Night Club

Kamis (23.38), 13 Februari 2020

----------------------------

Rena duduk menatap lantai dansa sambil menggigit bibir. Perasaan aneh menjalari dadanya. Jantungnya serasa diremas. Paru-parunya seperti tersumbat hingga bernafas terasa berat.

Rena ingin sekali mengamuk. Mungkin melempar gelas wine di hadapannya bisa mengurangi rasa sakitnya. Atau mungkin mencakar sesuatu. Lebih tepatnya mencakar wanita-wanita yang sedang berdansa sambil menggerayangi tubuh lelaki yang telah merenggut hatinya. Satu-satunya pria yang sanggup menimbulkan perasaan aneh ini hanya dengan memikirkannya.

“Nona Rena!” Rena menoleh ke arah suara. Seorang wanita dengan penampilan glamor dan seksi menghampirinya. Sekilas wanita itu seperti wanita berusia dua puluhan. Tapi jika diperhatikan lebih seksama, usianya pasti sudah di atas empat puluh lima tahun.

Rena mengangguk karena tidak sanggup berbicara nyaring untuk mengalahkan suara musik disko yang berdentam-dentam. Wanita itu duduk dihadapannya. Rena mengamatinya di antara cahaya yang temaram dan merasa yakin belum pernah bertemu wanita itu sebelumnya.

“Aku Maya, pemilik tempat ini.” Wanita itu berbicara sambil mengulurkan tangannya yang terawat. Dia pasti telah menghabiskan banyak uang untuk perawatan tubuhnya.

Rena menjabat tangan Maya sambil tersenyum. “Senang bertemu dengan Anda.” Tentu saja itu basa-basi. Rena tidak senang bertemu wanita ini. Kalau dia pemilik tempat ini, tentu saja dia juga seorang mucikari. Selain itu, dilihat sekilas saja Maya jelas wanita yang kejam.

Maya menyulut sebatang rokok lalu menghisapnya dengan nikmat. Dia menghembuskan asap rokoknya di udara hingga membaur dengan asap rokok yang lain dan bau alkohol. Rena harus berjuang keras agar tidak terbatuk karena aroma sekitarnya yang menyengat.

“Kau tidak menyentuh minumanmu.” Maya mengedikkan kepalanya ke arah gelas minuman Rena yang masih penuh. “Mau aku pesankan minuman lain?”

“Tidak, terima kasih!” ucap Rena tegas.

Maya mengangkat bahu dengan gaya tak peduli. “Baiklah. Kalau begitu apa yang kau inginkan. Atau lebih tepatnya, siapa yang kau inginkan?”

Rena menoleh kembali ke arah lantai dansa. Dirinya bisa dengan leluasa mengamati orang-orang yang ada disana karena tempatnya duduk berada satu lantai di atas lantai dansa yang ada di tengah ruangan dan tepat di sisi pagar pembatas setinggi pinggang.

Lelaki itu masih disana. Mudah dikenali seperti malaikat di antara para iblis. Rena menggertakkan gigi dengan geram melihat seorang wanita menempelkan tubuhnya pada tubuh lelaki itu sambil bergoyang mengikuti irama musik. Lelaki itu hanya tersenyum menggoda meladeni wanita itu.

“Rafka.”

Rena menoleh ke arah Maya. Wanita itu juga sedang menatap lantai dansa tempat lelaki itu berada.

“Maaf, kau tadi mengatakan sesuatu?” Rena menatap Maya menunggu penjelasan.

Maya menoleh sambil tersenyum. “Lelaki itu Rafka.” Kilatan licik melintas di matanya. “Bisa dibilang, dia bocah kesayanganku. Kau harus membayar mahal untuk mendapat servisnya.”

Dasar mucikari! Umpat Rena dalam hati.

Rena mengeluarkan cek dari tasnya lalu menyodorkannya ke hadapan Maya. “Aku hanya minta ditemani setiap malam minggu hingga hari minggunya. Bulan depan aku akan memberikan cek lagi. Apa itu cukup?”

Maya tersenyum senang sambil mengamati cek itu. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam lalu mematikannya di asbak. Wanita itu berdiri sambil mengulurkan tangan. “Senang berbisnis dengan Anda. Dan selamat datang di Fly Club,” ucapnya sok formal.

Rena meraih tangannya sambil mengangguk singkat.

Maya berjalan dengan gaya menggoda yang seolah sudah menjadi ciri khasnya. Rena memperhatikan wanita itu menyeruak kerumunan orang-orang di lantai dansa dengan tenang. Jelas sekali Maya sudah terbiasa melakukannya. Dalam sekejap Maya sudah berdiri di samping lelaki itu.

Rafka menoleh ketika merasakan seseorang menarik lengannya dengan lembut.

Maya mendekatkan bibir di telinga Rafka. “Klien baru untukmu,” bisiknya.

“Berapa jam?”

Maya menyeringai. “Sampai besok sore. Dia membayar cukup mahal. Tapi jam tujuh malam kau harus bekerja seperti biasa.”

Perasaan kesal mulai menyelimuti Rafka. Lelaki itu berkacak pinggang dan menatap Maya dengan menantang, sama sekali tidak menyembunyikan kekesalannya. “Astaga, Maya! Jangan bilang kau lupa perjanjian kita, bahwa aku tidak akan melayani siapapun begitu matahari terbit.”

“Aku tidak lupa, Sayang.” Maya menyentuhkan telapak tangannya di pipi Rafka. “Tapi wanita ini sudah membayar mahal. Bahkan dia akan menjadi pelanggan tetap di sini. Aku tidak ingin mengecewakan pelanggan. Lagipula dia sangat cantik dan menarik. Aku yakin kau pasti menyukainya.”

“Maya...”

“Kumohon, cobalah.” Maya berpikir sejenak. Dia tidak mau kehilangan pelanggan seperti Rena sekaligus tidak ingin membuat Rafka semakin kesal. “Atau begini saja. Lakukan dulu untuk kali ini. Kalau ternyata kau tidak menyukainya, lain kali aku akan menolaknya.”

Rafka mendesah. Dia tahu tidak ada gunanya berdebat dengan Maya. “Baiklah. Dimana dia?”

Maya menyeringai sambil menunjuk tempat Rena. “Dia di atas. Wanita bergaun biru langit yang sedang menatap ke sini. Namanya Rena.”

Rafka menoleh untuk melihat tempat yang ditunjuk Maya. Sangat sulit menemukan seseorang di tengah cahaya yang temaram. Namun Rafka bisa menemukan wanita itu dengan mudah. Mungkin karena pakaian yang dikenakan wanita itu membuatnya tampak bercahaya.

Oh, astaga. Bukan cuma sudah mencuri waktu liburnya, wanita itu juga akan merusak mata Rafka dengan penampilannya yang berkilauan.

Rafka mendesah sekali lagi lalu berjalan menuju wanita itu. Hatinya semakin kesal karena beberapa pengunjung berusaha menarik perhatiannya sehingga dirinya harus berhenti beberapa kali. Dia hanya meladeni mereka dengan senyuman terpaksa.

Setelah sampai di depan wanita itu Rafka langsung menghempaskan diri di kursi di hadapannya. Rafka menolak menatap wanita di depannya, dengan sengaja menunjukkan suasana hatinya yang buruk.

Rena menatap Rafka dengan gugup. Dia bisa merasakan bahwa lelaki itu sedang kesal. Rena berusaha merangkai kata di kepalanya untuk mencairkan suasana.

Mendadak Rafka menoleh menatap Rena dan membuat wanita itu tersentak kaget. Satu menit yang terasa seperti berjam-jam berlalu ketika Rafka mengamati Rena, membuat wanita itu semakin gugup.

Sebaliknya, Rafka mulai diliputi rasa penasaran. Wanita di hadapannya sangat cantik, dan—Rafka yakin—masih sangat muda.

Rafka duduk lebih tegak. Jemari panjangnya diusapkan pada bibir bawahnya. Rasa penasaran berubah menjadi ketertarikan ketika merasakan kegugupan Rena.

“Kau Rena, kan?”

Rena mengangguk singkat lalu kembali menunduk.

Seulas senyum menghias bibir Rafka. Wanita ini sangat menarik. Bukan hanya penampilannya tapi juga sikapnya yang tampak malu-malu dan gugup seperti seorang remaja di depan kekasih pertamanya.

Wanita macam apa yang berani datang ke klub malam, menyewa salah satu gigolonya, tapi bersikap gugup dan malu-malu?

Rafka mendekatkan bibirnya ke telinga Rena, dengan sengaja menyentuhkan pipi mereka. “Apakah ini pertama kalinya kau datang ke tempat seperti ini?”

Rena kembali mengangguk sambil menjauhkan diri dari Rafka.

Senyum Rafka semakin lebar. Wanita ini menjauhinya.

Klien Rafka selama ini adalah wanita nakal yang selalu terang-terangan menunjukkan ketertarikan seksualnya terhadap Rafka. Bahkan biasanya merekalah yang menggerayangi Rafka.

Yah, mungkin saja wanita ini takut ketahuan suaminya. Tapi tetap saja Rena menggelitik rasa ingin tahu Rafka, dan tiba-tiba Rafka ingin mencoba sesuatu.

“Suasana hatiku sedang buruk. Bisakah kita keluar untuk jalan-jalan?”

“Tentu,” sahut Rena lirih sambil meraih tasnya dan berdiri menunggu Rafka.

Astaga, wanita ini penurut.

Rafka masih tersenyum ketika ia berdiri lalu menggenggam tangan Rena, menggandeng wanita itu keluar Fly Club.

--------------------------

♥ Aya Emily ♥

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

eh ??? berarti cowok yg nolongin bapak² yg anaknya gagal ginjal itu si Rafka ini ya???

2024-02-02

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

Airin kalau Akan judulnya apa??

2023-08-18

0

Nacita

Nacita

Menarik'mm

2022-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!