Bab 15 : Permintaan maaf Nona

Dewa terbangun dari tidurnya, ibunya yang membangunkannya. Sang ibu mengatakan jika Asisten Nona sudah ada di ruang tamu untuk menjemputnya pulang. Dewa mendesah pelan, dia lalu ke kamar mandi untuk segera membasuh wajah dan menggosok gigi.

Dewa menatap cermin di kamar mandi, dia cukup kesal dengan sikap Nona yang seolah tidak menghargainya. Nona dengan mudah mengusirnya dan menyuruhnya kembali. Suara gemericik air menyadarkan lamunannya, setelah membasuh wajah dan menggosok gigi ia keluar dari kamar mandi dan menghampiri Arsel.

"Nona menyuruhku untuk menjemputmu," ucap Arsel.

Dewa mendengus, ia malah menyuruh Arsel pulang. Dewa tidak ingin bermain sandiwara lagi dengan Nona. Dia tidak suka dengan sikap Nona yang kekanakan.

"Ini perintah dan kau harus pulang!" ucap Arsel dengan nada penuh penekanan.

Dewa langsung menyeret Arsel keluar dari rumahnya. Kedua orang tua Dewa hanya melihat saja tanpa berani ikut campur.

"Nona memberikanmu waktu sampai nanti malam untuk kembali ke rumah, jika tidak maka kau akan mendapat denda."

Braaaaaaaak....

Dewa langsung membanting pintu, Arsel meremas kedua tangannya. Dia bersedih mendapat perlakuan seperti itu dari Dewa.

Awas saja kau, Dewa! Aku akan segera melenyapkanmu.

Arsel kembali ke kantor Nona dengan tangan kosong. Dia melapor kepada Nona jika Dewa tidak ingin pulang ke rumah. Nona berdiri dari kursinya dan menatap kosong ke depan. Seperti inikah jika memiliki suami masih bocah?

"Rencana selanjutnya apa, Nona?" tanya Arsel.

"Biarkan saja dulu! Dia pasti kembali."

Nona lalu menyuruh Arsel keluar dari ruangannya. Dia melanjutkan pekerjaannya, ia berangkat pagi-pagi sekali karena pekerjaan kali ini cukup banyak yang harus diurus.

Rasa menyesal karena mengusir Dewa mulai menyerangnya, haruskah dia yang memohon Dewa untuk pulang ke rumah?

Tok... tok... tok...

"Masuk!"

Pintu terbuka, manik mata Nona langsung melihat pria yang pernah membuatnya kecewa yaitu Altaf. Altaf berjalan gagah mendekati Nona, dia tersenyum sambil bertepuk tangan.

"Hebat sekali. Ternyata suamimu masih bocah? Bocah ingusan, hahaha..."

"Apa urusanmu?" tanya Nona.

Altaf duduk disofa sambil memainkan bunga yang berada di vas. Dia tersenyum menyeringai. "Ku dengar kau hanya menikah kontrak dengan bocah itu. Jadi setelah kau bercerai aku masih ada kesempatan 'kan?"

Nona menggebrak meja, tatapannya begitu tajam menatap Altaf yang seolah mengejeknya. "Kami tidak akan bercerai."

Altaf tertawa menggelegar memekik ditelinga Nona. Nona sampai menahan amarahnya lalu menelpon Arsel supaya mengusir tuan sombong itu. Tak menunggu lama, Arsel datang. Dia langsung menyeret Altaf keluar. Altaf menepis tangan Arsel.

"Singkirkan tangan kotormu itu! Aku bisa pergi sendiri."

Altaf keluar dengan angkuhnya, Nona menghela nafas panjang. Bercerai? Mungkin saja mereka bercerai jika Nona mau. Tetapi Nona berubah pikiran dan tidak ingin bercerai dengan Dewa.

"Anda tidak apa-apa, Nona?" tanya Arsel.

"Apa menurutmu aku mulai menyukai Dewa?"

***

Dewa mulai berangkat bekerja, kali ini dia menaiki bus karena tidak mungkin Mas Supri menjemputnya lagi. Dewa masih memikirkan kejadian semalam, hampir saja dia mencetak gol ke gawang pertahanan Nona.

Setelah naik bus, dia melamun selama perjalanan. Pernikahannya begitu membingungkan, apa boleh sang istri seenaknya mengusir dan menyuruhya kembali?

Ponselnya tiba-tiba bergetar, rupanya dari Nona. Dewa sangat malas untuk mengangkatnya. Dewa segera mematikan ponselnya. Sifat Dewa kini sangat labil karena dia anak yang baru dewasa dan menjalani pernikahan. Tetapi tiba-tiba bus yang dikendarainya berhenti. Dewa mengernyitkan dahi, seseorang dengan dua pengawal masuk kedalam bus itu dan menyeret Dewa untuk keluar.

Sempat terjadi adu mulut tetapi Dewa langsung dipukul membuat dia harus mengalah. Dewa baru menyadari jika orang itu adalah Altaf.

Dewa dibawa masuk ke pria angkat tersebut.

"Apa maumu?" tanya Dewa.

"Ceraikan Nona! Dia milikku."

Dewa tertawa, pria yang kabur dari pernikahannya sendiri tiba-tiba mengharapkan Nona kembali.

"Jika aku tidak mau?" tanya Dewa menantang.

Altaf hanya tersenyum kecut, dia menyuruh supirnya untuk menuju ke suatu tempat. Dewa memberontak tetapi malah terkena pukulan dari Altaf.

"Diam! Atau kau ingin ku jatuhkan dari mobil ini?" ancam Altaf.

Dewa lalu terdiam, wajahnya memar akibat pukulan dari Altaf. Dia tidak punya pilihan lain untuk mengalah saja.

Sesampainya disuatu tempat,

Dewa langsung turun bersama orang-orang itu. Dewa disuruh untuk menceraikan Nona.

"Siapa kau bisa menyuruhku seperti itu?" ucap Dewa.

BUAAAAK...

BUAAAAK...

Dewa menerima pukulan diperut bertubi-tubi, dia harus menahan rasa sakit itu. Dia tidak ingin bercerai dengan Nona karena orang itu mengancamnya.

"Aku akan melaporkan perbuatanmu ke Nona," ancam Dewa.

Arsel tertawa terbahak-bahak. Dia tidak takut sama sekali, baginya Dewa hanyalah bocah ingusan yang suka mengadu.

"Dengar! Aku memberimu waktu satu bulan untuk menceraikan Nona. Jika kau belum menceraikan juga maka orang tuamu dan orang disekitarmu akan ku bunuh," ucap Altaf.

Altaf beserta pengawalnya pergi meninggalkan Dewa di tempat itu. Dewa memandangi kepergian mobil hitam itu. Dia langsung mencari angkot dengan muka lebam dan menuju ke tempat kerjanya.

**

"Dewa, wajahmu kenapa?" tanya Nisa.

"Jatuh, Nis. Gakpapa kok. Aku mau bersihin meja dulu, ya."

Nisa langsung menarik tangan Dewa. Dewa terhenti dari langkahnya. Wajah Nisa begitu khawatir, dia lantas mengobati wajah Dewa dengan obat yang ada.

Dewa terduduk di kursi, Nisa mengoleskan salep dengan pelan sesekali melihat wajah Dewa yang murung.

"Ada masalah apa?" tanya Nisa.

"Gapapa kok. Biasa anak laki-laki pasti bertengkar."

"Aku tahu sifatmu, Dewa. Kau gak mudah untuk bertengkar," ucap Nisa.

Dewa langsung berdiri, ia tersenyum dan berterima kasih karena sudah mengkhawatirkannya. Dia lalu kembali bekerja.

"Aku suka denganmu," ucap Nisa membuat langkah Dewa terhenti.

"Kau tidak boleh menyukaiku!"

"Kenapa?"

Dewa menghela nafas panjang. "Aku sudah menikah."

Nisa tertawa, dia tidak mempercayai ucapan Dewa. Bahkan Dewa tidak menggunakan cincin pernikahan.

"Mau percaya atau tidak terserah tapi maaf Nisa. Wanita baik sepertimu bisa mendapat pria yang lebih baik dariku," ucap Dewa.

Dewa lalu kembali bekerja, mengelap meja dan mengepel lantai sebelum restoran dibuka. Nisa memandang Dewa dari jauh, dia mengira jika ucapan Dewa tadi hanyalah berbohong. Tidak mungkin jika Dewa menikah tanpa mengundangnya.

Kau menolakku dengan alasan seperti itu mana aku percaya? Aku tidak akan menyerah begitu saja, aku pasti mendapatkanmu, Dewa.

Dewa mengelap meja sambil menahan rasa nyeri diwajah dan perutnya. Apakah dia harus melapor Nona jika Altaf memperlakukannya seperti ini? Jika iya maka dia adalah pria cengeng yang suka mengadu kepada istrinya.

Entah kenapa wajah Nona terbayang-bayang selalu, dia juga menyesal karena mematikan ponselnya.

Dewa dengan cepat menghidupkan ponselnya lagi, beberapa pesan dari Nona langsung masuk. Dewa membacanya satu persatu. Nona memohon Dewa untuk pulang ke rumah, dia juga meminta maaf atas kejadian kemarin malam karena sudah mengusirnya.

...Nona...

Pulanglah, Dewa! Aku meminta maaf telah mengusirmu.

Nona

Nanti malam kita makan malam bersama. Bibi akan memasakkan makanan yang lezat untuk kita.

Nona

Aku harap kau cepat pulang. Tidak bagus jika suami istri berjauhan seperti ini.

Nona

Aku meminta maaf dengan tulus. Tolong maafkan aku!

Dewa menyunggingkan senyuman, Nona mengkhawatirkannya? Sepertinya sedikit saja untuk mengerjai Nona tak masalah 'kan?

Dewa

Aku tidak mau pulang. Kau sudah mengusirku. Aku marah dengamu, Nona.

*****

Otor sudah menyiapkan beberapa bab untuk crazy up tetapi sialnya malah laptop otor mati total. Alamat naskahnya hilang dan harus ngetik lagi dari awal.

Mohon maaf ya...

Terpopuler

Comments

Tony Manurung

Tony Manurung

di awal bab ini cerita nya menarik,tapi setelah pertengah bab,jadi makin ngawur alur cerita nya

2023-11-11

1

OWLS

OWLS

bergenre romatisme, tapi alurnya udah kelihatan nih sampai sini,

2023-06-23

0

Nova Rahayu

Nova Rahayu

lh bukn nya tuan alfat. kok mlh ada arsel

2022-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3 Bab 3 : Catatan kegiatan?
4 Bab 4 : Sakit Perut?
5 Bab 5 : Saling jual mahal?
6 Bab 6 : Pekerjaan
7 Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8 Bab 8 : Restoran
9 Bab 9 : Perkara gas elpiji
10 Bab 10 : Perhatian?
11 Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12 Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13 Bab 13 : First kiss
14 Bab 14 : Nona kecewa
15 Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16 Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17 Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18 Bab 18 : Ambisi
19 Bab 19 : Mulai suka
20 Bab 20 : Siang berkeringat
21 Bab 21 : Terlihat gembel
22 Bab 22 : Perhatian
23 Bab 23 : Romantisnya
24 Bab 24 : Zalina
25 Bab 25 : Gugatan
26 Bab 26 : Keluarga serakah
27 Bab 27 : Pengambilan ijazah
28 Bab 28 : Makan bersama
29 Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30 Bab 30 : Kemesraan
31 Bab 31 : Saling mencintai
32 Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33 Bab 33 : Tertabrak
34 Bab 34 : Terfitnah
35 Bab 35 : Kebijakan Dewa
36 Bab 36 : Berkemas
37 Bab 37 : Sarah marah
38 Bab 38 : Nona cemburu
39 Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40 Bab 40 : Sarah
41 Bab 41 : Pulang ke rumah
42 FIX, ini visualnya
43 Bab 42 : Nona dan Bara
44 Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45 Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46 Bab 45 : Nona mulai was-was
47 Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48 Bab 47 : Sarah
49 Bab 48 : Mandi syahdu
50 Bab 49 : Dekapan Bara
51 Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52 Bab 51 : Penyesalan
53 Bab 52 : Predator
54 Bab 53 : Kesedihan Bara
55 Bab 54 : Proses Revisi
56 Bab 55 : Proses Revisi
57 Bab 56 : Semua mengetahui
58 Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59 Bab 58 : Tetangga
60 Bab 59 : Pingsan
61 Bab 60 : Meninggal
62 Bab 61 : Grup Chat
63 Bab 62 : Lamunan Dewa
64 Bab 63 : Apotek
65 Bab 64 : Kesialan
66 Bab 65 : Akhirnya
67 Bab 66 : Trauma Elara
68 Bab 67 : Isi hati
69 Bab 68 : Ungkapan Bara
70 Bab 69 : Dewa terjebak
71 Bab 70 : Kesedihan Bara
72 Bab 71 : Ternyata
73 Bab 72 : Cuci mobil
74 Bab 73 : Menyesali
75 Bab 74 : Jadian
76 Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77 Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78 Bab 77 : Kembar
79 Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80 Bab 79 : Skizofrenia
81 Bab 80 : Pingsan dua kali
82 Bab 81 : Jepit rambut
83 Bab 82 : Mengelak
84 Bab 83 : Nagara
85 Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86 Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87 Bab 86 : Malam kelabu
88 Bab 87 : Terfitnah
89 Bab 88 : Cengeng
90 Bab 89 : Kejujuran
91 Bab 90 : Permintaan Nona
92 Bab 91 : Keposesifan
93 Bab 92 : Toko online
94 Bab 93 : Arsel meminta maaf
95 Bab 94 : Detektif Nagara
96 Bab 95 : Keponakan
97 Bab 96 : Alisa
98 Bab 97 : Kebenaran
99 Bab 98 : Maaf
100 Skip
101 Bab 99 : Beberes gudang
102 Bab 100 : Satu ronde saja
103 Bab 101 : Naik helikopter
104 Bab 102 : Nona Dewa
105 Bab 103 : Kesuksesan
106 Bab 104 : Bocah
107 Bab 105 : Menantu tak dianggap
108 Bab 106 : Pertengkaran
109 Bab 107 : Pembalasan
110 Bab 108 : Hamil?
111 Bab 109 : Nikah
112 Bab 110 : Cemburu
113 Bab 111 : Penganiayaan?
114 Bab 112 : Sebenarnya?
115 Bab 113 : Main hujan
116 Bab 114 : Dewa Arga
117 Bab 115 : Menuju akhir
118 Novel baru ZIAN & ELARA
119 Bab 116 : Menuju akhir 2
120 Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121 Bonus Chapter
122 Bonus Chapter
123 Bonus Chapter
124 Bonus Chapter Terakhir
125 SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126 Season 2 - Bab 2
127 Season 2 - Bab 3
128 Season 2 : Bab 4
129 Season 2 : Bab 5
130 Season 2 : Bab 6
131 Season 2 : Bab 7
132 Season 2 : Bab 8
133 Season 2 : Bab 9
134 Season 2 : Bab 10
135 Season 2 : TAMAT
136 Novel Baru
137 Bonus chapter : Arsel & Mona
138 Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139 Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140 Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141 Nih ....
142 Promo novel baru
143 Promosi novel
144 Novel baru
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3
Bab 3 : Catatan kegiatan?
4
Bab 4 : Sakit Perut?
5
Bab 5 : Saling jual mahal?
6
Bab 6 : Pekerjaan
7
Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8
Bab 8 : Restoran
9
Bab 9 : Perkara gas elpiji
10
Bab 10 : Perhatian?
11
Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12
Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13
Bab 13 : First kiss
14
Bab 14 : Nona kecewa
15
Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16
Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17
Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18
Bab 18 : Ambisi
19
Bab 19 : Mulai suka
20
Bab 20 : Siang berkeringat
21
Bab 21 : Terlihat gembel
22
Bab 22 : Perhatian
23
Bab 23 : Romantisnya
24
Bab 24 : Zalina
25
Bab 25 : Gugatan
26
Bab 26 : Keluarga serakah
27
Bab 27 : Pengambilan ijazah
28
Bab 28 : Makan bersama
29
Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30
Bab 30 : Kemesraan
31
Bab 31 : Saling mencintai
32
Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33
Bab 33 : Tertabrak
34
Bab 34 : Terfitnah
35
Bab 35 : Kebijakan Dewa
36
Bab 36 : Berkemas
37
Bab 37 : Sarah marah
38
Bab 38 : Nona cemburu
39
Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40
Bab 40 : Sarah
41
Bab 41 : Pulang ke rumah
42
FIX, ini visualnya
43
Bab 42 : Nona dan Bara
44
Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45
Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46
Bab 45 : Nona mulai was-was
47
Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48
Bab 47 : Sarah
49
Bab 48 : Mandi syahdu
50
Bab 49 : Dekapan Bara
51
Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52
Bab 51 : Penyesalan
53
Bab 52 : Predator
54
Bab 53 : Kesedihan Bara
55
Bab 54 : Proses Revisi
56
Bab 55 : Proses Revisi
57
Bab 56 : Semua mengetahui
58
Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59
Bab 58 : Tetangga
60
Bab 59 : Pingsan
61
Bab 60 : Meninggal
62
Bab 61 : Grup Chat
63
Bab 62 : Lamunan Dewa
64
Bab 63 : Apotek
65
Bab 64 : Kesialan
66
Bab 65 : Akhirnya
67
Bab 66 : Trauma Elara
68
Bab 67 : Isi hati
69
Bab 68 : Ungkapan Bara
70
Bab 69 : Dewa terjebak
71
Bab 70 : Kesedihan Bara
72
Bab 71 : Ternyata
73
Bab 72 : Cuci mobil
74
Bab 73 : Menyesali
75
Bab 74 : Jadian
76
Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77
Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78
Bab 77 : Kembar
79
Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80
Bab 79 : Skizofrenia
81
Bab 80 : Pingsan dua kali
82
Bab 81 : Jepit rambut
83
Bab 82 : Mengelak
84
Bab 83 : Nagara
85
Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86
Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87
Bab 86 : Malam kelabu
88
Bab 87 : Terfitnah
89
Bab 88 : Cengeng
90
Bab 89 : Kejujuran
91
Bab 90 : Permintaan Nona
92
Bab 91 : Keposesifan
93
Bab 92 : Toko online
94
Bab 93 : Arsel meminta maaf
95
Bab 94 : Detektif Nagara
96
Bab 95 : Keponakan
97
Bab 96 : Alisa
98
Bab 97 : Kebenaran
99
Bab 98 : Maaf
100
Skip
101
Bab 99 : Beberes gudang
102
Bab 100 : Satu ronde saja
103
Bab 101 : Naik helikopter
104
Bab 102 : Nona Dewa
105
Bab 103 : Kesuksesan
106
Bab 104 : Bocah
107
Bab 105 : Menantu tak dianggap
108
Bab 106 : Pertengkaran
109
Bab 107 : Pembalasan
110
Bab 108 : Hamil?
111
Bab 109 : Nikah
112
Bab 110 : Cemburu
113
Bab 111 : Penganiayaan?
114
Bab 112 : Sebenarnya?
115
Bab 113 : Main hujan
116
Bab 114 : Dewa Arga
117
Bab 115 : Menuju akhir
118
Novel baru ZIAN & ELARA
119
Bab 116 : Menuju akhir 2
120
Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121
Bonus Chapter
122
Bonus Chapter
123
Bonus Chapter
124
Bonus Chapter Terakhir
125
SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126
Season 2 - Bab 2
127
Season 2 - Bab 3
128
Season 2 : Bab 4
129
Season 2 : Bab 5
130
Season 2 : Bab 6
131
Season 2 : Bab 7
132
Season 2 : Bab 8
133
Season 2 : Bab 9
134
Season 2 : Bab 10
135
Season 2 : TAMAT
136
Novel Baru
137
Bonus chapter : Arsel & Mona
138
Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139
Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140
Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141
Nih ....
142
Promo novel baru
143
Promosi novel
144
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!