Eps. 11

Tio mendekat. Setelah makan makanan ringan untuk mengganjal perutnya, dia haus. Dia juga meminum dari termos yang diisi air sungai tadi.

“Goa kita dekat sungai?” Tio bertanya sendiri, dahinya berkerut. Sementara suasana semakin gelap. Tio mengambil satu stick flare, lalu kemudian mematahkannya setelah flare menyala dia mengetahui sungai mengaris sangat deras membawa material lumpur dan dahan kayu.

Luna lalu menceritakan keadaan saat sebelum hujan. Dan juga mengatakan analisanya bila hujan terus  turun.

“Apa yang harus kita lakukan bi?”

“Entahlah aku juga bingung. Yang pasti opsinya kita tetap disini sambil berharap hujan reda, dan yang kedua kita menceburkan diri kesungai ini mengikuti arusnya sampai kita menemukan tempat yang landai.” Luna menjelaskan panjang lebar.

Setelah beberapa lama. “Lebih baik kita memilih opsi kedua bi.”

“Benar kamu Tio. Sekarang juga air mulai masuk kemulut goa.”

Yang dikatakan Luna benar, saat ini air sudah mulai menggenani lantai gua.

Mereka berdua bergegas mengambil ransel dan barang yang bisa dibawa. Lalu kembali kemulut goa. Luna mengambil stick lamp dan lalu menggoyang goyangkannya. Setelah menyala dia memasang pada pergelangan tangannya. Satu stick lamp diberikan pada Tio dan melakukan hal yang sama.

Mereka saling memandang. Luna tersenyum manis. “Berdoalah semoga kita diberi keselamatan. Karena kita tak tahu apa yang akan terjadi didepan sana.”

Tio mengangguk. “Kita melompat sama sama bi.”

“Baiklah.”

Lalu Tio menggandeng Luna. Menoleh kearah Luna. Keduanya anggukkan kepala. Lalu melompat sambil

berpegangan tangan.

Arus deras membuat tangan mereka terlepas. Tio berusaha keras mengangkat kepalanya supaya tidak berada dalam air. Dalam keadaan seperti itu ingatannya tertuju pada Luna bibinya.

Sinar matahari semakin redup didasar jurang ini. Cahaya makin menghilang. Dalam Samar dia melihat kepala dan stick lamp yang masih menyala ditangan Luna menyembul keatas air. “Bibi…” Panggilnya. Tak dipedulikan berapa banyak air masuk dalam mulutnya.

Derasnya air mampu menelan suara Tio yang memanggil. Luna juga kebingungan memikirkan Tio yang terlepas dari genggamannya. Luna teringat lengan kiri Tio susah bergerak karena luka. Luna makin panik karena tak juga bisa melihat Tio. Air begitu deras mendorong dan menggulung tubuhnya. “TIO…” dengan sisa kekuatannya Luna memanggil.

Jleb. Sebuah tangan melingkar diperut Luna. Luna menoleh. Tio dengan wajah lelah berada disebelah kirinya. Tangan kanannya memeluk erat perutnya. Dipunggungnya menempel ransel.

“Bibi Luna! Bertahanlah!” Teriak Tio.

Luna hanya diam. Dia merasa tenaganya telah terkuras habis. Sementara dia belum melihat tanda tanda dataran yang cukup landai untuk menepi. Hujan sudah berhenti. Arus sungai juga tidak sederas waktu tadi.

“Bibi coba raih dahan itu.” Tio dengan terengah menunjuk dengan arah kepalanya.

Luna menoleh kebelakang, kearah yang ditunjukkan. Sebuah dahan kayu lumayan besar hanyut dengan cepat mengarah kearah mereka. Luna melepaskan diri dari pelukan Tio dan berenang dengan sisa tenaganya kearah dahan kayu.

Berhasil. Dia peluknya dahan itu dengan tangan kirinya. Kemudian dicarinya posisi Tio. Saat melihat Tio

mendekat, tangan kanannya diulurkan untuk menggapai Tio. Berhasil. Ditariknya tubuh Tio. Mereka berdua menggantukan keselamatan mereka pada dahan besar itu.

Beberapa lama kemudian. Kelelehan makin mendera keduanya. Rasa putus asa semakin membuncah.

“Tio! Lihat kesana.” Luna menunjuk kesuatu arah disebelah kanan. Tio melihat tanah landai.

Luna dan Tio sekali lagi berjuang dengan tenaga tersisa berenang ketepian sungai. Perjuangan yang sungguh melelahkan. Luna berhasil mencapai tepi sungai terlebih dulu. Dia segera berlari keluar sungai. Lalu dilihatnya Tio masih hanyut dan berjuang untuk menepi.

“Berusahalah Tio!” Luna berteriak memberi semangat. Sambil berlari mengarah Tio yang terseret arus. Akhirnya Tio berhasil ketepian. Tenaganya habis. Dia tak mampu bangkit untuk keluar dari air. Separo tubuhnya masih berada dalam sungai.

Luna menghampirinya. Tenaga terakhirnya dikerahkan untuk menarik tubuh Tio. Luna terjatuh terpeleset saat

menarik Tio sekuat tenaga. Seluruh badan Tio keluar dari sungai dengan posisi kepala menumpang dipaha Luna yang terjengkang. Luna sendiri sudah tak kuat lagi. Mereka berdua pingsan lagi.

Luna tersadar dari pingsannya. Gelap. Berusaha keras Luna mengumpulkan kesadarannya.

“TIO.” Luna langsung berteriak dan terduduk. Luna lalu bernafas lega. Kepala Tio masih berada diatas pahanya.

Luna lalu menarik pahanya. Karena tak mungkin menggulingkan tubuh Tio. dipunggung pemuda itu masih nangkring ransel. Kakinya kesemutan karena lama tertindih tubuh Tio. Setelah beberapa saat dia lalu mencoba memeriksa Tio. Sekali lagi dia bernafas lega.

Tio hanya pingsan.

Karena masih terlalu lemas, Luna merebahkan tubuhnya. Meski dingin begitu menusuk tulang. Tapi dia sangat kehabisan energy. Dia pasrah. Dia sudah berusaha.

Cahaya matahari mulai memanaskan kulit muka Luna. Dia pun terbangun dari tidurnya. Dilihatnya tubuh Tio yang bertelanjang dada dan dengan ransel dipunggung. Energinya sedikit terkumpul karena tidur panjang.

Luna bangkit dan melihat ke sekeliling. Hutan. “Aish… bagaimana ini. Luka Tio mungkin makin parah hari

ini.”

Luna lalu mendatangi Tio yang masih tergeletak. Dilepaskannya ransel dari pundak Tio. Tio akhirnya

tersadar.  Dia membalikkan tubuhnya.

“Bibi…” Luna tersenyum bahagia. Tio merasa nyaman melihat senyum itu.

Luna meletakkan punggung tangan ke dahi Tio, sedikit hangat. Apakah luka itu mulai membuatnya demam, atau karena seharian kemarin dia tanpa baju dan basah. “Menyebalkan.” Runtuknya dalam hati.

“Kamu baik baik saja.” Tanya Luna kemudian.

“Capek dan lemas.” Jawab Tio singkat.

Luna menarik nafas dalam dalam dan menghempaskannya sedikit keras. Seolah dia sedang merasakan beban berat. “Cobalah bertahan ya… sepertinya kita masih didalam hutan.”

Tio duduk dan memperhatikan sekitarnya. Hanya pepohonan. Tio mengangguk. Kemudian dia ambil ransel dan mengeluarkan sebungkus roti tawar. Dibukanya dan dibaginya dua. Lalu setengahnya diberikan pada Luna. Mereka kemudian makan dalam diam.

Mereka lalu bangkit dan berjalan. Mereka memutuskan untuk mengikuti aliran sungai saja. Mereka berpikir aliran sungai pasti akan melalui sebuah desa.

Setelah beberapa kilometer berjalan mereka menemukan area persawahan.

“Bibi Luna, lihat sepertinya itu sawah.” Tio menunjuk kearah depan. Mata Luna berbinar. Mereka segera menuju kesawah tersebut.

Dari area sawah terlihat sebuah perkampungan. Lumayan jauh. Tio semakin lemah. Lukanya membuat dia pingsan lagi ditengah perjalanan. Melihat itu Luna segera berlari kearah kampung dan meminta pertolongan.

Akhirnya pertolongan tiba. Tubuh Tio diangkat beramai ramai oleh penduduk desa.

Setelah sampai dibalai desa, pak lurah memanggil pihak kepolisian dan melaporkan kejadian ini. Tio ditangani oleh dokter desa dengan alat seadanya. Satu jam kemudian seorang polisi datang.

“Maaf nona, saya dari kepolisian telah mendapat laporan dari bapak lurah. Bisakah kami ajukan pertanyaan pada anda sekarang?” Kata polisi itu dengan sopan. Luna memperhatikannya. Usia polisi ini seumuran dengan pamannya Haris.

“Bapak punya handphone?” Luna tak menjawab malah mengajukan pertanyaan.

“Kenapa nona?” Polisi itu balik bertanya.

“Saya mau pinjam dan akan saya gunakan untuk menelepon kapten Haris, atasan saya.” Jawab Luna.

“Anda anak buah kapten Haris?”

“Anda mengenalnya?”

“Tidak nona, saya hanya mendengar kehebatan beliau?”

“Ya saya anak buah sekaligus keponakannya. Jadi bisakah saya meminjam hape anda?”

“Eeee.. baiklah.” Akhirnya polisi itu setuju untuk meminjamkan hapenya.

 

Bersambung...

Komentar reader adalah semangat author

Terpopuler

Comments

Djoni Ayung

Djoni Ayung

hebat hebat luna

2021-11-21

0

Styaningsih Danik

Styaningsih Danik

lanjuut lagi...

2021-10-31

0

Ita

Ita

sangat seruuuuu👍

2021-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!