Ikatan Pernikahan 2

Panggilan dari rumah sakit seakan menjadi Alarm yang terpasang di ponsel Sian dan berbunyi membangunkan Sian dari tidurnya. Karena sudah terbiasa ketika mendengar ponselnya berbunyi saat pagi hari Sian langsung bangun dan langsung beranjak. Secara tidak sadar Sian melupakan jika dirinya tengah berada di rumahnya buka di rumah sakit.

"Halo,"

Sian mengangkat teleponnya dalam keadaan setengah sadar.

"Operasi, sekarang? baiklah saya mengerti."

Kemudian Sian mengakhir teleponnya dan membuka matanya lebar-lebar. Ketika sadar sepenuhnya Sian baru menyadari jika dirinya tengah berada di rumah bukan di rumah sakit.

"Astaga!! kenapa aku bisa lupa, mana operasinya sebentar lagi."

Tanpa mengganti baju dan mandi terlebih dahulu Sian meraih tasnya dan keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa. Dia tidak menyadari jika suaminya Bara sudah menunggunya di meja makan untuk sarapan bersama, tapi Sian malah pergi tergesa-gesa tanpa melihat suaminya Bara.

"Apakah dia mau pergi lagi? dengan memakai seragam kemarin."

Bara langsung berdiri dari kursinya dan berjalan sampai ke pintu keluar sembari melihat Sian yang bergegas masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Rumah tanpa berpamitan.

"Tuan apakah Anda sudah selesai sarapannya?" tanya bibi pengurus rumah.

"Sudah bik, bersihkan saja meja makannya sekarang."

"Nyonya Sian tidak sarapan Tuan?"

"Tidak bik, Sian sudah pergi tanpa berpamitan dengan saya jadi bibi bersihkan saja meja makannya."

"Baik Tuan,"

Terlihat Bara begitu tidak peduli, tetapi di dalam hatinya dia sedikit kecewa karena dia sengaja mengosongkan waktunya untuk mengenal lebih dekat istrinya Sian. Namun, semua yang di rencanakan Bara gagal total karena Sian pergi begitu saja tanpa melihat dirinya.

"Tuan maaf sebelumnya kalau saya ikut campur urusan tuan dan nyonya, sejujurnya selama satu bulan tuan pergi nyonya tidak pernah pulang ke rumah karena sangat sibuk sekali di rumah sakit, setiap hari saya selalu di minta nyonya Vivian untuk membawahkan makanan dan pakai ganti nyonya Sian. Saya mengatakan semua ini supaya tuan tidak merasa kecewa dan marah pada nyonya Sian, menurut saya nyonya hanya memenuhi kewajibannya sebagai dokter dan bukan bermaksud tidak menganggap tuan di rumah ini."

Bara hanya diam saja dan meresapi apa yang di katakan oleh bibi pengurus rumah kepadanya. Sejujurnya Bara hampir saja memiliki pikiran buruk tentang perilaku Sian sebagai istrinya, tetapi setelah mendengar ucapan bibi pengurus rumah membuat Bara menghentikan pikiran buruk tentang Sian.

"Bik, kira-kira kapan Sian akan pulang?"

"Jika nyonya sudah berada di rumah sakit akan sulit bagi nyonya pulang ke rumah."

"Kenapa seperti itu bik?"

"Jika nyonya sudah di rumah sakit maka nyonya tidak memiliki waktu untuk beristirahat dan bersenang-senang seperti wanita pada umumnya, bisa di bilang sebagian besar waktu yang di miliki nyonya berada di dalam ruangan operasi. Walaupun nyonya memiliki waktu senggang, nyonya Sian lebih memilih untuk beristirahat dan tidur di rumah sakit di bandingkan pulang ke rumah."

Bara hanya menganggukkan kepalanya mengerti dengan ucapan bibi pengurus rumah. Mendengar penjelasan tersebut Bara mengerti dengan pekerjaan yang di lakukan istrinya itu.

"Baiklah bik terima kasih sudah mau menjelaskan semua tentang Sian pada saya. Bibi boleh lanjutkan semua pekerjaan dan satu lagi bik tolong siapkan bekal untuk Sian, nanti saya akan berkunjung ke rumah sakit tempatnya bekerja."

"Baik tuan,"

Setelah itu Bara melangkahkan kakinya menuju kamar Sian. Di sana Bara membuka lemari pakai Sian dan mengambil beberapa helai baju dan celana termasuk pakaian dalam. Kemudian semua pakaian yang dia pilih di masukannya ke dalam tas yang dia ambil di lemari pakai tersebut.

Sebelum pergi mengunjungi Sian di rumah sakit Bara terlebih dahulu menyelesaikan pekerjaannya yang belum terselesaikan. Setelah menyelesaikan pekerjaannya Bara langsung meluncur ke rumah sakit walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Saat tiba Bara langsung berjalan memasuki rumah sakit dengan membawa tas dan bekal yang sudah di siapkan oleh bibi pengurus rumah. Setelah masuk Bara langsung menghampiri resepsionis.

"Permisi,"

"Ada yang bisa kami bantu tuan?"

"Saya ingin bertemu dengan dokter Sian Queensha."

"Tunggu sebentar tuan saya tanyakan dulu,"

"Baiklah,"

Terlihat resepsionis tersebut menghubungi departemen spesialis bedah dan setelah itu dia menutupnya.

"Maaf tuan, dokter sian lagi berada di ruangan operasi sekarang. Jika tuan ingin menitipkan sesuatu bisa melalui kami atau tuan ingin menunggu hingga dokter sian selesai dari operasi?"

"Kira-kira jam berapa operasinya akan selesai?"

"Maafkan saya tuan, operasinya akan berlangsung lama selama 5 jam dan kami tidak tahu kapan operasinya akan selesai."

"Baiklah kalau begitu saya akan menunggu sebentar dan jika operasinya belum selesai juga saya akan menitipkan semuanya pada kalian nanti."

"Baiklah Tuan, beritahu saja kami nanti."

Kemudian Bara mencari tempat duduk yang kosong untuk menunggu Sian selesai. Di sisi lain orang-orang resepsionis mulai bergosip tentang Bara, kenapa tidak Bara yang memiliki wajah tampan yang maskulin dengan postur tubuh sempurna yang di idam-idamkan banyak wanita.

Sebaliknya Sian sudah berada di ruangan operasi selama 3 jam lamanya dan sisanya tersisa 2 jam lagi operasinya akan selesai.

Selama 2 jam Bara menunggu dengan sabar sembari memperhatikan keramaian aktivitas rumah sakit yang seperti medang perang yang sesungguhnya dan di balik semua itu ada pahlawan yang berjuang mati-matian untuk menyelamatkan banyak nyawa dengan kedua tangan ajaibnya. Sekilas Bara memikirkan Sian yang berada di medan tempur yang barusan dia lihat dan ada di pikirannya saat ini.

Sementara itu Sian keluar dari ruangan operasi setelah 5 jam bertahan di medan perang. Saat keluar Sian mendapat kabar jika ada seorang yang sedang menunggunya selama dia berada di ruangan operasi. Tanpa bertanya siapa orang yang menunggunya itu Sian langsung turun ke lantai dasar untuk menemui orang tersebut dan menghampiri resepsionis untuk bertanya di mana keberadaan orang yang sedang menunggunya itu.

"Permisi, di mana orang yang sedang menunggu saya?"

"Orangnya duduk di sana dokter,"

Secara bersamaan Sian melihat ke arah jari telunjuk resepsionis tersebut dan kemudian Sian melangkahkan kakinya mendekati Bara yang sedang duduk menunggunya.

"Permisi ada perlu apa Anda ingin bertemu saya?" ujar Sian yang tidak mengenali wajah suaminya itu.

Bara yang melihat Sian datang menghampirinya langsung beranjak berdiri dan menatap wajah Sian yang polos tanpa polesan bedak apa pun.

"Apakah kau tidak mengenaliku?"

Terlihat Bara yang sedikit kecewa saat Sian tidak mengenalinya sama sekali.

"Maaf Anda siapa?"

"Aku suami mu Bara."

Seketika Sian terkejut dan tidak menyangka jika suaminya rela menunggu lama untuk menemuinya. Yang lebih membuat Sian tidak menyaka kenapa tiba-tiba dia menyempatkan dirinya datang ke rumah sakit walaupun memiliki aktivitas yang sangat sibuk sekali.

"Aku sangat sibuk sekali sehingga tidak bisa mengingat dengan jelas wajahmu, tolong maafkan aku karena tidak bisa mengenalimu."

Sian berusaha bersikap tenang di hadapan Bara walaupun dia merasa sangat canggung sekali saat ini. Berbeda halnya dengan Bara, pria ini malah menatap Sian dengan begitu lekat sehingga kedua bola matanya menajam.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Sian merasa semakin canggung dengan tatapan Bara yang mendominansi.

Tanpa menjawab Bara melangkah mendekati Sian dan memposisikan wajahnya sangat dekat sekali dengan wajah Sian hingga kedua hidung mereka bersentuhan.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Tatap baik-baik wajahku, dan ingat baik-baik wajah ini jangan sampai kau melupakannya lagi."

Seketika Sian menelan saliva dengan sangat tegang, dan kedua kelopak matanya berkedip beberapa kali karena sangat gugup sekali.

"Baiklah aku akan mengingatnya, tolong kau jauhkan wajah mu sekarang dari wajahku."

Sian mencoba untuk memalingkan wajahnya dari wajah Bara, tetapi Bara malah menghentikannya dengan memegang kedua sisi wajah Sian dengan kedua tangannya dan kemudian Bara mengecup pelan bibir Sian yang sedikit kering itu lalu melepaskan tautan bibirnya dari bibir Sian.

"Ingatlah ciuman ini, jangan sampai kau juga melupakannya."

kemudian Bara melangkah mundur dan berbalik mengambil tas dan bekal yang dia bawah.

"Ambil ini, aku membawakannya untuk mu."

Sian diam tidak bersuara sedikit pun. Sedangkan tangannya bergerak mengambil apa yang di berikan Bara padanya.

"Dan satu lagi, aku akan pergi melakukan perjalanan bisnis besok dan akan kembali bulan depan, jadi aku harap kau bisa menjaga dirimu baik-baik sampai aku kembali."

"Em..." angguk Sian pelan sembari menatap Bara.

"Baiklah aku pergi sekarang, jangan lupa di makan bekalnya. Selama tinggal sampai ketemu lagi bulan depan."

Perlahan Bara pergi melangkah menjauhi Sian. Sementara itu Sian terdiam di tempatnya karena sangat terkejut dengan perlakukan Bara yang tiba-tiba romantis sekali padanya setelah satu bulan pernikahan mereka.

TBC...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Akan di bawa kemana kah biduk rumah tangga mereka yg seperti ini🤫🤫😌😌

2023-04-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Astaga mending gal isah pulang sekalian,Apa gunanya karir yg bagus kalo kehidupan dan rumah tangga tunggang langgang??!🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️😡😡

2023-04-01

0

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

waduh LDR bisa2 nya luoa dgn muka suami OMG

2022-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Ikatan Pernikahan 1
2 Ikatan Pernikahan 2
3 Ikatan Pernikahan 3
4 Ikatan Pernikahan 4
5 Ikatan Pernikahan 5
6 Ikatan Pernikahan 6
7 Ikatan Pernikahan 7
8 Ikatan Pernikahan 8
9 Ikatan Pernikahan 9
10 Ikatan Pernikahan 10
11 Ikatan Pernikahan 11
12 Ikatan Pernikahan 12
13 Ikatan Pernikahan 13
14 Ikatan Pernikahan 14
15 Ikatan Pernikahan 15
16 Ikatan Pernikahan 16
17 Ikatan Pernikahan 17
18 Ikatan Pernikahan 18
19 Ikatan Pernikahan 19
20 Ikatan Pernikahan 20
21 Ikatan Pernikahan 21
22 Ikatan Pernikahan 22
23 Ikatan Pernikahan 23
24 Ikatan Pernikahan 24
25 Ikatan Pernikahan 25
26 Ikatan Pernikahan 26
27 Ikatan Pernikahan 27
28 Ikatan Pernikahan 28
29 Ikatan Pernikahan 29
30 Ikatan Pernikahan 30
31 Ikatan Pernikahan 31
32 Ikatan Pernikahan 32
33 Ikatan Pernikahan 33
34 Ikatan Pernikahan 34
35 Ikatan Pernikahan 35
36 Ikatan Pernikahan 36
37 Ikatan Pernikahan 37
38 Ikatan Pernikahan 38
39 Ikatan Pernikahan 39
40 Ikatan Pernikahan 40
41 Ikatan Pernikahan 41
42 Ikatan Pernikahan 42
43 Ikatan Pernikahan 43
44 Ikatan Pernikahan 44
45 Ikatan Pernikahan 45
46 Ikatan Pernikahan 46
47 Ikatan Pernikahan 47
48 Ikatan Pernikahan 48
49 Ikatan Pernikahan 49
50 Ikatan Pernikahan 50
51 Ikatan Pernikahan 51
52 Ikatan Pernikahan 52
53 Ikatan Pernikahan 53
54 Ikatan Pernikahan 54
55 Ikatan Pernikahan 55
56 Ikatan Pernikahan 56
57 Ikatan Pernikahan 57
58 Ikatan Pernikahan 58
59 Ikatan Pernikahan 59
60 Ikatan Pernikahan 60
61 Ikatan Pernikahan 61
62 Ikatan Pernikahan 62
63 Ikatan Pernikahan 63
64 Ikatan Pernikahan 64
65 Ikatan Pernikahan 65
66 Ikatan Pernikahan 66
67 Ikatan Pernikahan 67
68 Ikatan Pernikahan 68
69 Ikatan Pernikahan 69
70 Ikatan Perbikahan 70
71 Ikatan Pernikahan 71
72 Ikatan Pernikahan 72
73 Ikatan Pernikahan 73
74 Ikatan Pernikahan 74
75 Ikatan Pernikahan 75
76 Ikatan Pernikahan 76
77 Ikatan Pernikahan 77
78 Ikatan Pernikahan 78
79 Ikatan Pernikahan 79
80 Ikatan Pernikahan 80
81 Ikatan Pernikahan 81
82 Ikatan Pernikahan 82
83 Ikatan Pernikahan 83
84 Ikatan Pernikahan 84
85 Ikatan Pernikahan 85
86 Ikatan Pernikahan 86
87 Ikatan Pernikahan 87
88 Ikatan Pernikahan 88
89 Ikatan Pernikahan 89
90 Ikatan Pernikahan 90
91 Ikatan Pernikahan 91
92 Ikatan Pernikahan 92
93 Ikatan Pernikahan 93 (Epilog)
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ikatan Pernikahan 1
2
Ikatan Pernikahan 2
3
Ikatan Pernikahan 3
4
Ikatan Pernikahan 4
5
Ikatan Pernikahan 5
6
Ikatan Pernikahan 6
7
Ikatan Pernikahan 7
8
Ikatan Pernikahan 8
9
Ikatan Pernikahan 9
10
Ikatan Pernikahan 10
11
Ikatan Pernikahan 11
12
Ikatan Pernikahan 12
13
Ikatan Pernikahan 13
14
Ikatan Pernikahan 14
15
Ikatan Pernikahan 15
16
Ikatan Pernikahan 16
17
Ikatan Pernikahan 17
18
Ikatan Pernikahan 18
19
Ikatan Pernikahan 19
20
Ikatan Pernikahan 20
21
Ikatan Pernikahan 21
22
Ikatan Pernikahan 22
23
Ikatan Pernikahan 23
24
Ikatan Pernikahan 24
25
Ikatan Pernikahan 25
26
Ikatan Pernikahan 26
27
Ikatan Pernikahan 27
28
Ikatan Pernikahan 28
29
Ikatan Pernikahan 29
30
Ikatan Pernikahan 30
31
Ikatan Pernikahan 31
32
Ikatan Pernikahan 32
33
Ikatan Pernikahan 33
34
Ikatan Pernikahan 34
35
Ikatan Pernikahan 35
36
Ikatan Pernikahan 36
37
Ikatan Pernikahan 37
38
Ikatan Pernikahan 38
39
Ikatan Pernikahan 39
40
Ikatan Pernikahan 40
41
Ikatan Pernikahan 41
42
Ikatan Pernikahan 42
43
Ikatan Pernikahan 43
44
Ikatan Pernikahan 44
45
Ikatan Pernikahan 45
46
Ikatan Pernikahan 46
47
Ikatan Pernikahan 47
48
Ikatan Pernikahan 48
49
Ikatan Pernikahan 49
50
Ikatan Pernikahan 50
51
Ikatan Pernikahan 51
52
Ikatan Pernikahan 52
53
Ikatan Pernikahan 53
54
Ikatan Pernikahan 54
55
Ikatan Pernikahan 55
56
Ikatan Pernikahan 56
57
Ikatan Pernikahan 57
58
Ikatan Pernikahan 58
59
Ikatan Pernikahan 59
60
Ikatan Pernikahan 60
61
Ikatan Pernikahan 61
62
Ikatan Pernikahan 62
63
Ikatan Pernikahan 63
64
Ikatan Pernikahan 64
65
Ikatan Pernikahan 65
66
Ikatan Pernikahan 66
67
Ikatan Pernikahan 67
68
Ikatan Pernikahan 68
69
Ikatan Pernikahan 69
70
Ikatan Perbikahan 70
71
Ikatan Pernikahan 71
72
Ikatan Pernikahan 72
73
Ikatan Pernikahan 73
74
Ikatan Pernikahan 74
75
Ikatan Pernikahan 75
76
Ikatan Pernikahan 76
77
Ikatan Pernikahan 77
78
Ikatan Pernikahan 78
79
Ikatan Pernikahan 79
80
Ikatan Pernikahan 80
81
Ikatan Pernikahan 81
82
Ikatan Pernikahan 82
83
Ikatan Pernikahan 83
84
Ikatan Pernikahan 84
85
Ikatan Pernikahan 85
86
Ikatan Pernikahan 86
87
Ikatan Pernikahan 87
88
Ikatan Pernikahan 88
89
Ikatan Pernikahan 89
90
Ikatan Pernikahan 90
91
Ikatan Pernikahan 91
92
Ikatan Pernikahan 92
93
Ikatan Pernikahan 93 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!