Setelah menemui sahabatnya, Louis mampir ke sebuah toko penjualan ponsel karena ia sudah berjanji pada kekasihnya untuk membelikan hadiah pertamanya. Ia memilih ponsel model terbaru dengan harga yang fantastis. Louis pun bergegas menuju hotel Kurnia kembali setelah ia membeli ponsel itu.
Saat setengah perjalanan, ponselnya berdering. Janet menghubunginya lagi. Louis mengabaikan panggilan itu. Tapi lagi lagi wanita itu menghubunginya membuatnya merasa terganggu. Dengan helaan nafas panjang, ia pun menepikan mobilnya dan mengangkatnya.
"Mau apalagi Jan?" tanya Louis.
"Kau kasar sekali tuan, bukankah aku sudah membantumu." jawab Janet.
"Aku tahu kau sudah membantuku, tapi semua itu tidak gratis. Bukankah aku sudah membayarmu bahkan dengan bonus. Urusan kita tentu saja sudah selesai."
"Menurut peraturan orang Indonesia, jika kita bekerja sama walaupun dengan bayaran besar. Maka kau harus mengucapkan terima kasih secara langsung. Itulah yang seharusnya kau lakukan."
"Baiklah, jika itu akan membuatmu tenang. Aku akan menemuimu, kau ingin aku kemana?" tanya Louis.
"Datanglah ke rumahku, aku akan mentraktirmu makan dengan masakanku sendiri. Kebetulan aku sekarang sedang sendirian." pinta Janet.
"Aku yang akan menentukan lokasinya, kita bertemu di sebuah restoran dekat rumahmu saja. Tak baik seorang pria mengunjungi wanita yang sedang sendirian di rumahnya." kata Louis.
"Oh ayolah, aku tak berniat melakukan apapun padamu. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku karena bonus yang kau kirimkan. Aku wanita baik baik, aku tak akan merayu pria yang sudah memiliki kekasih." rayu Janet.
Louis berpikir dengan keras, ia takut Amila salah paham. Tapi ia juga harus segera menyelesaikan semua ini dengan wanita bayaran itu.
"Baiklah aku akan kesana, kau jemput saja di gang itu. Aku tak tahu tepatnya rumahmu, kemungkinan satu jam lagi aku akan sampai disana." jawab Louis seraya menutup ponselnya tanpa menunggu jawaban Janet.
Louis mencari cari nomor telepon hotel Kurnia, tentu saja resepsionis yang mengangkatnya.
"Selamat siang, dengan hotel Kurnia, ada yang bisa kami bantu." sahut seorang wanita dari balik telepon itu.
"Bisakah sambungkan ke bagian manager eksekutif. Aku ingin berbicara dengan nona Amila Pranadja." jawab Louis.
"Dengan siapa saya berbicara?"
"Louis Vuitton."
"Mohon ditunggu sebentar..." jawab wanita itu seraya berbunyi nada tunggu.
Cukup lama Louis menunggu lalu kembali tersambung.
"Ami..."
"Maaf tuan Louis sepertinya nona Amila sedang ada meeting. Ada pesan yang harus disampaikan?"
"Oh... tidak perlu, terima kasih." jawab Louis lalu menutup ponselnya lagi.
"Seharusnya sebelum aku mengantarkannya ke hotel, kami mampir dulu ke toko ponsel. Jika seperti ini, aku sangat sulit menghubunginya." pikir Louis.
Ia menyalakan mobilnya lalu memutar balik menuju rumah Janet. Louis melewati sebuah toko bunga sebelum ia sampai di rumah Janet, ia pun menepikan mobilnya disana dan masuk ke toko bunga itu. Louis menatap beberapa bunga yang cantik itu.
"I can help you mr.? Who are you looking for flowers for, maybe i can recommended." tanya pelayan toko bunga.
Louis tersenyum. "Adakah bunga paling cantik disini, aku ingin mengirimkannya pada kekasihku. Apa disini juga bisa melakukan jasa pengiriman?" tanyanya.
"Ternyata anda bisa berbahasa Indonesia. Tentu saja tuan, tunggu sebentar." ujar pelayan itu.
Beberapa menit kemudian pelayan tersebut memberikan rangkaian bunga cantik pada Louis. "Ini yang terbaik dari toko ini untuk kekasih anda."
Louis menatap bunga itu lalu kembali tersenyum. "Bisakah aku meminta kertas note?"
"Tentu saja, ini." sahut pelayan.
Louis menuliskan kata kata cinta di dalam note itu lalu memberikannya pada pelayan. "Apa kau tahu hotel Kurnia? Aku ingin bunga ini sampai disana untuk Amila Pranadja. Dan aku juga menitip barang, tapi apa aku bisa percaya pada kalian?" tanyanya.
"Insya Allah amanah tuan."
"Am...nah...?" tanya Louis tak paham.
"Maaf, maksudku kami bisa dipercaya." jawab pelayan.
"Baiklah, sebentar." kata Louis seraya keluar dari toko bunga itu dan mengambil bag ponselnya. Ia kembali lagi masuk ke toko bunga.
"Ini sebuah barang mahal untuk kekasihku, aku ingin benar benar sampai ke tangannya tanpa rusak beserta bunganya. Dan ini bayarannya..." kata Louis seraya mengeluarkan uang setidaknya dua juta rupiah dari dompetnya.
Pelayan itu mengambil bag nya dan menghitung uangnya. "Maaf tuan, bunganya hanya lima ratus ribu dan biaya pengiriman..."
"Ambil saja sisanya, tolong bantu aku, terima kasih." potong Louis.
"Baiklah, terima kasih banyak. Pasti akan sampai ke tujuan dengan aman." jawab pelayan itu lagi.
Louis hanya mengangguk lalu meninggalkan toko bunga itu seraya melanjutkan perjalanannya. Setidaknya ponsel itu harus sampai ke tangan Amila agar ia bisa menghubunginya.
*****
Amila sangat bersemangat saat melakukan meeting, ia dalam suasana hati yang baik setelah ia akhirnya berkencan dengan Louis. Setelah meeting selesai, ia bersama Fani segera kembali ke kantornya.
"Apa kau sudah mencatat semuanya?" tanya Amila pada Fani.
"Tentu nona, tadi HRD mengatakan sudah menemukan chef untuk restoran kita. Apa nona ingin memakan masakannya, ia mulai bekerja hari ini." kata Fani.
"Pria atau wanita?" tanya Amila.
"Seorang wanita nona, namanya chef Anya. Ia lulusan dari Paris."
"Seperti mami Amora rupanya. Baiklah, kita akan ke restoran nanti siang untuk mencicipi masakannya, aku harap ia chef yang pintar."
" HRD mengatakan ini pilihan yang terbaik." jawab Fani.
"Apa ada yang lain?" tanya Amila.
"Ini berkas yang harus ditandatangani." jawab Fani seraya menyodorkan berkasnya.
Amila mengangguk lalu memeriksa berkasnya lalu menandatanganinya.
Tok.Tok.Tok...
"Permisi nona." seorang resepsionis datang ke kantornya.
"Masuk, ada apa?" ujar Amila.
Wanita itu masuk dan membawa buket bunga yang sangat cantik dan juga sebuah bag yang bertuliskan merk ponsel terkenal. "Ada kiriman bunga dan hadiah untuk anda nona."
Amila tersenyum, karena ia sudah tahu siapa pengirimnya setelah melihat bag itu. "Siapa pengirimnya?" tanya Amila berbasa-basi.
Widi menggeleng. "Ada surat di dalamnya nona."
"Baiklah, terima kasih." kata Amila seraya menerima bunga dan bagnya.
"Ehem...apa nona sudah memiliki pacar?" tanya Fani.
"Jangan kepo, sudah sana kerja lagi." jawab Amila.
"Baik nona." jawab Fani seraya keluar dari ruangan dan menutup pintu kantornya.
Amila menatap bunga itu lalu menciumnya. "Harum sekali." gumamnya.
Ia pun mengambil suratnya seraya tersenyum.
Untuk kekasihku yang sangat cantik. Segera aktifkan ponselnya lalu hubungi aku. Aku mencintaimu.
...Louis,,,...
"Ya Tuhan, kau malah mengirim bunga padaku dan benar benar memberiku hadiah ponsel." gumam Amila.
Amila segera membuka bagnya dan menghela nafasnya. "Aku tak perlu ponsel semahal ini Louis." gumamnya.
Ia mengambil sim card dari dalam tasnya lalu memasangkan pada ponselnya. Ia pun segera mengaktifkan ponselnya. Ia cepat cepat menghubungi Louis.
"Apa yang kau lakukan Louis, mengapa kau memberiku bunga dan ponsel mahal ini?" tanya Amila.
"Syukurlah sudah sampai ditanganmu sayang. Aku melewati toko bunga lalu melihat bunga itu sangat cantik sama dengan wajahmu. Jadi tanpa pikir panjang aku langsung membelinya untukmu. Dan untuk ponsel, itu adalah hadiah pertama dariku seperti yang sudah aku janjikan." jawab Louis.
Amila tertawa. "Ini terlalu mahal, aku tak membutuhkan ponsel seperti ini."
"Lupakan harganya, kau lebih berharga dari barang apapun. Bagaimana aku bisa memberikan hadiah yang tak sesuai denganmu sayang?"
"Kau mulai merayuku tuan. Apa yang sedang kau lakukan sekarang?" tanya Amila.
"Maaf aku lama, ini makanan buatanku sendiri. Kau pasti menyukainya, terima kasih kau mau berkunjung kemari." suara Janet.
"Kau sedang bersama wanita itu?" bentak Amila.
"Dengarkan penjelasanku Ami, aku berada di rumah Janet untuk mengucapkan terima kasih atas sandiwara itu." jawab Louis.
"Apa harus mengunjungi rumahnya, kalian bisa bertemu di luar kan?" Amila terbakar api cemburu.
"Maaf sayang...Tapi..."
Seketika Amila menutup ponselnya. Ia benar benar terbakar api cemburu, ia membayangkan bagaimana jika Louis dan wanita itu melakukan hal yang tak bisa ia bayangkan sama sekali. Mood yang sedang baik berubah menjadi buruk seketika.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
semoga setelah ini Louis langsung pamit pulang karena tau amila kesel. biar rencana ulet keket gagal deh.
2022-10-23
0
𒁍﷽⃟handoko ᶳᵏˢ𖤍💫
uhuuukkk uhukkk
2021-09-13
2
CebReT SeMeDi
janet minta dijambak
2021-07-01
2