BAB 8

Louis terus berbincang bincang dengan keluarga Pranadja, ia juga meminta Nathan dari tangan Amora. Melihat kelembutan Louis pada Nathan membuat Amora dan Dion semakin mengangumi sosoknya. Ia berharap Amila mau bersama Louis karena pria itu penuh kasih sayang, mereka yakin Amila bisa hidup bahagia bersama Louis.

"Louis, kau pasti lelah menggendong Nathan. Sini biar aku saja." ujar Veronica.

"Tidak apa apa Vero, aku senang menggendongnya. Bagaimana kabar Amila?" tanyanya.

"Amila tertidur, sepertinya ia benar benar marah padamu. Louis, apa tidak terlalu agresif wanita yang kau sewa. Aku rasa ada yang aneh padanya. Bahkan ia terus menatapmu sekarang." kata Veronica.

"Biarkan saja, ia hanya wanita sewaan. Seharusnya ia tak menggangguku lebih dari perannya. Tapi kemarahan Amila karena ucapan wanita itu atau karena ia memiliki perasaan untukku?" tanya Louis.

Veronica terkekeh. "Aku belum bisa memastikannya. Tapi sepertinya wanita itu lidahnya memang tajam. Bisa jadi Amila merasa terganggu dan terhina. Walaupun Amila masih sangat muda, tapi ia lebih dewasa dari usianya."

"Aku juga ikut bersalah dalam hal itu karena aku mengatakan Amila adalah gadis kecil." jawab Louis.

"Kau tenanglah, kau harus yakin dengan permainanmu sendiri. Ini demi mengetahui perasaan Amila padamu. Tapi darimana kau mendapatkan wanita itu?" tanya Veronica.

"Aku lupa menceritakannya padamu, sebulan yang lalu sebelum aku kembali ke Inggris, aku dihubungi teman kuliahku yang berasal dari Indonesia. Aku juga terkejut saat menerima surelnya. Ternyata ia mendapatkan alamat emailku dari foto perpisahan kami saat kuliah. Hari itu juga kita bertemu dan banyak berbicara, dan wanita yang aku bawa sekarang ini adalah teman dari mereka." jawab Louis.

"Jadi kau akhirnya punya teman disini selain kami. Syukurlah Louis dan seharusnya wanita itu bisa dipercaya, siapa tadi namanya aku lupa."

"Janet."

"Oh ya Janet. Jaga dirimu, jangan sampai tergoda dengan wanita seksi itu." pesan Veronica.

"Kau tahu aku tak mudah menyukai wanita, dan prioritas utamaku tentu saja Amila. Mana mungkin aku bisa tergoda wanita lain." kata Louis.

"Semoga saja ucapanmu bisa dipercaya Louis, jika kau sampai menyakiti adikku, aku bersumpah akan membunuhmu." kata Kevin bergabung dengan mereka.

"Kau selalu membuat orang lain takut sayang." kata Veronica.

"Aku hanya berjaga-jaga saja, Amila adalah adik kandungku." jawab Kevin.

"Bagaimana aku bisa menyakitinya Kevin, aku melakukan ini hanya karena ingin ia cemburu. Aku ingin ia menatapku yang selama ini selalu ditolak." kata Louis.

"Adikku tak menyukai pria asing dan ia sangat sulit jatuh cinta. Seharusnya usahamu bukan seperti ini. Aku memiliki firasat buruk soal wanita itu, bagaimana wanita bisa mengedipkan matanya pada pria yang baru saja ia temui. Menjijikkan sekali." ujar Kevin.

"Mengedipkan mata?" ujar keduanya terkejut.

Kevin tertawa. "Lupakan saja, mungkin hanya perasaanku."

"Apa kau tertarik?" tanya Veronica cemburu.

Kevin mengecup keningnya. "Aku bilang menjijikkan, bagaimana aku bisa tertarik padanya. Kau lah bidadari hatiku Vero."

"Ciiiih... kalianlah yang menjijikkan." ejek Louis membuat keduanya tertawa.

"Tapi aku serius Louis, aku memang belum bisa mendukungmu sepenuhnya untuk bersama adikku. Aku masih ingin melihat kesungguhan hatimu padanya. Tapi aku tetap ingin kau berhati hati dengan wanita yang kau bawa ini. Jangan sampai kau terjebak dalam permainanmu sendiri." kata Kevin lagi.

"Terima kasih kau sudah mengingatkannya. Aku akan berhati hati, kalian tenang saja."

"Kau temani wanita itu Louis, walaupun kau membayarnya, tapi kau tak bisa mengabaikannya disini." kata Veronica.

Louis menghela nafasnya, ia menatap Janet yang mulai kesal karena sendirian. "Sebenarnya aku malas, tapi aku harus bertanggung jawab. Lebih baik aku mengantarnya pulang sekarang, aku pamit sekalian pada kalian. Kabari aku soal Amila Vero." ujarnya seraya menyerahkan Nathan pada Veronica.

"Baiklah, kau hati hati. Aku akan menghubungimu lagi." jawab Veronica.

"Benar, lebih baik kau antar wanita itu pulang." sahut Kevin.

Louis mengangguk, ia berpamitan pada Amora dan Dion juga lalu menghampiri Janet.

*****

"Maaf Janet, aku rasa sudah cukup hari ini. Aku akan mengantarmu pulang." kata Louis setelah mendekati wanita itu.

"Tidak seru tuan Louis, aku bahkan belum melihat wanita yang kau sukai itu lagi." jawab Janet.

"Kurasa Amila benar benar mabuk, ia tertidur. Jadi tak ada gunanya lagi kita disini. Aku akan menghubungimu kembali setelah mengantarkanmu pulang."

"Bolehkah aku berpamitan pada mereka? Keluarga ini benar benar kaya dan semuanya sangat tampan persis seperti profil yang sering muncul di majalah." pinta Janet.

"Tidak perlu, aku sudah berpamitan. Ayo..." ajak Louis.

Janet merasa kesal, tapi ia tak bisa membantah karena ia wanita yang sudah dibayar mahal untuk peran ini. Ia pun mengikuti Louis keluar dari rumah mewah itu. Sesampainya di dalam mobil Louis, Janet terus menatap pria Inggris itu. Ia menurunkan gaunnya sedikit agar kedua payudaranya lebih menonjol keluar.

Louis menghela nafasnya, ia tahu Janet sedang menggodanya. Ia mengambil jasnya yang ada di kursi belakang dan memberikannya pada Janet.

"Pakailah jas ku, aku tak ingin kau sakit karena aku masih membutuhkanmu untuk sandiwara ini." kata Louis.

Janet cemberut dan segera mengambil jasnya lalu memakainya. "Sialan..." umpatnya dalam hati.

Louis menyalakan mobilnya, lalu membawa Janet pulang. Sepanjang perjalanan, Louis tak sama sekali menatap Janet. Ia sangat fokus pada jalan raya.

"Tuan Louis, apa aku boleh main ke rumahmu?" tanya Janet.

"Tidak." jawab Louis datar.

"Sombong sekali." gumam Janet.

"Aku mengerti bahasa Indonesia Jan, bukannya aku sombong tapi kita tak cukup dekat untuk saling mengetahui tempat tinggal kita." ujar Louis. "Dan aku tak pernah sekalipun menerima wanita di rumahku, karena aku hanya ingin membawa Amila kesana." sambungnya.

"Apa yang kau sukai dari wanita itu? Mengapa kau berani membayar wanita lain untuk membuatnya cemburu. Kau tampan, kau bisa mendapatkan wanita yang lebih darinya." tanya Janet.

"Bukan urusanmu, kau tak perlu mengetahuinya sampai sedalam itu. Seingatku Margaret mengatakan kau adalah wanita yang bisa diandalkan dalam peran ini, tapi mengapa kau semakin ikut campur lebih dalam dengan urusanku. Jan, aku hanya ingin kau menjadi pasangan palsu di depan Amila, selebihnya kau bisa diam tanpa harus tahu urusanku." jawab Louis.

Seketika Janet terdiam tapi ia terus mengumpat dalam hatinya.

"Kau bisa menolakku saat ini, aku akan berusaha menggodamu. Karena aku lebih seksi dari wanita yang kau sukai itu. Wanita itu memang cantik karena keturunan keluarga kaya Pranadja, tapi bodi nya mirip sekali papan penggilas pakaian. Seingatku pria asing akan tertarik pada wanita yang sepertiku. Kau mampu membayarku seratus juta, bahkan akan memberiku bonus jika berhasil. Kau pasti memang pria kaya sama seperti keluarga Pranadja." pikir Janet.

Setelah satu jam perjalanan, Louis pun berhenti tepat di gang sempit. Janet membuka sit belt nya karena ia sudah sampai menuju rumahnya.

"Apa kau tak ingin mampir ke rumahku?" tanya Janet. "Aku tinggal sendirian, jadi kau bisa bebas datang." sambungnya.

"Terima kasih untuk hari ini Janet, keluarlah dari mobilku. Aku akan menghubungimu jika aku memerlukannya." jawab Louis.

Dengan kesal Janet keluar dari mobilnya. Ia menutup pintu mobil itu dengan keras tapi tak diduga Louis justru menancap gas dan meninggalkannya begitu saja. Tapi Janet tersenyum setelah menyadari jas pria itu masih ia pakai sekarang.

*****

Tunggu Crazy Up...

Happy Reading All...😘😘😘

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

Janet aku pantau lho, jangan Macem" y

2022-10-23

0

bundA&M

bundA&M

harus super hati²

2021-06-26

3

🍭ͪ ͩιȥȥα🏹𝕸у💞

🍭ͪ ͩιȥȥα🏹𝕸у💞

hati2 louis

2021-06-03

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!