Bab 10 : Perhatian?

“Kau berpikir jika aku menyembunyikan tabung gas?” tanya Nona.

“Lalu kenapa Nona menganggukkan kepala saat aku bertanya tadi?”

Nona berdecih, ia hanya emosi saja karena sang suami masih berhubungan dengan mantan

pacarnya. Nona lalu mengajak Dewa ke dapur untuk mengecek. Dewa tertantang, ia

melihat sendiri jika tabung gas sudah tidak ada.

Saat sudah sampai didapur, Nona menunjuk tabung gas biru yang masih berada ditempatnya.

Nona tersenyum senang sedangkan Dewa kebingungan jelas-jelas tadi tidak ada.

“Lalu bagaimana dengan kulkas kosong?” Pasti Nona sengaja mengosongkannya,” ucap

Dewa.

“Untuk apa aku melakukannya? Aku seorang Nona besar tidak mungkin mengurusi dapur.”

Kepala pelayan tiba-tiba datang menghampiri mereka, Nona segera menanyakan kenapa

kulkas bisa kosong. Kepala pelayan menjelaskan jika setiap sebulan sekali kulkas harus di kosongkan untuk dibersihkan. Nona tersenyum kembali lalu menatap Dewa.

“Aku minta maaf jika aku memfitnahmu,” ucap Dewa.

“Sudahlah, aku akan memesankan makanan untukmu.”

Dewa menggelengkan kepala. Dia hanya ingin sang istri membuatkan mie instan. Nona

terheran, baru kali ini dia diperintah leh orang lain.

“Suruh bibi saja yang membuatkan.”

“Apa susahnya sih buatin suaminya mie intsan, tinggal cemplung-cemplung aja kok,” ucap Dewa.

Bukannya begitu, Nona memang tidak bisa memasak. Bahkan memakan mie instan saja tidak

pernah. Dewa masih menunggu Nona untuk memasakkannya tetapi Nona masih berpikir

panjang. Dewa tersenyum lalu menarik tangan Nona. Dewa menghidupkan kompor

sambil menggenggam tangan Nona, Nona merasa gugup dan malu, ia langsung

melepaskan genggaman tangan Dewa.

“Ah, maaf,” ucap Dewa.

“Tidak apa-apa.”

Dewa mengambil mangkuk lalu menyuruh Nona memperhatikannya. Dia menaruh bumbu itu

dimangkuk. Nona kurang fokus karena jarak mereka begitu dekat. Jantungnya berdegup kencang dan ingin meledak, entah kenapa saat dekat dengan Dewa ia menjadi lemah.

“Nona kenapa diam saja?”

“Aku fokus memperhatikan. Lanjutkan saja!”

“Oke, setelah airnya mendidih maka masukkan mie mentah ke air mendidih itu lalu tunggu 10 menit baru matang,” jelas Dewa.

Nona menganggukan kepala tetapi ia heran kenapa ada 2 mie mentah yang di masukkan ke

air panas itu dan kenapa ada dua mangkuk. Apakah Dewa mau menghabiskan semua itu?

“Makanmu banyak juga,” ucap Nona.

“Yang satu untukmu.”

Nona terkejut, ia menggelengkan kepala. “Aku tidak bisa makan mie cepat saji begini,

jika aku ingin makan mie maka bibi akan membuatnya secara alami dengan resep rahasia,” ucap Nona.

Dewa tersenyum.  “Tidak ada salahnya makan mie

instan. Tau tidak? Kehidupan itu tidak selamanya akan senang  dan ada kalanya susah juga.  Saat keluargaku tidak punya uang jalan terakhir untuk makan yaitu dengan mie instan, itupun satu bungkung dibagi 3

orang,” ucap Dewa.

Nona merasa terenyuh dengan ucapan Dewa, memang selama ini Nona tidak pernah hidup susah,

apalagi merasakan pahitnya kehidupan yang nyata. Nona dikelilingi kehidupanyang serba mewah karena kerja keras orang tuanya.

Setelah mie instan itu matang, Dewa meletakkan dua mangkuk itu di meja makan, dia menarik

kursi untuk Nona dan untuknya. Mereka duduk bersebelahan. Rasa ragu untuk makan

menyelimuti Nona tetapi Dewa menyuapinya. Nona menggelengkan kepala membuat Dewa terus memaksanya.

“Coba satu suapan dulu!” ucap Dewa.

“Jika aku sakit perut maka kau harus bertanggung  jawab!”

“Aku akan membaluri perutmu dengan minyak kayu putih.” Ucapan Dewa membuat Nona memerah.

Dia segera memakannya dan ia tersenyum.

Baru kali ini ia makan mie instan selezat ini, dia terus memakannya membuat Dewa cukup

senang. Mereka makan bersama-sama sampai habis tidak tersiksa. Suapan terakhir membuat Nona tidak rela memakannya, dia ingin lagi tetapi sangat malu untuk meminta lagi kepada Dewa.

“Huh... kenyangnya...” Dewa mengambil mangkuk dan milik Nona, ia segera mencucinya.

Nona memandangi punggung suaminya, walau masih bocah tetapi tubuh Dewa sangat atletis dan pantas saja digandrungi banyak perempuan. Setelah mencuci piring, Dewa memperhatikan Nona yang langsung memalingkan wajah. Dewa tersenyum.

“Aku kenyang, pengen cepat tidur. Selamat malam,” ucap Dewa.

Nona hanya menganggukkan kepala. Dewa langsung ke kamar, tidur disofa lalu menarik selimut

sampai diatas kepalanya. Dia harus istirahat untuk mengembalikkan energinya untuk besok. Nona membuka pintu, ia melihat Dewa sudah tertidur.

“Selamat malam Dewa, mimpi yang indah.”

***

Jam alarm milik Dewa berbunyi, ia langsung bangun dan melihat Nona sedang dipakaikan baju

oleh para pelayannya. Dewa beranjak dari sofa lalu menuju ke kamar mandi.

Aku ingin merubah sifat manja Nona juga tidak berhak. Aku hanya suami sesaatnya, semoga suami abadinya bisa

mengajarinya lebih baik lagi.

Dewa menggosok giginya sambil melihat pesan masuk dari Nisa, gadis berjilbab itu

mengiriminya kata-kata mutiara dan kata-kata penyemangat. Dewa hanya tersenyum

dan membalasnya dengan emot icon beruang memegang bentuk hati. Dewa memang

selalu bersikap manis dengan perempuan tetapi itu hanya sekedar menghormati saja dan tidak ada maksud lain.

Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, ia keluar dari kamar mandi dan melihat Nona

sudah siap untuk berangkat bekerja. Nona sepertinya buru-buru sampai tidak menghiraukan Dewa.

Aku ingin jika setelah bercerai dengan Nona, aku ingin mendapat istri yang mampu mengurus suami dan anak-anak

kami. Aku sekarang tidak menuntut Nona untuk seperti itu, aku menghargai pekerjaan Nona yang sebagai orang terpenting diperusahaannya.

Pagi ini, Dewa sarapan dimeja makan sendirian. Tetapi ia terkejut saat melihat makanan

yang begitu banyak diatas meja. Ada buah-buahan bahkan ada juga nasi. Dewa tersenyum, hari ini ia bisa sarapan nasi untuk mengenyangkan perutnya lebih lama.

“Selamat pagi tuan muda,” ucap Mas Supri memberi hormat.

“Hai, Mas. Ayo makan bareng!”

“Terima kasih, tuan muda. Saya sudah makan.”

Dewa terlihat makan dengan lahap sedangkan Mas Supri berdiri di samping Dewa.

“Tumben sekali menu sarapannya lengkap?” tanya Dewa.

“Nona yang menyuruhnya, tuan.”

“Tapi dia tidak ikut makan?” tanya Dewa.

Dewa menyuapkan makanan begitu banyak dimulutnya, dia seperti orang kelaparan.

“Semua makanan ini untuk tuan muda saja, itu perintah Nona.”

Ku pikir dia tidak peduli denganku.

Setelah makan dengan kenyang, Dewa sedikit bernafas. Makanan kali ini sungguh lezat dan

mengenyangkan. Dia mengelus perutnya dan mengucap syukur atas ia makan kali ini.

“Tuan muda butuh apa lagi?” tanya Mas Supri.

“Jangan memanggilku tuan muda, tidak enak didengar. Panggil saja aku Dewa!”

“Tapi anda majikan saya.”

“Aku hanya majikan sementara, setelah kontrak selesaipun  aku bukan majikanmu lagi,” ucap Dewa.

Dewa beranjak, ia berjalan menuju luar dan Mas Supri masih mengikutinya. Dewa memandang burung-burung yang terbang bebas dilangit.

“Kenapa Dewa?”

“Aku iri dengan burung disana, terbang bebas tanpa hambatan. Sementara aku sudah menikah

diumurku  yang akan menginjak 19 tahun ini. Sebenarnya aku masih ingin kuliah dan bekerja untuk membanggakan orang tuaku tetapi semua itu tinggal rencana,” ucap Dewa dengan mata yang memerah.

***

Otor hanya manusia biasa yang punya dunia nyata yang melelahkan. Maaf jika sering update telat dan sedikit. Terima kasih sudah membaca cerita ini.

Love you.

Terpopuler

Comments

Hermawan

Hermawan

lanjut thor

2023-06-06

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

ok kak love you too

2022-11-28

0

Suprat Pratman

Suprat Pratman

kren

2022-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3 Bab 3 : Catatan kegiatan?
4 Bab 4 : Sakit Perut?
5 Bab 5 : Saling jual mahal?
6 Bab 6 : Pekerjaan
7 Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8 Bab 8 : Restoran
9 Bab 9 : Perkara gas elpiji
10 Bab 10 : Perhatian?
11 Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12 Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13 Bab 13 : First kiss
14 Bab 14 : Nona kecewa
15 Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16 Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17 Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18 Bab 18 : Ambisi
19 Bab 19 : Mulai suka
20 Bab 20 : Siang berkeringat
21 Bab 21 : Terlihat gembel
22 Bab 22 : Perhatian
23 Bab 23 : Romantisnya
24 Bab 24 : Zalina
25 Bab 25 : Gugatan
26 Bab 26 : Keluarga serakah
27 Bab 27 : Pengambilan ijazah
28 Bab 28 : Makan bersama
29 Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30 Bab 30 : Kemesraan
31 Bab 31 : Saling mencintai
32 Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33 Bab 33 : Tertabrak
34 Bab 34 : Terfitnah
35 Bab 35 : Kebijakan Dewa
36 Bab 36 : Berkemas
37 Bab 37 : Sarah marah
38 Bab 38 : Nona cemburu
39 Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40 Bab 40 : Sarah
41 Bab 41 : Pulang ke rumah
42 FIX, ini visualnya
43 Bab 42 : Nona dan Bara
44 Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45 Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46 Bab 45 : Nona mulai was-was
47 Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48 Bab 47 : Sarah
49 Bab 48 : Mandi syahdu
50 Bab 49 : Dekapan Bara
51 Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52 Bab 51 : Penyesalan
53 Bab 52 : Predator
54 Bab 53 : Kesedihan Bara
55 Bab 54 : Proses Revisi
56 Bab 55 : Proses Revisi
57 Bab 56 : Semua mengetahui
58 Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59 Bab 58 : Tetangga
60 Bab 59 : Pingsan
61 Bab 60 : Meninggal
62 Bab 61 : Grup Chat
63 Bab 62 : Lamunan Dewa
64 Bab 63 : Apotek
65 Bab 64 : Kesialan
66 Bab 65 : Akhirnya
67 Bab 66 : Trauma Elara
68 Bab 67 : Isi hati
69 Bab 68 : Ungkapan Bara
70 Bab 69 : Dewa terjebak
71 Bab 70 : Kesedihan Bara
72 Bab 71 : Ternyata
73 Bab 72 : Cuci mobil
74 Bab 73 : Menyesali
75 Bab 74 : Jadian
76 Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77 Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78 Bab 77 : Kembar
79 Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80 Bab 79 : Skizofrenia
81 Bab 80 : Pingsan dua kali
82 Bab 81 : Jepit rambut
83 Bab 82 : Mengelak
84 Bab 83 : Nagara
85 Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86 Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87 Bab 86 : Malam kelabu
88 Bab 87 : Terfitnah
89 Bab 88 : Cengeng
90 Bab 89 : Kejujuran
91 Bab 90 : Permintaan Nona
92 Bab 91 : Keposesifan
93 Bab 92 : Toko online
94 Bab 93 : Arsel meminta maaf
95 Bab 94 : Detektif Nagara
96 Bab 95 : Keponakan
97 Bab 96 : Alisa
98 Bab 97 : Kebenaran
99 Bab 98 : Maaf
100 Skip
101 Bab 99 : Beberes gudang
102 Bab 100 : Satu ronde saja
103 Bab 101 : Naik helikopter
104 Bab 102 : Nona Dewa
105 Bab 103 : Kesuksesan
106 Bab 104 : Bocah
107 Bab 105 : Menantu tak dianggap
108 Bab 106 : Pertengkaran
109 Bab 107 : Pembalasan
110 Bab 108 : Hamil?
111 Bab 109 : Nikah
112 Bab 110 : Cemburu
113 Bab 111 : Penganiayaan?
114 Bab 112 : Sebenarnya?
115 Bab 113 : Main hujan
116 Bab 114 : Dewa Arga
117 Bab 115 : Menuju akhir
118 Novel baru ZIAN & ELARA
119 Bab 116 : Menuju akhir 2
120 Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121 Bonus Chapter
122 Bonus Chapter
123 Bonus Chapter
124 Bonus Chapter Terakhir
125 SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126 Season 2 - Bab 2
127 Season 2 - Bab 3
128 Season 2 : Bab 4
129 Season 2 : Bab 5
130 Season 2 : Bab 6
131 Season 2 : Bab 7
132 Season 2 : Bab 8
133 Season 2 : Bab 9
134 Season 2 : Bab 10
135 Season 2 : TAMAT
136 Novel Baru
137 Bonus chapter : Arsel & Mona
138 Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139 Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140 Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141 Nih ....
142 Promo novel baru
143 Promosi novel
144 Novel baru
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3
Bab 3 : Catatan kegiatan?
4
Bab 4 : Sakit Perut?
5
Bab 5 : Saling jual mahal?
6
Bab 6 : Pekerjaan
7
Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8
Bab 8 : Restoran
9
Bab 9 : Perkara gas elpiji
10
Bab 10 : Perhatian?
11
Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12
Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13
Bab 13 : First kiss
14
Bab 14 : Nona kecewa
15
Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16
Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17
Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18
Bab 18 : Ambisi
19
Bab 19 : Mulai suka
20
Bab 20 : Siang berkeringat
21
Bab 21 : Terlihat gembel
22
Bab 22 : Perhatian
23
Bab 23 : Romantisnya
24
Bab 24 : Zalina
25
Bab 25 : Gugatan
26
Bab 26 : Keluarga serakah
27
Bab 27 : Pengambilan ijazah
28
Bab 28 : Makan bersama
29
Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30
Bab 30 : Kemesraan
31
Bab 31 : Saling mencintai
32
Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33
Bab 33 : Tertabrak
34
Bab 34 : Terfitnah
35
Bab 35 : Kebijakan Dewa
36
Bab 36 : Berkemas
37
Bab 37 : Sarah marah
38
Bab 38 : Nona cemburu
39
Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40
Bab 40 : Sarah
41
Bab 41 : Pulang ke rumah
42
FIX, ini visualnya
43
Bab 42 : Nona dan Bara
44
Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45
Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46
Bab 45 : Nona mulai was-was
47
Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48
Bab 47 : Sarah
49
Bab 48 : Mandi syahdu
50
Bab 49 : Dekapan Bara
51
Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52
Bab 51 : Penyesalan
53
Bab 52 : Predator
54
Bab 53 : Kesedihan Bara
55
Bab 54 : Proses Revisi
56
Bab 55 : Proses Revisi
57
Bab 56 : Semua mengetahui
58
Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59
Bab 58 : Tetangga
60
Bab 59 : Pingsan
61
Bab 60 : Meninggal
62
Bab 61 : Grup Chat
63
Bab 62 : Lamunan Dewa
64
Bab 63 : Apotek
65
Bab 64 : Kesialan
66
Bab 65 : Akhirnya
67
Bab 66 : Trauma Elara
68
Bab 67 : Isi hati
69
Bab 68 : Ungkapan Bara
70
Bab 69 : Dewa terjebak
71
Bab 70 : Kesedihan Bara
72
Bab 71 : Ternyata
73
Bab 72 : Cuci mobil
74
Bab 73 : Menyesali
75
Bab 74 : Jadian
76
Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77
Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78
Bab 77 : Kembar
79
Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80
Bab 79 : Skizofrenia
81
Bab 80 : Pingsan dua kali
82
Bab 81 : Jepit rambut
83
Bab 82 : Mengelak
84
Bab 83 : Nagara
85
Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86
Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87
Bab 86 : Malam kelabu
88
Bab 87 : Terfitnah
89
Bab 88 : Cengeng
90
Bab 89 : Kejujuran
91
Bab 90 : Permintaan Nona
92
Bab 91 : Keposesifan
93
Bab 92 : Toko online
94
Bab 93 : Arsel meminta maaf
95
Bab 94 : Detektif Nagara
96
Bab 95 : Keponakan
97
Bab 96 : Alisa
98
Bab 97 : Kebenaran
99
Bab 98 : Maaf
100
Skip
101
Bab 99 : Beberes gudang
102
Bab 100 : Satu ronde saja
103
Bab 101 : Naik helikopter
104
Bab 102 : Nona Dewa
105
Bab 103 : Kesuksesan
106
Bab 104 : Bocah
107
Bab 105 : Menantu tak dianggap
108
Bab 106 : Pertengkaran
109
Bab 107 : Pembalasan
110
Bab 108 : Hamil?
111
Bab 109 : Nikah
112
Bab 110 : Cemburu
113
Bab 111 : Penganiayaan?
114
Bab 112 : Sebenarnya?
115
Bab 113 : Main hujan
116
Bab 114 : Dewa Arga
117
Bab 115 : Menuju akhir
118
Novel baru ZIAN & ELARA
119
Bab 116 : Menuju akhir 2
120
Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121
Bonus Chapter
122
Bonus Chapter
123
Bonus Chapter
124
Bonus Chapter Terakhir
125
SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126
Season 2 - Bab 2
127
Season 2 - Bab 3
128
Season 2 : Bab 4
129
Season 2 : Bab 5
130
Season 2 : Bab 6
131
Season 2 : Bab 7
132
Season 2 : Bab 8
133
Season 2 : Bab 9
134
Season 2 : Bab 10
135
Season 2 : TAMAT
136
Novel Baru
137
Bonus chapter : Arsel & Mona
138
Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139
Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140
Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141
Nih ....
142
Promo novel baru
143
Promosi novel
144
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!