EPS. 2

Segera mobil sport warna merah itu dihelanya hingga kecepatan penuh. Jalanan yang tak terlalu ramai  membuat  Luna bisa cepat meninggalkan penguntitnya. Akan tetapi tak sampai lama lalu lintas sudah mulai memadati jalanan. Penguntit bisa mendekat lagi. Luna sedikit mengurangi laju mobil sport tunggangannya. Mobil sport dan jeep itu  sekarang berjalan beriringan. Kaca belakang pengemudi jIp terbuka, Luna melihat ada lelaki besar mengeluarkan  senjata, tiba tiba Luna membanting kiri stir mobilnya memotong jalan jeep. Pengemudi jeep yang kaget dengan  maneuver mendadak Luna, otomatis membuang stir kekiri. Tapi tanpa memperhitungkan trotoar jalan, jeep itu  menabraknya sehingga terbang dan berputar diudara lalu terbanting ke aspal dan hambir saja menyebabkan  kecelakaan karambol. Segera Luna tancap gas meninggalkan lokasi tersebut.

Mobil sport merah itu mengarah keluar kota setelah Luna merasa tidak ada lagi yang mengikutinya.

Flashback On

Lima belas jam sebelum kejadian.

Sebuah yacht mewah melabuhkan sauhnya tak jauh dari garis pantai. Kemudian turun kapal karet bermesin. Ada

beberapa orang yang menaiki perahu karet itu.

Perahu karet berhenti di bibir pantai. Turun seorang lelaki setengah baya diikuti lelaki muda dan seorang wanita cantik. Dia adalah Joni Widodo, salah satu konglomerat terkaya di negeri ini. Dia turun dari perahu karet itu diikuti oleh putra semata wayangnya Tio Alberto Widodo dan istrinya yang masih terlihat cantik diusianya tak lagi bisa

disebut muda, Maya Harun Widodo.

Pulau kecil ini separuhnya telah dibeli oleh Joni Widodo, dan digunakan sebagai resort pribadinya. Sudah hampir

satu minggu Joni dan keluarganya berlibur menikmati indahnya lautan dengan yacht mewahnya.

Beberapa saat kemudian, dua buah perahu karet berhenti di dekat perahu karet yang ditumpangi Joni dan keluarga

tadi. Dalam perahu karet itu terlihat beberapa orang gagah dengan setelan jas mewah dan kacamata hitam. Mereka adalah pengawal. Lalu ada dua orang yang membawa beberap kota besar.

Kotak-kotak itu diturunkan. Payung-payung pantai dikembangkan, keluarga joni ingin menikmati indah lautan saat matahari terbenam. Sesekali Joni memeluk tubuh dan mencium istrinya. Sementara anaknya berlari kearah resort  mewah. Anaknya sudah akrab dengan peduduk local yang ada disana. Dan Joni membebaskan putranya untuk bergaul dengan siapa saja yang disuka.

Sunset menyajikan pemandangan indah, Joni dan Maya tampak begitu menikmatinya. Tio berlari mendekati,

bersamanya ada seorang anak lelaki sebaya.

“Siapa itu Tio?” Joni bertanya pada anaknya.

“Doni pih. Dia aku ajak untuk ke yacht nanti malam pih. Boleh ya pih?” Tanya Tio. Joni hanya mengangguk. “Doni

kenalkan ini papih Joni dan itu bunda Maya. Papi, bunda kenalkan teman baruku Doni.” Dengan hangat Joni dan Maya menyalami Doni. “Oh ya pih, bunda bolehkan Doni kuajak untuk tinggal di mansion? Dia sekarang yatim piatu pih. Kata Pak Sardi penjaga villa, ibunya Doni meninggal waktu melahirkan dan bapaknya sekitar dua bulan lalu meninggal karena kapal ikannya terbalik dihajar badai. Boleh ya pih?”

“Oh, kasihan banget kamu Doni” Maya mengusap lembut ujung kepala Doni. “Sayang ijinkan Tio membawa Doni ke

mansion untuk tinggal ya. biar dia punya teman.”

“As you wish my love…” Kata Joni mengabulkan.

Tio berteriak kegirangan. Dan mengucapkan terima kasih pada orang tuanya. Doni pun ikut bahagia.

Mereka kembali ke yacht mewah ditengah lautan. Doni sekarang juga merupakan tamu di yacht itu.

Tio mengajak Doni untuk kekamarnya dan menyuruhnya mandi lalu memberikan bajunya untuk dipakai Doni.

Tio anak yang baik, diusianya yang masih 13 tahun sudah punya rasa sosial yang tinggi. Ini tak lepas dari gaya mendidik Joni dan istrinya.

Malam itu laut begitu tenang. Yacht pun melaju meninggalkan pulau tadi menuju ke marina untuk bersandar lagi.

Joni memutuskan waktu liburan sudah selesai.

Jam sebelas malam. Yacht mewah melaju pelan memecah ombak. Marina yang dituju hanya tinggal beberapa mil saja. Tapi malam itu entah mengapa Joni dan keluarga seperti enggan tidur. Mereka terus saja bercengkerama di dek bawah. Tio dan Doni bermain play station dengan serunya. Sementara Joni dan Maya duduk disofa menyaksikan game yang dimainkan putranya.

Joni yang saat itu memakai kaos polo warna coklat tua dipadu dengan celana pendek krem dan sepatu pantofel

putih.

“Sayang, aku akan menemui Tejo. Kamu pergi tidur duluan ya. sebentar lagi  aku menyusul.” Joni berkata lembut pada istrinya. Lalu mengecup lembut keningnya. Kemudian dia menoleh kearah Tio dan Doni. “Ayo Tio ajak Doni tidur sekarang.” Kedua anak remaja itu segera bangkit sambil cengengesan lalu segera berlalu menuju suite nya.

“Cepetan balik ya… aku pengen tidur dalam pelukanmu.” Maya berkata sambil melangkah. Jony menjadi ragu akan

menemui Tejo si kapten yacht atau batal dan mengikuti langkah istri menuju suite mewahnya.

Dipandanginya istrinya dari belakang. Istrinya yang hanya memakai kimono bermotif bunga berwarna merah,

membiarkan bagian atasnya sedikit melorot. Sehingga pundak dan punggung putihnya terekspos jelas memancarkan godaan. Joni hanya menelan ludahnya.

Tiba-tiba terdengar suara berisik dari atas. Joni bergegas menuju dek atas. Begitu pintu dibuka, mata Joni silau oleh cahaya terang lampu sorot dari arah atas. Deru angin kencang memukul kearah bawah. Joni menyadari ada helikopter berada dia atas yachtnya. Setelah matanya mulai beradaptasi dengan cahaya lampu sorot dari heli diatasnya, dia menemukan tiga pengawal terbaiknya telah terkapar bersimbah darah. Sejenak kemudian terlihat dua buah tambang berwarna hitam diturunkan tepat dimukanya.

Joni sadar bahaya yang mengancam. Dia pun teringat anak istrinya. Joni bergegas menuju suite Tio. Ketika hendak

membuka pintu suite, Tio muncul dari arah dapur dengan membawa segelas susu coklat. Tanpa banyak kata, Joni menyeret Tio kembali kedapur. Dia membuka satu almari rahasia yang hanya bisa diisi satu orang. Disuruhnya Tio untuk masuk kedalam almari rahasia itu dan memakaikan sebuah kalung dengan bandul emas bermata berlian biru. tanpa banyak kata ditutupnya pintu almari oleh Joni dari luar.

Joni pun bergegas menuju suitenya sendiri untuk mengingatkan istrinya dan mengambil senjata. Baru saja tangannya menyentuh knop pintu, Joni merasa punggungnya basah dan panas. Sebuah peluru baru saja bersarang dipunggung kanannya.

“Ugh.” Joni menoleh. Dilihatnya lima lelaki dengan setelan hitam hitam. Ditangan mereka tergenggam senapan

otomatis buatan Rusia. “S-siapa kau? bang…” belum sempat Joni meneruskan kalimatnya sebuah peluru telah melesat dan tepat mengenai jantungnya. Darah tersembur. Joni pun terjengkang kebelakang. Tubuhnya menabrak pintu suite hingga terbuka.

Maya menjerit. Dirinya yang saat itu masih duduk dan menikmati minuman coklat panas terkaget melihat suaminya

tergeletak ditengah pintu bersimbah darah. Dia segera berlari menghambur ketubuh suaminya. Dengan menangis sejadinya Maya berusaha menyeret masuk tubuh suaminya.

“Cepat habisi yang lainnya. Kita harus segera menyelesaikan ini.” Kata laki-laki yang menembak Joni kepada komplotannya.

“Siap.” Kemudian komplotan lelaki itu bergerak menyebar.

Lelaki itu melangkahkan kaki memasuki suite Joni. Dilihatnya sang istri yang begitu mencintai seorang suami

berusaha mengamankan jasad sang suami. Tanpa ingin berlama lama lelaki itu menembakkan senapan otamatis berperedam kedada Maya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Trisna Tris

Trisna Tris

lanjut Thor.... gk pakai lama.... semangat......

2022-12-12

0

Djoni Ayung

Djoni Ayung

seru

2021-11-21

0

deden alifdenta

deden alifdenta

ceritanya bagus.

2021-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!