"Louis, apa kau sedang marah padaku?" tanya Amila untuk yang kedua kalinya.
"Kau mau aku antar kemana?" justru Louis bertanya hal yang berbeda.
"Aku mau kembali ke hotel untuk mengambil mobilku." jawab Amila.
"Baiklah." ujar Louis seraya membawa Amila keluar dari restoran menuju mobilnya.
Mereka kembali ke hotel Kurnia lagi. Di sepanjang perjalanan, Louis sama sekali tak berkata apapun. Amila ragu untuk bertanya, jadi ia pun membiarkan kesunyian itu terus berlangsung sampai ke tempat tujuan.
"Terima kasih untuk waktumu Ami, aku janji tidak akan mengganggumu lagi. Maaf jika akhir akhir ini, kau merasa terusik dengan kehadiranku." ujar Louis saat mereka sudah sampai di parkiran hotel Kurnia.
"Apa kau benar benar marah padaku?" tanya Amila.
Louis menggelengkan kepalanya.
Amila pun turun dari mobil Louis, tapi seketika Louis memundurkan mobilnya dan meninggalkan Amila begitu saja.
"Oh ya ampun, kali ini aku benar benar membuat pria itu marah." gumam Amila.
Di lain sisi Louis tersenyum, ia mengikuti ucapan Veronica untuk mengulur waktu dan melepaskan Amila. Tujuannya adalah agar Amila merasa bersalah dan memikirkannya.
"Melihat dari ekspresi wajah Amila, sepertinya rencana ini akan berhasil. Vero memang teman terbaikku." pikir Louis.
Flash Back On.
Satu jam sebelum Louis berangkat menuju hotel Kurnia.
"Kau yakin bisa membawa Amila untuk makan malam." ujar Veronica.
"Entahlah..." jawab Louis. "Apa kau sudah selesai memasak?" tanyanya.
"Sudah selesai, suamiku sebentar lagi juga turun dari kamarnya. Louis, aku tak bisa membujuk Amila soal perasaannya. Tapi aku hanya bisa membantumu dengan caraku. Jika kau mau..."
"Aku mau, katakan Vero bagaimana caranya?" potong Louis bersemangat.
"Ya Tuhan, aku benar benar tidak tega melihatnya. Semoga caraku bisa membuat Amila memperhatikannya." pikir Veronica.
"Louis, wanita yang sulit dikejar terus menerus akan berubah pikiran jika kau menjauhinya." kata Veronica.
"Apa maksudmu Vero?" tanya Louis.
"Amila sudah terganggu dengan kehadiranmu selama enam bulan terakhir, satu satunya cara agar ia memperhatikanmu adalah dengan tiba tiba menjauhinya. Wanita manapun akan merasa kehilangan orang yang selalu mengganggunya. Dan saat kau menjauhi Amila, kau bisa mencari wanita lain untuk membuatnya cemburu. Tapi wanita itu benar benar yang bisa kau ajak bersandiwara Louis. Jangan sampai kau terjebak dengan permainanmu sendiri." jawab Veronica.
"Kau yakin ini akan berhasil? Aku takut ia semakin menjauhiku." kata Louis.
"Percayalah padaku, tapi aku tak mau memaksamu."
"Aku selalu percaya padamu, kau memahami karakter suamimu. Aku yakin Amila memiliki karakter yang sama dengan kakaknya."
"Kau benar, Ami sangat mirip dengan Kevin. Hanya Kairo yang memiliki sikap lembut seperti ibunya." jawab Veronica.
"Baiklah, aku akan mencoba idemu. Aku harap ini akan berhasil. Terima kasih Vero." kata Louis. "Aku takut terlambat ke hotel Kurnia, aku akan berangkat sekarang." sambungnya seraya menyerahkan Nathan pada Veronica.
"Semoga berhasil Louis." kata Veronica.
"Salam pada suamimu." ujar Louis seraya meninggalkan rumah mereka.
Flash Back Off.
*****
Begitulah rencana yang akan dilakukan Louis agar Amila mengubah perasaannya. Dan ia merasa rencananya mulai berhasil sekarang. Louis mengambil ponselnya lalu menghubungi Veronica.
"Halo Vero, sepertinya aku berhasil." kata Louis tanpa menunggu suara Veronica.
"Istriku sedang menyusui Nathan, apa yang berhasil? Sepertinya kau sangat senang." jawab Kevin.
"Ya ampun, ternyata kau." kata Louis. "Baiklah aku akan menghubungi Vero lagi nanti." sambungnya.
"Bukankah aku bertanya padamu, mengapa kau menghindari pertanyaanku Louis?"
"Siapa sayang?" tanya Veronica.
"Siapa lagi? Pria yang selalu merengek seperti anak kecil." jawab Kevin.
Terdengar suara tawa Veronica.
"Halo Louis, ada apa?" tanya Veronica.
"Lebih baik nanti saja, aku takut suamimu membunuhku." jawab Louis.
Veronica kembali tertawa. "Apa berhasil?"
"Terima kasih Vero, sepertinya ya."
"Puji Tuhan, syukurlah. Seperti apa wajahnya saat kau mulai cuek dan akan meninggalkannya?"
"Sepertinya ia merasa bersalah, tapi aku juga takut Vero. Bagaimana setelah ini, ia akhirnya membiarkanku begitu saja."
"Sudah aku katakan kalau sikapnya hampir sama dengan suamiku, jadi aku yakin ini akan berhasil."
"Apa kalian bekerja sama untuk mengerjai Amila? Ya Tuhan Vero, Amila adalah adik kandungku." kata Kevin.
"Amila juga adikku sayang, apa kau ingin Ami melajang seumur hidupnya?" tanya Veronica.
"Tentu saja tidak, tapi kenapa harus Louis?" kata Kevin.
Perdebatan keduanya terus didengarkan Louis.
"Aku mengenal Louis sudah lama, ia pria yang pantas untuk Amila. Bahkan mami dan papi tidak melarangnya untuk mendekati putrinya."
"Tapi kau tahu Amila tidak menyukai orang asing."
"Kau lupa asalku sayang, aku juga orang asing tapi Ami sangat dekat denganku."
"Itu berbeda Vero, ayolah sayang... berhentilah membantu Louis untuk masalah ini. Aku tak ingin hubunganmu yang baik dengan Ami berubah menjadi buruk karena ikut campur masalah ini."
"Jadi kau sedang marah padaku." ujar Veronica.
"Tidak, bukan seperti itu."
"Keluarlah, kau tidur saja di kamar yang lain."
"Kau mengusirku demi Louis, apa kau tidak mencintaiku lagi?"
"Keluar..." bentak Veronica.
Kevin terus mengumpat. Veronica tertawa saat suaminya keluar dari kamarnya.
"Halo Louis, kau masih mendengarku kan?"
"Apa kalian berkelahi gara gara aku?" tanya Louis.
"Tidak Louis, aku hanya perlu merayunya." jawab Veronica.
"Maafkan aku Vero, aku seharusnya tidak membawamu kedalam masalahku. Aku baru sedikit memahami bahasa Indonesia, jadi aku tak terlalu mengerti perdebatan kalian. Tapi sepertinya suamimu sangat marah padamu."
"Tidak apa apa Louis, Kevin memang selalu seperti itu. Mungkin karena ia terlalu menyayangi adiknya. Kau tenang saja, aku bisa mengatasinya."
"Baiklah aku tidak akan mengganggu lagi. Rayulah suamimu, dan terima kasih untuk semuanya Vero."
"Kau jangan mulai lagi, kau sangat baik padaku saat di Inggris. Ini kesempatan untukku membalas kebaikanmu."
"Hentikan Vero, aku sudah mengatakannya padamu. Diantara kita tidak ada saling balas budi, kita impas."
"Baiklah ini bukan balas budi Louis, anggap saja sedang membantumu seperti yang kau lakukan padaku. Dan aku sangat senang melakukannya." jawab Veronica.
"Terima kasih Vero, lebih baik kau urus bayi besarmu. Dah..." jawab Louis seraya menutup teleponnya.
Louis tersenyum, ia berharap Amila benar benar mulai terganggu dengan sikapnya. Hanya ini cara terakhir untuk mendapatkan wanita itu. Ia kembali memikirkan ucapan Veronica tentang rencananya untuk membawa wanita yang bisa ia ajak bersandiwara. Ia harus berpikir keras untuk mencari wanita tersebut, karena ia sama sekali tak mengenal siapapun kecuali keluarga Pranadja.
Louis sudah sampai di rumahnya, ia memarkirkan mobilnya lalu turun. Rumah besarnya hanya di huni oleh dua pelayan. Ia menatap pelayan yang membukakan pintu rumahnya.
"Selamat datang kembali tuan." ujar bu Mini.
"Terima kasih bu." jawab Louis.
"Bisakah aku meminta bantuan pada pelayanku soal wanita yang akan aku jadikan pasangan palsu. Tidak, tidak...aku harus mencari agen saja." pikir Louis.
Pria itupun langsung kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
Louis aku mau koq jadi pacar sewaan, apa lagi beneran 🤣🙈
2022-10-23
0
𒁍﷽⃟handoko ᶳᵏˢ𖤍💫
semangat mam
2021-09-13
2
𝙖𝙠𝙪 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖🤔
nnti lanjut lgi bacanya,,masih bnyak kerjaan
2021-08-31
2