Kena Batunya

Tari tampak mondar mandir di kamarnya, ia terlihat begitu cemas. Beberapa kali, ia juga menghentakkan kakinya ke lantai.

"Udah seminggu, Jerry gak ada kabar. Kemana dia? Mana Mbak Vina nanyain uangnya lagi," gerutu Tari.

Langkahnya terhenti ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Tar," teriak Vina di luar kamar.

Tari terkejut, ia segera membuka pintu dan menarik Vina masuk ke kamar.

"Ada apa sih, Mbak? Jangan teriak-teriak!" pinta Tari, ia takut kalau Ibu dan Bapaknya mengetahui perbuatannya.

"Apa lagi, ya Mbak mau nanyain uang Mbak dong." Vina tampak marah.

Tari mengatupkan bibirnya, ia bingung harus bagaimana. Melihat gelagat Tari, Vina mulai khawatir akan terjadi sesuatu.

"Jangan bilang si Jerry gak mau bayar!" tebak Vina.

Tari menelan salivanya, ia benar-benar tidak tahu keberadaan Jerry saat ini.

"Aku belum hubungin dia lagi, Mbak. Tapi aku bakal coba cari dia," bujuk Tari.

Vina mengerutkan keningnya, "jadi bener si Jerry ingkar janji?"

Tari segera membekap mulut kakak iparnya, suara Vina yang tiba-tiba tinggi membuat Tari ketakutan.

"Mbak, jangan teriak-teriak! Kalau ibu denger gimana?"

Vina melepas paksa tangan adik iparnya itu,"biarin! Mbak gak mau tahu pokoknya uang Mbak harus balik! Kamu harus tahu, kalau uang itu tabungan buat sekolah ponakan kamu, Tari!" Jelas Vina.

Tari terdiam, ia tidak tahu harus berbuat apa. Saat ini Tari hanya bertekad untuk mencari keberadaan Jerry, ia juga harus memperjelas hubungan mereka yang mulai kembali renggang.

"Aku minta waktu, aku janji bakal cari Jerry."

"Mbak pegang omongan kamu!" Vina berlalu keluar dari kamar Tari. Langkahnya terhenti ketika sosok tinggi besar berdiri di hadapannya.

"Mas, kaget aku!" Vina mengusap dadanya, sang suami sudah berdiri dengan tatapan tajam.

"Uang apa yang kamu dan Tari omongin?" Tanya Ari.

"Emm, anu, itu... "

"Ngomong yang jujur, awas kalau ketahuan bohong!" titah Ari, tampaknya ia sudah tahu kebenarannya.

Vina tertunduk, ia merasa takut suaminya akan marah.

"Maaf, Mas. Aku... Minjemin uang ke Tari," jawab Vina dengan ragu.

Ari mengerutkan keningnya, baru kali ini ia mendengar adiknya meminjam uang.

"Tari pinjam uang? Berapa? Buat apa?" desak Ari pada istrinya.

Vina takut untuk berkata jujur, tapi ia juga lebih takut jika harus berbohong pada suaminya.

"Tari pinjam uang buat pacarnya, Jerry. Katanya buat modal usaha," tutur Vina dengan nada gemetar.

"Tari pinjam uang buat pacarnya? Berapa?" Tanya Ari lagi.

"10juta," ucap Vina dengan suara pelan.

"Apa? 10 juta?" Tampaknya Ari sangat terkejut mendengar nominal uang yang Tari pinjam dari istrinya.

"Kamu gila? Tari pinjam uang buat orang lain, terus dengan gampangnya kamu kasih gitu? Vin, kamu gak mikir kalau sampe si Jerry itu bawa kabur uang kamu gimana? Bukannya uang itu buat tabungan anak kita sekolah?" Ari benar-benar tak habis pikir, istrinya mengambil keputusan tanpa meminta izin terlebih dulu padanya.

Vina hanya bisa menunduk, ia kini sadar sudah melakukan hal yang salah.

"Vin, aku tahu uang itu kamu kumpulin sedikit-sedikit dari hasil jualan. Aku tahu kamu harus ngirit biar bisa nabung, aku juga sadar gak bisa kasih kamu uang lebih. Tapi dengan kamu kayak gini, kamu udah gak hargain aku sebagai suami kamu!" tutur Ari dengan emosi yang masih memuncak.

"Aku harus ngomong sama Tari soal ini. Tar, Tari!" Teriak Ari memanggil adiknya.

Doni dan Nita yang baru selesai membereskan gerobak dagangan, langsung masuk ke dalam rumah ketika mendengar Ari yang berteriak memanggil putri bungsu mereka.

"Ri, ada apa? Kenapa kamu teriak-teriak?" tanya Doni.

"Tari! Keluar kamu, Mas mau bicara!" Ari tak menghiraukan pertanyaan sang ayah, ia kembali berteriak memanggil Tari.

"Astaga, kenapa Mas Ari teriak manggil aku? Apa jangan-jangan..."

Kaki dan tangan Tari gemetar, ia perlahan keluar dari kamarnya.

wajahnya yang sedari tadi menunduk, perlahan memberanikan diri untuk menghadap sang kakak.

"A... ada apa Mas?" tanya Tari dengan suara gemetar.

Ari yang tengah emosi, menarik tangan Tari dengan kasar. Hal itu memancing Doni untuk segera membantu melepas cengkraman Ari yang membuat putrinya kesakitan.

"Ari kamu kenapa? Jangan kasar sama adikmu!" bentak Doni.

"Balikin uang Vina secepatnya!" desak Ari pada adiknya.

Mendengar hal itu, Doni dan Nita terdiam. Mereka bertanya-tanya, uang apa yang dimaksud oleh Ari.

"Tunggu, uang apa, Ri?" tanya Nita.

Ari melepas cengkramannya, "Tari pinjam uang ke Vina, sepuluh juta!" jelasnya pada kedua orangtuanya.

Orang tua Tari terkejut, untuk apa Tari meminjam uang sebanyak itu.

"Tari, apa benar? Kamu pinjam uang sebanyak itu buat apa?" tanya Doni.

Tari tak dapat menutupi semuanya lagi, ia dengan terpaksa harus memberitahukan semuanya kepada bapak dan ibunya.

"Tari pinjam uang itu buat... Jerry," ucap Tari dengan takut.

Doni terkejut, begitupula Nita.

"Untuk Jerry, pacarmu itu?" tanya Nita.

Tari mengangguk lemah, ia hanya bisa menunduk dan menyeka setiap air mata yang mulai menetes.

"Dia uang sebanyak itu untuk apa? Terus kapan dia mau kembalikan?" tanya Doni.

Hal ini yang ditakutkan oleh Tari, ia tak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan sang ayah. Keberadaan Jerry yang entah dimana, membuat Tari mau tak mau harus menanggung apa yang telah dibuatnya.

"Jerry bilang gak akan lama, tapi..."

"Tapi apa?" desak Ari.

Tari menarik nafasnya panjang, "tapi, Jerry sampai sekarang gak ada kabar. Tari gak tahu harus cari Jerry kemana," ucap Tari.

Doni dan Nita terperangah, dan Ari sangat marah mendengar kalau Jerry tidak ada kabar.

"Jadi kesimpulannya si Jerry itu kabur bawa uang Vina yang dia simpan buat sekolah ponakan kamu!" bentak Ari.

Tari menangis, ia dengan refleks berlutut sambil meminta maaf pada sang kakak.

"Tari minta maaf, Tari gak tahu kalau bakal jadi kayak gini, Mas."

"Iya karena kamu itu bodoh! Gampang di bego-begoin sama cowok macam dia!" Ari masih dalam emosinya.

"Ari, jangan kasar gitu ngomongnya sama Tari!" pinta Nita. Ia membantu putrinya untuk berdiri.

Doni mengusap wajahnya kasar, ia tak habis pikir dengan perbuatan putrinya.

"Mas gak mau tahu, kamu harus ganti uang Vina! Terserah kamu mau cari uangnya dari mana!" pinta Ari sembari berlalu pergi keluar dari rumah.

Vina yang juga menyesal atas kejadian yang terjadi, segera menyusul suaminya.

Tari tertunduk, ia sangat bingung harus mencari uang sebanyak itu darimana.

"Bapak harap, kamu bisa selesaikan masalahmu sendiri."

Ucapan Doni membuat Tari semakin frustasi, disisi lain ia juga sangat marah pada Jerry yang sudah membawa kabur uang kakak iparnya.

Episodes
1 B'tari Ayunda Pasha
2 Hari Pertama Bekerja
3 Tak Percaya Diri
4 Jerry Sebenarnya
5 Penolakan Tari
6 Firasat Sang Ayah
7 Hal Yang Tak Diinginkan Terjadi
8 Berubah
9 Sepuluh Juta
10 Awal Tak Terduga
11 Kena Batunya
12 Gusar
13 Rencana Nita
14 Gugur
15 Rasa Tak Bersalah
16 Apa Itu Jerry?
17 Jerry Yang Sebenarnya
18 Menata Hidup
19 Nomor Ponsel
20 Telepon Masuk
21 Mengindar
22 Bertukar Cerita
23 Di Pecat
24 Pipi Merah Jambu
25 Magnet Mengundang Rasa
26 Salah Sangka
27 Panggilan Misterius
28 Rencana Jerry
29 Putusan Noval
30 Suara Itu
31 Penguntit
32 Penguntit 2
33 Ancaman
34 Amplop Coklat
35 Amplop Coklat 2
36 Penguntit Lagi
37 Rencana Makan Malam
38 Rencana Makan Malam 2
39 Penolakan
40 Teka Teki
41 Kembalinya Jerry
42 Tak Salah
43 Dugaan Sang Ayah
44 Nyaman 1
45 Terkaan
46 Serangan Orang Asing
47 Menutupi
48 Persetujuan
49 Taman Lama
50 Tak Salah Lagi
51 Bercerita
52 Pandangan Terhadap Tari
53 Bertemu
54 Peringatan Untuk Jerry
55 Luka Lama
56 Penilaian
57 Keputusan
58 Tak Enak Hati
59 Firasat Seorang Istri
60 Secercah Harapan
61 Prasangka
62 Hilang Harapan
63 Kejujuran
64 Apa ini hukuman?
65 Terkuak
66 Berdebat
67 Sesak
68 Rencana Bu Ambar Part 1
69 Rencana Bu Ambar Part 2
70 Restu
71 Surat Dari Jerry
72 Penerimaan dan Pertentangan
73 Sebuah Akhir Perjalanan
Episodes

Updated 73 Episodes

1
B'tari Ayunda Pasha
2
Hari Pertama Bekerja
3
Tak Percaya Diri
4
Jerry Sebenarnya
5
Penolakan Tari
6
Firasat Sang Ayah
7
Hal Yang Tak Diinginkan Terjadi
8
Berubah
9
Sepuluh Juta
10
Awal Tak Terduga
11
Kena Batunya
12
Gusar
13
Rencana Nita
14
Gugur
15
Rasa Tak Bersalah
16
Apa Itu Jerry?
17
Jerry Yang Sebenarnya
18
Menata Hidup
19
Nomor Ponsel
20
Telepon Masuk
21
Mengindar
22
Bertukar Cerita
23
Di Pecat
24
Pipi Merah Jambu
25
Magnet Mengundang Rasa
26
Salah Sangka
27
Panggilan Misterius
28
Rencana Jerry
29
Putusan Noval
30
Suara Itu
31
Penguntit
32
Penguntit 2
33
Ancaman
34
Amplop Coklat
35
Amplop Coklat 2
36
Penguntit Lagi
37
Rencana Makan Malam
38
Rencana Makan Malam 2
39
Penolakan
40
Teka Teki
41
Kembalinya Jerry
42
Tak Salah
43
Dugaan Sang Ayah
44
Nyaman 1
45
Terkaan
46
Serangan Orang Asing
47
Menutupi
48
Persetujuan
49
Taman Lama
50
Tak Salah Lagi
51
Bercerita
52
Pandangan Terhadap Tari
53
Bertemu
54
Peringatan Untuk Jerry
55
Luka Lama
56
Penilaian
57
Keputusan
58
Tak Enak Hati
59
Firasat Seorang Istri
60
Secercah Harapan
61
Prasangka
62
Hilang Harapan
63
Kejujuran
64
Apa ini hukuman?
65
Terkuak
66
Berdebat
67
Sesak
68
Rencana Bu Ambar Part 1
69
Rencana Bu Ambar Part 2
70
Restu
71
Surat Dari Jerry
72
Penerimaan dan Pertentangan
73
Sebuah Akhir Perjalanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!