Seminggu kemudian...
Sehari sebelum pesta, Amila benar benar mendapatkan hadiah dari kekasihnya. Selain gaun pesta dan sepatu high heels ia juga mendapatkan satu set perhiasan mahal. Awalnya Amila menolak untuk menggunakannya, tapi Louis terus memohon padanya. Dan disinilah Amila menatap cermin, bagaimana gaun itu sangat pas di tubuhnya dan perhiasan yang sangat cocok di tubuhnya.
Amila begitu cantik menggunakan semua hadiah yang dikirimkan Louis. Ia keluar dari kamarnya dan menunggu kedatangan Louis di ruang keluarga.
Suara bel pintu berbunyi, bu Dede segera membukakan pintu dan mempersilahkan Louis masuk. Bu Dede segera menghampiri Amila.
"Tuan Louis sudah tiba non." ujar bu Dede.
"Baiklah, aku berangkat sekarang bu." jawab Amila seraya menghampiri kekasihnya di ruang tamu.
"Kita berangkat sekarang." ujar Amila.
Louis terbelalak saat melihat kekasihnya itu, ia terpukau dengan kecantikan Amila.
"Helo tuan Louis." panggil Amila lagi.
Louis membuyarkan lamunannya. "Ya Tuhan, kau sangat cantik Amila. Aku sampai tak bisa berkata apa apa. Kau benar benar cantik."
"Kau berlebihan, aku wanita tentu saja cantik." jawab Amila.
"Aku serius my darling..."
Amila terkekeh. "Ayo, nanti kita terlambat." ajaknya.
Louis memberikan lengannya pada Amila, seketika wanita itu menggamitnya. Keduanya keluar dari rumah menuju mobil Louis. Mereka berangkat ke pesta rumah baru Albert dan Margaret.
Sepanjang perjalanan, Louis tak henti hentinya menatap kekasihnya. Amila berubah menjadi canggung karena tatapan itu, wajahnya terus saja merona saat sesekali tatapan mereka saling bertemu.
"Aku bahkan tak bosan menatap wajahmu sayang." ujar Louis.
"Kau terus membuatku malu, hentikan tatapan itu." jawab Amila.
"Kenapa sayang? Aku kekasihmu, bukankah tak masalah aku menatap kekasihku sendiri."
"Kau lebih dari seratus kali menatap wajahku."
"Itu karena kau sangat cantik hari ini."
"Apa sebelumnya aku tak cantik?" tanya Amila.
"Bukan seperti itu, kali ini kau jauh lebih cantik sayang." jawab Louis.
Amila tersenyum. "Terima kasih untuk hadiahnya, walaupun sebenarnya tidak perlu. Aku memiliki banyak gaun dan perhiasan Louis."
"Aku tahu itu, tapi hadiah dariku sangat istimewa. Dan yang memakai lebih lebih istimewa."
"Ya Tuhan, kau benar benar pria perayu wanita. Aku harap kau tidak melakukannya pada wanita lain."
Louis tertawa. "Tidak lagi sayang, aku akui sebelum mengenal Veronica aku seperti itu. Percayalah, aku sudah berubah."
"Aku harap seperti itu." jawab Amila.
Keduanya akhirnya sampai di rumah Albert dan Margaret. Louis memarkirkan mobilnya di halaman rumah itu. Rumah yang terbilang cukup besar. Louis turun dari mobilnya lalu membuka pintu untuk Amila. Ia mengulurkan tangannya, seketika Amila menyambutnya.
Tak diduga, kedatangan mereka langsung disambut tuan rumah di depan pintu. Mereka melangkahkan kakinya bersama menuju pintu rumah.
"Welcome to my home friend." sambut Albert lalu memeluk Louis.
"Thank you Albert."
"Selamat datang tuan Louis." sahut Margaret.
"Louis saja." jawabnya. "Dan inilah wanita yang sangat sulit aku dapatkan sebelumnya." ujar Louis memperkenalkan Amila membuat wanita itu malu.
Keduanya menatap Amila lalu tersenyum.
"Tentu saja kau sulit, ini berlian mahal Louis." bisik Albert membuat Louis tertawa.
"Selamat datang nona muda Pranadja." sambut Albert seraya mengulurkan tangannya.
Amila menyambut tangan Albert, pria itu terkejut merasakan kelembutan tangan Amila. Amila melepaskan tangan Albert lalu berkenalan dengan Margaret.
"Kau benar benar beruntung Louis, Amila memang sangat cantik." puji Margaret.
"Terima kasih, anda juga wanita yang cantik." kata Amila.
"Mulut yang manis, tapi aku tak secantik itu. Mari kita masuk." ajak Margaret.
Keduanya langsung membawa Louis dan Amila masuk ke rumah. Sudah banyak tamu yang datang disana, dan seketika Louis dan Amila terkejut saat melihat Janet dengan pakaian hitamnya hampir tak menutupi tubuh wanita itu. Janet tersenyum sambil berjalan mendekati mereka. Menyadari akan hal itu, Amila semakin mendekatkan dirinya pada Louis.
Louis menyadari akan sikap kekasihnya yang sangat membenci Janet, ia menunduk dan mengecup pipi Amila.
"Aku hanya mencintaimu nona Amila." bisik Louis.
Amila tersenyum lalu mengangguk, ia percaya akan hal itu. Tapi ia juga harus tetap waspada akan wanita perayu seperti Janet.
"Hai selamat datang." sambut Janet. "Kita bertemu lagi nona." ujarnya pada Amila.
Amila bergeming, jika ia sudah tidak menyukai seseorang. Bahkan menatapnya saja ia sangat enggan.
"Terima kasih Janet." jawab Louis.
"Akulah yang seharusnya berterima kasih padamu, jika kau tak membopongku ke kamar, entahlah aku harus bagaimana." ujar Janet.
"Sepertinya kekasihku adalah pria yang sangat bertanggung jawab. Ia akan melakukan hal yang sama pada wanita manapun yang terluka di depannya." jawab Amila kesal.
"Dan tidak ada lain kali sayang, aku hanya akan bertanggung jawab atas dirimu." ujar Louis.
"Kalian pasangan yang sangat serasi." ujar Margaret.
"Cepatlah kalian menikah Louis." sahut Albert.
"Kami akan segera bertunangan, ya kan sayang." ujar Louis pada kekasihnya.
Amila mengangguk. "Kalian pasti akan kami undang." jawabnya.
"Wah, wah... tentu saja dengan senang hati kami akan datang." jawab Albert. "Oh ya Louis, seperti yang sudah aku janjikan padamu. Aku menyediakan ruang khusus untuk kalian. Magi, kau bawa mereka kesana." sambungnya.
"Terima kasih Albert." jawab Louis.
"Magi, kau memiliki banyak tamu. Biar aku saja yang mengantarkan mereka." ujar Janet.
"Kau benar Jeni, terima kasih bantuannya." jawab Margaret.
Janet tersenyum, sudah saatnya ia menjalankan rencananya untuk mendapatkan Louis.
"Aku percayakan tamu kehormatanku padamu Jen. Louis, maaf aku akan menemui kalian setelah menyambut tamuku." ujar Albert.
"Baiklah." jawab Louis.
Dengan enggan, Louis dan Amila mengikuti Janet menuju ruangan yang lain.
"Kalian tenang saja, ruangan itu hanya untuk kalian berdua. Jika tak keberatan, aku akan menemani kalian mengobrol sampai Albert dan Margaret datang." ujar Janet.
"Tak perlu repot-repot, kau hanya perlu mengantarkan kami kesana." jawab Louis.
"Malam itu, kita belum selesai berbicara tuan Louis. Nona Amila, aku hanya ingin mengakhiri kerjasama kami sebelumnya dengan baik." kata Janet.
"Seingatku, Louis sudah menyelesaikan pembayarannya. Apa lagi yang perlu dibicarakan." bentak Amila.
"Tenang sayang." pinta Louis pada kekasihnya. "Janet, malam itu aku sudah mengatakannya padamu. Jika kau masih belum puas, aku akan memberikan uang lagi padamu. Jadi aku mohon, berhentilah mengganggu kami."
Janet melepaskan tawanya. "Kalian terlalu serius, aku hanya bercanda. Kau adalah teman Albert, istri Albert adalah temanku. Jadi kalian juga sekarang temanku kan. Lupakan kerjasama kita yang lalu, aku hanya ingin berteman dengan kalian."
Amila semakin emosi, ingin sekali ia menampar wajah wanita yang hampir telanjang itu. Ia seperti wanita jalang, yang terus berusaha menggoda kekasihnya.
Janet memberikan aba aba pada seorang pelayan minuman yang telah ia bayar untuk menghampiri mereka. Keduanya sudah sampai tepat di depan pintu ruangan itu.
"Inilah ruangannya." ujar Janet sambil membalikkan tubuhnya seketika ia menabrak pelayan yang membawa minuman itu.
Dan tepat sudah gaun Amila tersiram anggur merah.
"Oh ya Tuhan, maafkan aku." ujar Janet.
"Sayang, kau tak apa." ujar Louis sambil membantu Amila.
"Maaf nona, aku tak sengaja." sahut pelayan itu sambil membungkukkan tubuhnya.
Amila menghembuskan nafasnya dengan keras untuk mengendalikan emosinya. "Lupakan saja, aku harus ke kamar mandi sekarang. Tolong tunjukkan kamar mandinya."
"Aku akan menemanimu." ujar Louis.
"Tak perlu sayang, tunggulah disini. Aku akan segera kembali." jawab Amila.
Pelayan itu mengantarkan Amila menuju kamar mandi, sedangkan Janet membawa Louis masuk ke ruangan itu.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
amila kenapa nggak mau di temenin sih, ulet keket makin bahaya
2022-10-24
0
Bidadarinya Sajum Esbelfik
🤨🤨🤨🤨🤨🧐🧐🧐🧐🧐
2021-07-08
2
bundA&M
wow liciknya c jamet😡😡😡
2021-06-26
1