Ikatan Pernikahan 7

Masih di hari yang sama, di malam harinya.

Memiliki banyak waktu luang Sian menyempatkan dirinya untuk memeriksa telepon dan pesan yang masuk di ponselnya selama 1 bulan terakhir dia tidak memegang ponsel. Satu persatu pesan yang masuk sian baca, semakin Sian membaca pesan itu satu persatu semakin Sian terkejut saat melihat sebagian besar dari pesan yang masuk kedalam ponselnya adalah pesan dari Bara suaminya sendiri.

Astaga Apa Bara sudah gila kenapa dia mengirim pesan sebanyak ini ke ponselku.

Pesan yang dikirim oleh Bara isinya sama, dan pesan tersebut berisi tentang pertanyaan. ”Kapan kamu akan pulang?“ hampir 15 pesan yang Bara kirimkan.

Sian yang lagi sedang fokus membaca pesan satu persatu di dalam ponselnya tiba-tiba Bara menerobos masuk ke dalam kamarnya.

“Sian kembalikan ponselku sekarang. “ ucap Bara datar dan terkesan serius.

“Aaahh! Bagaimana kamu bisa keluar dari kamar mandi?” kaget Sian.

“Kamu pikir dengan mengunciku di kamar mandi bisa membuatku terkunci di sana! Tentu saja tidak, cepat kembalikan ponselku sekarang juga.”

“Terus kamu pikir masuk ke kamar orang itu tidak pakai Ketuk pintu dulu! Pakai Permisi kek jangan menerobos masuk kayak seperti orang yang tidak punya tata krama. “

“Sudah jangan banyak alasan, kembalikan ponselku sekarang juga.” pinta Bara.

“Jika kamu ingin ponselmu kembali, kamu harus sopan dulu kepadaku jangan bersikap seperti orang yang tidak hormat pada privasiku.”

Bara merasa jika Sian banyak sekali permintaan kepadanya. Sesungguhnya Bara tidak menyukai jika ada orang yang mengatur dirinya seperti yang dilakukan Sian padanya. Namun, Bara menyukai jika Sian melakukan semua itu kepadanya. Entah mengapa, Bara merasa Sian sangat menarik di matanya.

“Kenapa kamu diam? Apakah kamu tidak ingin ponsel mu kembali?” tanya Sian sembari memegang ponsel bara di tangannya.

Bara hanya diam, dia melangkahkan kakinya tiba-tiba mendekati Sian yang sedang duduk di atas tempat tidur. Entah apa yang ada dibenak Bara saat ini, langkahnya semakin dekat dan terus mendekati Sian.

Karena merasa tidak takut kepada Bara, Sian malah ingin mempermainkannya.

“Kenapa, kamu ingin merebut ponsel ini dari tanganku?”

Tanpa ragu-ragu Sian berdiri dia atas tempat tidurnya dengan mengangkat tangannya tinggi-tinggi sembari memegang ponsel miliki Bara. Sian melompat-lompat di atas tempat tidurnya agar Bara tidak bisa mengambil ponsel tersebut dari tangannya.

“Ayo ambil jika kamu bisa?” Sian terus melompat setinggi yang dia bisa.

Bara hanya tersenyum melihat tingkah Sian yang berada di luar dugaannya. Seakan tidak bergeming dengan godaan Sian, dengan tenangnya Bara mendekat lalu. “Aaah!” tangan kirinya menarik Sian hingga jatuh bertumpu di atas dadanya sehingga membuat tubuh Sian bergantung di tubuhnya.

“Kamu pikir aku tidak bisa mendapatkan ponselku kembali hanya karena tanganku patah.” Dengan kuat Bara memeluk pinggang Sian.

“Turunkan aku sekarang juga,”

“Sebelum ponselku kamu kembalikan aku tidak akan menurunkan mu.” Bara memberikan sebuah senyuman yang licik.

Dasar, bisa-bisanya dia mengambil kesempatan dalam kesempitan.

“Oke baiklah, ini ponsel mu aku kembalikan.”

Sian mengalah dan mengembalikan ponsel itu kepada Bara. Setelah ponsel itu kembali pada pemiliknya, Bara langsung menurunkan Sian. Namun, setelah menurunkan Sian “Cup” Bara mencuri satu kecupan pada bibir Sian.

“Terima kasih atas ciumannya, bibirmu terasa sangat manis.” Ucap Bara tersenyum dan kemudian pergi begitu saja setelah mencuri satu ciuman.

Sian membeku di tempat, nafasnya tertahan di dada dan sorot matanya terpaku pada satu arah. Setelah Bara menghilang dari pandangannya dia baru bernafas dengan lepas dan menyadarkan dirinya.

Kenapa aku selalu tidak melakukan apa-apa saat dia mencuri ciuman dariku, seakan aku terkesan ingin di cium olehnya.

Apa aku sudah mulai gila? Kenapa aku bisa menikmati saat di cium olehnya.

Tubuh Sian merespons setiap sentuhan yang di lakukan Bara padanya. Sepertinya sentuhan yang di lakukan Bara pada Sian memang di rencanakannya. Setiap kali bagian tubuh Sian di sentuh oleh Bara memiliki sensasi sensual yang membangunkan hasrat di dalam tubuh Sian. Tanpa sadar Sian menyentuh bibirnya dengan membayangkan bibir seksi milik Bara.

Astaga Sian, apa yang kamu pikirkan? Kenapa kamu menyentuh bibirmu sendiri dengan membayangkan bibirnya. Mungkin aku sudah gila, bisa-bisanya aku memikirkan hal yang kotor seperti itu.

Karena merasa tidak tahan dengan dirinya sendiri, Sian berlari memasuki kamar mandi dan menyiram wajahnya dengan air untuk menyadarkan otaknya yang kotor.

Sungguh hari ini sangat melelahkan bagi Sian. Seharian penuh dia harus berurusan dengan mama Vian dan Bara. Kedua orang tersebut bersekongkol untuk membuat Sian masuk ke dalam rencana yang sudah mereka berdua rancang. Entah rencana seperti apa yang sudah di susun oleh keduanya untuk menaklukkan Sian.

Di kamar Bara berbaring di atas tempat tidurnya dengan tersenyum sendiri. Dia tidak henti-hentinya tersenyum dan kadang-kadang tertawa sendiri di dalam kamarnya.

Sian Sian Sian, ternyata kamu sangat menarik sekali. Aku tidak menyaka kalau kamu memiliki sisi yang sangat manis sekali.

Tingkahnya itu membuatku terus ingin menggodanya setiap kali melihatnya. Pinggangnya yang kecil sangat enak dipeluk.

Matanya yang tajam membuatku ingin terus menatapnya.

Yang paling membuatku candu adalah Bibirnya yang tebal itu membuatku ingin menyentuhnya lagi dan lagi.

Tiga hal di tubuh mu yang sudah aku sentuh itu membuatku semakin ingin menyentuh bagian lain di tubuh mu.

Bara kembali tersenyum setelah mengabsen dan menghafal rasa sensasi setiap sentuhannya pada setiap inci bagian tubuh Sian. Sebagai suami Bara sangat ingin sekali satu kamar dengan istrinya Sian, tetapi ada banyak faktor yang membuat Bara harus menahan dirinya sampai dia bisa membuat Sian benar-benar menginginkannya.

Bara kembali tertawa karena berangan-angan sejak dari tadi dia lakukan. Dia terlihat seperti maniak yang kecanduan ingin menyentuh wanita. Tanpa dia sadari tangan kanannya terasa sangat nyeri sekali karena efek obat pereda sakitnya sudah menghilang. Saking nyerinya Bara langsung menghampiri Sian di kamarnya.

“Sian,” panggil Bara dengan mengetok pintu kamar istrinya itu. Tidak ada jawaban dari Sian.

“Sian Buka pintunya sekarang,” Bara kembali mengetok pintu kamar Sian dengan kencang.

Di balik pintu, Sian terlihat sangat kesal karena Bara masih mengganggu pada tengah malam seperti ini.

Brakk

“Ada apa?” tanya Sian setelah membukakan pintu.

“Tanganku terasa sakit,” ucap Bara datar.

“Owh, efek obatnya sudah habis, kamu minum lagi obat yang sudah aku resepkan untuk mu itu.”

“Tolong kamu bantu aku carikan obatnya, karena aku lupa menaruhnya di mana.”

Sian menghelakan nafas lelahnya saat melihat Bara.

“Sebagai dokter yang baik, aku akan membantu mu untuk mencarikan obatnya.”

Bara tersenyum karena Sian bersedia membantunya untuk mencarikan obat pereda rasa sakit yang entah di mana, tapi yang pasti obat tersebut ada di dalam kamarnya.

“Ayo ke kamar kamu sekarang,” ajak Sian. Mereka berdua berjalan memasuki kamar Bara, di mana Sian terlebih dahulu berjalan masuk dan kemudian baru Bara yang menyusul.

Sian sibuk mencari obat sedangkan Bara masih berdiri di depan pintu kamarnya. Perlahan Bara menutup pintu kamarnya dan kemudian dia menguncinya, setelah itu anak kuncinya dia cabut dari daun pintu untuk disembunyikan.

“Bara obatnya sudah ketemu, kemarilah cepat minum obatnya jika tidak ingin menahan sakit terlalu lama.” Ucap Sian.

Bara berjalan mendekati Sian yang sedang berdiri di samping tempat tidurnya. Setelah itu dia duduk di atas kasurnya dan mengambil obat yang sudah di siapkan Sian terlebih dahulu kemudian obat tersebut Bara masukan ke dalam mulutnya.

“Ini minum,” dengan perhatian Sian memberikan segelas air minum pada Bara.

“Terima kasih” ucap Bara sembari menatap Sian.

Setelah Bara meminum obat, Sian beranjak ingin kembali ke kamarnya. Namun, Bara menahan tangannya.

“Jangan pergi,” ucap Bara.

Arti sesungguhnya dari jangan pergi adalah ‘Kamu tidak boleh pergi’

“Hari sudah larut malam, aku harus tidur sekarang.” Sian menatap Bara.

“Tetaplah bersamaku sampai rasa sakit di tanganku menghilang.” Ucap Bara kembali.

Yang mana arti dari ucapan Bara yang sesungguhnya adalah “Pintu sudah aku kunci, kamu tidak bisa keluar dari sini sampai aku mengizinkannya.”

Bara memainkan perannya sebagai orang sakit yang tak berdaya. Sian yang melihat aktingnya itu langsung tertipu dan mengikuti apa yang di katakan Bara padanya.

“Baiklah, aku akan berada di sini sampai rasa sakit di tangan mu menghilang.”

Bara tersenyum dalam hatinya, karena Sian masuk ke dalam tipuannya.

Sangat mudah sekali menipu mu, aku hanya memainkan peran kecil dan kamu sudah tertipu dengan peran itu.

Terpopuler

Comments

Sakina Nawa

Sakina Nawa

masuk perangkap Sian

2021-03-09

1

Kalisa Lisa

Kalisa Lisa

semakin seru, next 😇

2021-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 Ikatan Pernikahan 1
2 Ikatan Pernikahan 2
3 Ikatan Pernikahan 3
4 Ikatan Pernikahan 4
5 Ikatan Pernikahan 5
6 Ikatan Pernikahan 6
7 Ikatan Pernikahan 7
8 Ikatan Pernikahan 8
9 Ikatan Pernikahan 9
10 Ikatan Pernikahan 10
11 Ikatan Pernikahan 11
12 Ikatan Pernikahan 12
13 Ikatan Pernikahan 13
14 Ikatan Pernikahan 14
15 Ikatan Pernikahan 15
16 Ikatan Pernikahan 16
17 Ikatan Pernikahan 17
18 Ikatan Pernikahan 18
19 Ikatan Pernikahan 19
20 Ikatan Pernikahan 20
21 Ikatan Pernikahan 21
22 Ikatan Pernikahan 22
23 Ikatan Pernikahan 23
24 Ikatan Pernikahan 24
25 Ikatan Pernikahan 25
26 Ikatan Pernikahan 26
27 Ikatan Pernikahan 27
28 Ikatan Pernikahan 28
29 Ikatan Pernikahan 29
30 Ikatan Pernikahan 30
31 Ikatan Pernikahan 31
32 Ikatan Pernikahan 32
33 Ikatan Pernikahan 33
34 Ikatan Pernikahan 34
35 Ikatan Pernikahan 35
36 Ikatan Pernikahan 36
37 Ikatan Pernikahan 37
38 Ikatan Pernikahan 38
39 Ikatan Pernikahan 39
40 Ikatan Pernikahan 40
41 Ikatan Pernikahan 41
42 Ikatan Pernikahan 42
43 Ikatan Pernikahan 43
44 Ikatan Pernikahan 44
45 Ikatan Pernikahan 45
46 Ikatan Pernikahan 46
47 Ikatan Pernikahan 47
48 Ikatan Pernikahan 48
49 Ikatan Pernikahan 49
50 Ikatan Pernikahan 50
51 Ikatan Pernikahan 51
52 Ikatan Pernikahan 52
53 Ikatan Pernikahan 53
54 Ikatan Pernikahan 54
55 Ikatan Pernikahan 55
56 Ikatan Pernikahan 56
57 Ikatan Pernikahan 57
58 Ikatan Pernikahan 58
59 Ikatan Pernikahan 59
60 Ikatan Pernikahan 60
61 Ikatan Pernikahan 61
62 Ikatan Pernikahan 62
63 Ikatan Pernikahan 63
64 Ikatan Pernikahan 64
65 Ikatan Pernikahan 65
66 Ikatan Pernikahan 66
67 Ikatan Pernikahan 67
68 Ikatan Pernikahan 68
69 Ikatan Pernikahan 69
70 Ikatan Perbikahan 70
71 Ikatan Pernikahan 71
72 Ikatan Pernikahan 72
73 Ikatan Pernikahan 73
74 Ikatan Pernikahan 74
75 Ikatan Pernikahan 75
76 Ikatan Pernikahan 76
77 Ikatan Pernikahan 77
78 Ikatan Pernikahan 78
79 Ikatan Pernikahan 79
80 Ikatan Pernikahan 80
81 Ikatan Pernikahan 81
82 Ikatan Pernikahan 82
83 Ikatan Pernikahan 83
84 Ikatan Pernikahan 84
85 Ikatan Pernikahan 85
86 Ikatan Pernikahan 86
87 Ikatan Pernikahan 87
88 Ikatan Pernikahan 88
89 Ikatan Pernikahan 89
90 Ikatan Pernikahan 90
91 Ikatan Pernikahan 91
92 Ikatan Pernikahan 92
93 Ikatan Pernikahan 93 (Epilog)
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ikatan Pernikahan 1
2
Ikatan Pernikahan 2
3
Ikatan Pernikahan 3
4
Ikatan Pernikahan 4
5
Ikatan Pernikahan 5
6
Ikatan Pernikahan 6
7
Ikatan Pernikahan 7
8
Ikatan Pernikahan 8
9
Ikatan Pernikahan 9
10
Ikatan Pernikahan 10
11
Ikatan Pernikahan 11
12
Ikatan Pernikahan 12
13
Ikatan Pernikahan 13
14
Ikatan Pernikahan 14
15
Ikatan Pernikahan 15
16
Ikatan Pernikahan 16
17
Ikatan Pernikahan 17
18
Ikatan Pernikahan 18
19
Ikatan Pernikahan 19
20
Ikatan Pernikahan 20
21
Ikatan Pernikahan 21
22
Ikatan Pernikahan 22
23
Ikatan Pernikahan 23
24
Ikatan Pernikahan 24
25
Ikatan Pernikahan 25
26
Ikatan Pernikahan 26
27
Ikatan Pernikahan 27
28
Ikatan Pernikahan 28
29
Ikatan Pernikahan 29
30
Ikatan Pernikahan 30
31
Ikatan Pernikahan 31
32
Ikatan Pernikahan 32
33
Ikatan Pernikahan 33
34
Ikatan Pernikahan 34
35
Ikatan Pernikahan 35
36
Ikatan Pernikahan 36
37
Ikatan Pernikahan 37
38
Ikatan Pernikahan 38
39
Ikatan Pernikahan 39
40
Ikatan Pernikahan 40
41
Ikatan Pernikahan 41
42
Ikatan Pernikahan 42
43
Ikatan Pernikahan 43
44
Ikatan Pernikahan 44
45
Ikatan Pernikahan 45
46
Ikatan Pernikahan 46
47
Ikatan Pernikahan 47
48
Ikatan Pernikahan 48
49
Ikatan Pernikahan 49
50
Ikatan Pernikahan 50
51
Ikatan Pernikahan 51
52
Ikatan Pernikahan 52
53
Ikatan Pernikahan 53
54
Ikatan Pernikahan 54
55
Ikatan Pernikahan 55
56
Ikatan Pernikahan 56
57
Ikatan Pernikahan 57
58
Ikatan Pernikahan 58
59
Ikatan Pernikahan 59
60
Ikatan Pernikahan 60
61
Ikatan Pernikahan 61
62
Ikatan Pernikahan 62
63
Ikatan Pernikahan 63
64
Ikatan Pernikahan 64
65
Ikatan Pernikahan 65
66
Ikatan Pernikahan 66
67
Ikatan Pernikahan 67
68
Ikatan Pernikahan 68
69
Ikatan Pernikahan 69
70
Ikatan Perbikahan 70
71
Ikatan Pernikahan 71
72
Ikatan Pernikahan 72
73
Ikatan Pernikahan 73
74
Ikatan Pernikahan 74
75
Ikatan Pernikahan 75
76
Ikatan Pernikahan 76
77
Ikatan Pernikahan 77
78
Ikatan Pernikahan 78
79
Ikatan Pernikahan 79
80
Ikatan Pernikahan 80
81
Ikatan Pernikahan 81
82
Ikatan Pernikahan 82
83
Ikatan Pernikahan 83
84
Ikatan Pernikahan 84
85
Ikatan Pernikahan 85
86
Ikatan Pernikahan 86
87
Ikatan Pernikahan 87
88
Ikatan Pernikahan 88
89
Ikatan Pernikahan 89
90
Ikatan Pernikahan 90
91
Ikatan Pernikahan 91
92
Ikatan Pernikahan 92
93
Ikatan Pernikahan 93 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!