Hari ini Tari sudah siap dengan pakaiannya, ia sedikit tergesa karena pagi itu Tari terlambat bangun.
"Bu, sepatu Tari dimana?" Teriak Tari sembari mencari sepatunya.
"Kenapa kamu tanya Ibu? Kan kamu yang pake, kamu juga yang lepas." Bu Nita menimpali sembari menyiapkan sarapan pagi.
Tari masih mencari, ia berdecak ketika menemukan sepatunya yang tertindih tas belanjaan ibunya.
"Tari berangkat!" Seru Tari dengan kesal.
"Sarapan dulu, Tar. Sepatunya udah ketemu?" Tanya bu Nita pada anaknya itu.
"Udah. Nanti saja sarapannya, gak keburu. Tari berangkat, assalamu'allaikum." Tari pergi tanpa menyalami ibunya, ia tak ingin terlambat di hari pertamanya bekerja.
"Tari mau kemana, Bu?" Tanya pak Doni yang baru keluar dari kamar mandi.
"Panggilan kerja katanya," jawab bu Nita pada suaminya.
"Kerja? Dimana? Kerja apa?" Tanya pak Doni yang memang belum tahu pekerjaan apa yang di dapat sang anak.
"Di Mall, katanya jadi SPG." Bu Nita menjawab pertanyaan sang suami seadanya.
"Oh," sahut pak Doni asal.
"Kemana?" Tanya bu Nita yang melihat suaminya berjalan keluar rumah dengan mengenakan selembar handuk yang melilit pinggang hingga lututnya.
"Mandiin burung!" Seru pak Doni.
"Burung terus yang di urusin! Pakai baju dulu!" Cetus bu Nita.
Pak Doni tak banyak menimpali, ia dengan pasrah menuruti perkataan istrinya. Pak Doni memang bisa di bilang suami takut istri, hal itu mungkin di karenakan beliau yang tak memiliki pekerjaan lain selain berdagang. Sehari-hari keluarga Tari hanya mengandalkan keuntungan dari hasil dagang, mungkin hal itu juga yang membuat bu Nita sedikit jengkel melihat keseharian suaminya yang tak menghasilkan pemasukan tambahan.
Tari sudah berada di Mall yang di sebutkan oleh Nina, sebelumnya Nina juga sudah berkomunikasi dengan Tari perihal kegiatan apa saja yang akan dilakukan hari itu.
"Tar, kamu di panggil Bu Farida. Interview dulu," ucap Nina pada Tari.
Tari mengangguk, ia menarik nafasnya terlebih dulu. Jujur saat itu Tari sangat gugup, ini kali pertamanya ia melakukan interview pekerjaan.
Setelah setengah jam lamanya, Tari sudah selesai interview. Ia berjalan mendekati Nina yang tengah berdiri ditempatnya.
"Sudah?" Tanya Nina.
Tari mengangguk, ditangannya kini ada sebuah bungkusan berisi seragam kerja.
"Kalau mau ganti pakaian, ke toilet sebelah sana saja. Kalau sudah, nanti aku ajarin cara kerjanya." Nina menuturkan.
Tari mengangguk, ia kini berjalan menuju toilet untuk ganti baju.
Keputusannya menerima pekerjaan sebagai SPG salah satu produk kecantikan belum sepenuhnya dari hati, kalau bukan sindiran pengangguran yang didapatnya dari keluarga, mungkin Tari akan menimbang kembali tawaran temannya itu.
Tari menatap pantulan dirinya di cermin, balutan pakaian minim seketika memperlihatkan lekuk tubuhnya.
"Ya ampun, pendek sekali."
Beberapa kali Tari membenarkan roknya yang berada diatas lutut.
Tari mulai berjalan menemui Nina, tampak jelas raut wajah canggungnya.
"Nin," panggil Tari.
Nina menoleh dan tersenyum pada Tari, ia segera menjelaskan aturan dan cara kerja menjadi SPG alat-alat kecantikan.
Kali ini, saatnya Tari memperaktekkan apa yang diajari Nina tadi. Masih dengan perasaan canggung, Tari mulai melakukan tugasnya.
Terlihat jelas perbedaan pada diri Tari saat ini, polesan riasan pada wajahnya membuat perubahan yang signifikan. Pakaian kerja Tari memiliki daya tarik tersendiri, Tari terlihat lebih cantik dari biasanya.
Sudah hampir setengah hari Tari bekerja, waktu istirahat pun tiba. Nina mengajak Tari untuk makan siang, ia mengajak Tari ke salah satu food court yang ada di Mall itu.
Setelah memesan makanan, Nina dan Tari mengedar mencari tempat duduk. Meja-meja hampir penuh, hanya tinggal tersisa satu meja saja. Nina dan Tari bergegas menuju meja tersebut, namun hal yang tak terduga pun terjadi.
Nina dan Tari memandang seseorang yang kini berada di depan mereka, orang itu sama dengan mereka tengah membawa makanan dan juga minuman.
"Ini meja kalian?" Tanya seseorang itu.
Tari melirik sekilas ke arah Nina, meminta temannya itu untuk menjawab.
"Emm, sebenarnya kita juga baru mau duduk. Tapi kalau mau gabung boleh, belum ada meja kosong juga."
Nina memberi tawaran.
"Tidak apa-apa memangnya?" Tanya seseorang itu.
Nina menggeleng, "tidak apa-apa. Ayo duduk," ajak Nina.
Mereka pun duduk bertiga, menyantap makan siang yang sudah dipesan sedari tadi.
"Kalian kerja di Mall ini?" Tanya orang asing itu.
Nina menghentikan aktifitas makannya sejenak, "iya. Kita SPG produk kecantikan, kamu sendiri?" Tanya balik Nina.
"Aku kebetulan sedang main saja," jawab orang itu.
"Oh iya, aku Jerry." Orang itu memperkenalkan diri lebih dulu.
Dengan senang hati, Nina menyambut uluran tangan Jerry dengan ramah. Begitupula dengan Tari, mereka kini saling berkenalan satu sama lain.
"Sudah lama kerja jadi SPG?" Tanya Jerry pada keduanya.
"Aku sudah lumayan lama, dari lulus sekolah. Sampai sekarang sudah mau nikah saja." Nina menjawab seadanya.
Tari menoleh ketika mendengar ucapan Nina, pasalnya ia baru tahu kalau temannya itu sebentar lagi akan menikah.
"Kamu mau nikah, Nin?" Tanya Tari.
Nina mengangguk, "bulan depan, datang yah." Nina sekalian mengundang Tari untuk hadir di perta pernikahannya nanti.
"Loh aku pikir kalian teman dekat," ujar Jerry.
Nina tersenyum, "kita teman satu sekolah, sudah lama gak ketemu. Kebetulan waktu itu ketemu Tari di jalan, lagi cari kerja. Sekalian saja aku tawari kerja di sini, jadi wajar kalau Tari gak tahu." Nina menjelaskan.
"Oh gitu, jadi kamu belum lama kerja di sini?" Tanya Jerry pada Tari.
"Baru mulai kerja hari ini," jawab Tari seadanya.
Jerry mengangguk, entah kenapa sedari awal Jerry tertarik pada Tari. Wajah lugu Tari membuatnya tak bisa berpaling, ada niat untuk mengenal Tari lebih jauh.
Makan siang telah selesai, Tari izin pada Nina untuk pergi ke toilet. Saat itu pula, Jerry merasa mendapat kesempatan untuk menanyakan nomor ponsel Tari pada Nina.
"Nin, kalau boleh aku ingin meminta nomor Tari." Jerry meminta dengan ragu.
Sejenak Nina terdiam, lalu ia menganggukkan kepalanya.
"Boleh. Untuk apa? Jangan-jangan..."
Jerry terkekeh, ia mengusap tengkuknya.
"Namanya juga usaha," jawab Jerry.
Nina mengerti, ia langsung memberikan nomor ponsel Tari pada Jerry. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Jerry pamit pada Nina.
Tari dan Nina kembali melanjutkan pekerjaannya, hingga sampai akhirnya waktu bekerja telah usai.
Saatnya Tari dan Nina untuk pulang, karena merasa lelah Tari ingin sekali cepat sampai ke rumah. Ia bahkan tak menyempatkan waktu untuk mengganti pakaiannya lebih dulu, Tari pulang dengan pakaian kerja yang masih membalut tubuhnya.
Sesampainya di rumah, semua keluarga Tari kebetulan sedang membuat adonan gorengan di teras rumah. Sontak ketika melihat Tari datang, mereka terkejut melihat penampilan Tari yang berubah drastis.
"Tari? Ini kamu kenapa pakai baju gini?" Tanya Mbak Vina.
Tari melirik sekilas penampilannya, "iya, aku kerjanya pakai seragam ini." Tari menjawab sembari mendudukkan tubuhnya di lantai, ia menselonjorkan kakinya yang terasa pegal.
"Terus itu, kamu make up tebal-tebal gitu biar apa?" Tanya pak Doni pada anaknya.
"Namanya juga SPG, Pak. Ya harus bisa dandan yang cantik, biar menarik pembeli!" Cetus bu Nita yang sudah paham akan tuntutan pekerjaan Tari.
"Ibu setuju Tari kerja pakai pakaian pendek gitu?" Tanya pak Doni pada istrinya.
"Kalau di larang, nanti Tari jadi pengangguran lagi. Memangnya Bapak sanggup cari uang tambahan buat kita?" Sindir bu Nita. Ya, sifat ibu Tari memang seperti itu, uang sepertinya hal yang paling penting untuknya.
Pak Doni tak dapat menimpali perkataan istrinya, ia memang merasa belum sanggup memenuhi semua kebutuhan keluarganya.
"Ya sudahlah, Pak. Kalau itu pilihan Tari, yang penting bisa jaga diri. Jangan malu-maluin keluarga," ujar Ari, kakak laki-laki Tari yang ke dua, suami Mbak Vina.
Tari terdiam, sebenarnya ia merasa senang dengan penampilannya saat ini. Terlebih sepenjang waktu bekerja, tak sedikit laki-laki yang menggodanya. Hal itu membuat Tari merasa percaya diri, karena sejak dulu tak pernah ada laki-laki yang mendekatinya, tentunya penampilannya kala itu menjadi faktor utama penyebab ia sulit mendapat pasangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
pensi
halo Kaka mampir kembali ya ke novel saya judulnya ZANN 🙏🙏
2022-02-24
0
𝙋𝙐𝙅𝙄💞jff🌈
semangat kk
2021-03-20
0
Isnia
lanjut kak
2021-02-11
0