Masih di kamar Bara, Sian berdiri seperti patung di samping Bara berbaring. Bara selalu tersenyum melihat tingkah Sian yang canggung saat berada di satu ruangan dengannya.
Dia manis sekali, sungguh manis sekali.
“Kenapa kamu terus berdiri di sana? Apakah kaki mu tidak terasa sakit? Duduklah di sini.”
Bara mencoba membujuk Sian untuk duduk di ranjangnya.
“Tidak, terima kasih aku berdiri di sini saja.” Tolak Sian.
Masih bertahan, kita lihat sampai kapan kamu bertahan berdiri di sana.
“Jika itu keinginan mu, kamu boleh terus berdiri di sana, aku hanya menawarkan mu untuk duduk dan aku hanya menawarkan niat baik supaya kamu bisa duduk tanpa harus berdiri seperti itu.”
Bara mencoba membuat alasan yang seakan dia bersungguh-sungguh hanya ingin berniat baik. Dia tahu jika saat ini Sian sedang perang batin di dalam dirinya.
“Kamu yakin tidak ingin duduk di sini? Aku janji tidak melakukan apa-apa pada mu, Janji.” Bara kembali membujuk Sian.
Apa aku duduk saja ya di sana? Tapi aku tidak percaya kepadanya. Apakah tidak ada kursi di sini? Eh tunggu dulu, kenapa aku harus takut dia adalah suamiku. Cepat atau lambat pasti akan terjadi suatu saat nanti.
Baiklah, aku putuskan duduk saja di sana. Dari pada kakiku sakit terlalu lama berdiri di sini.
“Baiklah aku akan duduk di sana, tapi kamu harus pegang janji mu tidak melakukan apa pun padaku.”
“Baiklah aku janji, kemari duduklah di sini.” Bara sedikit bergeser memberi ruang untuk Sian duduk.
Dengan malu-malu Sian merangkak duduk di samping Bara berbaring.
“Ternyata kasurmu empuk juga,” ucap Sian canggung
Bara tersenyum, dia sangat tahu sekali jika Sian sangat grogi sekali duduk di sampingnya.
“Apakah kamu ingin mencoba berbaring di sini?” Bara mencoba mengaliri mengikuti suasana saat ini.
Berbaring di sini bersama dengannya? Apa dia sudah gila, bisa-bisanya dia mencoba mengambil kesempatan di saat seperti ini.
“Ahaha, tidak terima kasih kamu saja yang berbaring.” Tolak Sian.
“Kamu yakin tidak ingin mencobanya, padahal kasur ini sangat empuk sekali. Aku jamin kasur ini akan menghilangkan rasa pegal di seluruh tubuh mu.” Rayu Bara.
“Benarkah?”
“Em...tentu saja, kasur ini di buat khusus dari Jerman dan di disain untuk menghilangkan pegal-pegal di seluruh tubuh karena seharian bekerja.”
“Kamu yakin aku boleh berbaring di sini?” Sian terlihat ragu-ragu dan sangat penasaran dengan apa yang di ucapkan Bara tentang kasur tersebut.
“Coba saja kamu berbaring sekarang, aku yakin selama 10 menit kamu bisa merasakan sensasi rileks berbaring di kasur ini.” Bara semakin membuat Sian yakin untuk mencoba berbaring di sampingnya.
Masa bodoh, aku coba berbaring saja. Aku tidak akan rugi jika berbaring di sini selama 10 menit. Sudah aku putuskan berbaring sekarang. Aku datang kasur.
Brukk
Sian langsung berbaring tanpa ragu-ragu. Kedua kakinya mengutik-ngutik kegirangan karena kasur tersebut memang benar-benar membuat seluruh tubuhnya rileks, terasa seperti di pijat dengan lembut.
“Bagaimana, terasa nyamankan?”
“Em, terasa nyaman sekali.”
Bara kembali tersenyum, sudah sekian kalinya bujukannya selalu berhasil pada Sian. Dia tidak mengerti kenapa mudah sekali membujuk istrinya ini tanpa harus bersusah paya. Hanya dengan kata-katanya Sian akan langsung percaya dengannya.
Watak keras yang dia miliki ternyata menyimpan sisi lembut dan polos di dalam dirinya itu.
“Sian, boleh aku bertanya padamu?” Bara berusaha untuk membuka pembicaraan kembali. Namun, tidak ada jawaban dari Sian.
“Sian, apakah kamu mendengarkan aku?”
Rokkk Terdengar suara ngorok Sian.
“Sian apakah kamu tertidur?” Bara mencoba memastikan apa benar Sian tertidur.
Tanpa ragu Bara menarik Sian menghadap ke arahnya, dan ternyata benar Sian sedang tertidur. Bara kembali tersenyum saat melihat satu hal lagi yang tak terduga dari Sian.
Selain keras kepala dan mudah di tipu ternyata kamu tipe orangnya yang ceroboh. Bisa-bisanya kamu tertidur di kasur orang lain.
Jantung Bara berdebar-debar saat melihat Sian tertidur lelap di sampingnya, di tambah deru nafasnya yang lembut memenuhi pendengaran Bara saat ini. Jantung Bara semakin berdegup kencang tak karuan.
Sial! Kenapa detak jantungku seperti ini. Suara nafasnya terdengar sangat lembut sekali.
Jika terus-terusan begini aku bisa gila. Tuhan tolong bantu aku menahan diriku saat ini dari hawa nafsuku.
Kenapa suara nafasnya terdengar semakin membangkitkan gairahku.
Please...Please tahan dirimu Bara, jangan biarkan kamu kalah. Itu hanya suara deru nafasnya, aku yakin kamu pasti bisa bertahan.
Bara mencoba mengalihkan perhatiannya dengan menutup matanya. Satu menit Bara masih bisa bertahan, dia tetap menutup matanya. Dua menit Bara mulai uring-uringan, matanya memang tertutup, tetapi telinganya masih bisa mendengar dengan jelas deru nafas Sian. Tiga menit kemudian Bara membuka matanya frustasi, dia menoleh ke arah Sian dan mencari cara untuk menghentikan suara deru nafas Sian tersebut.
Hampir 5 menit Bara berpikir, pada akhirnya dia menemukan satu cara yang terbilang efektif dan membatunya untuk meredakan perasaan gelisahnya karena hasrat yang memuncak. Cara itu adalah menarik Sian ke dalam dekapannya.
Jika mereka tidur dengan berpelukan, Bara bisa mengurangi suara deru nafas Sian dan juga dengan memeluk Sian Bara bisa merendahkan gairahnya dengan tidur sambil memeluk istrinya itu.
Aku tidak ada cara lain lagi selain melakukan ini padamu. Jadi jangan salahkan aku jika kita tidur dengan posisi seperti ini.
Perlahan Bara mulai menarik Sian masuk ke dalam pelukannya. Bara mulai mendekap Sian di dalam pelukannya, dan ternyata cara Bara berhasil menghilangkan suara deru nafas Sian. Namun, cara ini malah tidak berhasil untuk merendahkan gairah Bara saat ini. Usut punya usut ternyata tidur dengan memeluknya semakin membangkitkan junior Bara.
Sial! Cara ini tidak meredakan gairahku. Juniorku semakin mengeras dan hampir menyentuh miliknya.
Sian bergerak dan semakin mempererat pelukannya pada Bara dan tanpa sadar Sian mengerakkan kakinya menendang junior Bara yang sedang mengeras.
“Aww!!” Bara menelan teriakannya sendiri.
Wajahnya memerah dan matanya hampir mengeluarkan air mata karena menahan sakit yang sangat luar biasa. Junior Bara terasa sangat ngilu sekali saat mendapat jurus tendangan dari Sian. Dalam sekejam junior Bara melemas dan tak bertenaga lagi. Sepertinya tendangan Sian adalah cara yang ampuh membuat gairah Bara menghilang dalam sekejap, tanpa harus bersusah paya mencari cara lain. Jurus Sian sangat ampuh sekali, sampai-sampai junior Bara tidak bangkit lagi walaupun mendengar suara deru nafas Sian semalaman dan di tambah tidur dengan berpelukan. Tatap saja junior Bara tidak bangun lagi karena saking ngilunya. Walaupun begitu Bara tetap menikmati tidur di satu ranjang dengan berpelukan bersama istrinya Sian sampai menjelang pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Andreas
😐
2022-03-09
0
Maya AL Fadl
tendangan maut😃😃😃
2021-05-31
2
Nurhayati Nia
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-05-18
1