Tn.Ferdi langsung bermuka masam. Dia saja berpuluh tahun mengelola perusahaan peninggalan ayahnya Jack, tidak membeli rumah semewah itu, hanya masih tinggal dirumah peninggalan ayahnya Jack. Meskipun rumah yang ditempatinya jauh lebih megah dan mahal dari rumah yang dibelikan Jack untuk Ara, tetap saja dia merasa iri.
Bastian juga langsung memberengut, dia merasa iri dengan kekayaan yang begitu banyak yang dimiliki kakaknya. Kinan yang melihatnya pun terkejut, dia tidak menyangka pria gila itu memiliki harta yang begitu banyak. Kalau dia dilamar Bastianpun belum tentu Bastian memberikan seperti yang Jack berikan pada Ara.
Pak Beni mengambil kembali ponselnya, dia bisa menebak, dia akan jadi sasaran amarahnya Ny.Inez nanti dirumah.
Ara mencoba menenangkan hati dan fikirannya, dia benar-benar shok, terkejut dengan semua ini, dia tidak menyangka Jack akan melamarnya dengan datang langsung kerumah bersama keluarganya dan membawa hadiah yang begitu mahal.
Ibunya Ara merasa kakinya tidak menapak ditanah saking terkejutnya, dia berasa bermimpi.
“Tuan Jack, Pak Beni, silahkan duduk, kita bicara,” ucap Ara dengan sopan.
Jack dan Pak Benipun duduk di sofa ruang tamu itu, barulah Ara duduk bersebelahan dengan ibunya.
Pak Beni menyimpan koper itu diatas meja, membuat semua orang melirik koper itu, apalagi ibunya Ara, tidak percaya kalau koper itu dibawa untuk putrinya.
“Jadi begini Bu Ara,” ucap Pak Beni, mulai bicara.
Semua hening. Ara dan ibunya Ara mendengarkan dengan hati yang deg degan.
“Kami kemari ingin melamar Bu Ara untuk menikah dengan Tuan Jack Delmar,” kata Pak Beni, seperti yang dikatakan Jack tadi pada Ara.
“Ini Ny.Inez, Ibunya Tn. Delmar. Ini Tn.Ferdi, ayah tirinya, Ini Bastian, adik Tn.Delmar dan temannya,” kata Pak Beni, menyebutkan semua anggota keluarga.
Ara masih mendengarkan, sedangkan ibunya merasakan kepalanya berputar-putar karena pusing putrinya dilamar orang kaya.
“Tn.Delmar juga membawa hadiah sebagai tanda lamarannya, berupa rumah yang tadi saya perlihatkan, itu dibeli cash, kunci rumahnya akan segera dikirimkan kemari, dan ini…” ucap Pak Beni lalu berhenti bicara.
Tangan Pak Beni menyentuh koper diatas meja, lalu kembali membuka koper yang berisi perhiasan itu.
Bastian dan Kinan yang baru melihatnya langsung terkejut. Bastian semakin iri saja kakaknya begitu mudahnya memberikan hadiah mahal pada seorang gadis, itu artinya kakaknya itu memiliki banyak harta yang lebih dari itu.
Kinan tidak bicara apa-apa, dia kira Bastian sangat kaya ternyata kakaknya yang kaya dan royal, sangat royal. Ternyata Jack lebih menarik daripada Bastian, fikirnya.
“Jadi itu maksud kedatangan kami, untuk melamar Bu Ara,” kata Pak Beni.
Ara terdiam mendengarnya. Dia menatap Jack lalu pada keluarganya, dia merasa bingung karena masalahnya mereka adalah orang asing, meskipun mereka membawakan hadiah lamaran yang begitu mahal tapi sekali lagi dia tidak mengenal, siapa Jack?
Ara menghela nafas sebentar lalu mulai bicara.
“Terimakasih atas maksud baik kalian semua,..tapi maaf, aku tidak bisa menerima lamaran ini…” ucap Ara membuat semua orang terkejut.
Ny, Inez merasa jengkel mendengarnya, sudah membawa hadiah begitu banyak ternyata Jack ditolak?
Ara menatap Jack.
“Maaf Tuan Jack, kita belum saling kenal, jadi aku tidak bisa menerima lamaranmu,” ucap Ara.
“Kenapa?” tanya Jack, hatinya langsung merasa sedih Ara menolak lamarannya.
“Apa hadiahnya kurang?” tanya Jack lagi, menatap Ara.
“Apa kau ingin yang lainnya? Kau ingin mobil mewah, atau rumahnya kurang bagus? Perhiasannya kurang banyak? Katakan padaku kau ingin apa?” tanya Jack lagi, membuat Ara merasa tidak enak.
Pak Beni merasa sedih Ara menolak lamarannya Jack, tapi dia juga memahami Ara pasti bingung karena tidak mengenal Jack, apalagi kalau sampai tahu Jack mengalami gangguan kejiwaan pasti Ara akan merasa takut.
“Tidak, bukan itu…tapi…” belum selesai Ara bicara, Jack tiba-tiba mengeluarkan miniatur prajurit Perancisnya dari sakunya dan disimpan diatas meja, membuat semua mata memandang patung kecil itu dengan heran.
Keluarga Jack sudah mulai gelisah Jack menunjukkan sifat gilanya, dan mereka bersiap-siap untuk malu.
Jack menatap miniatur itu lalu pada Ara, yang juga kini menatapnya heran.
“Ini adalah miniatur Jendral 9 nyawa, benda paling berharga dalam hidupku,” ucap Jack, berhenti sebentar, seperti ingin mengungkapkan sesuatu yang berat.
Hening…
“Ini adalah hadiah yang dibelikan ayah dihari ulang tahunku. Benda ini adalah hidupku. Sekarang aku memberikanmu hadiah ini, Jendral 9 nyawa, itu artinya aku memberikan seluruh hidupku untukmu,” ucap Jack, membuat semua orang terdiam dan terharu. Apakah ini ucapan dari seorang yang sakit jiwa?
Ny. Inez terdiam melihat mainan itu, itu adalah hadiah ulang tahunnya Jack dari ayahnya Jack saat Jack masih kecil. Sebenarnya dirumah masih banyak miniatur seperti itu hanya saja miniatur yang Jack bawa sekarang adalah hadiah terakhir dari ayahnya.
Ada sedih dihatinya, melihat Jack masih mengingat mainan itu. Kalau bukan karena kenakalannya Jack, ayahnya Jack mungkin masih hidup sekarang.
Ny.Inez mulai bicara.
“Ayahnya Jack sudah meninggal waktu Jack masih kecil,” ucap Ny.Inez, kembali bersedih mengingat suaminya dulu.
Semua terdiam…hening…
Ara menatap miniature itu lalu pada Jack.
“Aku turut berduka cita atas meninggalnya ayahmu,” ucap Ara.
Jack tidak menjawab, terdiam menunduk…
Pak Beni sudah merasa khawatir karena membahas ayahnya Jack takut mengingatkan lagi pada kejadian dulu yang membuat Jack depresi. Kepalanya menoleh kearah pintu, seakan memberi kode pria-pria kekar itu jika tiba-tiba Jack mengamuk.
Ara kembali berbicara.
“Tuan Jack!” panggil Ara.
Jack mengangkat kepalanya dan menatapnya.
“Aku menghargai atas niat baikmu, terimakasih kau juga sudah membawakanku hadiah yang sangat mahal, tapi maaf aku tidak bisa menerima lamaranmu,” ucap Ara.
Hening lagi…semua diam.
“Kau menolakku?” tanya Jack.
“Maaf Tuan Jack, kita baru bertemu dan aku tidak mengenalmu, aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku kenal, sekali lagi maaf,” jawab Ara, dengan berat hati.
Dia tidak bisa memaksakan diri menerima Jack meskipun membawa hadiah mahal, menikah sekali seumur hidup, dia tidak bisa menerima pria yang tidak dikenal kepribadiannya.
Jack menatap Ara, dia datang dengan pengharapan besar, dia ingin selalu melihat mata itu menatapnya setiap hari dan melihat senyum itu tersenyum padanya setia saat. Tapi ternyata Ara menolak lamarannya, hatinya sangat kecewa.
“Maaf,”ucap Ara, sekali lagi sambil menundukkan kepalanya.
Jack masih diam menatapnya, menatap gadis yang sedang menunduk itu.
Pak Beni kembali melirik pada pria-pria kekar itu, menanti detik-detik Jack mengamuk. Biasanya Jack akan marah jika keinginannya tidak dituruti karena dia belum bisa mengendalikan emosinya. Jarum suntik tersedia aman disakunya jika sewaktu-waktu Jack tidak bisa dikendalikan.
Ny.Inez pun gelisah, menunggu saat saat Jack marah, begitu juga yang lainnya. Bastian menoleh pada Kinan yang tidak mengerti semua ini.
“Jadi…” Ara mulai bicara lagi.
Tangannya menutup koper yang terbuka itu, lalu disodorkan kedepan Pak Beni.
“Karena aku menolak lamarannya, jadi semua hadiah aku kembalikan, rumah dan perhiasan ini aku kembalikan, maaf,” ucap Ara, sambil mendorong koper itu ke depan Pak Beni.
Keluarga Jack hanya diam melihat sikap Ara yang menunjukkan menolak Jack. Mereka tidak bisa memaksa kalau memang ini keputusan Ara.
Namun kemudian...
“Tunggu!” tiba-tiba ada suara yang berteriak, membuat Ara menghentikan gerakannya.
Siapa yang berteriak? Semua menoleh kearah suara, ternyata ibunya Ara yang berteriak.
“Ada apa Bu?” tanya Ara, menatap ibunya keheranan, begitu juga yang lain.
Ibunya Ara menatap Ara.
“Kita harus bicara!” ucap Ibunya Ara.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Ainieee
waah pa yg trjadiii
2023-08-06
0
Justme
🥺🥺🥺
2022-07-29
0
DiAn🍁
huaaahh bang Jack benar " tulus 😭
ayo Ara terima lamarannya dong
2022-07-27
0