Ny. Inez sedang ada tamu diruang kerjanya, seorang wanita yang hampir sama usianya dengannya.
Terdengar suara ketukan dipintu beberapa kali.
“Masuk!” seru Ny.Inez.
Pintupun terbuka, Pak Beni masuk keruangan itu.
“Jack sudah pulang?” tanya Ny. Inez.
“Sudah Nyonya, sekarang sedang ada diruang kerjanya, sedang belajar dengan Pak Teo,” jawab Pak Beni.
Pak Beni menoleh pada wanita yang sedang duduk itu.
“Dokter Mia,” sapanya sambil mengangguk dan tersenyum.
“Iya Pak Beni. Ny.Inez ingin bicara dengan kita,” jawab Dokter Mia.
Ny.Inez bangun dari kursi kerjanya, berjalan menuju sofa tempat Dokter Mia duduk, sedangkan Pak Beni hanya berdiri saja.
“Aku memanggil Dokter Mia, karena tingkah Jack kali ini sangat aneh, meskipun sebenarnya sejak kedatangannya dari Perancis sebulan yang lalu sikapnya belum normal,” kata Ny.Inez.
“Aneh seperti apa Nyonya?” tanya Dokter Mia.
“Jack ingin menikah dengan wanita yang bertabrakan dengannya di parkiran disebuah café,” jawab Ny.Inez.
Dokter Mia serius mendengarkan, lalu bicara.
“Seperti yang sudah saya katakan sebulan yang lalu, Tuan Delmar sudah dewasa, secara fisik dan hasrat seksualnya, dia sudah dewasa. Itu alamiah karena usianya juga sudah 32 tahun, di sudah sangat dewasa, bahkan kebanyakan pria seusianya sudah menikah,” kata Dokter Mia.
“Iya, makanya aku mencari wanita yang bisa aku bayar untuk menjadi istrinya, tanpa dia tahu kalau Jack itu sakit,” kata Ny.Inez.
“Aku sengaja merahasiakannya, karena siapa yang mau menikah dengan pria bekas pasien rumah sakit jiwa?” keluhnya lagi.
“Tn. Delmar sudah sembuh Nyonya, sudah mengalami banyak kemajuan, dia sudah bisa berintraksi dengan orang lain. Selama dibantu obat-obatan, Tn.Delmar masih bisa hidup dengan normal meskipun tidak senormal orang normal umumnya,” kata Dokter Mia.
“Itu sih sama saja dengan belum sembuh Dok, mau sampai kapan dia hidup bergantung dengan obat-obatan? Sikapnya masih aneh, telat minum obat saja dia bisa kumat. Kalau dia sudah sembuh, dia tidak butuh obat-obatan itu,” keluh Ny.Inez.
“Memang tidak semua pasien sembuh RSJ akan normal seperti orang normal umumnya,” kata Dokter Mia.
Semuapun terdiam.
“Apa memang Jack harus menikah? Dia terus bicara ingin menikah. Aku membawa Sandra dia sama sekali tidak melihatnya,” tanya Ny.Inez.
“Seperti yang saya katakan tadi, secara fisik dia normal sebagai pria dewasa, dia akan mengalami jatuh cinta,” jawab Dokter Mia.
“Orang gila bisa jatuh cinta?” tanya Ny.Inez.
“Tn.Delmar tidak gila Nyonya, dia masih bisa merasa sakit, dia bisa merasakan cinta dari orang orang disekitarnya, apalagi dia sudah berobat sekian lama, seharusnya dia sudah sembuh dari depresinya,” kata Dokter Mia.
“Mau namanya depresi, mau gangguan mental, sama saja, kelakuannya tetap saja aneh, seharusnya dia masih di rumah sakit jiwa, kenapa dia harus pulang kesini,” keluh Ny.Inez.
“Tuan Delmar sudah keluar dari RSJ Nyonya,” kata Pak Beni.
“Mana hasilnya? Dia belum sembuh 100 persen. Kadang sadar kadang tidak sadar, sekarang ingin menikah dengan yang bernama Ara. Ara siapa? Kenal juga tidak,” gerutu Ny.Inez, lalu menoleh pada Pak Beni.
“Kau mengenal gadis itu tidak?” tanya Ny.Inez.
“Tidak Nyonya,” jawab Pak Beni.
“Tuh, bagaimana kalau ternyata dia istri orang?” keluh Ny.Inez lagi.
“Jadi kalau memang ada calon yang mau menikah dengan Tn.Delmar, biarkan saja, saya khawatirnya Tn.Delmar akan menyalurkan hasratnya pada sembarang orang,” kata Dokter Mia, membuat Ny.Inez kebingungan.
“Baiklah Dokter, aku akan mencari gadis yang akan menikah dengan Jack,” kata Ny,Inez.
“Mungkin sekarang saya tidak perlu bertemu Tn.Delmar, saya akan langsung pulang,” ucap Dokter Mia.
“Iya, dia sendang belajar Bisnis diruang kerjanya,” jawab Ny.Inez.
“Baiklah, kalau begitu saya permisi, Ny. Jangan khawatir saya akan selalu ada jika dibutuhkan,” kata Dokter Mia.
“Baik Dok, terimakasih,” ucap Ny.Inez.
Dokter Miapun keluar dari ruangan itu.
Ny.Inez menoleh pada Pak Beni.
“Kenapa kau membawa Jack pulang?” tanya Ny.Inez, sambil berdiri lalu berjalan menuju jendela besar ruang kerjanya itu yang terbuka.
“Karena Tn.Delmar memang ingin pulang Nyonya,” jawab Pak Beni.
“Tapi itu membuatku repot sekarang,” keluh Nyonya Inez.
“Nyonya jangan lupa, Tn.Delmar sudah mulai bisa hidup nomal meskipun masih bergantung pada obat-obatan,” jawab Pak Beni.
Ny.Inez menghela nafas panjang, tidak bicara lagi.
“Ny. Sudah memasukkannya ke rumah sakit jiwa di Perancis dari Tn.Delmar kecil, bahkaan Nyonya tidak pernah menengoknya sampai sekarang,” kata Pak Beni.
“Makanya aku mengutusmu menjaga Jack di Perancis supaya dia tidak kembali padaku,” keluh Ny.Inez.
“Tapi dia anakmu Nyonya! Kau sama saja dengan membuangnya! Mungkin dia tidak mengerti tapi hati kecilnya dia merindukan ibunya makanya Tn.Delmar minta pulang,” kata Pak Beni.
“Aku tidak mau punya anak yang sakit jiwa! Aku malu,” ujar Ny.Inez.
“Tidak ada yang mau semua itu Nyonya,“ kata Pak Beni
“Kau jangan lupa Jack yang menyebabkan suamiku meninggal juga Arum putrinya Imelda, sampai sekarang Imelda dan suaminya membenciku,” ucap Ny. Inez.
Pak Beni terdiam.
“Jack sangat nakal, kalau bukan karena kenakalannya ayahnya dan Arum pasti masih hidup sekarang,” keluhnya.
“Tn. Delmar juga tidak menginginkan hal itu terjadi, dia terus terusan dihantui rasa bersalah makanya menjadi depresi dan Nyonya memasukkannya ke RSJ,” kata Pak Beni.
Ny.Inez membalikkkan badannya menghadap Pak Beni.
“Besok ada beberapa gadis yang akan dikenalkan pada Jack, biarkan saja Jack memilih gadis itu, mana yang mau dinikahinya. Kau siapkan saja uangnya,” kata Ny,Inez, kepalanya terasa berdenyut-denyut memikirkan Jack.
“Baik Nyonya,” jawab Pak Beni, diapun keluar dari ruang kerja itu.
Sementara itu diruang kerjanya Jack.
Pak Teo sedang menjelaskan strategi pemasaran di depan whiteboardnya.
Sedangkan Jack sibuk saja menuliskan sesuatu diatas mejanya.
“Apa kau mengerti, Tn.Delmar?” tanya Pak Teo.
Tapi Jack sama sekali tidak menoleh, dia sibuk dengan yang ditulisnya.
“Tuan Delmar!” panggil Pak Teo.
“Tuan Delmar!” Pak Teo kembali memanggil, tapi Jack terus saja menulis.
Pak Teo menghampiri Jack yang sedang menggambar sesuatu, lalu dilihatnya ternyata Jack sedang menggambar wajah seorang gadis.
“Dia siapa?” Tanya Pak Teo.
Jack tidak menjawab, gambarnya sudah selesai. Pak Teo hanya menghela nafas panjang, dari tadi dia mengajar materi ternyata Jack malah menggambar wajah seorang gadis.
Terdengar suara ketukan dipintu.
“Masuk saja,” kata Pak Teo.
Ternyata Pak Beni yang masuk, dia langsung menatap Pak Teo.
“Ada apa?” tanya Pak Beni.
“Tuan Delmar menggambar seorang gadis, apa Tuan sedang jatuh cinta? Siapa gadis itu?” tanya Pak Teo, lalu menoleh pada Jack sambil tersenyum.
Jack merentangkan gambar itu di depannya.
“Arum, bukan, Ara,” jawabnya sambil menggelengkan kepalanya.
“Bolehkan aku melihatnya Tuan?” tanya Pak Beni.
Jack memberikan gambarnya. Pak Beni langsung melihatnya. Dia terkejut, Jack sangat detil menggambar wajah gadis yang diparkiran itu
“Kau menyukai gadis ini?” tanya Pak Beni pada Jack.
“Aku ingin menikah, dengan…” Jack tidak melanjutkan bicaranya, dia menunjuk gambar gadis itu.
Pak Benipun terdiam, apa Jack sedang jatuh cinta? Seperti yang Dokter Mia katakan?
Pak Beni menoleh pada Pak Teo dan menariknya menjauh dari Jack.
“Bagaimana pelajarannya Pak?” tanya Pak Beni.
“ Hari ini Tn.Delmar tidak menyimak apapun yang saya jelaskan,” jawab Pak Teo.
“Baiklah Pak Teo, cukup saja pelajarannya,” kata Pak Beni.
Pak Teo mengangguk.
“Baiklah Tuan Jack, saya permisi, besok kita bertemu lagi,” kata Pak Teo.
Jack tidak menjawab, dia kembali melihat gambar yang dibuatnya.
Pak Beni menatapnya lalu tersenyum. Menemani pria ini dari kecil sudah seperti anaknya sendiri.
“Tuan menyukainya?” tanya Pak Beni.
Jack mengangguk, diapun duduk bersandar ke kursinya, sekarang tampangnya serius.
Pak Beni kembali mengambil gambar itu dan dilihatnya.
“Tuan, kau sudah melewatkan pelajaranmu, kau harus minum obat,” kata Pak Beni.
Jack memejamkan matanya.
“Kepalaku pusing Pak Beni,” ucapnya.
“Saya ambilkan obatnya, sebentar,” kata Pak Beni, diapun segera keluar dari ruangan itu, pergi ke kamarnya Jack, berpapasan dengan Ny.Inez.
“Kau mau kemana?” tanya Ny.Inez.
“Mengambil obat untuk Tn.Delmar,” jawab Pak Beni
“Itu apa?” tanya Ny.Inez pada tangan Pak Beni, membuat Pak Beni terkejut kenapa dia membawa gambar itu.
“Tn.Delmar menggambar gadis yang bernama Ara itu,” jawab Pak Beni sambil memberikan gambar itu.
Ny.Inez mengambil gambar itu.
“Jadi Jack menggambarnya?” gumam Ny.Inez.
“Tn. Delmar menyukainya,” jawab Pak Beni.
“Tapi kita tidak tahu siapa gadis itu, lagipula yang kita butuhkan gadis yang membutuhkan uang supaya tidak begitu saja meninggalkan Jack,” kata Ny.Inez.
Pak Benipun terdiam.
“Pokoknya besok ada gadis-gadis yang akan datang untuk diplih oleh Jack, kau temani Jack jangan sampai dia tiba-tiba mengamuk atau apalah, kau tenangkan dia,” kata Ny.Inez. lalu pergi.
“Baik Nyonya,” jawab Pak Beni.
Pak Beni kembali ke kamarnya Jack mengambil obat, lalu kembali keruangannya Jack.
Pria itu masih besandar dengan memejamkan matanya.
“Tuan, silahkan diminum obatnya,” kata Pak Beni mengambilkan minum buat Jack.
“Kepalaku sangat pusing,” ucap Jack.
“Tuan jangan terlalu banyak berfikir,” kata Pak Beni, lalu memberikan obat-obatan itu pada Jack yang langsung meminumnya dengan tangan yang gemetaran.
“Aku ingin tidur,” ucapnya.
“Ya, istirahatlah,” kata Pak Beni, mengulurkan tangannya pada Jack yang bangun dari kursinya.
“Biar aku sendiri,” ucapnya, lalu keluar dari ruangan itu.
Pak Beni terdiam, dia sudah terbiasa dengan sikap Jack yang berubah- ubah itu, kadang seperti orang normal biasa, kadang sangat sulit diajak bicara.
************
Jangan lupa like dan vote nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
AnNam
kayaknya seru
2023-06-14
3
Siti Nurbaya
sepertinya asik juga ceritanya...kita ikuti sampai tamat.
2022-10-29
0
Fitria novia
knp ibu ny ga suka banget padahal Jack udh ada hampir sembuh seharusnya ny ibu ny mendukung apa Inez ibu tiri 🤔
2022-07-29
0