Ikatan Pernikahan 5

Satu bulan kemudian.

Aktivitas di rumah sakit saat ini semakin hari semakin tak terkendali. Sian keluar dari ruangan operasi dengan langkah kaki yang sangat lelah sekali untuk melangkah. Tanpa Sian sadari dia tidak pernah pulang lagi bulan ini ke rumahnya. Seperti biasa bibi pengurus rumah yang selalu datang membawakan semua keperluan Sian selama berada di rumah sakit. Jangankan pulang, untuk memegang ponsel pun Sian tidak sempat sama sekali. Selama satu bulan terakhir ini Sian tidak menyentuh ponselnya sama sekali, dia tidak pernah tahu jika ada yang menghubunginya atau pun pesan masuk ke dalam ponselnya.

Akhirnya aku bisa beristirahat sekarang.

“Dokter Sian,” panggil seorang perawat.

“Ada apa?”

“Dokter Sian ikut saya sekarang,”

“Nanti saja, ini waktunya saya beristirahat.” Tolak Sian.

“Dokter harus ikut saya sekarang, ada pasien yang mengalami kecelakaan yang hanya mau Dokter Sian yang mengobatinya.”

“Memang pasien itu mengalami luka yang sangat parah sehingga meminta saya yang menanganinya?”

Terlihat perawat tersebut tersenyum. “ Tidak dokter, pasien tersebut hanya mengalami patah tulang di bagian tangan kanannya.”

Sian menghelakan nafasnya kesal karena kenapa harus dirinya.

“Suruh dokter IGD saja yang menanganinya, dan bilang pada pasien tersebut bahwa saya adalah dokter spesialis bedah bukan dokter IGD.” Tolak Sian.

“Sudah kami beritahukan pada pasien itu kalau dokter bukan dokter IGD, tetapi pasien tersebut malah tidak mendengarkannya.”

Jaman sekarang masih ada orang yang seperti ini. Pilih-pilih dokter untuk mengobatinya, sedangkan semua dokter itu sama kedudukannya.

Sian kembali menghelakan nafas kesalnya.

“Baiklah saya akan pergi bersama mu untuk melihat pasien tersebut.”

Sian mengalah dan memutuskan mengikuti perawat tersebut. Sian tidak ingin pasien tersebut membuat kinerja di IGD menjadi terhambat hanya karena masalah ini.

Sesampai di departemen IGD Sian di tuntun berjalan ke arah pasien tersebut. Saat perawat tersebut membuka tirai Sian terkejut melihat pasien tersebut. Dia adalah suaminya Bara.

“Kenapa kau lama sekali datangnya? Aku sudah tidak tahan lagi, Tanganku terasa sangat sekali.” Ucap Bara dengan arogan.

“Salah sendiri kenapa tidak mau di obati oleh dokter lain, lagian aku sangat sibuk.”

“Dokter Sian, apakah kalian saling mengenal?” tanya perawat tersebut.

“Em, dokter sian adalah istri saya.” Timpal Bara.

“Apa! Dokter Sian sudah menikah?!”

Seketika perawat tersebut terkejut. Dia tidak menyaka jika dokter Sian sudah menikah, dan yang paling membuat perawat tersebut tercengang adalah pria yang di nikahi dokter Sian sangat tampan dan seksi sekali.

“Tolong siapkan peralatan ortopedi dan gips-Nya sekarang.” Pinta Sian. Tanpa memperdulikan perkataan Bara dan perawat tersebut.

“Baik dokter,”

Perawat tersebut dengan sigap mendengarkan dan menjalankan perintah dari Sian. Sebaliknya Sian berjalan mendekati dan duduk di samping Bara yang sedang duduk di atas hospital bed.

“Kenapa kau mengambaikan pesan dan telepon dariku?” tanya Bara saat Sian duduk di depannya.

“Aku sangat sibuk,”

“Tidak bisakah kau menyempatkan dirimu untuk membaca pesan dariku sebentar?”

“Bagaimana aku bisa membaca pesan darimu, jika aku saja tidak membawa ponsel bersamaku saat berada di ruangan operasi.”

“Kau kan bisa menitipkan ponsel mu kepada perawat di sini, minta mereka membantu mu membacakan atau mengangkat telepon dariku.”

Kenapa tiba-tiba dia bersikap seakan sangat peduli dan ingin aku memberi kabar kepadanya? Selama ini dia tidak pernah seperti itu.

“Dokter Sian ini peralatan ortopedi dan gips-Nya.”

“Baiklah kau bantu saya memasangkannya pada tangan pasien sekarang.” Ucap Sian yang mengabaikan perkataan Bara.

“Baik dokter,”

Sian mulai melakukan pemasangan ortopedi dan gips di tangan kanan Bara. Selama pemasangan Sian tidak berbicara sedikit pun pada Bara, dan sebaliknya Bara terus bertanya dan berkata dengan nada arogannya di hadapan Sian dan perawat tersebut. Sementara itu perawat yang berada di antara Sian Bara hanya mengamati dan menyaksikan pemandangan yang sangat langkah ini.

Setelah pemasangan ortopedi dan gips selesai Sian langsung beranjak berdiri dan berkata. “Kau harus menjaga gips-Nya jangan sampai basah atau rusak selama satu bulan.”

Bara hanya menatap Sian selama berbicara, tanpa berbicara Bara membuat Sian merasa canggung dengan hanya menatapnya seperti itu.

“Baiklah kalau tidak ada apa-apa lagi aku tinggal pergi dulu.”

Sian langgung membalik badannya dan hendak melangkah, tetapi Bara langsung menahannya.

“Kau mau pergi ke mana?” tanya Bara.

“Ada banyak urusan yang harus aku kerjakan, jadi lepaskan tanganku sekarang.”

“Jika kau pergi siapa yang akan merawatku?”

“Bisakah kamu membatu Ku untuk mengurusnya dan memesankan taksi untuknya pulang sekarang?” pinta Sian pada perawat yang berdiri di sampingnya itu.

“Maafkan saya dokter, tadi saat saya mengambil peralatan ortopedi saya di beritahukan untuk menyampaikan pesan ini pada dokter Sian, jika cuti dokter selama satu bulan telah di persetuju oleh kepala rumah sakit ini.”

“Cuti, apa maksudmu? Saya tidak pernah mengajukan cuti selama satu bulan.” Ucap Sian terkejut.

“Aku yang mengajukannya kepada kepala rumah sakit ini.” Timpal Bara.

Sian menoleh ke arah Bara. Dia menatap Bara tidak percaya jika pria ini melakukan sesuatu di luar dugaannya.

“Kenapa kau melakukannya? Siapa yang menyuruh mu melakukan itu tanpa persetujuanku?”

“Mama yang menyuruh Bara melakukannya.”

Suara Vivian memecahkan amarah Sian pada Bara saat ini.

“Mama,”

“Ya mama yang meminta Bara melakukannya.” Ucap Vivian dengan tegas.

“Tapi ma,”

“Tidak ada tapi-tapian, jika kamu menolak mama akan meminta Paman mu menghentikan kamu dari rumah sakit ini. Jika kamu tidak ingin di hentikan lebih baik kau turuti permintaan mama.”

Sian hanya diam dan tidak membantah perkataan mamanya Vivian. Sian tahu jika apa yang di inginkan mamanya pasti akan terwujud dan dia tidak bisa mengelak dari semua itu, atau lebih tepatnya Vivian adalah segalanya dari apa pun dalam kehidupan Sian.

“Jika kamu diam seperti ini mama agak Sian setuju dengan mama,” ucap Vivian dengan kemenangan.

Sian hanya diam seribu bahasa, sedangkan Bara tertawa kecil melihat Sian yang keras kepala tidak bisa berkutik di hadapan mama Vivian.

Ternyata Sian yang keras kepala ini tidak bisa berkutik melawan mama Vivian.

“Kenapa kau tertawa?” Sian menyadari jika Bara sedang menertawakannya saat ini.

“Aku tidak tertawa sama sekali,” Bara mencoba mengelak dari amarah Sian.

“Menggaku saja, tadi aku melihatmu menertawakanku barusan!”

“Sian cukup! Kenapa kamu malah marah sama Bara? Apakah kamu tidak lihat jika menantu mama ini sedang terluka.” Ucap Vivian membela Bara.

“Tapi ma_”

“Sudah, tidak ada tapi-tapian, lebih baik kamu pergi ambil semua barang-barang mu. kita pulang sekarang.”

“Ma...” Sian mulai merengek pada Vivian.

“Ayo cepat Sian, mama dan Bara tunggu kamu di lobi sekarang.”

Tanpa bisa melawan Sian mengikuti perintah dari mamanya Vivian. Dengan langkah kesal Sian berjalan masuk ke dalam lift naik ke lantai atas untuk mengambil semua barang-barangnya.

Kenapa mama malah membelanya?! Tunggu saja pembalasan dariku, suatu saat aku akan membalas semua yang terjadi pada hari ini.

Beberapa menit kemudian Sian turun ke lantai dasar dan menuju lobi di mana Vivian dan Bara menunggunya.

“Apakah kau sudah selesai berkemasnya?” tanya Vivian.

“Em...” jawab Sian ketus.

“Berikan semua barang mu kepada sopir, dan kamu bantu Bara masuk ke dalam mobil.” Titah Vivian.

“Em...”

Lagi-lagi Sian menanggapi mamanya dengan ketus. Kemudian Sian mendekati Bara dengan memasang wajah malas.

“Ayo cepat berdiri,” pinta Sian ketus.

Seperti yang di minta Sian, Bara berdiri dan mendekati istrinya itu. Namun, setelah berdiri Bara langsung merangkul pinggang Sian dengan menggunakan tangan kirinya.

Astaga! Apa yang dia lakukan sekarang? Kenapa dia menyentuh pinggangku.

“Ayo” ucap Bara seakan bersikap biasa saja.

Sebaliknya secara refleks Sian mendorong Bara darinya.

“Apa yang kau lakukan?!” ucap Sian panik.

“Aku tidak melakukan apa-apa.” Jawab Bara.

“Sian, kenapa kamu mendorong suami mu? Ayo cepat bantu dia masuk ke dalam mobil sekarang.” Titah Vivian.

“Baik ma,”

Dengan sangat terpaksa Sian membiarkan Bara menyentuh pinggannya. Kali ini Bara menyentuh pinggang Sian dengan cara yang berbeda, sentuhan tangan Bara di pinggang Sian seperti ada setruman yang membuat getaran yang tak terlihat di seluruh tubuh Sian.

Sial! Kenapa tubuhku merespons sentuhan tangannya.

Sian menelan saliva, selama berjalan menuju mobil. Setelah memasuk Bara ke dalam mobil Sian menghelakan nafas lega karena sudah menjauhkan dirinya dari sentuhan suaminya itu. Lalu Sian menyusul masuk ke dalam mobil melalu sisi pintu yang berbeda. Kemudian mobil mereka pergi meninggalkan rumah sakit saat itu juga. Sedangkan Vivian masuk ke dalam mobil yang berbeda, karena tujuan mereka tidak searah.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Astaga negitu kah sikap seorang istri ke suaminya,Durhaka sekali,Emosi aku bacanya🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-04-01

0

myaltair

myaltair

)

2021-08-11

0

Nungki Nunung Nurhayati

Nungki Nunung Nurhayati

kayaknya menarik.deh cerita nya..

lanjuuutttt....

2021-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Ikatan Pernikahan 1
2 Ikatan Pernikahan 2
3 Ikatan Pernikahan 3
4 Ikatan Pernikahan 4
5 Ikatan Pernikahan 5
6 Ikatan Pernikahan 6
7 Ikatan Pernikahan 7
8 Ikatan Pernikahan 8
9 Ikatan Pernikahan 9
10 Ikatan Pernikahan 10
11 Ikatan Pernikahan 11
12 Ikatan Pernikahan 12
13 Ikatan Pernikahan 13
14 Ikatan Pernikahan 14
15 Ikatan Pernikahan 15
16 Ikatan Pernikahan 16
17 Ikatan Pernikahan 17
18 Ikatan Pernikahan 18
19 Ikatan Pernikahan 19
20 Ikatan Pernikahan 20
21 Ikatan Pernikahan 21
22 Ikatan Pernikahan 22
23 Ikatan Pernikahan 23
24 Ikatan Pernikahan 24
25 Ikatan Pernikahan 25
26 Ikatan Pernikahan 26
27 Ikatan Pernikahan 27
28 Ikatan Pernikahan 28
29 Ikatan Pernikahan 29
30 Ikatan Pernikahan 30
31 Ikatan Pernikahan 31
32 Ikatan Pernikahan 32
33 Ikatan Pernikahan 33
34 Ikatan Pernikahan 34
35 Ikatan Pernikahan 35
36 Ikatan Pernikahan 36
37 Ikatan Pernikahan 37
38 Ikatan Pernikahan 38
39 Ikatan Pernikahan 39
40 Ikatan Pernikahan 40
41 Ikatan Pernikahan 41
42 Ikatan Pernikahan 42
43 Ikatan Pernikahan 43
44 Ikatan Pernikahan 44
45 Ikatan Pernikahan 45
46 Ikatan Pernikahan 46
47 Ikatan Pernikahan 47
48 Ikatan Pernikahan 48
49 Ikatan Pernikahan 49
50 Ikatan Pernikahan 50
51 Ikatan Pernikahan 51
52 Ikatan Pernikahan 52
53 Ikatan Pernikahan 53
54 Ikatan Pernikahan 54
55 Ikatan Pernikahan 55
56 Ikatan Pernikahan 56
57 Ikatan Pernikahan 57
58 Ikatan Pernikahan 58
59 Ikatan Pernikahan 59
60 Ikatan Pernikahan 60
61 Ikatan Pernikahan 61
62 Ikatan Pernikahan 62
63 Ikatan Pernikahan 63
64 Ikatan Pernikahan 64
65 Ikatan Pernikahan 65
66 Ikatan Pernikahan 66
67 Ikatan Pernikahan 67
68 Ikatan Pernikahan 68
69 Ikatan Pernikahan 69
70 Ikatan Perbikahan 70
71 Ikatan Pernikahan 71
72 Ikatan Pernikahan 72
73 Ikatan Pernikahan 73
74 Ikatan Pernikahan 74
75 Ikatan Pernikahan 75
76 Ikatan Pernikahan 76
77 Ikatan Pernikahan 77
78 Ikatan Pernikahan 78
79 Ikatan Pernikahan 79
80 Ikatan Pernikahan 80
81 Ikatan Pernikahan 81
82 Ikatan Pernikahan 82
83 Ikatan Pernikahan 83
84 Ikatan Pernikahan 84
85 Ikatan Pernikahan 85
86 Ikatan Pernikahan 86
87 Ikatan Pernikahan 87
88 Ikatan Pernikahan 88
89 Ikatan Pernikahan 89
90 Ikatan Pernikahan 90
91 Ikatan Pernikahan 91
92 Ikatan Pernikahan 92
93 Ikatan Pernikahan 93 (Epilog)
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ikatan Pernikahan 1
2
Ikatan Pernikahan 2
3
Ikatan Pernikahan 3
4
Ikatan Pernikahan 4
5
Ikatan Pernikahan 5
6
Ikatan Pernikahan 6
7
Ikatan Pernikahan 7
8
Ikatan Pernikahan 8
9
Ikatan Pernikahan 9
10
Ikatan Pernikahan 10
11
Ikatan Pernikahan 11
12
Ikatan Pernikahan 12
13
Ikatan Pernikahan 13
14
Ikatan Pernikahan 14
15
Ikatan Pernikahan 15
16
Ikatan Pernikahan 16
17
Ikatan Pernikahan 17
18
Ikatan Pernikahan 18
19
Ikatan Pernikahan 19
20
Ikatan Pernikahan 20
21
Ikatan Pernikahan 21
22
Ikatan Pernikahan 22
23
Ikatan Pernikahan 23
24
Ikatan Pernikahan 24
25
Ikatan Pernikahan 25
26
Ikatan Pernikahan 26
27
Ikatan Pernikahan 27
28
Ikatan Pernikahan 28
29
Ikatan Pernikahan 29
30
Ikatan Pernikahan 30
31
Ikatan Pernikahan 31
32
Ikatan Pernikahan 32
33
Ikatan Pernikahan 33
34
Ikatan Pernikahan 34
35
Ikatan Pernikahan 35
36
Ikatan Pernikahan 36
37
Ikatan Pernikahan 37
38
Ikatan Pernikahan 38
39
Ikatan Pernikahan 39
40
Ikatan Pernikahan 40
41
Ikatan Pernikahan 41
42
Ikatan Pernikahan 42
43
Ikatan Pernikahan 43
44
Ikatan Pernikahan 44
45
Ikatan Pernikahan 45
46
Ikatan Pernikahan 46
47
Ikatan Pernikahan 47
48
Ikatan Pernikahan 48
49
Ikatan Pernikahan 49
50
Ikatan Pernikahan 50
51
Ikatan Pernikahan 51
52
Ikatan Pernikahan 52
53
Ikatan Pernikahan 53
54
Ikatan Pernikahan 54
55
Ikatan Pernikahan 55
56
Ikatan Pernikahan 56
57
Ikatan Pernikahan 57
58
Ikatan Pernikahan 58
59
Ikatan Pernikahan 59
60
Ikatan Pernikahan 60
61
Ikatan Pernikahan 61
62
Ikatan Pernikahan 62
63
Ikatan Pernikahan 63
64
Ikatan Pernikahan 64
65
Ikatan Pernikahan 65
66
Ikatan Pernikahan 66
67
Ikatan Pernikahan 67
68
Ikatan Pernikahan 68
69
Ikatan Pernikahan 69
70
Ikatan Perbikahan 70
71
Ikatan Pernikahan 71
72
Ikatan Pernikahan 72
73
Ikatan Pernikahan 73
74
Ikatan Pernikahan 74
75
Ikatan Pernikahan 75
76
Ikatan Pernikahan 76
77
Ikatan Pernikahan 77
78
Ikatan Pernikahan 78
79
Ikatan Pernikahan 79
80
Ikatan Pernikahan 80
81
Ikatan Pernikahan 81
82
Ikatan Pernikahan 82
83
Ikatan Pernikahan 83
84
Ikatan Pernikahan 84
85
Ikatan Pernikahan 85
86
Ikatan Pernikahan 86
87
Ikatan Pernikahan 87
88
Ikatan Pernikahan 88
89
Ikatan Pernikahan 89
90
Ikatan Pernikahan 90
91
Ikatan Pernikahan 91
92
Ikatan Pernikahan 92
93
Ikatan Pernikahan 93 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!