Dengan perasaan senang, Tari segera menghubungi kekasihnya mengabarkan jika ia berhasil mendapatkan pinjaman.
"Jer, aku udah dapet uangnya. Mbak Vina mau kasih pinjam, tapi..."
"Tapi apa, Tar?" tanya Jerry yang mendengar Tari menghentikan ucapannya.
"Mbak Vina minta uangnya kembali, tapi dengan syarat harus dilebihi nominalnya." Tari berucap dengan ragu, ia takut jika Jerry tak menyetujui keinginan sang kakak ipar.
"Setuju!" seru Jerry dengan mantap.
Tari tak menduga, Jerry dengan cepatnya setuju. Namun disisi lain, Tari merasa lega karena ia akhirnya dapat membantu sang kekasih.
"Kalau gitu kamu kirim nomor rekeningnya, nanti Mbak Vina langsung transfer."
Jerry melakukan hal yang diminta Tari, obrolan diantara merekapun terhenti saat itu juga.
Selesai menghubungi Jerry, Tari segera menemui sang kakak ipar.
"Mbak, ini nomor rekening Jerry. Bisa transfer sekarang, kan?" tanya Tari dengan antusias.
Vina hanya mengangguk, ia langsung menuruti permintaan adik iparnya itu.
"Nih," Vina menyodorkan ponselnya, memperlihatkan bahwa transaksi antara dirinya dengan Jerry sudah berhasil.
Tari tersenyum senang, ia memeluk Vina dengan erat.
"Makasih, Mbak. Mbak baik banget sih, aku do'ain rezeki Mbak Vina lancar terus!"
Vina melepas pelukan Tari, "iya, aamiin. Tapi awas kalau sampai ada apa-apa, kamu yang tanggung jawab!" pinta Vina.
Dengan menarik nafas panjang, Tari hanya mengangguk pasrah.
"Semoga Jerry gak bohongin aku sama Mbak Vina," ucap Tari dalam hatinya.
Jerry membuka ponselnya yang berbunyi, terdapat informasi yang menunjukkan bahwa uang yang di kirim oleh Vina sudah masuk ke tabungan pribadinya.
"Akhirnya," ucap Jerry dengan senyum tipis. Terlihat Jerry menghubungi seseorang, sekilas ia memberitahu orang yang dihubunginya tentang uang yang telah diterimanya.
"Kira-kira besok aku ke sana," ucap Jerry sebelum menutup panggilan teleponnya.
Selesai itu, ia bergegas mencari sesuatu dan tampak Jerry membuka lemari pakaiannya.
***
Sore itu, di depan kosan yang di tempati Jerry, tampak beberapa orang pemuda yang tengah berkumpul sambil mengobrol santai.
"Kau mau ke mana?" tanya salah satu pemuda yang tengah berkumpul pada Jerry, ia memperhatikan Jerry yang menenteng tas besar.
"Anu... aku ada urusan," jawab Jerry dengan gugup, pasalnya ia tak ingin ada yang tahu tentang kepergiannya.
"Aku pergi dulu," ucap Jerry. Teman-temannya hanya mengangguk dan berpesan agar Jerry berhati-hati dalam perjalanannya. Jerry sebenarnya tidak ingin pergi, namun apa daya Ia harus menemui kedua orangtuanya. Jerry tak memikirkan Tari, bahkan tak sempat berpamitan.
Sementara di tempat lain, Tari tengah bersantai di rumahnya. Ada perasaan lega yang kini dirasakan olehnya, ketakutannya tentang kejadian hari itu bersama Jerry sedikit berkurang. Mendengar perkataan Jerry yang akan selalu ada untuknya, membuat kepercayaan diri Tari meningkat.
"Aku tidak mau berpikir buruk tentang Jerry, aku akan berusaha percaya padanya. Tapi aku juga tidak boleh terlalu santai, sejujurnya rasa khawatir itu masih ada." Tari bergelut dengan batinnya, ada perasaan menyesal dalam hati Tari mengingat kejadian kelam itu.
"Bapak. Kenapa aku jadi ingat perkataan Bapak," ucap Tari.
Tari menggelengkan kepalanya, ia berusaha untuk tetap tenang. Ia tak ingin dibuat pusing dengan rasa takutnya.
*Sungguh, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Namun, kita juga bisa berusaha agar apa yang terjadi di depan kita, sesuai dengan apa yang kita inginkan.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments