Di dalam ruangan itu, tampak sepi pelangga, para customer serice itu yang terlihat cantik cantik dengan seragamnya, tampak sedang bersenda gurau dengan temannya.
Tiba tiba ada yang berseru karena melihat mobil mewah parikir didepan kantor.
“Eh lihat-lihat mobilnya keren banget,” kata salah satu gadis itu, melongokkan wajahnya
ke kaca. Membuat teman-temannya jadi melihat ke jendela.
“Kira-kira yang bawanya cakep tidak ya?” tanya gadis yang lain.
“Coba kita tunggu, kita lihat,” kata yang lainnya, merekapun begerombol melihat keluar lewat kaca hitam itu.
Pak Beni melirik kantor itu lewat kaca spion, dia harus segera membawa Ara kerumah untuk bertemu dengan Tn. Delmar, tapi alasannya apa? Dia memikirkan alasan yang tepat supaya Ara mau diajak kerumah Tn Delmar.
Gadis-gadis itu menanti dengan penasaran ingin tahu seperti pemilik mobil mewah itu. Turunlah Pak Beni, pria paruh baya yang berambut putih. Sontak saja gadis gadis itu pada tertawa.
“Uuu kakek kakek hahha…” seru mereka.
“Mobilnya mewah tapi kakek-kakek mau tidak?” tanya salah satu gadis itu.
“Ogah ah, masih banyak yang muda,” kata yang lainnya, masih sambil tertawa-tawa.
“Kalian sedang apa?” terdengar suara seseorang masuk keruangan itu, membuat semua gadi-gadis menoleh kearah suara.
“Eh ibu, ah tidak cuma becanda Bu!” jawab mereka dan buru-buru kembali kemejanya masing-masing.
“Ada apa sih Deva?” tanya Ara pada gadis yang bernama Deva itu.
“Itu Bu, ada mobil mewah didepan, membayangkan pria keren yang bawanya, ternyata yang bawanya kakek- kakek hehhe..” jawab Deva sambil kembali cekikikan.
“Kalian ga ada kerjaan,” ucap Ara, sambil berbalik akan masuk keruangannya.
Tiba-tiba satpam membukakan pintu.
“Selamat siang Pak, ada yang bisa dibantu?” tanya satpam pada seseorang yang masuk ke ruangan itu.
Semua orang melihat kearah sana. Gadis-gadis itu saling lirik dengan temannya, melihat tamu kakek-kakek itu ternyata masuk keruangan itu.
“Saya ingin bertemu dengan Ibu Ara,” jawab Pak Beni.
Lagi-lagi semua gadis itu saling pandang dengan temannya, ternyata pria tua itu mencari atasan mereka.
“Ada keperluan apa Pak? Kalau ada keluhaan pelayanan bisa langsung ke customer serivce,” tanya Pak satpam.
“Ada keperluan pribadi,” jawab Pak Beni. Sontak semua gadis-gadis itu saling lirik lagi.
Ara yang sudah akan masuk keruangannya, menghentikan langkahnya mendengar ada tamu untuknya, diapun membalikkan badannya, matanya bertemu dengan matanya Pak Beni.
Ara mengerutkan keningnya, siapa pria itu? Dia seperti pernah melihatnya.
“Bapak ingin bertemu saya?” tanya Ara, menghampiri Pak Beni.
Pak Beni menatap kearah Ara. Ternyata benar ini gadis yang dicarinya.
Diapun tersenyum dan mengangguk. Lagi-lagi gadis-gais itu saling melirik.
“Ada apa ya?” tanya Ara.
“Ada keperluan pribadi yang harus dibicarakan,” jawab Pak Beni, membuat Ara keherenan.
“Silahkan masuk Pak, kita keruangan saya,” kata Ara pada Pak Beni yang segera mengikuti langkahnya.
Terdengar gadis-gadis itu saling bergosip.
“Makanya menikah muda saja, kalau perawan tua yang nyari juga kakek-kakek,” ujar salah satu gadis itu.
“Ssst jangan asal bicara,” kata yang lainnya.
“Kenyataannya kan begitu, keren sih keren mobilnya tapi kakek- kakek,” kata gadis tadi.
Pak Beni masuk keruangannya Ara.
“Silahkan duduk,” kata Ara.
“Terimakasih,” jawab Pak Beni sambil duduk, matanya melihat kesekeliling kantor itu. Ara duduk didepannya.
“Maaf Bapak ini siapa ya? Ko mencari saya? Ada perlu apa?” tanya Ara dengan sopan.
“Mm,” Pak Beni tampak berfikir.
“Saya ingin mengundang Bu Ara ke rumah Tuan Jack Delmar,” kata Pak Beni.
“Mengundang kerumah Tuan Jack Delmar? Siapa Tuan Jack Delmar itu? Ko Bapak bisa tahu saya?” tanya Ara kebingungan.
“Pria yang waktu itu bertabrakan dihalaman parkir café,” jawab Pak Beni.
Ara mengingat-ingat kejadian itu, ya dia memang bertabrakan dengan pria tampan, jadi pria tampan itu bernama Jaclk Delmar?
“Dia yang Bapak maksud Tuan Jack Delmar?” tanya Ara memastikan.
“Benar Bu,”jawab Pak Beni.
“Tapi ada urusan apa ya Pak? Saya tidak kenal dengan Tuan Jack Delmar, kenapa tiba-tiba diundang kerumahnya? Maaf Pak, saya juga tidak kenal Bapak,” kata Ara, dia merasa takut diundang orang yang tidak dikenal.
Pak Beni tampak kebingungan mencari-cari alasannya.
“Tuan Delmar hanya ingin bertemu saja,” jawab Pak Beni.
“Maaf Pak, saya tidak bisa pergi begitu saja menumui orang yang tidak dikenal, saya minta maaf,” tolak Ara.
“Tapi Bu,” Pak Beni kebingungan, harus pakai alasan apa supaya Ara mau ikut bersamanya, tidak mungkin dia menceritakan keinginan Jack untuk menikah dengannya, bisa-bisa gadis ini malah semakin ketakutan.
“Maaf Pak, saya banyak pekerjaan. Tolong sampaikan pada Tn. Jack Delmar, kalau saya tidak bersedia dating, saya sibuk,” kata Ara.
Pak Beni terdiam lagi dia sudah menebak pasti Ara tidak mau ikut dengan orang asing.
“Baiklah, saya akan mencoba bicara dengan Tuan Jack,” kata Pak Beni.
“Iya, saya minta maaf,” ucap Ara.
Akhirnya dengan terpaksa Pak Beni pulang dengan tangan kosong. Bukan Ara saja, setiap orang pasti akan takut tiba-tiba diminta datang kerumah orang asing. Pak Beni memakluminya, diapun akhirnya pulang kerumah Tuan Delmar.
Sesampainya di rumah, Pak Beni langsung ke ruang kerjanya Jack. Diketuknya berkali-kali pintu itu, tapi Jack tidak menjawab. Pak Benipun mendorong pintu itu dan langsung masuk.
Dilihatnya Jack sudah berganti pakaian berdandan rapih, sedang menulis sesuatu di meja kerjanya. Melihat Jack seperti itu siapa yang menyangka kalau pria setampan Jack kondisi kejiwaannya terganggu, bahkan ketampanannya mengalahkan pria-pria normal diluar sana.
Tapi saat melihat isi ruangan itu, dia terkejut, ruang kerja itu begitu berantakan dengan lembaran-lembaran kertas berserakan dilantai juga di sofa.
Pak Beni mengambil salah satu kertas itu lalu dilihatnya ternyata gambarnya Ara, diambilnya lembar yang lain, semua sama gambar wajahnya Ara.
Jack selesai menggambarnya lalu melempar kertas itu sembarangan lalu mengambil lagi kertas baru.
“Tuan Delmar,” kata Pak Beni.
Jack tidak menjawab, dia kembali menggambar.
“Tuan!” Pak Beni menghampiri Jack yang sekarang menatapnya.
“Tuan, aku minta maaf, aku tidak bisa membawa Ara kemari,” kata Pak Beni dengan hati-hati.
“Ara? Ara tidak mau kemari?” tanya Jack.
“Iya Tuan, maaf,” jawab Pak Beni.
Jack terdiam sebentar, merenung, lalu bangun dari duduknya.
“Tuan, Tuan mau kemana?” tanya Pak Beni, tapi Jack bergegas keluar dari ruang kerja itu.
“Tuan, Tuan mau kemana?’” Tanya Pak Beni, mengikuti langkah Jack.
“Mencari Ara,” jawab Jack.
“Tapi Tuan..” Pak Beni tampak bingung, tapi Jack tidak menghiraukannya, dia terus turun menuju keluar rumah.
Sebuah mobil mewah baru saja berhenti di depan teras. Keluarlah seorang pria muda tampan bersama seorang gadis yang bergelayut manja dan tertawa cekikikan seperti ada yang lucu. Merekapun memasuki rumah.
Karena Jack berjalan buru-buru, membuatnya menabrak gadis itu.
“Hei, hati-hati!” teriak yang pria sambil memeluk gadis yang hampir jatuh itu.
Gadis itu terkejut bertabrakan dengan Jack, diapun segera berpegangan pada pria yang memeluknya.
Dia terkesiap saat melihat Jack, dia tidak menyangka akan melihat pria setampan itu dirumah ini. Tapi Jack sama sekali tidak menghiraukan mereka, dia cepat cepat menuju mobilnya. Pak Beni yang mengikuti Jack, pandangannya bertemu dengan pria muda itu.
“Tuan Bastian,” sapa Pak Beni.
“Urus orang gilamu itu!” hardik Bastian.
Pak Beni tidak menjawab, diapun langsung keluar mengejar Jack.
“Ayo sayang,” jawab Bastian pada gadis itu.
“Orang gila? Apa maksudmu orang gila?” tanya gadis itu, sambil berjalan memasuki ruang tamu.
“Dia itu itu kakakku yang gila, Kinan,” jawab Bastian sambil berjalan kearah sofa lalu duduk disana diikuti gadis yang dipanggil Kinan itu.
“Apa?” gadis itu terkejut. Pria setampan itu gila?
Kinan menatap Bastian keheranan. Berbagai pertanyaan muncul di benaknya.
**************
Readers, aku up dua bab, jangan lupa likenya ditiap bab. Yang punya vote jangan lupa votenya juga.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Mama cantik😘💖
lah si Jack ketemu rivalnya
2024-07-13
0
Ainieee
msihh proses pnyembuhaan niee jack smngatt
2023-08-02
0
Febri Ana
lanjuutt
2023-05-09
0