Melihat pengantin wanita datang, sontak semua yang hadir manatap kearah pintu. Mereka tidak membiarkan momen ini begitu saja,mereka mengabadikannya dengan foto dan video.
Ara yang didampingi orang tuanya juga para pengiring pengantin, merasa canggung dan bingung. Dia merasa asing dengan semua ini dalam sekejap sudah jadi pengantin disebuah gedung mewah, banyak bunag-bunga indah di dalam ruangan ini.
Melihat ke sekeliling dengan ragu kerena semua mata menatap kearahnya, dia sungguh merasa malu, karena yang hadirpun sosok-sosok yang tidak dia kenal.
Tiba-tiba matanya terhenti pada sosok yang ada disebrangnya, sang mempelai pria yang berdiri dengan gagah sedang menatapnya.
Tatapan mata pria itu yang tidak bisa sebentar saja menatapnya, tatapan yang selalu sampai menebus jantungnya, wajahnya langsung memerah.
Jack menatapnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Mata indah gadis itu yang membuatnya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat bertemu di parkiran sebuah cafe. Mata itu terlihat bagaikan magnet yang membuatnya tidak bosan melihatnya. Dan membuatnya yakin dia tidak akan pernah berpaling pada wanita manapun juga.
Terdengar pembawa acara melanjutkan lagi acaranya.
Kedua pria wanita itu masih saling tatap tanpa ada senyum sedikitpun, hanya saling tatap dengan fikiran masing-masing.
Ara tidak percaya kalau pria yang ada di seberangnya adalah pria yang akan menjadi suaminya. Mimpi apa dia menikah dengan pria setampan dan sekaya ini? Benar-benar seperti mimpi.
“Dia sangat tampan kan?” terdengar Ibunya Ara bicara.
“Ternyata ibu tahu juga pria tampan,” jawab Ara.
“Tentu saja, ibu tahu pria tampan itu sangat menyukaimu, dia tidak mau berhenti menatapmu, kau sangat cantik putriku, kau memang mirip denganku” ucap Ibunya Ara sambil senyum-senyum, serasa Jack menatapnya saja.
“Ibu tidak sabar ingin melihat cucu Ibu pasti sangat lucu-lucu,” ucap Ibunya Ara membuat Ara menengok menatap Ibunya.
“Cucu apa?” tanya Ara.
“Ya tentu saja cucu kalian,” jawab Ibunya Ara.
“Baru juga akan menikah sudah membicarakan cucu,” keluh Ara.
“Hamil juga tidak boleh ditunda tunda nanti lama lagi hamilnya,” kata ibunya Ara.
“Apa kalian tidak bisa diam?” gerutu Pak Amril, ayahnya Ara. Ibunya Arapun diam begitu juga Ara.
Ara pun kembali menatap kedepan dan dia sangat terkejut saat sadar ternyata pria itu sudah berdiri didepannya dan menatapnya. Apakah Jack mendengar percakapannya dengan ibunya tadi? Sangat memalukan membahas cucu-cucu segala. Wajah Ara langsung memerah.
Pria yang dilihatnya tadi diujung karpet itu mengulurkan tangannya menyambutnya.
“Aku sudah menunggumu,” ucap Jack, masih menatap Ara.
“Tuan Jack,” sapa Ara, dia malah merasa bingung dengan pria yang baru dikenalnya ini.
“Jack, kau bisa memanggilku Jack,” ucap Jack.
“Ya, Jack,” ulang Ara sambil tersenyum dengan kaku.
“Kau sangat cantik,” puji Jack.
“Terimakasih,” jawab Ara tersipu malu.
Ibunya Ara langsung berbisik pada Ara.
“Kenapa kau diam saja? Ayo pegang tangannya,” kata ibunya Ara dengan kesal.
Arapun kembali tersadar, pria itu dari tadi mengulurkan tangannya, dia malah diam kebingungan.
Ara menatap uluran tangannya Jack lalu pada wajah Jack yang masih menatapnya, dengan ragu dia menerima uluran tangannya, kedua tangan merekapun saling sentuh. Ini adalah sentuhan pertama diantara keduanya.
Ara merasakan begitu kokohnya genggaman tangannya Jack. Seakan genggaman itu menunjukkan kebulatan tekadnya Jack untuk menikahinya. Tangan Jack memindahkan tangannya Ara menjadi menggandeng lengannya, merekapun berjalan beriringan.
Ara sekilas menoleh pada tanganya yang sekarang melingkar di lengan Jack, dengan tangan kanan Jack yang mengusap tangannya. Lalu Ara menengadah menatap pria yang yang pandangannya lurus kedepan itu.
“Kau akan terjatuh kalau menatapku seperti itu,” ucap Jack, membuat wajah Ara semakin merah, diapun mengalihkan pandangannya lurus kedepan seperti Jack.
Merekapun berjalan beriringan diatas karpet merah itu menuju tempat mereka mengucap janji untuk hidup bersama saling mencintai, melewati suka duka bersama juga saling setia.
Selama prosesi pernikahan yang paling tegang adalah Pak Beni dan Ny.Inez juga Tn.Ferdi karena tidak mau terjadi hal yang tidak terduga yang akan terjadi.
Pak Beni lebih memikirkan keselamatannya Jack sedangkan Ny.Inez dan Tn.Ferdi memikirkan rasa malu jika Jack tiba-tiba berbuat onar.
Tapi ternyata itu semua tidak terjadi. Hari ini Jack benar-benar bertindak sangat normal, dia terlihat sangat tenang dalam menjalani prosesi pernikahannya, tidak seperti yang orang-orang khawatirkan.
Jack bisa dengan lancar mengucap janji pernikahan dengan Ara. Bahkan saat memasangkan cincin dijarinya Ara, pria itu memasangkannya tanpa kendala, yang pasti pria itu sangat suka sekali memandang Ara, tidak peduli semua mata teruju pada mereka. Ara merasa seperti dikuliti kalau Jack sudah mulai menatapnya.
Bahkan saat terdengar suara, “Kalian sudah menjadi pasangan suami istri, kau boleh menciumnya,” tanpa rasa canggung dan ragu, Jack langsung melangkah lebih dekat kedepan Ara.
Sebelum mencium Ara, Jack menatap wajah gadis yang sekarang menjadi istrinya itu, jantung Ara seketika berdebar kencang, ini akan menjadi ciuman pertamanya, dicium pria yang baru dikenalnya dan dia tidak bisa menolak karena Jack sudah menjadi suaminya.
Tangannya Jack menyentuh dagu Ara, perlahan wajah tampan itu semakin mendekat, membuat Ara menahan nafasnya, jantungnya rasanya sudah mau copot saja sekarang, bibir itu semakin dekat, tambah dekat, kemudian dirasanya bibir itu menempel di bibirnya, sentuhan bibir itu begitu lembut mencium bibirnya, benar-benar membuatnya panas dingin.
Sebelum dia sadar dengan apa yang terjadi, ternyata Jack sudah melepaskan ciumannya dan menatapnya lagi.
Ara diam mematung masih merasakan bibir pria itu menempel dibibirnya. Jantungnya masih berdebar kencang, dia mendadak sangat gugup dan malu.
Ara masih tidak percaya dengan sikapnya Jack yang tidak sungkan untuk menciumnya, seakan pria itu sudah mengenalnya cukup lama. Ciuman Jack masih terasa lembut dibibirnya, yang dirasanya adalah pria itu sangat mencintainya.
Jack masih menatapnya.
“Aku mencintaimu,” ucap Jack dengan yakin.
Lagi-lagi Ara tertegun dengan sikapnya Jack, pria itu mengungkapkan rasa cinta padanya. Sungguh diluar dugaan. Apa benar pria ini mencintainya hanya dengan sekali bertemu? Ara tidak bisa menjawab pernyataan cintanya Jack karena dia belum mengenal Jack, baginya cinta itu butuh proses.
Jack meraih tangannya Ara dan menggenggamnya dengan erat. Ara melihat tangannya yang digenggam Jack, pria ini benar-benat tidak ragu menunjukkan rasa cintanya. Rasanya tidak bisa dipercaya dia sekarang sudah menjadi istrinya Tuan Jack Delmar. Padahal kemarin dia gelisah terus karena tidak mendapat jodoh, ternyata jika sudah waktunya tiba, ada saja jalan untuk menikah.
Ny.Inez tampak merasa lega, acara inti pernikahan sudah selesai. Jack dan Ara sudah resmi menjadi suami istr. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang.
Kedua mempelai sudah duduk di pelaminan.
Pa Beni menghampiri Jack, membungkukkan badannya lalu berbisik.
“Tuan, saatnya minum obat,” ucap Pak Beni.
Jack mengangguk lalu menoleh pada Ara.
“Aku tinggal sebentar,” ucap Jack, sambil mengusap punggung tangan Ara dengan lembut, dengan tatapan yang penuh cinta.
Ara mengangguk, dia merasa senang dengan sikap pria itu yang sangat sopan dan lembut padanya.
Ibunya Ara yang duduk disebelah Ara langsung berbisik ketelinganya Ara.
“Dia terlihat sangat mencintaimu, sayang. Kau sangat beruntung,” ucap ibunya Ara
“Iya,” jawab Ara, sambil tersenyum.
Kalau melihat sikap manisnya Jack. dia merasa yakin dia tidak akan sulit untuk mencintainya. Semoga kedepannya dia dan Jack bisa saling mencintai dan menjalani pernikahan mereka dengan bahagia.
Pak Beni mengajak Jack ke sudut lain yang tidak banyak orang berkumpul, dia membawa minum ditangannya, lalu memberikan obatnya pada Jack yang langsung meminumnya.
“Kau senang hari ini, Tuan?” tanya Pak Beni.
“Iya,” jawab Jack sambil tersenyum.
Pak Beni sangat senang melihat pria itu tersenyum, senyum yang sangat jarang, entah kapan terakhir kalinya dia melihat Tuannya tersenyum.
“Pengantin wanitanya sangat cantik,” puji Pak Beni, dia memberikan tisu pada Jack.
“Aku mencintainya,” ucap Jack,
“Ya aku tahu Tuan mencintainya,” jawab Pak Beni, dia tersentuh mendengar ungkapan dari Jack, dia bisa tahu kalau Tuannya sangat mencintai Bu Ara. Semoga saja Bu Ara akan mencintai Tuannya juga dengan tulus, jika suatu saat Bu Ara tahu kalau Tuannya sedang dalam pengobatan gangguan kejiwaan.
“Aku kembali kesana, aku tidak mau terlalu lama meninggalkan Ara,” ucap Jack.
Pak Beni mengangguk, kemudian dia hanya melihat punggung pria itu menuju kursi pelaminannya. Dia berharap dalam hatinya Jack akan selalu seperi ini, dan sembuh total tidak bergantung lagi pada obat-obatan. Dia pasti akan sangat senang sekali, karena usianya juga sudah tua dia ingin dimasa pensiunnya Jack sudah bisa hidup normal bersama istri dan anaknya kelak.
Ara menoleh pada Jack yang sudah kembali duduk disampingnya lagi.
“Maaf aku terlalu lama,” ucap Jack menatap Ara.
“Tidak,” ucap Ara.
Disudut yang berbeda Bastian dan Kinan memperhatikan kakak dan kakak iparnya yang duduk dipelaminan juga kedua orangtuanya.
“Kau akan cepat-cepat melamarku kan?” tanya Kinan.
“Iya,” jawab Bastian.
“Kau tidak lupa kan apa yang aku inginkan jika kau melamarku?” tanya Kinan.
“Iya, kau jangan khawatir,” jawab Bastian.```
Terdengar lagi MC mengumumkan acara selanjutnya, para tamu sudah diperbolehkan untuk memberikan selamat pada mempelai.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Indianna Tri Sukma
saya tidak pernah bosan dengan cerita ini, padahal sudah membaca 3 X, ceritanya benar2 bagus, walaupun ada kendala dalam hubungan rumah tangganya nanti 👍❤️
2023-11-14
1
DiAn🍁
HAPPY WEDDING Jack dan Ara🤵👰
2022-07-27
0
Meili Mekel
semoga saja obatx tdk akan membuat kacau
2022-07-07
0