Bab 13 : First kiss

Setelah selesai makan siang, mereka langsung pulang dan tidak bertegur sapa. Mereka seperti robot yang yang dingin dan kaku. Nona dan Arsel keluar dari ruangan itu sambil diikuti oleh Dewa.

Perasaan Dewa merasa tidak baik ketika ibu Nona menghina pekerjaan orang tuanya terang-terangan di keluarga Nona tetapi respon dari kakak-kakak Nona biasa saja.

"Dewa, setelah ini kau kembali bekerja?" tanya Nona.

"He.em."

"Maafkan perkataan ibuku tadi!"

Dewa tersenyum dan menjelaskan dirinya baik-baik saja. Dia lelaki yang harus kuat apalagi dia kini sudah menjadi suami harus pintar menyembunyikan perasaannya.

"Tenang saja! 2 tahun itu waktu yang cepat. Setelah bercerai denganku maka Nona bisa mencari suami yang sepadan dengan Nona. Permisi," ucap Dewa langsung pergi keluar dari gedung itu.

Nona menatap punggung Dewa, ia bisa melihat kesedihan Dewa. Ibunya sangat keterlaluan dengan bocah malang itu.

Dewa mencari ojek untuk kembali ke restoran, ia masih menggunakan jas lengkap.

Dia hanya berharap pernikahannya cepat selesai.

Setelah sampai direstoran, semua orang memandangnya. Mereka kagum dengan ketampanan Dewa yang memakai jas. Nisa pun sempat terheran kenapa Dewa bisa memakai jas.

"Habis dari mana kok pakai jas?" tanya Nisa.

Dewa terkejut, dia bahkan tidak menyadari jika dia masih menggunakan jas. Dewa langsung ke kamar mandi dan berganti pakaian setelah itu ia keluar lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Dewa, kau belum jawab habis darimana?" tanya Nisa.

"Hehe... Aku barusan dari studio foto mau buat foto untuk kenangan sekolah," jawab Dewa dengan asal.

Nisa mengerutkan dahi, ia menatap Dewa dengan heran. Dia tahu jika temannya itu berbohong. "Yaudah sana kembali bekerja!"

Dewa mengelus dadanya, untung saja Nisa tidak curiga. Dia kembali bekerja dan melayani dengan ramah. Sifatnya yang murah senyum membuat dia di sukai pengunjung restoran itu.

**

Setelah bekerja seharian, Dewa segera pulang ke rumah. Mas Supri menjemputnya dan melihat Dewa sangat lelah. Dewa masuk ke mobil lalu menyadarkan kepalanya pada kaca mobil.

"Harusnya jika mau kau bisa meminta Nona untuk mencarikan pekerjaan yang lebih baik untukmu," ucap Mas Supri.

"Aku 'kan sudah bilang jika aku tidak mau merepotkan Nona."

"Daripada kerja capek-capek tetapi gaji tidak seberapa?"

Dewa tidak mengambil pusing ucapan Mas Supri, lebih baik dia usaha sendiri daripada meminta bantuan Nona.

Disisi lain, Nona berada di kamarnya. Dia menghela nafas dan memikirkan bagaimana cara menyerahkan malam pertamanya kepada Dewa. Dia tidak ingin berdosa karena tidak melayani Dewa.

Nona membuat laptopnya dan membuka artikel cara untuk memulai malam pertama. Disana tertulis jika perempuan harus lebih agresif padahal Nona bukan orang yang bisa seperti itu.

"Dewa, ayo kita malam pertama!" ucap Nona melatih nada bicaranya tetapi nada bicaranya datar dan tanpa ekspresi.

Nona lalu menggelengkan kepala, dia tidak bisa melakukan itu. Nona berdiri sambil mondar-mandir, ia berpikir bagaimana jika dimulai dengan ciuman terlebih dahulu.

Nona mengambil boneka lalu melihatnya dengan tajam lalu bibirnya ia tempelkan pada bibir boneka itu lalu ia mengeluarkan lidahnya dan bermain-main disekitar bibir boneka itu.

Disaat bersamaan, Dewa membuka pintu kamar. Dia ternganga melihat Nona yang menciumi boneka sambil menutup matanya. Dewa melihatnya dengan seksama, dia bahkan melihat badan Nona yang tidak bisa diam.

"Nona?" ucap Dewa mengagetkan Nona.

Nona mundur dan langsung membuang boneka itu. Dia mati gaya dan tentunya sangat malu. Dewa mendekatinya dan menggaruk kepalanya masih bingung. Nona mundur secara perlahan.

"Ada apa dengan Nona?" tanya Dewa.

"Ehmm..." Nona bingung harus menjawab apa. Dia lalu mengalihkan obrolan. "Sana cepat mandi! Kau bau."

Nona mendorong tubuh Dewa ke kamar mandi dengan cepat lalu menutup pintu kamar mandi. Nona menghela nafas, dia membodohkan dirinya sendiri.

Perasaanya begitu malu jika harus bertemu Dewa lagi. Dia memutuskan untuk naik keatas ranjang dan tertidur.

Dewa yang berada di kamar mandi tersenyum sendiri, membayangkan Nona yang imut sedang mencium boneka beruang coklat nan lucu.

"Huh... Beruntung sekali boneka itu dicium oleh Nona. Andai saja aku yang diciumnya," gumam Dewa.

Dewa lalu melepas bajunya dan segera mandi. Perutnya sudah keroncongan karena lapar dan ingin segera makan.

Dia menggosok badannya menggunakan tangan beserta sabun. Air dingin dari shower bisa menyejukkan badan dan pikirannya.

Setelah selesai, Dewa mengambil handuk dan mengelap badannya.

Dewa keluar dari kamar mandi sudah wangi dan segar, ia melihat Nona duduk diam dipinggir ranjang.

"Cepat pakai bajumu!" pinta Nona.

Dewa mengernyitkan dahi, dia menuju ke tasnya lalu mengambil baju dan memakainya. Nona lalu menepuk ranjang untuk menyuruh Dewa duduk disebelahnya.

Dewa masih heran dengan sikap Nona yang aneh.

"Kau pernah pacaran pasti pernah berciuman?" tanya Nona.

Dewa menggelengkan kepala.

"Bohong," ucap Nona.

Dewa tersenyum. "Aku tidak mau merusak anak orang. Aku pacaran pun hanya sebatas bergandengan tangan itu pun harus izin dulu."

Nona memandang Dewa dan Dewa membalas pandangan Nona. Nona memalingkan wajah karena malu.

"Ma--mau ber--berciuman denganku?" tanya Nona terbata-bata.

Dewa menatap Nona dengan heran, Nona berdiri lalu berjalan mondar-mandir. "Kau pasti berpikiran aku mesum?" ucap Nona panik.

Dewa tersenyum lagi lalu menarik tangan Nona. Nona terhenti dan menatap Dewa.

"Kau pernah melakukan ciuman? Kalau aku belum. Aku bahkan tidak bisa ciuman," ucap Dewa.

"Aku juga belum pernah berciuman."

Dewa berdiri, ia memandang wajah Nona dengan lekat. Semburat malu terlihat diwajah Nona.

"Mau mencobanya?" tanya Dewa.

Secara tidak sadar Nona menganggukkan kepala. Dewa lalu mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Nona tetapi tiba-tiba terhenti. "Sebentar, bibirku kering. Aku mau minum dulu," ucap Dewa langsung menuju dispenser yang didalam kamar.

Sedangkan Nona mengambil lip glos lalu memakainya di bibir supaya tidak kering. Mereka sibuk dengan bibirnya masing-masing. Setelah itu, mereka kembali berhadapan. Mereka memandang bibir satu sama lain dan mereka semakin takut untuk melakukan ciuman.

"Sudah siap?" tanya Dewa.

Nona menganggukkan kepala. Mereka segera berhadapan dan mendekatkan wajah mereka. Saat bibir mereka akan bersentuhan tiba-tiba terhalang oleh hidung mancung mereka. Mereka langsung menjauhkan wajah masing-masing.

"Hidung kita bertabrakan, mending wajahmu menghadap ke kanan dan aku ke kiri," ucap Dewa.

Nona setuju lalu mereka mendekatkan bibir mereka lagi tetapi Nona yang tidak mengerti yang di maksud kanan dari sudut pandang Dewa membuat hidung mereka bertabrakan lagi. Dewa langsung menjauhkan wajahnya lalu menghela nafas.

"Bagaimana jika kita menonton video orang berciuman dulu?" tanya Dewa.

Nona setuju, Dewa membuka ponselnya lalu melihat video di youtube cara berciuman dengan baik dan benar. Mereka duduk dipinggir ranjang dan melihat video itu dengan seksama.

"Hidung kita terlalu mancung atau kita yang bodoh?" ucap Dewa.

Dewa meletakkan ponselnya dan menatap wajah Nona, setelah mempelajari cara berciuman di video itu mereka lansung mempraktekkannya.

Dewa mendekati wajah Nona dan melihat bibir istrinya yang ranum. Nona sudah bersiap dan menutup mata. Dewa mendekatinya perlahan demi perlahan dan hati-hati. Dewa memiringkan wajah dan mulai menggigit bibir bawah Nona dengan pelan dan lembut.

Badan Nona langsung bergetar merasakan sensasi yang tak biasa itu. Tangan Nona menggenggam ujung kaos yang di pakai Dewa. Nona mencoba memasukkan lidahnya perlahan demi perlahan tetapi tiba-tiba Dewa melepaskan ciumannya.

"Maaf, aku tidak sanggup."

*****

Baca karya author lain yang bikin NGAKAK.

Terpopuler

Comments

gua udah ga polos lagi 😭

2023-06-23

0

Isni Isni

Isni Isni

aduhai 🤣🤣🤣dewa kamu merusak momen diamana istrimu udh mulai terangsang wkwkw

2023-05-24

0

nongximutz

nongximutz

astagfirullah 😆😆😆

2023-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3 Bab 3 : Catatan kegiatan?
4 Bab 4 : Sakit Perut?
5 Bab 5 : Saling jual mahal?
6 Bab 6 : Pekerjaan
7 Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8 Bab 8 : Restoran
9 Bab 9 : Perkara gas elpiji
10 Bab 10 : Perhatian?
11 Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12 Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13 Bab 13 : First kiss
14 Bab 14 : Nona kecewa
15 Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16 Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17 Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18 Bab 18 : Ambisi
19 Bab 19 : Mulai suka
20 Bab 20 : Siang berkeringat
21 Bab 21 : Terlihat gembel
22 Bab 22 : Perhatian
23 Bab 23 : Romantisnya
24 Bab 24 : Zalina
25 Bab 25 : Gugatan
26 Bab 26 : Keluarga serakah
27 Bab 27 : Pengambilan ijazah
28 Bab 28 : Makan bersama
29 Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30 Bab 30 : Kemesraan
31 Bab 31 : Saling mencintai
32 Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33 Bab 33 : Tertabrak
34 Bab 34 : Terfitnah
35 Bab 35 : Kebijakan Dewa
36 Bab 36 : Berkemas
37 Bab 37 : Sarah marah
38 Bab 38 : Nona cemburu
39 Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40 Bab 40 : Sarah
41 Bab 41 : Pulang ke rumah
42 FIX, ini visualnya
43 Bab 42 : Nona dan Bara
44 Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45 Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46 Bab 45 : Nona mulai was-was
47 Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48 Bab 47 : Sarah
49 Bab 48 : Mandi syahdu
50 Bab 49 : Dekapan Bara
51 Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52 Bab 51 : Penyesalan
53 Bab 52 : Predator
54 Bab 53 : Kesedihan Bara
55 Bab 54 : Proses Revisi
56 Bab 55 : Proses Revisi
57 Bab 56 : Semua mengetahui
58 Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59 Bab 58 : Tetangga
60 Bab 59 : Pingsan
61 Bab 60 : Meninggal
62 Bab 61 : Grup Chat
63 Bab 62 : Lamunan Dewa
64 Bab 63 : Apotek
65 Bab 64 : Kesialan
66 Bab 65 : Akhirnya
67 Bab 66 : Trauma Elara
68 Bab 67 : Isi hati
69 Bab 68 : Ungkapan Bara
70 Bab 69 : Dewa terjebak
71 Bab 70 : Kesedihan Bara
72 Bab 71 : Ternyata
73 Bab 72 : Cuci mobil
74 Bab 73 : Menyesali
75 Bab 74 : Jadian
76 Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77 Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78 Bab 77 : Kembar
79 Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80 Bab 79 : Skizofrenia
81 Bab 80 : Pingsan dua kali
82 Bab 81 : Jepit rambut
83 Bab 82 : Mengelak
84 Bab 83 : Nagara
85 Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86 Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87 Bab 86 : Malam kelabu
88 Bab 87 : Terfitnah
89 Bab 88 : Cengeng
90 Bab 89 : Kejujuran
91 Bab 90 : Permintaan Nona
92 Bab 91 : Keposesifan
93 Bab 92 : Toko online
94 Bab 93 : Arsel meminta maaf
95 Bab 94 : Detektif Nagara
96 Bab 95 : Keponakan
97 Bab 96 : Alisa
98 Bab 97 : Kebenaran
99 Bab 98 : Maaf
100 Skip
101 Bab 99 : Beberes gudang
102 Bab 100 : Satu ronde saja
103 Bab 101 : Naik helikopter
104 Bab 102 : Nona Dewa
105 Bab 103 : Kesuksesan
106 Bab 104 : Bocah
107 Bab 105 : Menantu tak dianggap
108 Bab 106 : Pertengkaran
109 Bab 107 : Pembalasan
110 Bab 108 : Hamil?
111 Bab 109 : Nikah
112 Bab 110 : Cemburu
113 Bab 111 : Penganiayaan?
114 Bab 112 : Sebenarnya?
115 Bab 113 : Main hujan
116 Bab 114 : Dewa Arga
117 Bab 115 : Menuju akhir
118 Novel baru ZIAN & ELARA
119 Bab 116 : Menuju akhir 2
120 Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121 Bonus Chapter
122 Bonus Chapter
123 Bonus Chapter
124 Bonus Chapter Terakhir
125 SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126 Season 2 - Bab 2
127 Season 2 - Bab 3
128 Season 2 : Bab 4
129 Season 2 : Bab 5
130 Season 2 : Bab 6
131 Season 2 : Bab 7
132 Season 2 : Bab 8
133 Season 2 : Bab 9
134 Season 2 : Bab 10
135 Season 2 : TAMAT
136 Novel Baru
137 Bonus chapter : Arsel & Mona
138 Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139 Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140 Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141 Nih ....
142 Promo novel baru
143 Promosi novel
144 Novel baru
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3
Bab 3 : Catatan kegiatan?
4
Bab 4 : Sakit Perut?
5
Bab 5 : Saling jual mahal?
6
Bab 6 : Pekerjaan
7
Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8
Bab 8 : Restoran
9
Bab 9 : Perkara gas elpiji
10
Bab 10 : Perhatian?
11
Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12
Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13
Bab 13 : First kiss
14
Bab 14 : Nona kecewa
15
Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16
Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17
Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18
Bab 18 : Ambisi
19
Bab 19 : Mulai suka
20
Bab 20 : Siang berkeringat
21
Bab 21 : Terlihat gembel
22
Bab 22 : Perhatian
23
Bab 23 : Romantisnya
24
Bab 24 : Zalina
25
Bab 25 : Gugatan
26
Bab 26 : Keluarga serakah
27
Bab 27 : Pengambilan ijazah
28
Bab 28 : Makan bersama
29
Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30
Bab 30 : Kemesraan
31
Bab 31 : Saling mencintai
32
Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33
Bab 33 : Tertabrak
34
Bab 34 : Terfitnah
35
Bab 35 : Kebijakan Dewa
36
Bab 36 : Berkemas
37
Bab 37 : Sarah marah
38
Bab 38 : Nona cemburu
39
Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40
Bab 40 : Sarah
41
Bab 41 : Pulang ke rumah
42
FIX, ini visualnya
43
Bab 42 : Nona dan Bara
44
Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45
Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46
Bab 45 : Nona mulai was-was
47
Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48
Bab 47 : Sarah
49
Bab 48 : Mandi syahdu
50
Bab 49 : Dekapan Bara
51
Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52
Bab 51 : Penyesalan
53
Bab 52 : Predator
54
Bab 53 : Kesedihan Bara
55
Bab 54 : Proses Revisi
56
Bab 55 : Proses Revisi
57
Bab 56 : Semua mengetahui
58
Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59
Bab 58 : Tetangga
60
Bab 59 : Pingsan
61
Bab 60 : Meninggal
62
Bab 61 : Grup Chat
63
Bab 62 : Lamunan Dewa
64
Bab 63 : Apotek
65
Bab 64 : Kesialan
66
Bab 65 : Akhirnya
67
Bab 66 : Trauma Elara
68
Bab 67 : Isi hati
69
Bab 68 : Ungkapan Bara
70
Bab 69 : Dewa terjebak
71
Bab 70 : Kesedihan Bara
72
Bab 71 : Ternyata
73
Bab 72 : Cuci mobil
74
Bab 73 : Menyesali
75
Bab 74 : Jadian
76
Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77
Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78
Bab 77 : Kembar
79
Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80
Bab 79 : Skizofrenia
81
Bab 80 : Pingsan dua kali
82
Bab 81 : Jepit rambut
83
Bab 82 : Mengelak
84
Bab 83 : Nagara
85
Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86
Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87
Bab 86 : Malam kelabu
88
Bab 87 : Terfitnah
89
Bab 88 : Cengeng
90
Bab 89 : Kejujuran
91
Bab 90 : Permintaan Nona
92
Bab 91 : Keposesifan
93
Bab 92 : Toko online
94
Bab 93 : Arsel meminta maaf
95
Bab 94 : Detektif Nagara
96
Bab 95 : Keponakan
97
Bab 96 : Alisa
98
Bab 97 : Kebenaran
99
Bab 98 : Maaf
100
Skip
101
Bab 99 : Beberes gudang
102
Bab 100 : Satu ronde saja
103
Bab 101 : Naik helikopter
104
Bab 102 : Nona Dewa
105
Bab 103 : Kesuksesan
106
Bab 104 : Bocah
107
Bab 105 : Menantu tak dianggap
108
Bab 106 : Pertengkaran
109
Bab 107 : Pembalasan
110
Bab 108 : Hamil?
111
Bab 109 : Nikah
112
Bab 110 : Cemburu
113
Bab 111 : Penganiayaan?
114
Bab 112 : Sebenarnya?
115
Bab 113 : Main hujan
116
Bab 114 : Dewa Arga
117
Bab 115 : Menuju akhir
118
Novel baru ZIAN & ELARA
119
Bab 116 : Menuju akhir 2
120
Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121
Bonus Chapter
122
Bonus Chapter
123
Bonus Chapter
124
Bonus Chapter Terakhir
125
SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126
Season 2 - Bab 2
127
Season 2 - Bab 3
128
Season 2 : Bab 4
129
Season 2 : Bab 5
130
Season 2 : Bab 6
131
Season 2 : Bab 7
132
Season 2 : Bab 8
133
Season 2 : Bab 9
134
Season 2 : Bab 10
135
Season 2 : TAMAT
136
Novel Baru
137
Bonus chapter : Arsel & Mona
138
Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139
Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140
Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141
Nih ....
142
Promo novel baru
143
Promosi novel
144
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!