untuk memilihkan baju untuknya. Felix yang terus mengikuti Chika terkejut karena Chika memintanya memilih bajunya langsung di kamar.
Sebagai laki-laki normal, melihat wanitanya di dalam kamar seolah kode alamnya untuk membawanya ke atas ranjang. Apalagi saat masuk ke dalam kamar Chika, aroma bunga lili yang menyeruak seketika membangkitkan gairahnya.
Felix berusaha keras untuk kuat menahan dirinya, agar tidak dengan tiba-tiba mendorong tubuh Chika dan membuatnya berada di dalam kungkungannya.
"Baju mana kira-kira?" Chika yang membuka pintu lemari, bertanya pada Felix.
Tak ingin imajinasinya semakin liar, Felix buru-buru memilih baju yang pantas dipakai oleh Chika.
Tangannya menyibak deretan dress yang menggantung di lemari. Matanya menerawang, dress mana yang cocok untuk Chika. "Ini." Felix memberikan satu dress pada Chika.
Dress dengan lengan panjang dan tertutup sempurna itu menjadi pilihannya. Panjang dress yang di bawah lutut, membuat tubuh Chika tidak akan terekspos. Warna merah yang sama dengan dress pertama menjadi pilihannya karena dia suka sekali melihat Chika dengan dress merahnya.
Chika menerima dress yang diberikan Felix dan meminta Felix keluar untuk mengganti bajunya. Dengan pasrah Felix keluar.
Di luar Felix memijat kepalanya. Kepalanya benar-benar berdenyut melihat Chika yang ada di depan mata, tetapi tidak bisa menyentuhnya.
Sesaat kemudian, Chika keluar dari kamar. Tampilannya sekarang lebih tertutup dan membuatnya semakin nyaman.
Felix yang melihatnya juga merasa senang, karena tubuh mulus tunangannya itu tidak akan dilihat oleh siapapun.
***
Dentuman musik terdengar menggema di dalam klub. Cahaya lambu disko yang berkelap-kelip memberikan cahaya di tengah-tengah kegelapan.
Beberapa orang menari di lantai dansa menikmati alunan musik dari DJ. Beberapa orang menikmati minumannya di meja bersama teman dan pasangan.
Pakaian yang dipakai wanita di dalam klub sama persis dengan apa yang akan dipakai Chika tadi, terbuka dan mengekspos tubuh.
Chika yang takut melihat beberapa orang yang mabuk membuatnya tanpa sadar memegang lengan Felix. Dia takut dari salah satu mereka akan menyentuhnya.
Mata Felix melihat ke arah tangan Chika yang memegang lengannya. Sejujurnya dia ingin tertawa, melihat tunangannya yang ketakutan. "Kita duduk di sebelah sana saja." Dia menunjuk satu meja di lantai atas. Felix ingin Chika melihat susana klub dari atas.
Chika hanya bisa ikut ke mana Felix membawanya. Matanya melihat ke sekeliling. Melihat beberapa wanita yang sedang asik menggoda pria-pria.
Kalau Felix sampai tergoda, aku punya alasan untuk mengakhiri hubungan pertunangan.
Inilah alasan Chika mengajak Felix. Karena selama ini, saat dirinya yang menggoda, Felix tidak tertarik sama sekali. Jadi lebih baik orang lain saja yang melakukannya.
Duduk di sofa, Chika melihat orang-orang di lantai dansa. Sepasang kekasih yang saling bercumbu membuatnya bergidik ngeri. "Apa mereka sepasang kekasih?" Pertanyaan itu lolos dari mulut Chika.
Felix yang sedang berbicara pada pelayan, menoleh pada Chika. Dia menyelesaikan dulu memesan minuman, dan beralih pada Chika sesaat kemudian. "Sebagian dari mereka bukan pasangan, mereka hanya bertemu di tempat ini saja," jawabnya.
Mata Chika membulat sempurna. "Apa mereka berciuman tanpa cinta?" Rasanya Chika masih tidak habis pikir, bagaimana orang bisa menautkan bibir tetapi tidak saling mencintai.
"Nafsu." Satu kata yang menjawab pertanyaan Chika. "Mereka tidak butuh cinta," imbuhnya. Senyuman di wajah Felix menandakan jika dia begitu senang melihat ekspresi wajah Chika.
Chika hanya bisa menelan salivanya mendengar ucapan Felix. Kemudian dia menatap tajam pada Felix. "Apa kamu juga melakukannya?" Rasa penasaran Chika begitu besar.
Felix mendekatkan tubuhnya dan membuat jarak antara dirinya dan Chika begitu dekat. "Aku keduanya, cinta dan nafsu," jawabnya menyeringai.
Jarak yang begitu dekat membuat napas Chika tercekat. Tatapan tajam Felix membuatnya tak berdaya.
"Aku akan menunggumu mencintaiku, agar yang tercipta bukan hanya nafsu belaka." Felix mengerakkan tangannya mengusap bibir Chika, tetapi tanpa menyentuh. Dia sadar janjinya untuk tidak menyentuh Chika tidak boleh dilanggarnya.
Chika semakin ketakutan. Dia belum pernah dicium, dan tidak rela dicium oleh Felix yang sudah merasakan bibir beberapa wanita.
Felix memundurkan tubuhnya agar tidak membuat Chika tidak nyaman. Dia meminum minumannya yang sudah dipesannya. "Minumlah minuman milikmu. Aku memesan orange jus untukmu agar kamu tidak mabuk."
Tangan Chika meraih minuman yang dipesan Felix untuk menutupi kecangungannya. Dia tidak mau Felix melihat dirinya yang salah tingkah.
Sambil minum, mata Chika melihat wanita-wanita yang ada di sekitarnya. Dia menunggu salah satu wanita yang akan mendekat pada Felix.
Akhirnya, penantiannya tiba. Dari kejauhan, seorang wanita mendekat ke mejanya. Mata wanita itu tertuju pada Felix.
.
.
.
...Sabar ya, kasih aku waktu kelarin yang dilapak sebelah....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
LENY
JANGAN SAMPE FELIX TERGODA ITU TUJUAN CHIKA AGAR BATAL MENIKAH. SEMANGAT FELIX BUAT CHIKA BUCIN DULUAN
2023-02-25
0
Gia Gigin
semoga Chika yg bucin duluan 😂😂😂
2021-06-27
2
Yeni Maryani
Sok bgt lo chika jd orang,,cemburu bru tau rasa lo
2021-06-15
1