BAB 2

Amila Pranadja sangat sibuk di hotel Kurnia. Di usianya yang masih muda, ia harus mengemban bisnis hotel keluarganya. Sebagai General Manager, ia harus menangani hotel mulai dari urusan kecil sampai urusan yang besar.

Karena kesibukan itu pula, ia sama sekali tak pernah memikirkan tentang pasangan apalagi harus segera menikah. Bahkan terkadang ibu dan ayahnya selalu mengenalkan putra dari kolega bisnis mereka. Tapi namanya juga Amila, ada saja alasan untuk menolak melakukan kencan buta hingga membuat Amora khawatir.

Pernikahan kakak pertamanya membuatnya bahagia sekaligus gangguan baru untuknya. Seorang pria asal Inggris yang menjadi pengiring pengantin sekaligus teman dari kakak iparnya terus mengejarnya. Bahkan pria bernama Louis itu berinvestasi pada bisnis hotel keluarganya.

Sudah 6 bulan berlalu, kehadiran Louis terus mengganggunya. Pria terus menemuinya walaupun ia seringkali menolak untuk menemui pria itu.

"Nona, apa anda mau makan malam disini atau di restoran?" tanya sekertaris Amila bernama Fani.

Karena Amila masih sangat muda, semua karyawan memanggilnya dengan nona bukan ibu.

"Aku akan pulang Fani, apakah masih ada pekerjaan untukku malam ini?" tanya Amila.

Fani menggelengkan kepalanya. "Tidak ada jadwal untuk nona malam ini."

"Baiklah, setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, aku akan pulang saja. Oh ya, bagaimana dengan restoran Kurnia akhir akhir ini?" tanya Amila.

"HRD masih mencari chef yang cocok nona." jawab Fani.

"Sayang sekali tak ada chef yang pintar seperti ibu dan kakak iparku. Kau boleh keluar sekarang." perintah Amila.

Fani menganggukkan kepalanya lalu pamit keluar dari kantor Amila. Amila kembali sibuk dengan laptopnya. Beberapa menit kemudian, ia meregangkan tubuhnya.

"Akhirnya selesai juga." gumam Amila.

Ia menutup laptopnya, membereskan mejanya lalu mengambil tas dan keluar dari kantornya.

"Fani, aku pulang duluan. Jika pekerjaanmu sudah selesai, kau bisa pulang." ujar Amila.

"Baik nona, hati hati." jawab Fani.

Amila tersenyum. "Terima kasih Fani." lalu meninggalkan Fani.

Ia menuju pintu lift untuk turun menuju basement tempat memarkirkan mobilnya. Saat sampai di parkiran, ia terkejut. Lagi lagi pria bertubuh tinggi itu ada disana menunggunya.

"Ya Tuhan, apalagi yang ia inginkan." gumam Amila.

Louis menyadari kedatangan Amila, dengan wajah tampan itu ia tersenyum pada Amila.

"Hai cantik, apa kau sudah selesai bekerja?" tanya Louis.

"Tentu saja, apa kau tak melihat aku ingin pulang." jawab Amila.

"Oh ayolah Amila, apa salahku ingin berteman denganmu? Mengapa kau selalu kasar padaku?"

"Tuan Louis, usia kita sangat berbeda jauh. Tidak sepantasnya kita berteman. Dan kau datang ke Indonesia untuk bekerja dengan kakakku kan, tapi mengapa kau terus menggangguku."

"Kasar sekali, tapi aku suka." gumam Louis.

"Apa yang kau gumamkan?" tanya Amila.

"Tidak ada. Ami... berikan waktumu malam ini, please." pinta Louis sambil memohon.

Amila menatap wajahnya, ia sebenarnya tidak tega melihat pria itu yang terus mengejarnya. Tapi ia benar benar tak menyukai pria asing.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Amila.

"Dinner...Aku ingin mengajakmu makan malam ini, please."

Amila menghela nafasnya. "Baiklah aku akan mengikuti keinginanmu, anggap saja sebagai makan malam terakhir. Dan kau harus ingat, aku hanya menghormatimu sebagai teman dari kak Vero."

"Terserah padamu, setidaknya kau mau pergi bersamaku." jawab Louis. "Kau tidak berniat pergi bersamaku dengan kendaraan yang berbeda kan?" tanyanya.

"Niatku sih seperti itu. Tapi ya sudahlah, aku akan ikut dengan mobilmu." jawab Amila.

Louis kembali tersenyum, ia membawa Amila menuju mobilnya. Lalu membukakan pintu penumpang untuk wanita itu.

"Ini mobil yang baru aku beli seminggu yang lalu, bagaimana menurutmu?" tanya Louis.

"Tetap saja sebuah mobil, apa bedanya." jawab Amila datar.

Louis sama sekali tak bisa berbasa basi, ia menutup pintu penumpang itu, lalu berlari kecil menuju pintu kemudi. Ia masuk seraya menyalakan mobilnya. Louis keluar dari parkiran menuju restoran yang memang sudah ia pesan sebelumnya.

Terlalu hening didalam mobil membuat Louis salah tingkah. Ia pura pura terbatuk berkali kali, tapi tetap saja Amila bergeming di tempat duduknya.

"Apa kau mau makan di restoran yang kau inginkan?" tanya Louis memecahkan keheningan dan berbasa-basi.

"Tidak." jawab Amila datar lalu memalingkan wajahnya lagi keluar jendela.

"Baiklah, aku akan membawamu ke restoran pilihanku saja."

"Terserah padamu saja." jawab Amila lagi.

Louis mengusap rambutnya. "Ya Tuhan, sulit sekali berbicara dengan wanita cantik ini. Ia sangat keras kepala dan tetap pada pendiriannya." pikir Louis.

Keduanya sampai juga di sebuah restoran mahal disana. Louis memarkirkan mobilnya lalu segera turun dan berlari kecil lagi untuk membukakan pintu mobil Amila.

"Tidak apa apa kan kita makan disini?" tanya Louis.

"Pilihanmu cukup lumayan." jawab Amila.

Louis tersenyum lalu membawa Amila masuk ke dalam restoran. Pelayan restoran itu membawa mereka ke meja yang sudah di pesan Louis.

"Sepertinya kau sudah merencanakan semua ini, setahuku restoran ini tidak bisa dimasuki jika belum dipesan sebelumnya." kata Amila seraya duduk disana.

"Sulit sekali membohongi wanita yang pintar berbisnis sepertimu. Benar aku sudah memesan meja ini untuk kita makan."

"Jadi untuk apa kau masih bertanya soal restoran padaku."

"Jika kau memiliki rekomendasi restoran, aku bisa membatalkannya. Aku akan mengikuti keinginanmu." jawab Louis.

"Ciiiih terlalu naif." kata Amila.

Pelayan restoran datang menemui mereka dan memberikan buku menunya.

"Apa kau memiliki alergi jamur seperti ayah dan kakakmu?" tanya Louis.

"Tidak, aku baik baik saja dengan makanan apapun." jawab Amila.

"Kalau begitu pesanlah makanan yang kau suka."

Amila mengangguk lalu mulai memesan makanannya. "Bagaimana denganmu?" tanyanya.

"Aku memesan makanan yang sama dengannya." ujar Louis pada pelayan itu.

"Baik, tuan nona ditunggu pesanannya." jawab pelayan itu.

"Terima kasih." jawab Louis.

Amila terus menatap Louis.

"Apa ada yang aneh dengan wajahku?" tanya Louis.

"Mengapa kau tak memesan makanan kesukaanmu?" tanya Amila.

Louis terkekeh. "Jadi daritadi kau menatapku hanya karena masalah makanan. Ya ampun Ami, apapun yang kau sukai, aku bisa menyukainya."

"Ckckck...jiwa buaya darat mulai keluar."

"Buaya darat? Apa itu?" tanya Louis karena memang tak tahu.

Amila akhirnya tertawa membuat jantung Louis berdebar semakin tak terkendali.

"Mengapa Tuhan terlalu baik menciptakan wanita secantik dirimu Ami."

"Hentikan gombalanmu Louis, aku sama sekali tidak tertarik."

"Mengapa aku semakin tak memahami ucapanmu?" tanya Louis.

"Banyaklah belajar bahasa Indonesia, lama kelamaan kau akan mengerti ucapan ucapanku."

"Aku sudah mulai pintar berbahasa. Aku sudah lama bolak balik Inggris - Indonesia setidaknya hampir satu tahun." jawab Louis.

Pelayan mengantarkan makanan mereka dan meletakkannya di meja.

"Terima kasih kau mau makan denganku Ami." ujar Louis.

"Tidak ada lain kali tuan, kita tidak sedekat itu." jawab Amila.

Louis menyerah dengan cara seperti ini jadi ia menyetujui permintaan Amila.

"Baiklah, ini makan malam pertama dan terakhir kita. Aku tak akan mengganggumu lagi." jawab Louis.

"Mengapa ia benar benar menyerah, apa sikapku sungguh keterlaluan? Mendengar ia tidak akan menggangguku, mengapa aku merasa tak rela." pikir Amila.

"Selamat makan nona Ami." ujar Louis.

Suaranya begitu dingin hingga membuat Amila bergidik, sepertinya Louis benar benar marah padanya.

"Louis..."

"Kita sedang makan, bukankah keluargamu melarangmu berbicara saat sedang makan." potong Louis.

Seketika Amila terdiam dan melanjutkan makan malamnya. Sampai selesai pun tak ada kata yang diucapkan Louis. Pria itu justru memanggil pelayan dan membayar bon nya.

"Malam semakin larut, aku akan mengantarmu pulang Ami. Jangan khawatir, ini juga yang terakhir kali." kata Louis.

"Louis, apa kau sedang marah padaku?" tanya Amila.

*****

Apa yang direncanakan Louis sesungguhnya? Tunggu kelanjutannya...

Happy Reading All...😘😘😘

Ilustrasi Amila Pranadja 👇👇👇

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

nah kan Ami,,, merasa kehilangan kan 😆 makanya jangan judes" nanti kamu akan menyesal jika dia telah pergi

2022-10-23

0

resia

resia

mantul bngt vsl nya thor 👍

2021-09-27

1

𒁍﷽⃟handoko ᶳᵏˢ𖤍💫

𒁍﷽⃟handoko ᶳᵏˢ𖤍💫

next lanjut

2021-09-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!