Eps. 12

Luna lalu menekan tombol nomor untuk menelpon kantornya setelah menerima handphone dari polisi tadi.

“Halo, dengan kantor polisi kota XX. Saya briptu Linda, ada bisa yang saya bantu?” Jawab dari seberang.

“Linda tolong sambungkan dengan kapten Haris. Aku Luna.”

Nada sela terdengar. Sebentar kemudian,

“Luna. Kau baik baik saja? Bagaimana dengan Tio?”

“Aku baik baik saja paman. Tapi Tio terluka. Tolong bantu kami. Lacak posisi telpon ini. Dan kirimkan dokter dan obat obatan untuk luka robek yang dalam dan sehari semalam terbuka dan terendam air” Luna langsung memutus sambungan telepon.

Haris segera menyuruh tim cyber untuk melacak posisi nomor yang barusan menelponnya. Setelah diketahui. Haris menelpon kakaknya untuk meminjam helikopter. Setelah didapat kepastian dia menelpon Yeni. Lalu menelpon dokter Johan sahabatnya.

Satu jam kemudian, sebuah heli datang dan mendarat diatas gedung kantor Haris. Haris beserta dokter Johan bergegas menaikinya. Heli mengudara dan menuju lokasi dengan koordinat yang telah diketahui Haris.

Satu jam perjalanan. Heli mendarat dilapangan desa. Haris dan dokter Johan turun dan segera diantar ke

balai desa.

“Paman.” Luna berlari dan memeluk pamannya. Haris lega melihat Luna baik baik saja. Hanya luka kecil dan memar. “syukurlah kau selamat Luna. Aku tak tahu apakah aku bisa hidup jika menerima amukan kakakku dan kakak ipar jika sampai kamu meninggal.” Ucap Haris dalam hati.

“Dimana Tio, ini dokter Johan biar memeriksa dan merawatnya sementara.” Haris melepaskan pelukannya dan memperkenalkan Luna dengan dokter Johan. Luna lalu masuk kedalam diikuti dokter Johan. Sementara Haris menemui lurah dan polisi yang teleponnya dipinjam Luna untuk menghubunginya.

“Hmmm… masih bisa ditolong. Tapi luka ini harus segera ditangani dengan lebih baik. Kita harus membawanya ke kota.” Kata dokter Johan setelah melihat luka Tio. Kemudian dokter Johan meminta tolong pada warga untuk membawa Tio yang masih pingsan menuju heli.

Tio tertidur setelah menerima penanganan medis dirumah sakit. Luna pun sudah tampil segar, setelah juga mendapat perawatan atas luka luka kecilnya, dia mandi dan berganti baju.

Mereka ditempatkan di ruang VVIP dengan penjagaan extra ketat. Bahkan seorang kapten Haris yang merupakan kepala kepolisian merasa harus ikut menjaga keamanan disitu. Dia tidak meninggalkan ruang VVIP. Karena Haris tahu lawan yang dihadapi adalah komplotan pembunuh bayaran capit merah.

Genk capit merah sudah sangat terkenal di dunia bawah. Walaupun keberadaan mereka tak pernah terendus, tapi sepak terjang mereka dalam menjalankan misi selalu berhasil seratus persen. Berdasar informasi yang didapat Haris dari para informan, geng capit merah rata rata adalah para disertir tentara atau polisi elit. Tak hanya dari dalam negeri, melainkan juga direkrut dari disertir pasukan elit luar negeri.

Kemampuan mereka melakukan tracking, hacking lebih hebat dari tim cyber yang dibawahi Haris. Mereka juga

ahli dalam penyusupan dan sabotase. Dan hanya dalam kasus ini genk capit merah ternoda reputasinya.

Karena itu Haris tak mau kecolongan. Hingga dia memutuskan mengawasi langsung perlindungan selama dirumah sakit.

Luna keluar dari kamar mandi. Dia melihat kamar VVIP ini tanpa sedikitpun cahaya matahari menerobos masuk dari jendela. Luna mendekati jendela dan bermaksud membuka gorden yang menutup kamar tempat ia dan Tio dirawat.

Belum sempat menyingkap gorden, sebuah tangan menahannya. Luna menoleh, Haris memberikan kode untuk  tidak membuka gorden.

“Jangan. Yang kau hadapi saat divilla terkonfirmasi dari laporan intelejen adalah genk yang sama dengan kasus pembunuhan orang tua Tio. Mereka genk capit merah. Aku kuatir sebenarnya mereka sudah tahu kalian disini. Dan sekarang mereka sedang menyusun rencana untuk menerobos masuk kesini. Mungkin juga mereka telah  menempatkan sniper disalah satu gedung tinggi disekitar rumah sakit ini.” Haris menjelaskan panjang lebar. Luna mengangguk paham.

“Paman…”

“Hmmm…”

“Aku kangen papa dan mama. Bolehkah aku mengunjunginya?”

“Aku sudah menghubungi, sebentar lagi mereka akan sampai kesini.” Haris menjelaskan.

“Benarkah?” Mata Luna berbinar ceria.

Tak lama kemudian pintu kamar diketuk. Seorang petugas berseragam melaporkan ada tamu bernama Jeri  Budianto dan Melati Wibisono Budianto ingin membesuk Luna. Haris menyuruh petugas untuk mempersilahkan masuk.

“Mama…” Luna langsung menghambur dan memeluk mamanya. Selama empat tahun tak bersua, membuat rasa kangen didada Luna membesar. Dengan erat dipeluknya sang mama tercinta seolah menumpahkan kangen yang sangat.

“Aish… anak nakal. Kau ini kangen apa ingin bunuh mama hah? Aku sampai sesak napas karena pelukanmu.” Kata Melati sambil menepuk nepuk punggung putrinya dengan sayang. Luna sedikit melonggarkan pelukannya.

“Hei, lepaskan mama kamu. Papamu ini juga kangen dan rindu kamu anak nakal.” Jeri menghampiri dengan  tersenyum bahagia. Dimatanya terlihat bulir-bulir bening menumpuk karena bahagia.

Luna menoleh kepapanya, lalu memeluknya dengan erat. “Papa… aku kangen.” Luna tak bisa berkata kata. Saat ini dia ingin dalam pelukan kedua orang tua yang telah membesarkan dan merawatnya.

Melati ikut memeluk dan menangis terharu. Cukup lama mereka bertiga dalam pelukan tanpa kata kata. Sampai akhirnya Haris menghampiri.

“Eh hem…” Haris mendehem pelan.

Ketiganya menoleh kearah Haris.

“Hei Luna, mengapa kau itu begitu menurut pada om jelek kamu ini hah?” Melati yang adalah kakak Haris  menggerutu ditelinga putrinya. Luna hanya tersenyum.

Jeri kemudian menyalami adik iparnya itu. “Thanks, kau sudah menjaga putriku.”

“Dia bisa menjaga dirinya sendiri kak.” Jawab Haris datar.

Lalu mereka menghampiri Tio yang masih tertidur.

“Pemuda yang tampan.” Kata Jeri sambil terus mengamati Tio.

“Pantas kau betah menjaganya anak nakal.” Melati menggoda putrinya. Luna yang mendengar langsung merona merah.

“Iih.. mama, apaan sih?” Melati mencibir menutupi malu. “Aku kan polisi professional ma. Kujaga sesuai SOP. Selama disana juga kami hanya berlatih beladiri dan survival ma.” Melati yang mendengarnya tersenyum lebar. Aku lihat kamu ada rasa suka pada pemuda ini.

“iya.. iya… mama cuma goda kamu aja kok.” Melati tekekeh.

Tio terbangun dari tidurnya. Dia melihat kamar telah banyak orang berdiri mengelilingi brankarnya. Haris lalu mengenalkan kedua orang tua Luna pada Tio.

Kemudian mereka bercakap penuh kehangatan. Tio yang sudah lama tak merasakan kehangatan keluarga  menangis terharu. Membuat Jeri dan Melati bergantian memberikan pelukan pada pemuda yang terbaring di brankar itu.

Setelah beberapa lama, Jeri dan Melati berpamitan pulang.

“Jaga diri kamu ya anak nakal.” Kata Jeri sambil memeluk erat Luna.

“Iya pa.” Luna mengangguk dan matanya sembab meloloskan beberapa bulir air mata. Jeri melepaskan pelukan dan menghapus air mata Luna. Kemudian menepuk bahu Luna dan melangkah pergi.

Tio dan Luna melaporkan segala kejadian kepada Haris. Lalu Haris menceritakan kejadian secara garis besar saja bagaimana pihak kepolisian berusaha mencari keberadaan Luna di lokasi terakhir tapi terkendala cuaca buruk digunung.

“Kami langsung bergerak ke villa setelah mendapat laporan ada penyerbuan. Tapi terlambat.” Kata Haris. “Kami hanya menemukan sebagian besar villa dan isinya hancur oleh tembakan dan kebakaran. Kami juga menemukan beberapa mayat disepanjang pencarian kami. Termasuk juga kami menemukan bangkai heli di tebing dan lain lain.” Luna dan Tio mendengarkan dengan seksama penjelasan Haris. “Beruntunglah kalian selamat dan bisa memberitahu lokasi kalian.”

Tok..tok..

 

Bersambung...

===================

Mohon Maaf Readers yang baik dan suka menolong

banyak salah ketik jadi mengganggu kenyamanan membaca para readers.

anyway by the way komentarnya jangan lupa ya biar otak author ada suntikan ide ya...

Terpopuler

Comments

Nini Tipah

Nini Tipah

enggak pp thor bnyk typo ny krn enggak gampang nulis cerita novel 😘😘😘💪💪💪

2023-12-12

0

jihan silvia

jihan silvia

ceritanya bagus aku suka

2021-12-30

1

Djoni Ayung

Djoni Ayung

semakin enak dibacanya

2021-11-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!