Bab 20 : Siang berkeringat

Dewa mengantar makanan pesanan makanan itu. Dia tahu jika tempat itu adalah kantor milik Nona. Dewa menaiki sepeda motor milik Nisa, jalanan siang ini sangat ramai bahkan cukup terik. Dewa terus mengendarai kendaraannya dengan kencang supaya cepat sampai.

Setelah 20 menit perjalanan. Akhirnya Dewa sampai dikantor milik Nona. Dia memarkirkan sepeda motor lalu masuk dengan membawa dua plastik makanan. Satpam menanyainya terlebih dahulu setelah itu memperbolehkannya masuk.

Saat akan menaiki lift, Dewa bertemu Arsel. Pria dingin dan misterius bahkan senyumannya begitu menyeramkan.

"Arsel, Nona yang memesan makanan ini 'kan? Boleh aku titipkan padamu saja?" tanya Dewa.

"Antarkan sendiri!" ucap Arsel.

Arsel berjalan meninggalkan Dewa, Dewa menggaruk kepala bingung dengan sifat Arsel yang selalu ketus kepadanya. Setelah itu dia segera naik lift dan menuju ke lantai tempat ruangan Nona berada.

Beberapa menit kemudian, Dewa akhirnya sampai juga. Dia mengetuk pintu tetapi tidak ada sahutan dari Nona.

Dewa membuka pintu tetapi dia melihat hal mengejutkan.

Altaf sedang mencoba memaksa mencium Nona tetapi Nona seolah memberontak. Dewa yang melihatnya langsung memukul Altaf.

"Kau mau apa dengan istriku?" ucap Dewa.

Altaf langsung tersungkur. Dia tersenyum kecut lalu bangun. Tatapannya kepada Dewa seolah mengejek. "Bocah sepertimu bisa-bisanya menikahi Nona?"

"Kenapa? Itu pilihan Nona sendiri," ucap Dewa.

Altaf langsung bergantian memukul Dewa, Dewa terjatuh lalu Altaf mendudukinya serta memukulinya. Nona segera menelpon Arsel.

Dewa tak tinggal diam, dia memukul balik Altaf tetapi kekuatan Altaf lebih kuat darinya. Altaf berdiri lalu menginjak kepala Dewa. Nona tidak bisa berkutik saat suaminya diperlakukan seperti itu.

"Altaf, lepaskan Dewa!" teriak Nona.

"Inikah suamimu? Bagaimana bisa dia melindungimu jika melindungi dirinya sendiri tidak bisa?" ejek Altaf.

"Itu bukan urusanmu! Lepaskan dia sebelum aku panggil polisi!"

Altaf justru tertawa terbahak-bahak, kakinya semakin menekan kuat kepala Dewa. Dewa hanya bisa pasrah saat kepalanya diinjak oleh pria angkuh itu. Disaat bersamaan, Arsel datang dan menendang kaki Altaf. Nona segera menolong Dewa.

Altaf begitu kesakitan, dia menatap tajam Arsel.

"Pergilah! Sebelum aku panggil polisi," ucap Arsel dengan tatapan dingin.

Altaf langsung keluar dari ruangan Nona. Arsel membantu Dewa untuk duduk disofa, wajah tampan Dewa terluka dan rambut Dewa kotor karena sepatu Altaf. Perasaan bocah itu menjadi sedih, dia memang tidak jago dalam hal beladiri. Dewa sangat malu kepada Nona karena dia tidak bisa melindungi istrinya.

Arsel tidak mau mengganggu mereka memilih untuk keluar dari ruangan itu.

Nona membersihkan rambut Dewa lalu memberi obat pada luka diwajah Dewa. Mereka tidak sengaja bertatapan saat manik mata mereka bertemu. Nona menundukkan wajah, Dewa langsung mengangkat dagu Nona.

"Maafkan aku yang tidak bisa melindungimu," ucap Dewa.

Nona menggelengkan kepala. "Kau sudah berusaha sebisa mungkin untuk melindungiku."

Jantung mereka seakan mau meledak, apalagi Nona yang mulai aneh saat menatap bibir Dewa. Dengan rasa tidak yakin, dia segera mendekatkan bibirnya dengan bibir Dewa. Memagutnya dengan mesra dan menggigit bibir bawah bocah itu. Nona mencoba menutup mata supaya tidak grogi, Dewa pun juga membalas ciuman itu.

Bibir mereka kini saling bertautan, lidah yang saling menari membuat hasrat mereka semakin naik.

Tangan Dewa memegangi punggung Nona dan tangan Nona mengayun pada leher Dewa. Mereka berciuman sampai tak ingat tempat. Dewa sedikit mendorong tubuh Nona sampai tubuh rampingnya terbaring disofa, bibir mereka masih melekat.

Lidah yang saling beradu membuat mereka semakin terbuai dalam hasrat yang menggebu-gebu. Ciuman mereka juga semakin beringas sampai mereka kehabisan nafas.

Nona melepaskan ciumannya dan memandang Dewa yang sudah ada diatasnya.

"Hampir 3 minggu kita menikah tetapi kita belum melakukan malam pertama. Kau bisa meminta hakmu sekarang juga," ucap Nona.

"Aku juga tidak terburu-buru kok."

"Tapi aku siap," ucap Nona dengan cepat.

Dewa tertawa kecil. "Ngebet ya?"

Nona mendengus membuat Dewa semakin gemas. Dewa mencium Nona lagi, mereka memulai permainan yang sempat terputus. Lidah mereka berperang menentukan siapa pemenangnya.

Jantung mereka saling berdebar bahkan hawa diruang ber AC itu sangat panas.

Setelah 5 menit berciuman, Dewa melepaskan ciumannya. Dewa mengambil nafas dan duduk disofa. Nona terbangun dan ikut duduk disamping Dewa. Mereka seolah kaku harus melakukan apalagi. Dewa pun juga belum berpengalaman.

"Jika dilakukan saat ini jadi namanya siang pertama dong bukan malam pertama," ucap Dewa.

"Memang malam pertama harus malam hari?" tanya Nona sama polosnya.

Dewa tersenyum, dia melirik kancing atas baju hem Nona yang sudah terbuka. Dia menelan ludah karena melihat belahan dada istrinya itu.

Ingin ku pegang tapi takut kena tampar.

"Jadi ini bagaimana? Kita melakukan disini? Pasti posisinya kurang nyaman," ucap Dewa.

"Aku punya kamar khusus di ruangan ini. Disitu ada tempat tidurnya," jawab Nona.

Nona berdiri menggandeng Dewa, mereka menuju pintu yang berada tepat dibelakang sofa yang mereka duduki. Nona membuka pintu lalu menyalakan lampu. Diruangan itu terdapat tempat tidur dengan ukuran tidak terlalu besar tetapi muat untuk 2 orang. Nona menyalakan AC.

Kini mereka malah saling canggung seolah harus melakukan apa.

"Bagaimana jika kita melihat video dulu untuk pemanasan?" tanya Dewa.

Nona menganggukkan kepala. Kedua orang polos itu memilih duduk dipinggir ranjang sambil menikmati video pemersatu umat. Dewa memandangi dengan serius karena ini adalah pertama kalinya. Nona malah tidak fokus karena cepat-cepat ingin melakukannya. Nona sedari tadi menatap wajah Dewa yang serius dan sesekali tersenyum. Karena tidak sabar, Nona langsung duduk dipangkuan Dewa dan merebut ponselnya.

"Tidak perlu menonton karena pasti kita sudah punya feeling yang pandai untuk melakukan ini," ucap Nona.

Dewa begitu terkejut melihat Nona yang berbeda dari biasanya. Nona melepas semua kancing kemejanya dan melepas ikat rambutnya. Rambutnya yang panjang tergerai begitu indah. Dewa semakin berdebar dibuatnya. Nona menciumi tengkuk leher Dewa membuat bocah itu merinding nikmat. Tangan nakal Dewa mencoba menelusup ke punggung Nona.

Perjakaku akan hilang.

Nona mendorong tubuh Dewa dan menindihnya. Dewa tidak tinggal diam saja, ia melepas seluruh pakaiannya dan pakaian Nona. Mereka kini tak menggunakan sehelai benang satu pun dan terjadilah perkelahian hebat siang itu.

***

Nona dan Dewa tepar di ranjang. Setelah beraktivitas selama 20 menit akhirnya mereka lemas juga. Dewa tersenyum sendiri saat mengingat waktu emas tadi sedangkan Nona mengelus perut ratanya. Dia tidak akan hamil karena Nona sudah meminum pil kb. Nona mengingat jika usia pernikahannya kurang lebih hanya 2 tahun bersama Dewa.

"Nona, kenapa?" tanya Dewa yang sudah dalam posisi duduk.

"Maaf, Dewa. Aku sebelumnya sudah meminum pil kb."

"Kenapa? Kau tidak ingin mempunyai anak denganku?" tanya Dewa.

"Kontrak adalah kontrak yang harus ditepati. Kurang 1 tahun 11 bulan lagi kita akan berpisah."

*****

Ayo dong like, Komen, vote, beri hadiah supaya otor rajin update.

Terpopuler

Comments

Elisanoor

Elisanoor

Babak belur aja si Dewa, anak SMA biasanya jago berantem 😆

2023-11-20

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

dewa beri nona pengertian
dan ingat omongan dari ayahnya Ela kamu harus bisa menjaga rumah tangga mu
pertahankan jika kalian saling suka

2022-11-29

0

Agnes Sihombing Agnes

Agnes Sihombing Agnes

waduhh🤣🤣

2022-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3 Bab 3 : Catatan kegiatan?
4 Bab 4 : Sakit Perut?
5 Bab 5 : Saling jual mahal?
6 Bab 6 : Pekerjaan
7 Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8 Bab 8 : Restoran
9 Bab 9 : Perkara gas elpiji
10 Bab 10 : Perhatian?
11 Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12 Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13 Bab 13 : First kiss
14 Bab 14 : Nona kecewa
15 Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16 Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17 Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18 Bab 18 : Ambisi
19 Bab 19 : Mulai suka
20 Bab 20 : Siang berkeringat
21 Bab 21 : Terlihat gembel
22 Bab 22 : Perhatian
23 Bab 23 : Romantisnya
24 Bab 24 : Zalina
25 Bab 25 : Gugatan
26 Bab 26 : Keluarga serakah
27 Bab 27 : Pengambilan ijazah
28 Bab 28 : Makan bersama
29 Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30 Bab 30 : Kemesraan
31 Bab 31 : Saling mencintai
32 Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33 Bab 33 : Tertabrak
34 Bab 34 : Terfitnah
35 Bab 35 : Kebijakan Dewa
36 Bab 36 : Berkemas
37 Bab 37 : Sarah marah
38 Bab 38 : Nona cemburu
39 Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40 Bab 40 : Sarah
41 Bab 41 : Pulang ke rumah
42 FIX, ini visualnya
43 Bab 42 : Nona dan Bara
44 Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45 Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46 Bab 45 : Nona mulai was-was
47 Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48 Bab 47 : Sarah
49 Bab 48 : Mandi syahdu
50 Bab 49 : Dekapan Bara
51 Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52 Bab 51 : Penyesalan
53 Bab 52 : Predator
54 Bab 53 : Kesedihan Bara
55 Bab 54 : Proses Revisi
56 Bab 55 : Proses Revisi
57 Bab 56 : Semua mengetahui
58 Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59 Bab 58 : Tetangga
60 Bab 59 : Pingsan
61 Bab 60 : Meninggal
62 Bab 61 : Grup Chat
63 Bab 62 : Lamunan Dewa
64 Bab 63 : Apotek
65 Bab 64 : Kesialan
66 Bab 65 : Akhirnya
67 Bab 66 : Trauma Elara
68 Bab 67 : Isi hati
69 Bab 68 : Ungkapan Bara
70 Bab 69 : Dewa terjebak
71 Bab 70 : Kesedihan Bara
72 Bab 71 : Ternyata
73 Bab 72 : Cuci mobil
74 Bab 73 : Menyesali
75 Bab 74 : Jadian
76 Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77 Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78 Bab 77 : Kembar
79 Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80 Bab 79 : Skizofrenia
81 Bab 80 : Pingsan dua kali
82 Bab 81 : Jepit rambut
83 Bab 82 : Mengelak
84 Bab 83 : Nagara
85 Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86 Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87 Bab 86 : Malam kelabu
88 Bab 87 : Terfitnah
89 Bab 88 : Cengeng
90 Bab 89 : Kejujuran
91 Bab 90 : Permintaan Nona
92 Bab 91 : Keposesifan
93 Bab 92 : Toko online
94 Bab 93 : Arsel meminta maaf
95 Bab 94 : Detektif Nagara
96 Bab 95 : Keponakan
97 Bab 96 : Alisa
98 Bab 97 : Kebenaran
99 Bab 98 : Maaf
100 Skip
101 Bab 99 : Beberes gudang
102 Bab 100 : Satu ronde saja
103 Bab 101 : Naik helikopter
104 Bab 102 : Nona Dewa
105 Bab 103 : Kesuksesan
106 Bab 104 : Bocah
107 Bab 105 : Menantu tak dianggap
108 Bab 106 : Pertengkaran
109 Bab 107 : Pembalasan
110 Bab 108 : Hamil?
111 Bab 109 : Nikah
112 Bab 110 : Cemburu
113 Bab 111 : Penganiayaan?
114 Bab 112 : Sebenarnya?
115 Bab 113 : Main hujan
116 Bab 114 : Dewa Arga
117 Bab 115 : Menuju akhir
118 Novel baru ZIAN & ELARA
119 Bab 116 : Menuju akhir 2
120 Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121 Bonus Chapter
122 Bonus Chapter
123 Bonus Chapter
124 Bonus Chapter Terakhir
125 SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126 Season 2 - Bab 2
127 Season 2 - Bab 3
128 Season 2 : Bab 4
129 Season 2 : Bab 5
130 Season 2 : Bab 6
131 Season 2 : Bab 7
132 Season 2 : Bab 8
133 Season 2 : Bab 9
134 Season 2 : Bab 10
135 Season 2 : TAMAT
136 Novel Baru
137 Bonus chapter : Arsel & Mona
138 Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139 Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140 Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141 Nih ....
142 Promo novel baru
143 Promosi novel
144 Novel baru
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Dipenuhi orang aneh
3
Bab 3 : Catatan kegiatan?
4
Bab 4 : Sakit Perut?
5
Bab 5 : Saling jual mahal?
6
Bab 6 : Pekerjaan
7
Bab 7 : Pekerjaan Dewa
8
Bab 8 : Restoran
9
Bab 9 : Perkara gas elpiji
10
Bab 10 : Perhatian?
11
Bab 11 : Arsel tidak suka Dewa?
12
Bab 12 : Menantu yang diremehkan
13
Bab 13 : First kiss
14
Bab 14 : Nona kecewa
15
Bab 15 : Permintaan maaf Nona
16
Bab 16 : Permintaan maaf Nona
17
Bab 17 : Sesuatu yang tak terduga
18
Bab 18 : Ambisi
19
Bab 19 : Mulai suka
20
Bab 20 : Siang berkeringat
21
Bab 21 : Terlihat gembel
22
Bab 22 : Perhatian
23
Bab 23 : Romantisnya
24
Bab 24 : Zalina
25
Bab 25 : Gugatan
26
Bab 26 : Keluarga serakah
27
Bab 27 : Pengambilan ijazah
28
Bab 28 : Makan bersama
29
Bab 29 : Jalan-jalan ke mall
30
Bab 30 : Kemesraan
31
Bab 31 : Saling mencintai
32
Bab 32 : Jangan hina pekerjaan orang tuaku!
33
Bab 33 : Tertabrak
34
Bab 34 : Terfitnah
35
Bab 35 : Kebijakan Dewa
36
Bab 36 : Berkemas
37
Bab 37 : Sarah marah
38
Bab 38 : Nona cemburu
39
Bab 39 : Ke-uwu-an pasangan DeNo
40
Bab 40 : Sarah
41
Bab 41 : Pulang ke rumah
42
FIX, ini visualnya
43
Bab 42 : Nona dan Bara
44
Bab 43 : Bagaimana mau mempunyai bayi jika makan saja masih ikut Nona?
45
Bab 44 : Maafkan aku, Dewa!
46
Bab 45 : Nona mulai was-was
47
Bab 46 : Motivasi untuk Dewa
48
Bab 47 : Sarah
49
Bab 48 : Mandi syahdu
50
Bab 49 : Dekapan Bara
51
Bab 50 : Tambahan pekerjaan
52
Bab 51 : Penyesalan
53
Bab 52 : Predator
54
Bab 53 : Kesedihan Bara
55
Bab 54 : Proses Revisi
56
Bab 55 : Proses Revisi
57
Bab 56 : Semua mengetahui
58
Bab 57 : Ibu kandung Sarah
59
Bab 58 : Tetangga
60
Bab 59 : Pingsan
61
Bab 60 : Meninggal
62
Bab 61 : Grup Chat
63
Bab 62 : Lamunan Dewa
64
Bab 63 : Apotek
65
Bab 64 : Kesialan
66
Bab 65 : Akhirnya
67
Bab 66 : Trauma Elara
68
Bab 67 : Isi hati
69
Bab 68 : Ungkapan Bara
70
Bab 69 : Dewa terjebak
71
Bab 70 : Kesedihan Bara
72
Bab 71 : Ternyata
73
Bab 72 : Cuci mobil
74
Bab 73 : Menyesali
75
Bab 74 : Jadian
76
Bab 75 : Wiratmaja yang aneh
77
Bab 76 : Apa yang sebenarnya terjadi?
78
Bab 77 : Kembar
79
Bab 78 : Puzzle mulai terkumpul
80
Bab 79 : Skizofrenia
81
Bab 80 : Pingsan dua kali
82
Bab 81 : Jepit rambut
83
Bab 82 : Mengelak
84
Bab 83 : Nagara
85
Bab 84 : Kaya tapi bodoh
86
Bab 85 : Perasaan ibu hamil
87
Bab 86 : Malam kelabu
88
Bab 87 : Terfitnah
89
Bab 88 : Cengeng
90
Bab 89 : Kejujuran
91
Bab 90 : Permintaan Nona
92
Bab 91 : Keposesifan
93
Bab 92 : Toko online
94
Bab 93 : Arsel meminta maaf
95
Bab 94 : Detektif Nagara
96
Bab 95 : Keponakan
97
Bab 96 : Alisa
98
Bab 97 : Kebenaran
99
Bab 98 : Maaf
100
Skip
101
Bab 99 : Beberes gudang
102
Bab 100 : Satu ronde saja
103
Bab 101 : Naik helikopter
104
Bab 102 : Nona Dewa
105
Bab 103 : Kesuksesan
106
Bab 104 : Bocah
107
Bab 105 : Menantu tak dianggap
108
Bab 106 : Pertengkaran
109
Bab 107 : Pembalasan
110
Bab 108 : Hamil?
111
Bab 109 : Nikah
112
Bab 110 : Cemburu
113
Bab 111 : Penganiayaan?
114
Bab 112 : Sebenarnya?
115
Bab 113 : Main hujan
116
Bab 114 : Dewa Arga
117
Bab 115 : Menuju akhir
118
Novel baru ZIAN & ELARA
119
Bab 116 : Menuju akhir 2
120
Bab 117 : SEASON 1 TAMAT
121
Bonus Chapter
122
Bonus Chapter
123
Bonus Chapter
124
Bonus Chapter Terakhir
125
SEASON 2 DIMULAI - Bab 1
126
Season 2 - Bab 2
127
Season 2 - Bab 3
128
Season 2 : Bab 4
129
Season 2 : Bab 5
130
Season 2 : Bab 6
131
Season 2 : Bab 7
132
Season 2 : Bab 8
133
Season 2 : Bab 9
134
Season 2 : Bab 10
135
Season 2 : TAMAT
136
Novel Baru
137
Bonus chapter : Arsel & Mona
138
Bonus chapter : Arsel & Mona 2
139
Bonus Chapter : Arsel & Mona 3
140
Bonus chapter : Arsel & Mona 4
141
Nih ....
142
Promo novel baru
143
Promosi novel
144
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!