Malam semakin larut, acara pernikahan sudah selesai. Semua keluarga dan Pak Beni merasa senang, ternyata semuanya berjalan lancar.
Semua tamu-tamu sudah meninggalkan gedung itu begitu juga dengan orang tuanya Ara yang dengan terpaksa harus membiarkan Ara dibawa pulang oleh suaminya.
Sekarang mereka berada di depan gedung, melihat Ny.Inez dan suaminya juga Bastian dan Kinan masuk ke mobil mereka.
“Kenapa kau senyum-senyum saja? Kau terlihat mencurigakan,” tanya Kinan saat duduk disamping Bastian di dalam mobilnya.
“Ah tidak, aku hanya senang saja acara pernikahan kakakku berjalan lancar,” jawab Bastian.
“Kakakkmu tidak terlihat seperti orang gila, dia sangat tampan dan kharismatik, dia sangat mempesona,” ucap Kinan memuji Jack.
Bastian langsung menoleh kearahnya dan menatapnya tajam.
“Apa maksudmu bicara begitu?” bentak Bastian, merasa tidak suka Kinan memuji kakaknya.
“Tidak, maksudku acaranya berjalan lancar, katamu kakakmu gila kan? Tapi tidak seperti itu tadi,” ucap Kinan yang kaget Bastian marah padanya.
Bastianpun tersenyum dan melihat kearah jalan raya karena mobil sudah mulai meninggalkan gedung.
“Aku fikir kau melakukan sesuatu yang buruk pada kakakmu,” ucap Kinan.
“Kau fikir aku akan mengganggu acara pernikahan kakakku? Tentu saja tidak, itu akan membuatku malu juga, karena aku tetap saja keluarganya,” jawab Bastian.
“Kau benar, kalau terjadi apa-apa pada kakakmu kita akan malu,” kata Kinan. Merekapun tidak ada yang bicara lagi.
Pak Beni menoleh pada Jack.
“Kita pulang sekarang, Tuan?” tanya Pak Beni.
Jack mengangguk lalu menoleh pada Ara yang diam membisu.
“Ayo,” ajak Jack.
Ara mengangguk, lalu melihat gaun pengantinnya yang terjuntai panjang, diapun menunduk, tangannya mengangkat ekor gaun supaya tidak terinjak saat berjalan di parkiran. Tiba-tiba dilihatnya dua buah tangan ikut merapihkan gaunnya.
“Terimakasih,” ucap Ara sambil menoleh pada Jack tapi tiba-tiba dia tersentak kaget saat merasakan tubuhnya melayang dan sekarang ada digendongannya Jack, ternyata pria itu merapihkan gaunnya karena akan mengangkat tubuhnya.
Wajah Ara langsung pucat saja, sikap pria itu mebuatnya kaget saja. Tapi yang berbuatasama sekali tidak merasa bersalah kalau pengantin wanitanya merasa shock.
Jack membawa Ara menuju mobilnya dan memasukkannya ke daam mobil itu.
Wajah pucat Ara berubah menjadi merah saking malunya , apalgi ada Pak Beni yang juga melihatnya. Pria berambut putih itu duduk dikursi depan dengan supir, padahal mobil itu sangat lapang.
Jack langsung duduk disamping Ara yang masih tegang merasa aneh sekarang dia harus ikut suaminya yang tidak dikenalnya.
Tidak berapa lama mobil itu melaju meninggalkan gedung itu. Hening didalam mobil itu. Ara merasa canggung, tidak seperti kebanyakan pengantin yang saling bercanda mesra dengan pasangannya. Dia hanya diam membisu mematung, seperti patung pengantin di atas bolu pernikahan.
Jack juga tidak mengucapkan kata sepatahpun, dia hanya duduk saja melihat kedepan tanpa menyapanya. Didiamkan begini tambah merasa aneh saja menaikah dengan pria itu.
Lambat laun Ara mulai menguap, dia merasa lelah dan mengantuk. Lagi-lagi dia menguap, ditutupnya mulutnya dengan kedua tangannya. Menguap lagi dan kembali menutup mulutnya, dia benar-benar mengantuk.
Sedang merasakan kantuknya, tiba-tiba dia merasa ada tangan yang menarik tubuhnya sampai jatuh, bukan jatuh kebawah mobil tapi tubuhnya jatuh kepangkuannya jack. Ara langsung melotot melihat kedua kaki pria itu ada didepan matanya, kepalanya berada diatas pahanya Jack.
Jantungnya langsung bertalu-talu saja, masa dia harus tidur dipangkuannya Jack? Ara mencoba mengangkat kepalanya untuk bangun, tapi tangan itu mendorong kepalanya lagi supaya kembali tidur dipangkuannya.
Ara yang tadi mengantuk malah jadi menghilang rasa kantuknya. Bagaimana dia bisa tidur dalam posisi begini? Pria itu sangat asing baginya.
Ara menggerakkan kepalanya sedikit keatas, matanya melirik pada pria itu yang ternytaa sama sekali tidak melihat kearahnya, pria itu hanya anteng saja melihat kedepan.
Ara kembali menggerakkan tubuhnya terpaksa dinyaman-nyamankan tidur dipanggkuannya Jack. Rasanya sangat risih tidur diatas paha pria itu. Tapi bergerak sedikit saja tangan pria itu akan mendorongnya supaya kembali berbaring.
Ara merasa tegang, posisi tidur yang bagaimana yang akan merasa nyaman? Tidur miring, dia akan beriler kecelana Jack, kalau menghadap keatas, akan ada suara dengkuran dimulutnya. Dia akan menjadi pengantin wanita yang memalukan. Jadi bagaimana cara tidur yang cantik? Ara malah sibuk memikirkan posisi tidurnya.
Karena perjalanan lumayan jauh, diapun kembali menguap, lambat laun Arapun tertidur dipangkuannya Jack.
Hingga sampailah mobil itu memasuki pekarangan rumah yang luas itu. Di halaman rumah itu sudah ada mobil yang ditumpangi.
Merasakan mobil itu berhenti, Arapun membukakan matanya lalu bangun. Matanya langsung saja melek, melihat dia berada didepan bangunan rumah yang sangat besar dan tinggi, rumah itu sangat luas. Halamannya saja bisa berisi banyak mobil parkir, seperti lapangan bola.
Diapun menoleh pada Jack, yang bersiap-siap turun, juga pada celana Jack, dia khawatir ada tanda tanda basah dicelana itu. Dia sangat nyenyak tadi.
“Ayo turun,” ajak Jack, sembil membuka pintu mobilnya.
Ara juga mengikutinya tidak lupa mengangkat ekor gaunnya yang ribet. Dilihatnya dua buah mobil itu suduah terparkir artinya orang-orang didalamnya itu sudah keluar.
Ara menatap rumah megah itu, pantas saja Jack bisa memberikannya rumah mewah dan perhiasan yang begitu banyak, rumahnya saja sangat megah entah berapa harga rumah itu.
Pak Beni juga turun dari moil itu, Ara menoleh pada Pak Beni yang hanya mengangguk padanya lalu berjalan duluan masuk ke dalam rumahnya itu.
Melihat Ara yang kebingungan, tangan Jack langsung meraih tangannya Ara, lagi-lagi pria itu tidak ragu-ragu untuk menyentuhnya, apa dia tidak tahu, hatinya Ara semakin tegang saja kalau Jack bersikap manis seperti itu.
Seorang kepala pelayan sudah membukakana pintu lebar-lebar menyambut merek datang.
“Tuan, selamat atas pernikahanmu,” sapanya, mengangguk pada Jack lalu pada Ara.
“Ini istriku,” ucap Jack mengerti arti tatapannya kepala pelayan itu.
Pria itu mengangguk pada Ara yang membalasnya dengan senyuman.
Jack terus berjalan menarik tangan Ara menaiki tangga rumah itu yang begitu sepi. Mungkin penghuninya sedang tidur, fikir Ara.
Hingga tiba didepan sebuah pintu. Jantung Ara semakin berdebar kencang, ini adalah kamarnya Jack? Dia bertanya-tanya dalam hati.
Tiba-tiba dia merasa cemas gelisah, ini adalah malam pengantinnya dia menjadi istri seorang pria. Apa yang dilakukan pengantin di malam pertama? Hatinya semakin gelisah saja membayangkannya.
Mungkin kalau dia sudah pacaran dengan Jack, dia tidak akan segugup ini. Tapi ini adalah malam pertamanya dengan pria yang tidak dikenalnya? Apa yang harus di lakukannya? Dia benar-benar merasa gugup.
Jack membuka pintu kamarnya, lalu masuk tanpa melepaskan tangannya Ara. Ara mengikutinya masuk kedalam. Diapuan tertegun melihat kamar yang luas itu yang sudah dihias dengan bunga-bunga pengantin. Kamarnya sangat harum bunga-bunga hidup, segar rasanya.
Ara langsung tersenyum saja melihat kamar itu begitu indah, harusnya dia berselfi ria dan diupload di medsos, pasti seperti model pengantin, fikirnya. Lamunannya hilang saat terdengar suara pintu ditutup.
Deg! Jantungnya langsung berhenti berdetak. Kamar itu ditutup. Dia semakin cemas, artinya… artinya dia tidak akan bisa kabur kemana-mana. Kabur? Buat apa kabur? Dia sudah menjadi istrinya Jack yang sah, masa kabur? Ara menggeleng- gelengkan kepalanya menepis berbagai fikiran yang muncul di benaknya.
“Ini kamar kita,” ucap Jack.
“I iya,” jawab Ara dengan gugup, berdiri saja mematung tidak tahu apa yang akan dilakukannya dikamar ini dengan seorang pria yang sudah menjadi suaminya sekarang.
Dilihatnya Jack membuka jasnya dan disimpan di sandaran kursi yang ada dikamar itu, melepas dasinya, membuka beberapa kancing atas kemejanya juga kancing lengannya digulung sampai siku. Ah pria itu terlihat sangat macho, batin Ara.
Ara kembali menggelengkan kepalanya, kenapa dia masih memperhatikan suaminya itu? Dan wajahnya langsung memerah saat Jack menoleh kearahnya. Ara buru-buru memalingkan mukanya melihat kearah lain.
“Kenapa?” tanya Jack.
“Tidak apa-apa,” jawab Ara dengan bingung, pria itu menatapnya, apa Jack tidak tahu dia merasa jantungan sekarang.
“Pak Beni sudah menyiapkan semua pakaianmu di sebelah sana,” kata Jack menunjuk sebuah pintu yang ada dikamar itu.
“Oh bajuku sudah disimpan disana?” gumam Ara, dia berifkir akan mengganti pakaian pengantinnya diruangan sana saja.
“Iya,”jawab Jack.
Tapi Ara masih berdiri mematung, dia tersentak kaget lagi saat Jack menghampirinya, jantungnya berasa copot. Di depan banyak orang pria itu dengan beraninya menciumnya apalagi didalam kamar ini hanya berdua? Sungguh benar-benar membuatnya gugup.
Karena merasa gugup, Arapun mencari pembicaraan lain, untuk mengalihkan perhatiannya Jack.
“Itu pintu apa?” tanya Ara menunjuk salah satu pintu yang ada dikamar itu.
Jack menoleh kearah pintu.
“Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu, ayo!” ajak Jack, sambil menarik tangannya Ara, mengajak kearah pintu yang Ara tunjuk tadi.
Jack membuka pintu yang beukuran tinggi itu, kakinya melangkah masuk ke ruang itu diikuti Ara. Pria itu menyalakan lampu di ruangan itu.
Ara tertegun melihat isi ruangan itu, ternyata seperti sebuah musium. Banyak lemari lemari kaca diruagan itu. Ada banyak barang anak-anak didalam ruangan ini.
Segala macam jenis permainan anak ada disana.
“Apa ini barang-barangmu waktu kecil?” tanya Ara.
“Iya,” jawab Jack.
Jack mengajak Ara mendekati sebuah etalase yang berisi miniature-miniature prajurit Perancis seperti yang diberikan pada Ara.
“Jendrela 9 nyawa,” kata Jack, berdiri di depan etalase tinggi itu.
Arapun melihatnya, benar saja isinya miniatur yang begitu banyak, disana tertulis tahun-tahun sepertinya itu tahun kapan miniature itu dibeli.
“Hadiah dari ayahmu?” tanya Ara.
Jack mengangguk. Tapi saat Ara menoleh pada Jack, dia heran wajah pria itu berubah memerah.
“Jack, kau baik-baik saja?” tanya Ara.
Jack hanya diam, sama sakali tidak menjawab. Tangannya menyentuh kaca etalase itu. Arapun mengikuti arah matanya Jack.
***********
Yang sudah bosan, maaf ya, yang slow slow dulu…Dipadetin satu bab ga cukup ternyata.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Justme
🤣🤣
2022-07-29
0
Meili Mekel
thuor apa jack sdh mulsi berulah
2022-07-07
0
Mar Sultan
menarik
2022-06-26
1