Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga

Nona memagut bibir Dewa, Dewa membalasnya dengan mesra. Ciuman kali ini cukup lancar karena sebelumnya mereka sempat berciuman. Tangan Nona meremas punggung Dewa, jantungnya seolah meledak. Hasrat Dewa juga ikut naik, ia ingin sekali membuka segel Nona malam ini.

Sampai ketika ponsel milik Nona berdering, Nona dengan sigap melepas ciumannya. Selagi Nona menerima telpom, Dewa asyik memegangi bibirnya sendiri. Rasanya begitu manis dan membuat candu.

"Dewa, aku harus ke rumah sakit," ucap Nona sambil meraih tasnya.

"Ada apa, Nona?" tanya Dewa.

Nona begitu panik karena dia mendapat kabar jika ayahnya dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung.

"Nona, aku mau ikut. Aku ingin melihat keadaan ayah mertuaku," pinta Dewa.

Nona menganggukkan kepala, Dewa segera berkemas lalu mereka turun dan menuju ke mobil. Kali ini Mas Supri yang mengantar mereka. Dalam perjalanan, Nona begitu khawatir. Dewa menenangkannya.

"Padahal ayahku tidak ada riwayat penyakit jantung. Kenapa tiba-tiba?" ucap Nona.

"Nasib orang tidak ada yang tahu, Nona. Kita berdoa jika ayahmu akan baik-baik saja."

Setelah sampai rumah sakit, Nona dam Dewa segera menuju ruangan tempat ayah Nona dirawat. Disana kakak-kakak Nona sudah berada disana dan menatap dingin mereka yang bergandengan tangan. Dewa langsung melepas genggaman tangannya karena seolah terintimidasi oleh tatapan mereka.

"Bagaimana keadaan ayah?" tanya Nona.

"Dia sedang dirawat."

Nona lalu masuk dan Dewa menunggunya diluar. Dia begitu canggung bersama ketiga kakak Nona. Kakak kedua Nona lalu mengajaknya keluar. Mereka duduk kursi, tatapan kakak Nona sangat tidak enak bagi Dewa.

"Sudah mulai saling jatuh cinta?" tanya kakak Nona yang bernama Bagas.

Dewa hanya tersenyum kecil tetapi Bagas langsung menarik kerah baju Dewa.

"Ku peringatkan kepadamu, jangan menyukai adikku! Kau tidak pantas bersanding dengannya," ucap Bagas.

Disaat bersamaan kakak ketiga Nona datang, sebut saja Bayu. Dia tersenyum melihat mereka.

"Hahaha... Anak kecil sepertimu tidak pantas dengan adik kami yang sangat berharga. Aku akan membunuhmu dan menghancurkan keluargamu jika kau berusaha merebut hati Nona," ucap Bayu.

Bagas meletakkan tangannya dari kerah Dewa, dia langsung menoyor kepala Dewa dan mereka masuk kedalam rumah sakit lagi. Dewa begitu kesal, dia hanya menghela nafas panjang dan saat ia akan kembali masuk sang kakak pertama Nona yaitu Bara sudah berada dihadapannya.

"Jangan dengarkan kedua adikku itu!" ucap Bara yang usianya kini sudah menginjak 40 tahun.

Dewa tersenyum, Bara lalu berjalan melewati Dewa dan menuju mobilnya. Dewa berpikir jika kakak pertama Nona memang terlihat jauh lebih dingin dari pada yang lain tetapi seolah lebih baik dari kedua adiknya.

Dewa kini masuk ke dalam rumah sakit lagi, ia melihat Nona sudah berada diluar. Wajahnya sangat sedih.

"Bagaimana keadaan ayahmu?" tanya Dewa.

Nona tidak menjawab, dia memalingkan wajah. Seperti ada perubahan pada Nona. Dewa mencoba mendekatinya namun kedua kakak Nona mencegahnya.

"Adikku sedang tidak ingin didekati olehmu," ucap Bayu.

"Lebih baik kau pulang!" ucap Bagas.

Dewa mencoba menatap Nona tetapi Nona memalingkan wajah, sepertinya memang tidak ada yang beres. Dewa mencoba mengingat apakah dia punya kesalahan pada mereka? Semua ini membuatnya bingung.

"Nona, aku pulang, ya?" ucap Dewa.

Tetapi Nona tidak mau menjawab.

"Sudah sana pulang, kau juga tidak dibutuhkan disini," ucap Bayu sambil tersenyum menyeringai.

Dewa lalu melangkah menjauhi mereka. Pikirannya masih benar-benar bingung kenapa Nona langsung berubah sikapnya menjadi dingin dan seolah tidak peduli.

Disisi lain, Nona mengusap kedua matanya. Bayu dan Bagas hanya tersenyum kecut, Nona yang dikenalnya sangat elegan dan tidak pernah menangis kini menangis hanya untuk bocah ingusan itu.

"Nona sekarang menjadi seorang yang menyedihkan. Untuk apa kau menangisi bocah SMA itu?" tanya Bayu.

"Penuhi permintaan ayah, ceraikan dia! Nikahi Altaf, walau dia sempat mengecewakanmu tetapi dia tidak akan mengecewakanmu lagi," ucap Bagas.

Nona berdiri, ia sangat kecewa dengan kedua kakaknya. Dia berlari mencari keberadaan Dewa tetapi bocah itu sudah tidak ada. Nona mencari kesana kemari tetapi bocah itu sudah pergi meninggalkan rumah sakit. Nona menghampiri Mas Supri yang berada di mobil tetapi Mas Supri mengatakan jika Dewa tidak menghampirinya.

***

Dewa berjalan di keheningan malam, perasaannya seolah terguncang. Baru beberapa jam lalu mereka sudah baikan justru kini Nona memusuhinya lagi. Pernikahan ternyata memang tidak seenak yang dirasakannya. Dia berjalan tidak tentu arah dan dia sudah tidak menghiraukan dinginnya malam. Apalagi badannya yang sangat lelah seolah menikmati rasa kekesalannya kali ini.

Sampai ketika sebuah mobil mewah menghampiri dan berhenti disebelahnya. Seorang pria muncul dari mobil tersebut yang ternyata adalah kakak pertama Nona yaitu Bara.

"Kenapa kau disini?" tanya Bara.

Dewa hanya menundukkan kepala. Bara lalu mengajaknya ke cafe terdekat. Bara yang sangat dingin ternyata begitu baik dari dugaan Dewa. Mereka mengobrol di cafe dan memesan makanan, Dewa nampak begitu canggung.

"Aku dulu menikah juga seumuranmu. Masih labil, egois. Keluargaku sangat menentang pernikahan kami, apalagi keluarga istriku. Tapi aku tidak menyerah begitu saja, aku mencari cara bagaimana mereka bisa menerima pernikahan kami," ucap Bara.

"Kak Bara yang orang kaya bisa ditentang oleh keluarga apalagi saya yang sebagai orang tidak punya," jawab Dewa.

Bara tersenyum tipis, ia meminum minuman yang telah dia pesan lalu menatap wajah Dewa yang menunduk seolah tidak berani menatapnya.

"Ini bukan masalah kaya atau miskin tetapi jiwa kepemimpinanmu yang sebagai kepala keluarga. Rumah tangga ditentukan oleh kepala keluarga yang siap melindungi pernikahannya walau masalaj silih berganti," jawab Bara.

Dewa lalu berani menatap wajah Bara yang tersenyum kepadanya. Orang yang dianggapnya menyeramkan bisa berkata seperti itu kepadanya, Dewa lalu tersenyum. Keberaniannya seolah bangkit.

"Nona memang tipe orang yang menyembunyikan perasaanya tetapi dia tidak akan mau menikah denganmu jika dia tidak menyukaimu."

Dewa tersenyum, ucapan Bara membuatnya cukup lega. Bara lalu menepuk bahu Dewa dan menyemangati bocah itu. Setelah makanan datang, mereka langsung makan. Disaat bersamaan, ponsel Bara berbunyi. Dia tersenyum ternyata dari anak gadisnya.

"Hallo sayang?" ucap Bara.

"Papa dimana?"

"Papa akan menuju ke rumah sakit."

"Oke, aku dan mama akan kesana."

Setelah itu Bara menutup telponnya lalu menghabiskan makanannya dan mengajak Dewa untuk kembali ke rumah sakit.

****

Elara, anak Bara yang begitu cantik sedang menyisir rambutnya. Dia memandangi foto teman sekelasnya yang primadona di sekolahnya yaitu Dewa Arga. Sejak mendapat kabar jika Dewa putus dengan Sarah, ia mencoba mendekati Dewa. Dia selalu mengirim pesan kepada Dewa tetapi pria itu tidak pernah membalasnya.

Setelah sampai di rumah sakit, Elara masuk bersama sang mama untuk menjenguk kakeknya tetapi manik matanya memandang papanya sedang mengobrol bersama orang yang sangat disukainya.

"Dewa?" ucap Elara sambil tersenyum. "Papa tidak bilang jika kenal dengan Dewa? Dia cowok yang aku ceritain, pah."

Bara begitu terkejut, Elara langsung menggenggam tangan Dewa tetapi Dewa menepisnya. Nona yang berada disana cukup cemburu. Rupanya memang benar jika Dewa adalah primadona disekolahnya.

"Dewa mumpung ada papaku disini, ayo kita berkencan!" ucap Elara.

Terpopuler

Comments

Elisanoor

Elisanoor

buset, nakair om nya 🤣🤣🤣

2023-11-20

0

Penulis Cerita

Penulis Cerita

aduh itu om kamu 🤣 si nona jealous

2022-10-15

1

U. Boy

U. Boy

gimana perasaan elara kalo dewa sekarang jadi om nya🤣🤣

2022-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3 Bab 3 : Catatan kegiatan?
4 Bab 4 : Sakit Perut?
5 Bab 5 : Saling jual mahal?
6 Bab 6 : Pekerjaan
7 Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8 Bab 8 : Restoran
9 Bab 9 : Perkara gas elpiji
10 Bab 10 : Perhatian?
11 Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12 Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13 Bab 13 : First kiss
14 Bab 14 : Nona kecewa
15 Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16 Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17 Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18 Bab 18 : Ambisi
19 Bab 19 : Mulai suka
20 Bab 20 : Siang berkeringat
21 Bab 21 : Terlihat gembel
22 Bab 22 : Perhatian
23 Bab 23 : Romantisnya
24 Bab 24 : Zalina
25 Bab 25 : Gugatan
26 Bab 26 : Keluarga serakah
27 Bab 27 : Pengambilan ijazah
28 Bab 28 : Makan bersama
29 Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30 Bab 30 : Kemesraan
31 Bab 31 : Saling mencintai
32 Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33 Bab 33 : Tertabrak
34 Bab 34 : Terfitnah
35 Bab 35 : Kebijakan Dewa
36 Bab 36 : Berkemas
37 Bab 37 : Sarah marah
38 Bab 38 : Nona cemburu
39 Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40 Bab 40 : Sarah
41 Bab 41 : Pulang ke rumah
42 FIX, ini visualnya
43 Bab 42 : Nona dan Bara
44 Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45 Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46 Bab 45 : Nona mulai was-was
47 Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48 Bab 47 : Sarah
49 Bab 48 : Mandi syahdu
50 Bab 49 : Dekapan Bara
51 Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52 Bab 51 : Penyesalan
53 Bab 52 : Predator
54 Bab 53 : Kesedihan Bara
55 Bab 54 : Proses Revisi
56 Bab 55 : Proses Revisi
57 Bab 56 : Semua mengetahui
58 Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59 Bab 58 : Tetangga
60 Bab 59 : Pingsan
61 Bab 60 : Meninggal
62 Bab 61 : Grup Chat
63 Bab 62 : Lamunan Dewa
64 Bab 63 : Apotek
65 Bab 64 : Kesialan
66 Bab 65 : Akhirnya
67 Bab 66 : Trauma Elara
68 Bab 67 : Isi hati
69 Bab 68 : Ungkapan Bara
70 Bab 69 : Dewa terjebak
71 Bab 70 : Kesedihan Bara
72 Bab 71 : Ternyata
73 Bab 72 : Cuci mobil
74 Bab 73 : Menyesali
75 Bab 74 : Jadian
76 Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77 Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78 Bab 77 : Kembar
79 Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80 Bab 79 : Skizofrenia
81 Bab 80 : Pingsan dua kali
82 Bab 81 : Jepit rambut
83 Bab 82 : Mengelak
84 Bab 83 : Nagara
85 Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86 Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87 Bab 86 : Malam kelabu
88 Bab 87 : Terfitnah
89 Bab 88 : Cengeng
90 Bab 89 : Kejujuran
91 Bab 90 : Permintaan Nona
92 Bab 91 : Keposesifan
93 Bab 92 : Toko online
94 Bab 93 : Arsel meminta maaf
95 Bab 94 : Detektif Nagara
96 Bab 95 : Keponakan
97 Bab 96 : Alisa
98 Bab 97 : Kebenaran
99 Bab 98 : Maaf
100 Skip
101 Bab 99 : Beberes gudang
102 Bab 100 : Satu ronde saja
103 Bab 101 : Naik helikopter
104 Bab 102 : Nona Dewa
105 Bab 103 : Kesuksesan
106 Bab 104 : Bocah
107 Bab 105 : Menantu tak dianggap
108 Bab 106 : Pertengkaran
109 Bab 107 : Pembalasan
110 Bab 108 : Hamil?
111 Bab 109 : Nikah
112 Bab 110 : Cemburu
113 Bab 111 : Penganiayaan?
114 Bab 112 : Sebenarnya?
115 Bab 113 : Main hujan
116 Bab 114 : Dewa Arga
117 Bab 115 : Menuju akhir
118 Novel baru ZIAN & ELARA
119 Bab 116 : Menuju akhir 2
120 Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121 Bonus Chapter
122 Bonus Chapter
123 Bonus Chapter
124 Bonus Chapter Terakhir
125 SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126 Season 2 - Bab 2
127 Season 2 - Bab 3
128 Season 2 : Bab 4
129 Season 2 : Bab 5
130 Season 2 : Bab 6
131 Season 2 : Bab 7
132 Season 2 : Bab 8
133 Season 2 : Bab 9
134 Season 2 : Bab 10
135 Season 2 : TAMAT
136 Novel Baru
137 Bonus chapter : Arsel & Mona
138 Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139 Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140 Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141 Nih ....
142 Promo novel baru
143 Promosi novel
144 Novel baru
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3
Bab 3 : Catatan kegiatan?
4
Bab 4 : Sakit Perut?
5
Bab 5 : Saling jual mahal?
6
Bab 6 : Pekerjaan
7
Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8
Bab 8 : Restoran
9
Bab 9 : Perkara gas elpiji
10
Bab 10 : Perhatian?
11
Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12
Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13
Bab 13 : First kiss
14
Bab 14 : Nona kecewa
15
Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16
Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17
Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18
Bab 18 : Ambisi
19
Bab 19 : Mulai suka
20
Bab 20 : Siang berkeringat
21
Bab 21 : Terlihat gembel
22
Bab 22 : Perhatian
23
Bab 23 : Romantisnya
24
Bab 24 : Zalina
25
Bab 25 : Gugatan
26
Bab 26 : Keluarga serakah
27
Bab 27 : Pengambilan ijazah
28
Bab 28 : Makan bersama
29
Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30
Bab 30 : Kemesraan
31
Bab 31 : Saling mencintai
32
Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33
Bab 33 : Tertabrak
34
Bab 34 : Terfitnah
35
Bab 35 : Kebijakan Dewa
36
Bab 36 : Berkemas
37
Bab 37 : Sarah marah
38
Bab 38 : Nona cemburu
39
Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40
Bab 40 : Sarah
41
Bab 41 : Pulang ke rumah
42
FIX, ini visualnya
43
Bab 42 : Nona dan Bara
44
Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45
Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46
Bab 45 : Nona mulai was-was
47
Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48
Bab 47 : Sarah
49
Bab 48 : Mandi syahdu
50
Bab 49 : Dekapan Bara
51
Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52
Bab 51 : Penyesalan
53
Bab 52 : Predator
54
Bab 53 : Kesedihan Bara
55
Bab 54 : Proses Revisi
56
Bab 55 : Proses Revisi
57
Bab 56 : Semua mengetahui
58
Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59
Bab 58 : Tetangga
60
Bab 59 : Pingsan
61
Bab 60 : Meninggal
62
Bab 61 : Grup Chat
63
Bab 62 : Lamunan Dewa
64
Bab 63 : Apotek
65
Bab 64 : Kesialan
66
Bab 65 : Akhirnya
67
Bab 66 : Trauma Elara
68
Bab 67 : Isi hati
69
Bab 68 : Ungkapan Bara
70
Bab 69 : Dewa terjebak
71
Bab 70 : Kesedihan Bara
72
Bab 71 : Ternyata
73
Bab 72 : Cuci mobil
74
Bab 73 : Menyesali
75
Bab 74 : Jadian
76
Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77
Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78
Bab 77 : Kembar
79
Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80
Bab 79 : Skizofrenia
81
Bab 80 : Pingsan dua kali
82
Bab 81 : Jepit rambut
83
Bab 82 : Mengelak
84
Bab 83 : Nagara
85
Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86
Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87
Bab 86 : Malam kelabu
88
Bab 87 : Terfitnah
89
Bab 88 : Cengeng
90
Bab 89 : Kejujuran
91
Bab 90 : Permintaan Nona
92
Bab 91 : Keposesifan
93
Bab 92 : Toko online
94
Bab 93 : Arsel meminta maaf
95
Bab 94 : Detektif Nagara
96
Bab 95 : Keponakan
97
Bab 96 : Alisa
98
Bab 97 : Kebenaran
99
Bab 98 : Maaf
100
Skip
101
Bab 99 : Beberes gudang
102
Bab 100 : Satu ronde saja
103
Bab 101 : Naik helikopter
104
Bab 102 : Nona Dewa
105
Bab 103 : Kesuksesan
106
Bab 104 : Bocah
107
Bab 105 : Menantu tak dianggap
108
Bab 106 : Pertengkaran
109
Bab 107 : Pembalasan
110
Bab 108 : Hamil?
111
Bab 109 : Nikah
112
Bab 110 : Cemburu
113
Bab 111 : Penganiayaan?
114
Bab 112 : Sebenarnya?
115
Bab 113 : Main hujan
116
Bab 114 : Dewa Arga
117
Bab 115 : Menuju akhir
118
Novel baru ZIAN & ELARA
119
Bab 116 : Menuju akhir 2
120
Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121
Bonus Chapter
122
Bonus Chapter
123
Bonus Chapter
124
Bonus Chapter Terakhir
125
SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126
Season 2 - Bab 2
127
Season 2 - Bab 3
128
Season 2 : Bab 4
129
Season 2 : Bab 5
130
Season 2 : Bab 6
131
Season 2 : Bab 7
132
Season 2 : Bab 8
133
Season 2 : Bab 9
134
Season 2 : Bab 10
135
Season 2 : TAMAT
136
Novel Baru
137
Bonus chapter : Arsel & Mona
138
Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139
Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140
Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141
Nih ....
142
Promo novel baru
143
Promosi novel
144
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!