Siang ini sudah berdatangan beberapa gadis cantik yang akan dipilih oleh Jack.
Gadis-gadis itu duduk di kursi panjang yang ada di ruang tamu. Mereka duduk berjejer dengan di dada mereka sudah ditempel nama mereka, seperti anak sekolah ospek.
Ny.Inez duduk disalah satu kursi disebrang mereka.
Pak Beni menghitung mereka satu persatu…semua ada 10 orang.
“Mana Jack? Bawa kemari!” perintah Ny.Inez.
“Baik Nyonya,” jawab Pak Beni, diapun menoleh pada Pak Atam, kepala pelayan dirumah itu.
Pak Atam langsung pergi mencari Jack yang masih ada di lantai atas.
Para gadis itu saling lirik pada peserta yang lain.
“Apa kau sudah melihat Tn.Jack Delmar?” tanya peserta nomor 8, bernama Lily.
“Belum,” jawab peserta nomor 7, bernama Juju.
“Kira kira dia tampan tidak ya? Kalau sayembara-sayembara gini jangan jangan jelek dan tua,” kata peserta nomor 9 bernama Rita.
“Kalau kau berfkiir begitu, buat apa kau mau ikutan kesini segela?”tanya Lily.
“Soalnya aku butuh uangnya, aku kerja di agency ga daper dapet job, ya sudah cari suami kaya saja,” kata Rita.
“Kalau begitu kalau ternyata Tn.Jack Delmar itu tua dan jelek terima saja, yang penting uangnya,” kata Lily.
Mata mereka semua tertuju pada tangga rumah itu yang berkelok megah diruangan itu.
Pak Atam, tampak mulai menuruni tangga. Gadis-gadis itu menahan nafasnya tidak sabar ingin melihat seperti apa pria yang sedang dicarikan istri itu.
Begitu melihat sebuah kaki muncul dibelokan tangga itu, mata mereka tidak mau berkedip, jantung berdebar kencang saking penasarannya dan mereka harus mau menerima jika ternyata pria itu tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Perlahan kari Jack menuruti tangga pertama, dengan sepatu hitamnya yang mengkilat, membuat semua orang tidak sabar melihatnya.
Perlahan terlihat tubuh pemilik kaki itu menuruni tangga, barulah seluruh tubuh Jack muncul. Pria itu menggunakan kemeja lengan panjang yang dilinting sesiku.
Saat melihat pria itu turun dari tangga, sambil menoleh kearah peserta yang berbejejer itu. Seeeuuur…hati gadis -gadis itu berdesir dingin. Semua bibir cantik mereka langsung tersungging senyum manis.
Pria itu bertubuh tinggi tegap dengan kulitnya yang putih, mata kebirua, hidung mancung, bibir sexy dan rahangnya yang kuat, dia terlihat sangat sempurna seperti actor Hollywood.
“Tau tampan gini, ga dibayar juga aku rela jadi istrinya,” ucap Juju.
“Ya ampun cakepnya,” gumam Rita.
Tidak ada yang mengucapkan kata kata lagi selain pujian, semuanyapun terdiam terpaku terpesona, pria tampan itu menuruni tangga dengan tatapan yang tajam pada mereka. Tatapan yang membuat meleleh hati gadis-gadis itu.
Saking terpesonanya, gadis-gadis itu tak sadar kalau Jack sudah ada di depan mereka. Tatapan mereka tak henti menatapnya.
“Seperti Jack di film Titanic,” ucap Juju.
“Leonardo Dicaprio,” kata Rita.
“He em, Jack,” ucap Juju, Rita dan Lily bersamaan.
“Jack Sparrow,” ucap Juju.
“Bukan, itu bandit laut, perompak,” keluh Lily.
“Ini lebih tampan,” ucap Rita lagi.
“Ehem!” Pak Beni berdehem, membuat mereka tersadar.
“Nona nona, Tuan ini adalah Tuan Jack Delmar, yang sedang mencari calon istri,” kata Pak Beni memberikan pengumuman.
Gadia gadis itu langsung sibuk merapihkan dirinya, membetulkan letak duduknya, juga dandanan mereka terutama rambutnya dan bajunya juga.
“Ehm, ehm!” Juju berdehem dehem, mencoba mencuri-curi perhatian dengan sedikit menggoyangkan bahunya.
“Tn.Jack, kau bisa memilih mana gadis yang kau suka, Kau bisa memberikan pertanyaan seputar apa saja yang ingin kau tanyakan,” kata Pak Beni.
“Seperti apa?” tanya Jack, mata kebiruannya tidak lepas menatap mereka.
“Tuan bisa tanyakan apa yang mereka sukai, hoby atau pekerjaan,apa saja,” kata Pak Beni.
Jack berdiri tegap dengan kedua tangannya masuk kesaku celananya, menatap mereka dengan serius.
“Cukup satu pertanyaannku untuk semua,” ucap Jack, seretak membuat jantung gadis-gadis itu berdegup kencang.
Mereka menebak nebak apa pertanyaan yang akan dilontarkan Jack.
Nyonya Ineztersenyum sepertinya Jack tertarik pada gadis - gadis itu.
“Pertanyaannya..” Kini Jack melipat kedua tangannya didadanya.
“Dimana Ara?” tanya Jack, membuat semua orang melongo.
“Ara? Ara siapa?” tanya gadis-gadis itu saling pandang dengan gadis disebelahnya.
“Hem, Ara, mana Ara?” tanya Jack.
Pak Beni dan Ny Inez terkejut dengan pertanyaan Jack.
Pak Beni mendekati Jack lalu berbisik.
“Tuan, disini tidak ada yang namanya Ara,” kata Pak Beni.
“Mana Ara? Aku mau Ara!” bentak Jack dengan keras pada Pak Beni yang langsung pucat. Ny. Inez segera berdiri melihat reaksi Jack itu.
Gadis gadis itu terkejut melihat Jack membentak Pak Beni, membuat mereka mulai takut melihatnya. Tampang yang tampan tadi hilang berubah menjadi menakutkan meskipun masih terlihat tampan. Sedang marah juga masih tampan saja.
“Aku mau Ara!” teriak Jack.
“Tuan Jack, tapi Ara tidak ada disini,” kata Pak Beni.
“Aku mau Ara! Mana Ara?” tanya Jack mulai histeris.
Gadis- gadis itu mulai pucat, mereka tidak mengira si tampan itu berteriak –teriak tidak jelas.
Ny. Inez segera menghampiri gadis-gadis itu dan menyuruh mereka pergi.
“Kalian semua pergi cepet!” perintah Ny.Inez, dia tidak mau gadis-gadis itu melihat Jack mengamuk.
“Nanti kalian dapat uang saku, kalian pergi semua!” kata Ny. Inez.
Gadis- gadis itu segera berdiri dangan cepat, mereka merasa takut melihat Jack marah seperti itu.
“Aku mau Ara. Aku mau Ara!” teriak Jack, bukan berteriak saja, dia meraih pas bunga diatas meja dan dilemparnya ke lantai hingga pecah berantakan.
“Jack tenang Jack!” teriak Ny.Inez.
“Pak Beni bukankah Jack sudah minum obat?” tanya Ny.Inez.
“Sudah Nyonya!” jawab Pak Beni.
“Aku mau Ara!” teriaknya Jack lagi.
Kini tangannya meraih meja itu lalu digulingkan sampai pecah berantakan. Ny. Inez pun menjerit karena meja itu hampir mengenai kakinya.
Pak Beni menoleh pada Pak Atam, supaya segera memegang Jack.
“Jack tenang Jack,” tapi Jack melepaskan pegangannya dengan keras sampai Pak Beni terlempar.
Pak Atam memanggil manggil beberaa pelayan yang segera berdatangan memegangi Jack yang mulai mengamuk. Tentu saja mereka kewalahan karena Jack memiliki badan yang tinggi besar juga berotot, otomatis tenaganya juga kuat.
Pak Beni segera mengeluarkan sesuatu dibalik sakunya, sebuah suntil penenang yang sudah disiapkannya, diapun langsung menyuntikannya pada lengan Jack. Beberapa saat kemudian Jack terkulai dan hampir jatuh ke lantai segera di pegang oleh para pelayan, laku Jack dibaringkan di sofa panjang.
Ny.Inez tampak pucat melihat Jack lalu pada Pak Beni.
“Kau menyuntikkan obat penenang?” tanya Ny.Inez.
“Iya Nyonya,” jawab Pak Beni.
“Pak Beni, kau tidak sedang berbohongkan kalau Jack sudah keluar dari RSJ? Kenapa dia seperti ini? Dia masih tidak bisa mengontrol emosinya, aku ingin dia kembali masuk ke RSJ, bawa dia kembali ke Perancis,” kata Ny. Inez.
“Nyonya, Nyonya tega melakukan itu?” tanya Pak Beni.
“Tidak ada jalan lain daripada dia mengamuk begini” keluh Ny.Inez.
“Kata Dakter, Tn. Delmar butuh support dari keluarganya,” kata Pak Beni.
“Lagi pula Tn. Delmar yang ingin pulang, bisa bisa dia kabur dari RSJ,” kata Pak Beni.
Kepalanya Ny. Inaz langsung berdenyut-denyut.
“Kalau begitu cari Ara! Aku tidak mau tau apakah dia punya pacar atau punya suami, bawa Ara kemari dulu! Kau punya gambarnya kan? Ada orang-orang ku yang bisa membantu mencarinya,” kata Ny.Inez.
Ny. Inez menoleh pada Jack lalu beranjak meninggalkan ruangan itu.
“Baik Nyonya,” jawab Pak Beni.
Diapun langsung menghubungi seseorang, kemudian pergi menuju ruang kerjanya Jack mengambil gambarnya Ara, memfotonya mengirimkannya pada orang yang di telponnya.
Kurang dari satu jam Pak Beni sudah mendapatkan identitas gadis itu.
“Arasi Mayang, namanya Arasi Mayang,” gumam Pak Beni.
Dibacanya lagi identitas lainnya, kerja diperusahaan swasta Global Mandiri sebagai supervisor. Pak Beni mengangguk-angguk.
Dia harus menemui gadis itu, semoga gadis itu mau dibawa menemui Tn. Delmar. Pak Beni langsung menoleh pada Pa kAtam.
“Tolong disiapkan mobil dan supir, antar aku ke PT Global Mandiri,” kata Pak Beni.
Tidak berapa lama, Pak Beni diantar oleh supir keluarga Delmar, menuju perusahaan PT Global Mandiri.
Kantor tempat bekerja Arasi itu ternyata bukanlah di gedung yang tinggi. Gudung itu hanya satu lantai, sepertinya sebuah kantar sub pelayanan umum.
Mobil mewah itu memasuki parkiran yang tidak begitu luas. Pak Beni bisa melihat kantor yang didepannya itu dikelilingi oleh kaca hitam. Diapun merapihkan bajunya, akan truun dari mobil, dia akan menemui gadis yang bernama Arasi Mayang, dia harus bisa membawa gadis itu menemui Tn.Delmar.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Mama cantik😘💖
vas bunga Thor,bukan pas bunga,🙏🤭
2024-07-13
0
DG s
😃😃😃
2024-03-13
0
Aishnina(✿ ♥‿♥)
ngebet mau nikah ky bocil pengen dibeliin mainan🤣
2024-02-04
0