Chef Cantik Pilihanku 3
Louis memutuskan untuk membeli sebuah rumah mewah di dekat Novotel. Setelah ia berhasil berinvestasi dan berbisnis dengan Kevin Pranadja, ia lebih sering datang ke Indonesia. Bisnis yang ia lakukan bersama keluarga Pranadja, memang semata mata hanya untuk mendekati Amila Pranadja.
Ia benar benar jatuh cinta pada pandangan pertama pada wanita cantik itu, namun sungguh disayangkan sudah lebih dari 6 bulan, Amila sangat sulit ia dapatkan. Wanita itu terus menghindarinya saat ia ingin menemuinya.
Louis sekarang sedang berada di rumah Veronica, ia memang selalu mengunjungi si kecil Nathan Lukas Pranadja.
"Lagi lagi kau murung." ujar Veronica.
"Sulit sekali menemui adik iparmu, ia selalu menolak kedatanganku di hotel Kurnia." jawab Louis.
Veronica tersenyum. "Jika mudah, bukan keluarga Pranadja namanya. Apa kau benar benar serius pada Amila?"
"Ya Tuhan Vero, aku tak bercanda. Suamimu selalu mengancamku untuk tidak mendekati adiknya, ia takut aku hanya menjadikan Amila pelarian karena tak bisa mendapatkanmu. Tapi aku tak perduli, aku tak akan menyerah." jawab Louis.
"Tentu saja Kevin akan berpikir seperti itu, kau tiba tiba mengubah perasaanmu setelah bertemu dengannya di acara pernikahanku."
"Saat bersamamu perasaanku sangat beda, aku hanya ingin membuatmu bahagia dan tidak terus-menerus menangis. Tapi hanya melihat wajah Amila, jantungku berdegup keras. Aku ingin memilikinya dan tak ingin orang lain menyentuhnya."
"Aku tahu tuan, aku sudah mengatakannya pada suamiku jika perasaanmu padaku hanya sebatas iba, walaupun kau pernah bilang menyukaiku."
"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Louis.
"Berjuanglah dan bersabar pada Amila, sedangkan soal Kevin, biar aku yang mengatasinya." jawab Veronica.
Louis memegang jari mungil Nathan. "Nathan, doakan om agar bisa mendapatkan tantemu ya."
Veronica terkekeh. "Kau gila, putraku masih setengah tahun Louis."
"Lihatlah ia tertawa, ia pasti mengerti ucapanku." jawab Louis. "Nathan, bilang pada ayahmu yang keras kepala itu, aku akan menjaga Amila dengan sepenuh jiwaku." sambungnya.
Nathan cekikikan, ia menggapai gapai wajah Louis.
"Kau setuju kan, kau saja menyukaiku." kata Louis lagi.
"Sampai kapan kau ada disini, bagaimana dengan restoran?" tanya Veronica.
"Aku hanya perlu uang untuk membayar orang menangani restoran. Dan masih ada chef Hilton yang setia padaku." jawab Louis.
"Kau benar benar pria lajang yang bebas." ujar Veronica.
"Aku harus bagaimana lagi, aku sudah tak memiliki keluarga. Aku hanya memiliki uang dan bisnis untuk hidupku. Vero, apa Amila tak menyukai pria asing?" tanya Louis.
Veronica mengangguk. "Aku pernah bertanya padanya, dan jawabannya seperti itu. Ia lebih suka pria lokal. Jadi ubahlah pendiriannya."
"Aku akan menjadi warga negara Indonesia jika ia mau menikah denganku sama sepertimu Vero. Aku juga menyukai negara yang ramah ini."
"Bukan masalah itu, walaupun kau pindah kewarganegaraan, kau tetap saja pria dari Inggris. Kau bukan lokal tuan, kau asing baginya."
"Sialan." umpat Louis. "Bagaimana caraku mengubah pendirian wanita itu, ia mirip sekali seperti suamimu sangat keras kepala."
"Aku mendengar semuanya Louis, kau benar benar ingin aku tendang dari negara ini." sahut Kevin.
"Sayang, kau sudah pulang." ujar Veronica menghampiri suaminya.
"Kalian serius sekali sampai tak mendengar aku pulang." jawab Kevin. "Apakah pria ini masih terus merengek kepadamu?" ejeknya.
Veronica tersenyum.
"Sudah aku katakan padamu, berhentilah mengejar adikku Louis." ujar Kevin.
"Tidak akan, walaupun kau mau membunuhku. Aku akan tetap berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan Amila." jawab Louis.
"Dasar keras kepala, kau sudah setengah tahun mondar mandir Inggris - Indonesia. Dan lihatlah, bahkan adikku sama sekali tak mau menemuimu." ejek Kevin.
"Hentikan sayang, kau membuatnya semakin pesimis." kata Veronica.
"Siapa bilang, aku masih optimis." jawab Louis.
Kevin dan Veronica akhirnya tertawa. Awalnya Kevin memang menolaknya dengan keras, tapi bujukan Veronica yang hampir tiap hari didengarnya, sedikit demi sedikit bisa meluluhkan hati Kevin.
"Louis, aku titip Nathan sebentar. Aku ingin mengurus bayi besarku." pinta Veronica.
"Ya Tuhan Vero, kau membuatku mual saja." jawab Louis.
Veronica kembali tertawa lalu menarik Kevin menuju kamar mereka.
"Apa kau ingin mandi sayang?" tanya Veronica.
Kevin mendekap tubuh Veronica dari belakang. "Aku menginginkanmu."
"Hentikan sayang, ada Louis."
"Mengapa pria itu terus datang kemari Vero, apa kau tak tahu aku masih cemburu." kata Kevin.
"Jangan bodoh tuan Pranadja, apa kau tak melihat seberapa gigihnya ia mengejar Amila. Apa itu masih belum membuktikan perasaannya?"
"Ia tetap seorang pria sayang."
"Ia hanya ingin menemui putra kita, ia sangat menyayanginya."
"Baiklah, aku selalu kalah berdebat denganmu. Apa mami papi tidak kemari hari ini?" tanya Kevin.
"Sepertinya hari ini tidak, mereka sudah seharian disini kemarin. Setelah usia Nathan tiga bulan, mereka harus merelakan cucunya kembali ke rumah. Dan sebenarnya aku tidak tega melihat mereka terus mengunjungi cucu mereka." jawab Veronica.
"Kita tidak bisa terus merepotkan mereka sayang."
"Apa bedanya dengan mereka terus kemari."
Kevin terkekeh. "Baiklah, aku mandi sekarang. Ajaklah Louis makan malam bersama kita."
"Siap tuan." jawab Veronica.
Kevin menarik wajah istrinya lalu mencium bibirnya. "Aku mencintaimu nyonya."
"Tentu saja aku juga mencintaimu." jawab Veronica.
Kevin melepaskan istrinya lalu bergegas ke kamar mandi. Veronica keluar lagi dari kamarnya lalu menemui Louis.
"Louis, suamiku ingin kau makan malam bersama kami." ujar Veronica.
"Maaf Vero, aku memiliki rencana lain malam ini. Lain kali saja."
"Apa yang kau rencanakan tuan?" tanya Veronica penasaran.
"Aku akan menjemput Amila di hotel Kurnia, kali ini aku harap ia tidak akan menolakku." jawab Louis.
"Ya ampun, baiklah... Selamat berjuang tuan Louis." goda Veronica. "Tapi jam berapa kau akan pulang?" tanyanya.
"Apa kau masih membutuhkan aku untuk menjaga pangeran kecil ini?"
Veronica mengangguk sambil tersenyum.
"Tenang saja, aku bisa menjaganya selama satu jam kedepan. Jika kau ingin menjadi chef untuk suamimu, silahkan nyonya."
"Kau benar benar pengertian, terima kasih Louis. Jika kau ingin membawanya jalan jalan ke taman silahkan, sepertinya cuaca masih cerah."
"Bolehkah?" tanya Louis senang.
"Tentu saja, Nathan pasti akan senang." jawab Veronica.
Dengan senangnya Louis mengangkat tubuh gembul Nathan. Ia meletakkan tubuh bayi itu ke kereta bayi, lalu tanpa mengatakan apapun pada Veronica, Louis mendorong kereta bayinya menuju taman rumahnya. Veronica hanya bisa tersenyum melihat sikapnya.
"Kau benar benar pria yang baik Louis, tapi aku tak bisa membantumu soal perasaan Amila. Sesuatu yang dipaksakan akan tidak baik. Aku hanya bisa berdoa agar Tuhan membukakan pintu hati Amila dan mau menerima pria baik sepertimu." pikir Veronica.
Veronica pun bergegas menuju dapurnya, walaupun ia memiliki pelayan. Tapi sebagai seorang chef, ia selalu menyiapkan makan makanan untuk suaminya sendiri. Apalagi Kevin sangat menyukai masakannya. Ia lebih senang melakukannya sendiri tanpa bantuan pelayan. Jika tidak ada Louis, biasanya Kevin yang menjaga putranya sendiri.
Setelah umur Nathan 6 bulan, putra kecil mereka tak lagi rewel seperti saat masih bayi sekali. Nathan justru lebih sering terkekeh untuk menggoda orang tuanya.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
Ilustrasi Louis 👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
lanjut ke sini 🤭
sini sama aku saja lah kalau amila tak mau 😂
2022-10-23
0
resia
mampir
2021-09-27
1
mars🌾💦
lebih ganteng Luis... dari pada kevin
2021-09-23
2