Louis terus menghubungi Amila, tapi kekasihnya sama sekali tak mengangkat ponselnya.
"Aku sudah mengatakan padamu untuk diam, karena aku sedang menghubungi kekasihku. Aku belum mengatakannya jika aku menemuimu, tapi sekarang kau membuatnya salah paham." bentak Louis pada Janet.
"Aku minta maaf tuan Louis, aku pikir kau sudah selesai menghubunginya. Aku akan menjelaskannya pada kekasihmu." jawab Janet.
"Tak perlu, aku akan pulang sekarang. Kau ingin aku berterima kasih secara langsung kan. Baiklah Jan, terima kasih atas kerja samamu untuk membuat Amila cemburu, terima kasih kau telah membantuku." ujar Louis seraya meninggalkan Janet.
Janet melepaskan mangkuk berisi sup panas hingga terjatuh ke lantai. "Aw..." teriaknya.
Louis seketika menghentikan langkahnya lalu berbalik, ia melihat wanita itu sedang kesakitan di lantai. Louis segera menghampirinya.
"Apa yang terjadi, mengapa kau begitu ceroboh." kata Louis seraya membantu Janet.
"Tanganku tiba tiba kram, maaf." jawab Janet berpura pura.
"Kakimu terkena luka bakar, dimana kotak obat?" tanya Louis.
"Di laci atas sebelah kiri dapur." jawab Janet seraya meringis.
"Baiklah, kau tetaplah disini." kata Louis seraya meninggalkan Janet untuk mengambil kotak obat.
Janet tersenyum licik. "Ternyata kau pria sejati Louis, aku semakin ingin mendapatkanmu. Tak ada ruginya melukai diriku sendiri agar kau tetap di dekatku." pikirnya.
Janet membuka cardigan yang ia pakai hingga membuat tubuhnya terlihat sangat seksi dengan payudara yang terbuka dan menonjol. Ia sengaja memakai itu untuk menggoda Louis.
Louis kembali membawa kotak obat dan terkejut melihat penampilan Janet yang sangat terbuka itu. Ia memalingkan muka sebisa mungkin untuk menghindari godaan tubuh Janet.
"Mengapa kau melepas bajumu?" tanya Louis sambil membuka kotak obat itu dan berjongkok di depan Janet.
"Bajuku tersiram sup, jadi aku melepaskannya." jawab Janet. "Louis, biar aku saja." sambungnya seraya menunduk ke arah Louis sehingga payudara itu terlihat semakin jelas.
Louis memalingkan wajahnya, ia terlalu normal untuk melihat hal seperti itu. Adik kesayangannya seraya terbangun dari tidurnya. Untuk menghindari godaan yang akan merusak hubungannya dengan Amila, Louis pun berdiri.
"Baiklah jika kau bisa sendiri. Aku harus pulang sekarang." kata Louis.
"Terima kasih." jawab Janet seraya berdiri. "Aw..." kembali ia berteriak.
"Ya Tuhan, dimana keluargamu Jan?" tanya Louis, ia tak tega meninggalkan seorang wanita yang sedang terluka.
"Mereka sedang keluar kota." jawab Janet yang berhasil kembali.
"Aku akan membantumu masuk kamar." kata Louis seraya mengangkat tubuh Janet dan membawa kotak obat itu bersamaan. "Dimana kamarmu?" tanyanya lalu Janet menunjukkannya.
Louis membawa Janet ke kamarnya dan meletakkan tubuh wanita itu perlahan ke ranjangnya. Ia segera mengambil salep luka bakar dan memakaikannya pada kaki Janet.
"Beristirahatlah beberapa jam, kau akan membaik setelah itu. Dan pakailah bajumu sebelum kau masuk angin. Aku tidak bisa berlama-lama lagi, karena Amila sedang merajuk. Setelah ini, aku harap kita tak bertemu lagi Jan, anggap saja bantuanku hari ini sebagai balas jasa atas bantuanmu padaku." ujar Louis.
"Sialan, ia tak tergoda sama sekali. Baiklah, aku rasa ini sudah cukup untuk sekarang. Aku akan melepaskannya dan akan membuat rencana lain untuknya." pikir Janet.
"Louis...Tak bisakah kita berteman?" tanya Janet.
"Aku minta maaf, Amila bukan wanita yang bisa menerima wanita lain di sampingku sekalipun itu hanya teman. Janet, senang bertemu denganmu." Kata Louis seraya meninggalkan kamarnya.
Kali ini Louis tak perduli lagi walaupun wanita itu akan kesakitan, karena ia bisa melakukan kesalahan jika terus menatap tubuh Janet seperti itu. Louis pun meninggalkan rumah Janet untuk menemui Amila di hotelnya.
*****
Fani sangat terkejut melihat perubahan mood atasannya yang berubah menjadi buruk. Padahal sejak pagi, wanita itu terus tersenyum dan terlihat bahagia.
Mereka sedang berada di restoran hotel Kurnia untuk mencicipi masakan chef baru mereka. Tapi berkali kali, Amila tak menyentuh makanan yang dibawakan oleh pelayan restoran.
"Nona, bukankah kita kemari untuk mencicipi makanan chef baru restoran. Tapi sejak tadi anda hanya mengangguk tanpa memakannya sedikitpun dan menyuruh mereka terus mengganti dengan menu yang baru. Apa anda sedang tidak sehat?" tanya Fani.
"Benarkah, bukankah aku sudah mencicipinya?" tanya Amila.
Fani tersenyum. "Anda sejak tadi hanya memainkan alat makannya nona. Jika anda kurang sehat, kita lebih baik kembali."
"Aku baik baik saja, bawa kembali kemari makanannya." jawab Amila.
Fani meminta pelayan restoran untuk membawakan makanan yang tadi.
"Untuk pertama kalinya, nona Amila tidak profesional dalam bekerja. Apakah nona sedang ada masalah? Bukankah ia sedang bahagia, apalagi seseorang tadi mengirimnya bunga dan ponsel mahal. Apa tiba tiba mereka bertengkar? Aku yakin pria ini adalah pria asing yang selalu datang ke hotel ini, kalau tidak salah tuan Louis namanya." pikir Fani.
"Hei, Fani..." panggil Amila.
"Ah iya nona." jawab Fani.
"Apa yang sedang kau pikirkan? Aku sejak tadi menyuruhmu duduk bersamaku dan mencicipi semua makanan ini." ujar Amila.
"Tapi nona..."
"Jangan tapi tapi, kita sudah sering makan bersama. Duduklah..." perintah Amila lagi.
"Kita memang sering makan bersama, tapi biasanya anda bersama klien dan aku di meja yang lain. Bagaimana aku bisa duduk berdampingan dengan anda nona?" pikir Fani lagi.
"Mengapa kau masih ragu Fani, apa kau ingin aku menarikmu dengan paksa." ancam Amila.
Seketika Fani duduk disana membuat Amila terkekeh.
"Makan saja Fani dan rasakan itu. Aku tak mungkin memakan semuanya."
"Baik nona." jawab Fani.
Keduanya makan siang sekaligus mencicipi masakan chef baru mereka. Setelah selesai, Amila meminta mereka memanggil chef barunya. Fani segera memerintahkan titah dari atasannya. Tak lama seorang chef cantik menemui Amila.
"Selamat siang nona, perkenalkan namaku Anyalir. Anda bisa memanggilku chef Anya."
"Selamat datang di hotel Kurnia chef Anya, aku Amila Pranadja. Aku manager eksekutif sekaligus pemilik hotel ini." jawab Amila.
"Bagaimana dengan masakan yang aku buatkan nona, apakah sudah sesuai dengan selera anda?" tanya Anyalir.
"Seleraku tak begitu penting, aku ingin kau memuaskan tamu di hotel ini. Tapi makanan yang tadi semuanya enak. Aku ingin kau kedepannya bisa membuat restoran semakin ramai dengan adanya terobosan menu baru." jawab Amila.
"Tentu saja nona, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk bekerja lebih baik di restoran ini. Aku sangat mengidolakan ibu anda, chef Amora."
"Benarkah? Apa kau pernah bertemu dengannya?" tanya Amila.
Anyalir mengangguk. "Tapi sayangnya, aku tak berani menyapanya."
Amila tertawa. "Jika kau bisa bekerja dengan baik disini. Aku akan membawa idolamu untuk menemuimu." janjinya.
Seketika Anyalir terbelalak, wajahnya berseri-seri karena sangat senang dengan janji atasannya. "Baik nona, terima kasih."
"Baiklah, aku rasa sudah cukup perkenalannya. Kau boleh kembali sekarang. Aku juga akan kembali ke kantorku." ujar Amila.
"Tentu nona, sekali lagi terima kasih." jawab Anyalir.
Amila mengulurkan tangannya. "Selamat bekerja."
Anyalir menyambut tangan Amila dan kembali mengucapkan terima kasih. Namun Anyalir sangat terkejut saat merasakan kelembutan tangan Amila yang sangat mirip dengan tangan bayi.
"Ya Tuhan, tangan nona Amila sangat lembut. Aku pikir tak ada tangan selembut ini untuk wanita dewasa. Orang kaya memang sangatlah berbeda." pikir Anyalir.
"Chef Anya..." panggil Amila.
"Ah maaf nona." jawab Anyalir sambil melepaskan tangan Amila.
Amila tersenyum lalu meninggalkan restoran bersama Fani. Dan Fani ikut tersenyum, ia tahu apa yang dipikirkan chef Anya. Karena ia pun sangat mengangumi kelembutan tangan atasannya. Keduanya pun kembali ke kantor mereka.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
kayaknya ini chef Anya bakal jadi menantu amor deh. tebakan ku sih.. 🤭 jangan pernah temui Janet lagi Louis apa pun nanti alasannya y . cukup kali ini bikin kesel amila kalau tidak.. kamu bakal di uleg sama kevin
2022-10-23
0
Debbie Teguh
jodohnga kairo ud muncul
2022-01-21
0
𒁍﷽⃟handoko ᶳᵏˢ𖤍💫
gaskuen
2021-09-13
2