Eps. 15

Setelah persiapan dirasa cukup, Tio menyayat sedikit kulit Luna yg terkena gigitan kobra. Kemudian menyedot darah Luna yang teracuni bisa kobra langsung dengan bibir. Sesekali Luna melihat itu. Bagaimana Tio menyentuh bokongnya, kemudian bagaimana Tio menyentuhkan bibirnya. Luna menggigit bibirnya dan mukanya merah menahan malu. Beberapa kali Tio melakukan itu, beberapa kali pula dia semburkan darah bercampur bisa kobra ke lantai tanah kamar Luna. Setelah bisa kobra sudah tersedot keluar, Tio menutup luka tadi dengan perban  emudian melepaskan ikatan dari singletnya.

Tio mengambil satu celana training untuk Luna. Setelah dia berikan dia keluar dari kamar. Luna yang paham segera berganti celana. Beberapa saat kemudian Tio masuk membawa segelas air, lalu menyodorkan pada Luna. Luna pun meminumnya. Tio mengajak untuk kerumah sakit agar Luna mendapat suntikan serum anti bisa kobra.

Tio segera menggendong ala bridal lagi. Luna pasrah dan diam saja. Sedari tadi wajahnya sudah memerah karena merasa sangat malu.

Tio melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat. Setelah sampai, Tio menggendong ala bridal lagi menuju unit gawat darurat. Perawat yang melihat melongo dan terkesima melihat pemandangan lelaki tampan menggendong perempuan cantik, hingga mereka hanya terdiam memandang. Mereka baru tersadar setelah Tio meletakkan Luna dikursi roda dekat front desk Unit Gawat Darurat.

Tio melaporkan pada petugas bahwa istrinya baru saja digigit ular kobra. Luna yang mendengar, langsung  cemberut tapi tak berbuat apa apa.

Dokter segera menangani dan memberikan sutikan serum anti bisa kobra. Beruntung rumah sakit tersebut punya stok serumnya. Setelah mendapatkan suntikan serum anti bisa kobra, Tio dan Luna memaksa pihak rumah sakit untuk segera pergi. Dengan segala argumentasi akhirnya pihak rumah sakit mengijinkan untuk pulang paksa. Dengan syarat Tio bersedia menanda tangani surat pernyataan tidak akan menuntut apabila terjadi hal yang tak diinginkan terjadi akibat efek samping penyuntikan serum anti bisa kobra.

Tio segera membawa Luna kembali kepondok. Dia takut semakin lama di rumah sakit itu maka akan semakin membahayakan siapapun yang ada disana. Tio teringat kejadian pembunuhan di villa. Dia tak ingin lagi ada seperti itu.

Luna pun mengerti. Dia juga punya pemikiran yang sama. Luna berpikir mending dia merasakan efek samping di pondok hutan tanpa penanganan medis tapi tidak membahayakan siapapun yang berada dirumah sakit.

Sesampainya dipondok, sekali lagi Tio membopong Luna.

“Hentikan Tio, aku bisa jalan sendiri.” Protes Luna.

“Diamlah bi. Meski sudah disuntik serum, bibi ini masih punya resiko efek samping. Jadi bibi harus hemat tenaga.” Akhirnya Luna mengalah tak mendebat.

Luna kembali diletakkan dikamar. Tanpa banyak bicara Tio segera memasak mi instan dan menggoreng telur. Perutnya merasa lapar karena belum sarapan sedari tadi. Setelah matang dia lalu mempersiapkan untuk makannya Luna terlebih dahulu.

Mi instan yang masih panas, juga telur gorengnya dimasukkan dalam mangkuk dan diletakkan dinampan lalu dibawanya ke dalam kamar Luna. Makanan panas itu dikipas biar cepat dingin. Setelah dirasa Tio tidak terlalu panas. Mi instan pun disendoknya lalu disorongkan ke bibir Luna.

Luna yang sedari tadi memperhatikan dan diam, terkaget. “Hei, apaan sih?”

“Makanlah bi.” Jawab Tio datar.

“Aku bisa makan sendiri.” decak Luna.

“Baiklah, aku taruh disini ya.” Lalu Tio meletakkan nampan berisi makanan disebelah Luna. Kemudian dia mengambil kursi dan meletakkan didalam kamar Luna. Lalu duduk dan makan disana.

Luna tersenyum melihat ulah Tio. Apa maumu Tio? Tanya Luna dalam hati.

Mereka makan bersama dengan diam.

Setelah makan, Tio membereskan bekas tempat makan dan masak. Mencucinya lalu kembali kedalam kamar Luna.

“Apa bibi perlu kubantu untuk kekamar mandi?” tanya Tio memecah keheningan.

Luna yang merasa tubuhnya lengket karena semenjak tadi belum mandi mengangguk. “Papah aku ya, sepertinya kakiku masih sedikit mati rasa.”

“Siap bi.” Jawab Tio dengan semangat. Lalu diambilnya kebutuhan mandi, mulai perlengkapan mandi hingga

pakaian ganti. Kemudian dibawa dan ditaruhnya dikamar mandi yang ada diluar pondok. Setelah itu dia masuk lagi dan langsung memapah Luna, mengantarkan kekamar mandi.

Luna diam saja. Dia bingung tapi juga merasa senang dengan perlakuan Tio.

Tio merasakan tubuh Luna sedikit panas, karena Tio memakai kaos tanpa lengan saat memapah Luna. Keningnya

sedikit mengernyit, apakah ini tanda tanda demam akibat efek samping serum anti bisa kobra tadi ya pikir Tio.

Setelah mandi, Luna berteriak memanggil Tio dan minta tolong untuk memapahnya lagi kedalam kamar. Tubuhnya

terasa semakin tidak nyaman setelah beberapa jam mendapat suntikan serum.

Tio datang. Dilihatnya Luna berdiri berpegangan dipintu kamar mandi. Luna yang memakai pakaian kasual pilihan acak Tio tampak sangat cantik dan segar. Rambut sebahunya masih belum kering benar menambah aura  kecantikan dan keseksian perempuan didepan Tio ini. Remaja tujuh belas tahun ini menelan ludahnya, menahan gemuruh dalam dadanya yang tiba tiba semakin menyesakkan dada.

Diraihnya tangan Luna, panas. Tanpa ijin Tio membopong perempuan dua puluh enam tahun itu. Luna memekik kaget, tapi reflek tangannya memeluk leher remaja ganteng itu.

“Hei! Apa yang kau lakukan?”

“Menggendong Bibi Luna.” Jawab Tio asal.

“Cih, aku bisa jalan Tio. cepat turunin!” Perintah Luna sambil mendengus kesal. Padahal hatinya berkata lain. Bahagia, serasa bunga bunga bermekaran memberi warna warni dalam hatinya.

“Enggak akan, bibi sedang sakit.” Tukas Tio tegas.

Luna diam. Dia menikmati saja diperlakukan seperti itu.

Setelah meletakkan Luna diatas kasur, Tio bergegas mengambil obat yang diberikan dokter. Lalu diberikan pada Luna. Luna meminumnya setelah Tio datang lagi dengan membawa segelas air.

Luna merasa sangat nyaman hari itu. Rasa sakit akibat efek samping serum tak begitu dihiraukannya. Tak berapa

lama setelah meminum obat, Luna mengantuk dan kemudian terlelap.

Tio yang melihat Luna tertidur kemudian memposisikan dirinya duduk dikursi disamping dipan. Ditatapnya lekat-lekat wajah wanita pejaganya itu. Sesekali disentuhnya kening Luna. Masih tetap panas. Benar kata dokter tadi, efek samping serum kadang terasa setelah beberapa jam. Bisa panas, mual, gatal gatal dan sakit kepala. Efek obat yang diminum membuat Luna cepat tertidur.

Satu jam berselang, panah tubuh Luna makin meninggi. Luna terbangun dan merasakan sakit kepala yang sangat. Tio yang sedari tadi menjaganya sudah bersiap dengan ember kecil berisi air dingin dan handuk kecil.  Dikompreskannya handuk tadi kekening Luna. Juga dipijit pijitnya kepala Luna untuk meredakan sakit kepala yang diderita. Luna semakin merasa nyaman. Meskipun sakit kepala yang sangat, namun hatinya sejuk. Hingga dia tertidur lagi, karena merasakan pijatan lembut dikepalanya.

Keesokan harinya Luna terbangun. Panasnya sudah hilang, begitupun sakit kepala yang dideritanya kemarin. Dia membuka matanya dan merasakan handuk setengah basah masih nangkring dikeningnya. Perutnya terasa ada sesuatu yang menimpa. Diliriknya ternyata tangan Tio. Pemuda ini tertidur dikursi disamping dipan kecil Luna dengan kepala terletak dikasur berbantalkan satu tangan, sementara tangan lainnya terkulai diatas perut Luna.

“Kau sangat perhatian Tio, akan sangat beruntung wanita yang menjadi istrimu kelak.” Gumam Lena pelan. Punggung jemarinya mengusap pipi putih pemuda yang tertidur itu. Kepala Tio bergerak sedikit karena merasa geli akibat sentuhan jemari Luna, dan Luna terkesiap sadar akan perbuatannya.

 

 

Bersambung...

================

I miss your comments guys

Terpopuler

Comments

Djoni Ayung

Djoni Ayung

asoy

2021-11-21

0

Itqom Adietya Tirtayasa

Itqom Adietya Tirtayasa

Wow....

2021-11-12

0

Alif Nurjanah

Alif Nurjanah

cinta mulai tumbuh,,

2021-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!