Hari ini adalah hari pernikahannya Jack dengan Ara.
Ara sudah didandani gaun pengantin yang sangat mewah, dia terlihat sangat cantik.
Ibu dan ayahnya Ara tampak terharu melihat putri mereka satu-satunya akan menikah hari ini.
Ibunya Ara terus saja terisak.
“Ibu, kenapa Ibu menangis terus?” tanya Ara, mereka bersiap-siap akan berangkat ke gedung tempat acara berlangsung.
“Ibu sedih karena akhirnya kau menikah juga, setelah Ibu begitu was-was menunggu jodohmu,” ucap Ibunya Ara.
“Semoga acaranya lancar ya, Bu,” kata Ara.
“Iya, ibu yakin Tuan Jack akan memperlakukanmu dengan baik, dia terlihat sangat menyayangimu,” kata Ibunya Ara.
Ara hanya tersenyum. Dia tidak tahu apakah perkataan ibunya benar begitu? Dia tidak mengenal Jack. Pertemuan beberapa kali ini tidak menjamin langsung bisa mengenali dia pria yang seperti apa.
Beberapa mobil mewah sudah terparkir didepan rumah. Kenapa ada beberapa? Karena sebagian Jack sediakan untuk saudara dan tetangga, juga karyawan di kantornya Aa, meskipun acaranya dadakan tapi banyak yang mau hadir.
Apalagi tahu kalau sudah disediakan kedaraan mobil mewah, saudara dan tatangga Ara pada berebut ingin ikut karena ingin mencoba duduk didalam mobil mewah yang super keren itu, alhasil satu mobil terisi penuh berdesakan.
“Kita berangkat sekarang,” kata panitia WO yang bertugas menjemput mempelai wanita.
Ara menatap mobil mewah yang akan dinaikinya. Semoga saja kemewahan yang dia lihat sekarang bukanlah kebahagiaan semu.
Merekapun segera masuk ke mobil pengantin yang lagi-lagi kehadiran mobil-mobil mewah itu membuat jalan macet.
Sementara itu di rumahnya Jack..
Ny.Inez menghampiri Pak Beni.
“Apa kau sudah menyiapkan semuanya?” tanya Ny. Inez.
“Sudah, Nyonya,” jawab Pak Beni
“Jangan lupa, kau tidak boleh telat memberinya obat apalagi dalam kondisi sibuk begini, aku yakin acaranya akan sampai larut. Aku tidak menyangka kalau banyak sekali yang tahu aku akan menikahkan Jack. Semua yang mengenal ayahnya Jack minta diundang,” jawab Ny.Inez.
“Iya,Nyonya,” jawab Pak Beni.
“Aku ingin dia terlihat benar-benar normal diacara ini, aku tidak mau dibuat malu didepan banyak undangan, kau mengerti?” kata Ny.Inez lagi.
“Iya, Nyonya,” jawab Pak Beni.
“Dimana Jack sekarang?” tanya Ny.Inez, matanya menoleh kearah tangga, diapun tertegun saat sosok pria tampan itu turun, menuruni tangga dengan baju pengantinnya. Tiba-tiba saja ada haru dihatinya, pria itu mengingatkannya pada mantan suaminya, ayahnya Jack.
“Apa semuanya sudah siap Pak Ben?” tanya Jack.
Pak Beni juga yang melihatnya tertegun dan terkejut saat Jack menyapanya. Pria yang sedari kecil diasuhnya itu bener-benar sangat mempesona hari ini, dia merasa seperti akan menikahkan putra kandungnya saja.
Dia tidak akan membiarkan terjadi apa-apa pada Jack, dia akan selalu siap siaga menjaga hal terburuk yang akan menimpa Jack, apalagi ini hari istimewanya.
“Sudah siap, Tuan!” jawab Pak Beni.
Jack menoleh pada ibunya yang menatapnya masih terlihat menahan tangis.
“Ibu kenapa?” tanya Jack.
Ny.Inez mengusap airmata yang tadi menetes dipipinya.
“Kau sangat tampan, sayang,” ucapnya, tangannya mengusap pakaian yang dikenakan Jack.
Jack menatap ibunya, menatap wanita yang lebih dari dua puluh tahun dirindukannya, dinantikan kehadirannya yang tidak pernah kunjung datang menjenguknya di Perancis.
Ny.Inez menengadah menatap putranya yang memliki tubuh lebih tinggi darinya.
Putranya setampan itu, siapa yang akan menyangka dia mengalami gangguan kejiwaan kalau sudah seperti ini? Dia terlihat tenang dan percaya diri. Ny.Inez yakin akan banyak gadis yang mengantri untuk menjadi pengantinnya.
“Sebentar lagi kau akan menikah,” ucap Ny.Inez.
“Dengan Ara,” jawab Jack.
“Iya dengan Ara, gadis pilihanmu,” ucap Ibunya.
“Kau mencintainya?” tanya Ny.Inez lagi.
“Iya, aku mencintainya,” jawab Jack.
“Semoga kau bahagia, Nak,” ucapnya, sambil kembali menghapus airmatanya.
“Kita berangkat sekarang!” seru seorang pria panitia WO mempelai pria yang ada di depan rumah sibuk mengatur ini dan itu.
Pak Beni menoleh pada Jack.
“Tuan, kita berangkat sekarang!” kata Pak Beni.
Jack mengangguk, begitu juga Nyonya Inez, yang langsung memeluk tangannya Jack, merekapun keluar rumah, sedangkan Pak Beni naik kelantai atas.
“Bastian mana? Bastian! Berangkat!” teriak Ny.Inez, karena putranya itu tidak terlihat batang hidungnya dari tadi.
Pak Beni menyusuri lorong ruangan lantai atas menuju kamarnya Jack, tiba-tiba dia terkejut saat hamper bertabrakan dengan Bastian di belokan.
“Kau mengagetkanku!” bentak Bastian.
Pak Beni menatap Bastian dengan heran, karena Bastian muncul didekat kamarnya Jack.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Pak Beni, menatap tajam Bastian.
“Aku tidak melakukan apa-apa, ini rumahku, aku bebas mau kemana saja! Minggir!” bentak Bastian, lalu buru-buru pergi.
Pak Beni mengerutkan dahinya, dia heran sudah darimana Bastian? Apa dia dari kamarnya Jack? Apa yang dilakukannya di kamarnya Jack?
Pak Benipun segera bergegas ke kamarnya Jack. Dia melihat kamar yang sudah dihias menjadi kamar pengantin itu. Dia melihat ke sekeliling dengan teliti, melihat barangkali ada sesuatu yang janggal, yang dilakukan Bastian dikamarnya Jack.
Tidak ada, semua normal dan tidak ada yang mencurigakan. Pak Benipun pergi menuju laci penyimpanan obatnya Jack. Dibukanya laci itu, diambilnya botol kosong lalu mengambil beberapa obat yang akan diminumkan Jack untuk siang hari dan malam hari. Kalau untuk pagi, Jack sudah meminumnya tadi, makanya dia terlihat segar bugar dan tenang.
Setelah memadukan beberapa kapsul ke botol obatnya yang berukuran kecil, Pak Benipun segera pergi keluar dari kamar itu dan menyusul Jack dibawah yang sudah masuk ke mobil pengantinnya. Diapun menyusul masuk. Tidak berapa lama rombongan mempelai pria sudah berjalan meninggalkan rumahnya Jack.
“Apa aku terlihat cantik?” tanya Kinan pada Bastian yang berada di mobil terpisah dengan Jack.
“Kau selalu cantik, sayang,” jawab Bastian.
Kinan menatap Bastian yang tampak berkeringat.
“Kau kenapa? Kau berkeringat seperti baru lari-lari?” tanya Kinan sambil melapkan tisu ke wajahnya Bastian.
“Tadi ibu menyuruhku buru-buru biar tidak terlambat,” jawab Bastian.
Kinan tidak bicara lagi, begitu juga Bastian.
Mobilpun yang dikemudikan supir begerak mengikuti mobil yang di depannya yang sudah duluan melaju.
Sekitar satu jam kemudian, sampailah mereka di gedung acara pernikahan.
Halaman yang luas itu sudah penuh oleh kendaraan-kendaraan yang hampir semuanya mewah. Merekapun langsung turun setelah mobil berhenti ditempat parkir yang sudah disediakan.
Bastian langsung menghampiri ibunya.
“Ibu lihat, tamu udangan kita ternyata orang-orang elit semua, padahal kita mengadakan acara pernikahan mendadak,” ucap Bastian.
“Tentu saja, mereka rekan kerja lama ayahnya Jack, begitu dengar Ibu akan menikahkan Jack, mereka ingin datang, karena mereka bersimpati pada ayahnya Jack yang sudah tidak ada,” kata Ny.Inez, jawaban yang membuat Bastian memberengut. Lagi-lagi Jack dan ayahnya.
“Kalau mereka tau Jack gila mereka juga tidak akan mau datang kemari,” kata Tn.Ferdi.
“Benar tuh Bu kata Ayah,” ucap Bastian.
“Semoga saja semuanya berjalan lancar, aku juga tidak mau Jack membuat malu,” kata Ny.Inez.
Bastian tampak tersenyum sinis.
“Sayang, aku juga mau acara pernikahan kita semewah ini, kalau bisa lebih mewah ya,” ucap Kinan berbisik pada Bastian.
“Iya sayang, kau tenang saja,” ucap Bastian, sambil mengusap tangannya Kinan yang memeluk tangannya.
Merekapun segera berjalan memasuki gedung.
“Ayo Tuan Delmar!” ajak Pak Beni, karena Jack hanya diam saja di dekat mobilnya.
“Apa Ara sudah datang?” tanya Jack.
“Sedang diperjalanan, Tuan tenang saja,” jawab Pak Beni sambil tersenyum, sepertinya Jack merasa gelisah.
“Mari Tuan,” ajak Pak Beni.
Jack mengangguk, diapun melangkah memasuki gedung diikuti Pak Beni.
Gedung itu sudah penuh dengan para undangan, sebenarnya bukan para undangan, tapi begitu yang diundang memberikan informasi pada teman-temannya, mereka yang mengenal ayahnya Jack langsung minta diundang. Jadi kebanyakan rekan bisnis lamanya ayahnya Jack sebelum pindah dan menetap di Perancis.
Ny.Inez merasa gelisah, dia gelisah karena dia tidak mau sampai Jack mempermalukannya didepan orang yang begitu banyak. Tapi semua ini keinginan Jack, diapun tidak bisa menolaknya kalau Jack ingin pernikahan yang meriah. Melihat Jack yang sepertinya gelisah, Ny.Inez menghampiri Pak Beni.
“Pak Beni, apa Jack baik-baik saja? Dia terlihat gelisah,” kata Ny. Inez.
“Tuan Delmar hanya cemas karena pengantin wanita belum datang,” jawab Pak Beni seakan sudah faham apa yang ada difikiran Jack
“Oh begitu, semoga saja, “ ucap Ny.Inez, Pak Beni hanya mengangguk.
Ny.Inezpun kembali ke tempat duduknya.
Terdengar suara dari WO pemberitahuan kalau mempelai wanita sudah tiba dan akan memasuki gedung.
Jack semakin gelisah saja mendengarnya, dia tidak sabar menunggu ingin cepat melihat Ara ada dihadapannya.
Tidak berapa lama yang ditunggu-tunggupun tiba. Dengan dipandu acara dari MC WO, gadis yang dinanti-nanti Jack muncul di pintu gedung sudah menggunakan gaun pengantin yang indah, berdiri diatas karpet merah yang terbentang panjang menuju ke tempat pelaminan.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Mama cantik😘💖
semoga ucapan Ny.inez tulus untuk putranya
2024-07-13
0
Lia Rosita
Hadir. Ada salam dari Novel TAKDIR CINTA RANGGA Karya Author L. ROSA. Salam kenal.
2023-03-25
0
Juan Sastra
kayak jack sengaja di buat gila,,awalnya yaa mungkin depresi,,namun ada yg berambisi di balik deresi jack
2022-12-19
0