Amila terkejut saat melihat kekasihnya sedang mondar mandir di lobi. Keluar dari restoran menuju kantornya memang akan melewati lobi hotel.
"Fani... katakan pada pria itu jika aku sedang sibuk." pinta Amila.
"Maksud anda pria asing yang sering datang kemari itu."
"Louis namanya, kau selalu saja memanggilnya pria asing." ujar Amila.
Fani terkejut. "Bukankah anda yang selalu memanggilnya pria asing, aku hanya mengikuti anda hingga menjadi kebiasaan. Sekarang anda mulai membelanya." pikir Fani.
"Tunggu apalagi Fani."
"Baik nona." jawab Fani seraya menemui Louis sedangkan Amila segera masuk ke dalam lift.
*****
Fani menemui Louis.
"Selamat siang tuan Louis, aku sekertaris nona Amila. Ia saat ini tidak bisa menemui anda karena sedang sibuk." ujar Fani.
"Selamat siang, tak bisakah hanya sebentar saja, aku perlu menjelaskan sesuatu padanya. Saat ini ia sedang marah padaku, tolonglah bantu aku." pinta Louis.
"Benar tebakanku, mereka sudah memiliki hubungan khusus. Sepertinya keduanya sedang bertengkar hingga membuat mood nona Amila berubah menjadi buruk seketika." pikir Fani.
"Maaf tuan Louis, aku tak bisa membantu anda. Mohon untuk tidak mempersulit pekerjaanku." jawab Fani.
"Sampai jam berapa kalian selesai bekerja?" tanya Louis.
"Pekerjaan nona Amila tidak bisa diprediksi tuan."
"Bagaimana jika aku memaksa untuk menemuinya?"
"Maka ancamannya adalah pekerjaanku tuan, aku mohon jangan mempersulit. Nona tidak bisa diganggu." kata Fani.
"Dengarkan aku, ini memang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Tapi Amila adalah kekasihku, jika kami bertengkar bukankah seharusnya kami segera menyelesaikannya. Dan apakah kau tak mau membantu hubungan kami?" tanya Louis.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang. Pria ini sepertinya benar benar serius. Mereka benar benar sudah punya hubungan, nona Amila berubah bahagia tadi pagi dan saat siang seketika moodnya menjadi buruk. Bukankah seharusnya aku membantu mereka, tapi aku takut nona Amila marah dan memecatku." pikir Fani.
"Kau tenang saja, aku akan melindungi pekerjaanmu. Izinkan aku ke kantornya." pinta Louis.
Fani menghela nafas panjang, ia mempersilakan Louis untuk mengikutinya ke kantor Amila. Louis senang, wanita itu mengizinkannya menemui Amila. Keduanya masuk ke dalam lift.
"Siapa namamu?" tanya Louis.
"Namaku Fani tuan."
"Terima kasih Fani." kata Louis.
Keduanya pun sampai di kantor manager eksekutif. Fani menunjukkan ruang kantor Amila, lalu ia berpamitan karena tak ingin ikut campur urusan mereka.
*****
Louis mengetuk pintu kantor Amila beberapa kali.
"Masuklah Fani." jawab Amila dari dalam kantornya, ia pikir sekertarisnya yang datang.
Louis membuka pintu kantornya lalu masuk mendekati kekasihnya. Wanita itu masih sibuk dengan berkasnya.
"Apa Louis sudah pergi?" tanya Amila tanpa mendongak.
"Aku masih disini sayang." jawab Louis.
Seketika Amila mendongak, ia terbelalak karena Louis yang ada di depannya sekarang. Ia mengumpat begitu banyak di depan Louis.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Amila.
"Menemui kekasihku yang sedang merajuk, apakah salah?" tanya Louis.
"Aku tak ingin berbicara denganmu." jawab Louis.
"Aku yang ingin berbicara, aku hanya perlu kau mendengarkan."
"Aku tak ingin mendengarnya." kata Amila.
"Jika kau tak ingin mendengar penjelasanku, bagaimana masalah kita bisa selesai Ami. Aku mohon dengarkan penjelasanku, setelah itu kau bisa memutuskan untuk memaafkanku atau tidak." ujar Louis.
"Baiklah, aku akan memberimu waktu 5 menit. Duduklah." kata Amila datar.
"Aku tak perlu duduk sayang, aku akan menjelaskannya dengan cepat."
"Sisa 4 menit." kata Amila.
"Oh ya Tuhan, dengar Ami. Aku menemuinya karena permintaannya. Ia bilang orang Indonesia akan berterima kasih secara langsung, tidak boleh mengatakannya lewat telepon. Aku sudah memintanya bertemu di luar, tapi ia ingin bertemu denganku terakhir kali dengan mencicipi masakannya sendiri. Sebelum aku kesana, aku menghubungimu sayang. Tapi kau sedang meeting, jadi aku menunggu kau menghubungiku setelah kau menerima ponselnya. Tapi saat kau menghubungiku, aku sudah berada di rumahnya. Amila aku hanya mencintaimu, bagaimana mungkin aku mengkhianatimu." kata Louis.
Amila beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Louis.
"Banyak wanita yang memiliki niat terselubung untuk merayu seorang pria Louis. Dan aku pikir salah satunya adalah Janet. Aku tak ingin kau terjebak olehnya, aku marah karena sangat cemburu." ujar Amila.
Louis menarik Amila kedalam pelukannya. "Maafkan aku, aku janji tidak akan menghubungi wanita itu lagi. Tidak, bukan hanya Janet, aku tidak akan menemui wanita lain tanpa seizinmu. Apa kau mau memaafkanku? Sepanjang perjalanan menuju kemari, aku benar benar menggila karena takut sayang."
Amila memeluk kekasihnya lalu mengusap punggung kekar pria itu dengan lembut. "Aku terlalu kekanak-kanakan, tidak seharusnya aku marah denganmu."
"Jadi, kau memaafkanku."
Amila mengangguk.
"Terima kasih sayang." kata Louis kegirangan.
Kruyuk...kruyuk... Suara perut Louis berbunyi dengan keras. Amila melepaskan pelukannya lalu menatap kekasihnya.
"Apa kau belum makan?" tanya Amila.
"Setelah mendengarmu sangat marah, aku langsung meninggalkan rumah Janet. Tapi wanita itu tersiram air sup panas, itulah mengapa aku lama sampai kemari. Aku tak ingin menjadi pria pengecut yang meninggalkan seorang wanita yang terluka. Aku membantunya sebentar lalu bergegas kemari." jawab Louis.
"Sandiwara kelas teri, aku tahu Janet hanya ingin menahan kekasihku. Aku tak akan menyerahkan Louis pada siapapun termasuk kau Janet." pikir Amila.
"Kau benar benar bodoh, ikutlah denganku ke restoran. Kebetulan sekali chef baru ada di hotel ini, aku ingin kau menilai masakannya walaupun aku sudah melakukannya beberapa menit yang lalu." kata Amila.
"Benarkah, apakah chef itu seorang wanita?" tanya Louis.
Amila mengangguk. "Jangan coba coba menggodanya tuan Louis Vuitton."
Louis terkekeh. "Mana mungkin Amila Pranadja, hanya ada kau di mata dan di hatiku saat ini. Kau tipe wanita pencemburu tapi aku menyukainya."
"Ciiiih...Tapi aku sangat mudah memaafkanmu. Seharusnya aku memberi hukuman buatmu selama satu minggu."
"Dan aku akan mati perlahan setiap hari jika kau melakukan itu nona cantik."
"Kau berlebihan."
Louis menarik wajah Amila lalu menciumnya dengan lembut, ciuman yang semakin lama semakin terasa panas. Keduanya saling mengeluarkan desahan tertahan. Louis menarik punggung Amila agar semakin dekat dengannya. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulut wanita itu. Amila tercekat saat lidahnya ditarik ke dalam mulut Louis.
Untung saja ada suara ketukan pintu kantor yang menghentikan ciuman mereka. Mereka saling melepaskan diri dan mengatur nafas agar kembali normal. Wajah keduanya sama sama memerah karena sudah diselimuti hawa nafsu mereka.
Amila berdeham lalu menyuruh sang pengganggu masuk. Seketika pintu terbuka dan Fani masuk.
"Maaf nona, tuan...Apa aku mengganggu?" tanya Fani.
"Ada apa Fani?" tanya Amila.
"Nona Amila, tuan Jackob ingin bertemu anda sekarang di restoran." jawab Fani.
"Astaga pria itu lagi, apa ada masalah?"
"Ia ingin mengajukan keluhan, tapi ia ingin bertemu langsung dengan anda."
"Siapa pria itu sayang?" tanya Louis.
"Ia adalah tamu VVIP hotel ini, setiap ia bertamu selalu saja mengeluh dengan hal hal yang tidak perlu. Tapi ia sangat penting di Hotel Kurnia." jawab Amila.
"Aku akan menemanimu kesana, walaupun tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, aku yakin pria itu memiliki maksud lain." ujar Louis.
"Anda benar tuan Louis, tuan Jackob adalah penggemar nona Amila sejak..."
"Hentikan Fani, aku akan memberimu hukuman setelah kau mengizinkan Louis kemari." potong Amila.
Louis tersenyum. "Aku yang bertanggung jawab soal itu, jadi jangan kau hukum sekertarismu. Kita bisa ke restoran sekarang, aku benar benar sudah kelaparan."
"Baiklah, Fani biar aku dan Louis yang menemui pria itu. Kau atur saja meeting kita berikutnya." perintah Amila.
Fani tersenyum, ia berhasil membuat keduanya baikan. Keduanya meninggalkan ruangan meninggalkan Fani menuju restoran. Fani menghela nafas lega karena mood atasannya sudah membaik. Tapi akan ada masalah baru jika keduanya membuat tuan Jackob marah.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
bagus... amila juga tau niat jelek di ulet keket. jadi tidak akan mudah ulet keket merusak hubungan mereka .
2022-10-23
0
𝙖𝙠𝙪 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖🤔
kpn up lgi mam
2021-09-05
1
Annisa Nisa
bab 3 ni lebih bnyak mnguras emosiii
2021-07-18
1