“Wang Chengliu!” Wang Junsi menaikkan suaranya, berniat untuk menegur dan menghentikan ucapan adiknya yang sudah mulai keterlaluan.
Namun, Wang Chengliu tak berhenti. “Siapa pun yang menghalangi diriku, aku tidak akan dengan segan menangani mereka, tak peduli tingginya derajat maupun kehormatan yang dimiliki.” Ucapannya membuat tak hanya Wang Junsi dan Wu Meilan terbelalak, melainkan semua pelayan dan pengawal yang mampu mendengar ucapannya. “Kalau kau menyembunyikan seseorang yang berniat untuk mengacau, maka aku jelas akan membawamu ke hadapan pengadilan.”
Mendengar ucapan Wang Chengliu membuat ekspresi Wang Junsi sekilas berubah mengerikan. Namun, pria itu dengan cepat menutupi perubahan ekspresinya dan kembali tenang, menunjukkan ekspresi terkejut seperti yang ditunjukkan setiap orang.
Wu Meilan tidak bisa lagi menahan dirinya, dia menunjuk ke arah Wang Chengliu. “Kau—!”
“Namun,” Wang Chengliu memotongnya dan menampakkan ekspresi yang berubah santai. “Aku tahu kalau Tuan Putri Wu tidak melakukan hal tersebut.” Kali ini, kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat semua orang kebingungan. “Hal itu karena penyusup telah ditemukan dan akan ditangani oleh departemen penyelidikan.”
Mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Wang Chengliu membuat Wu Meilan yang tadi sempat ingin marah menjadi tercengang. Jadi, pria itu datang kemari untuk mengacau, melainkan untuk memberitahukan bawahannya untuk menghentikan pemeriksaan.
Tunggu, jadi kedatangan pengawal bernama Chenxiao itu … sungguh untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyusup dan bukan Huang Miaoling?
Pandangan Wang Chengliu tertuju tajam pada Wu Meilan. “Aku kemari dengan tujuan menghentikan penyelidikan, tapi sepertinya aku terlambat dan telah menyinggung Tuan Putri.” Ucapannya membuat sosok Wu Meilan mengernyit. “Oleh karena itu, sebaiknya aku dan bawahanku segera pergi dari hadapanmu.” Sang Pangeran Keenam memberi hormat dan dengan cepat berbalik untuk meninggalkan tempat tersebut.
‘Aku … sungguh salah sangka?’ pikir Wu Meilan dengan pandangan yang masih belum bisa meninggalkan sosok sang Pangeran Keenam.
“Ah, benar.” Wang Chengliu menghentikan langkahnya. Pria itu menoleh untuk menatap Wu Meilan. “Aku memiliki satu saran untuk tamu kerajaan Wu yang terhormat.” Dia melanjutkan, “Biasakanlah untuk sadar bahwa dirimu berada di kerajaan orang lain dan bukan kerajaanmu. Kami, penghuni istana kerajaan Shi, tidak pernah suka apabila ada orang lain yang berniat mengajari anj*ng kami.”
Setelah mengatakan hal tersebut, Wang Chengliu memutar tumitnya dan berjalan pergi. Para pasukan istana beserta pemimpin mereka, Chenxiao, mengikuti pangeran itu meninggalkan kediaman sang Tuan Putri Wu yang memandang sosok mengerikan itu dengan tangan bergetar.
Sembari memerhatikan kepergian Wang Chengliu, Wang Junsi mengerutkan keningnya. ‘Apa-apaan?’ Dia tidak mengerti bagaimana bisa adiknya itu bersikap begitu buruk terhadap Wu Meilan. Otaknya berputar memikirkan ucapan Wang Chengliu beberapa saat yang lalu. ‘Apa katanya tadi? Selagi semua orang bersikap sungkan, dia tidak demikian?’ Dia yakin ada maksud terpendam dari setiap kalimat yang terlontar dari ucapan pria itu.
Sesuatu yang tidak menyenangkan.
Sungguh, ucapan Wang Chengliu itu bagai sebuah teka-teki yang begitu sulit dipecahkan oleh Wang Junsi. Dia tak mengerti kenapa adiknya yang biasa begitu diam dan tak pernah menunjukkan emosi terhadap siapa pun bisa secara tiba-tiba meluapkan amarah yang begitu besar kepada Wu Meilan. Bahkan dibandingkan dengan segala aksi yang ditunjukkan sang Pangeran Keenam dalam kerja samanya dengan Wang Junsi, sang Pangeran Keempat itu merasa sikap adiknya kali ini benar-benar di luar akal sehat.
Berpikir sampai di sana, Wang Junsi baru tersadar akan sesuatu. Dia berbalik kepada Wu Meilan yang seperti membeku di tempat dan segera menghampirinya. “Tuan Putri, kau tidak apa-apa?” tanyanya. Melihat Wu Meilan tak menanggapinya, Wang Junsi kembali memanggilnya, “Tuan Putri?”
Kali kedua Wang Junsi memanggilnya, roh Wu Meilan sepertinya berhasil kembali ke dalam tubuhnya. Putri itu menoleh kepada sang Pangeran Keempat sembari memaksakan sebuah senyuman. Alhasil, ekspresi yang terlukis di wajah Wu Meilan terlihat sedikit kaku dan canggung.
“Aku … tidak apa-apa, Pangeran,” balas Wu Meilan dengan suara tercekik. Sadar suaranya terdengar aneh, wajah Wu Meilan segera memerah. “Ah ….” Dia menundukkan kepalanya.
Wu Meilan tahu betapa memalukannya dirinya saat ini. Tak hanya dia salah sangka terhadap Wang Chengliu, dia sempat melewati batas dengan meminta pria itu untuk menghukum bawahannya yang sebenarnya hanya menjalankan tugas. Dari semua hal yang paling Wu Meilan benci, menjadi anggota keluarga kerajaan yang meninggikan diri merupakan salah satunya … dan hari ini dia melakukan hal tersebut kepada Chenxiao. Di hadapan Wang Junsi, hatinya merasa seperti semakin mengecil setiap satu detik berlalu, dia ingin sekali mengubur dirinya dalam tanah.
Sebaliknya, Wang Junsi salah menebak alasan kenapa Wu Meilan bisa menjadi seperti ini. Di otak pria itu, bagaimanapun putri itu adalah sosok yang sangat terhormat dan terpandang di kerajaan Wu, bahkan Ibu Suri He tidak bisa secara terus-terang menegurnya di hadapan semua orang seperti yang baru saja dilakukan oleh Wang Chengliu. Dengan demikian, jelas putri itu sedikit terkejut.
Namun, ada secercah perasaan tidak enak yang dirasakan Wang Junsi ketika mendapati pancaran mata Wu Meilan yang lagi-lagi terpaku mengikuti kepergian sosok Wang Chengliu. ‘Ini ….’
Detik berikutnya, Wang Junsi terbelalak. Dia memutar kepalanya dengan cepat ke arah pintu gerbang halaman Wu Meilan yang perlahan kembali tertutup, menghalangi pandangan orang luar untuk masuk ke dalam dan pandangan orang luar untuk mencapai keluar. Sosok Wang Chengliu yang meninggalkan tempat itu perlahan menghilang di balik pintu gerbang.
Mulai mampu mengerti mengenai apa yang ingin Wang Chengliu lakukan, mata Wang Junsi memicing. ‘Wang Chengliu, kau … orang yang begitu berbahaya.’
Wang Junsi kemudian berpindah memerhatikan keadaan sekeliling, menyadari kalau para prajurit kerajaan Wu telah kembali ke pos mereka dan para pelayan juga telah melanjutkan pekerjaan mereka. Para bawahan itu tahu kalau hal selanjutnya yang akan terjadi merupakan hal yang harus disembunyikan dan tak boleh diketahui orang lain. Dengan demikian, mereka akan berpura-pura tidak melihat, mendengar, maupun merasakan apa pun.
Walau prihatin dengan kondisi terguncang Wu Meilan, tapi Wang Junsi sadar kalau mereka memiliki hal yang lebih penting. “Tuan Putri, di mana Huang Miaoling dan Liang Fenghong?” tanyanya.
“Ah, mereka ….” Wu Meilan baru saja ingin menjawab, tapi dia mengatupkan mulutnya lagi. Karena Chenxiao tak bisa menemukan kedua orang itu di ruangannya, maka tak jelas di mana kedua orang itu sekarang. “Sejujurnya, aku tidak ….” Sepasang mata Wu Meilan yang menghindari pandangan Wang Junsi menangkap keberadaan dua orang yang berjalan dari sisi gedung tempat tinggalnya. “Ah, itu mereka.”
Wang Junsi menoleh dan mendapati sosok Liang Fenghong berjalan menghampirinya dengan Huang Miaoling yang berada dalam gendongannya. Sosok pucat sang Nona Pertama Huang di dalam pelukan Liang Fenghong membuat Wang Junsi mengernyitkan wajahnya dengan rasa bersalah.
“Miaoling,” panggil Wang Junsi.
Sang Tuan Muda Liang memberikan tatapan datar pada sang Pangeran Keempat sebelum akhirnya beralih memandang Wu Meilan. “Tuan Put—"
“Tuan Putri, sepertinya kita harus meminjam ruanganmu,” Huang Miaoling mendahului Liang Fenghong mengatakan kalimat tersebut ketika menyadari apa yang ingin dilakukan oleh pria itu. “Tidak di kamar tidurmu, tentu saja. Kita cukup berbicara di ruang tengah.”
Mendengar hal itu, Liang Fenghong menatap gadis dalam pelukannya. “Ling’er, tapi—”
Sebelum Liang Fenghong bisa mengutarakan tanggapannya, Huang Miaoling cepat-cepat berkata, “Bahkan seorang lumpuh bisa terduduk.” Dia tersenyum. “Lagi pula, kalau ada apa-apa, kau bisa menyembuhkanku.” Ucapannya membuat pria itu mengerutkan pandangannya, seakan memperingatkannya untuk tidak bercanda mengenai hal semacam itu. Huang Miaoling mengabaikan tatapan Liang Fenghong dan menatap Wu Meilan. “Tidak masalah, bukan?”
“Tentu saja,” balas Wu Meilan yang sepertinya mengerti mengapa Huang Miaoling bersikeras dengan hal tersebut.
Bagaimanapun, Wu Meilan adalah seorang gadis, tidak mungkin Huang Miaoling membiarkan para pria untuk masuk ke dalam ruang tidurnya begitu saja. Tindakan Liang Fenghong beberapa saat yang lalu adalah sebuah pengecualian karena situasi sedang darurat. Sekarang, karena dirinya sudah tidak apa-apa, Huang Miaoling akan mengambil tindakan sesuai situasi normal.
Kehormatan Wu Meilan lebih penting.
Setelah mereka masuk ke dalam ruangan, Liang Fenghong membantu Huang Miaoling untuk duduk di atas kursi. Lalu, dia berkata, “Kau tunggu di sini.” Dia mengangkat pandangannya pada Wu Meilan. “Tuan Putri, apakah aku bisa meminta tolong padamu untuk mengawasi gadis ini?”
Mendengar ucapannya, Huang Miaoling terbelalak. “Apa maksudmu? Tidakkah kita akan membahas bersama—”
Ekspresi Liang Fenghong menggelap. “Setelah yang kau lakukan, kau kira aku akan membiarkanmu terus terlibat dalam hal ini?” Suara pria itu begitu dalam, begitu penuh tekanan. “Aku akan mengambil alih.” Nada bicaranya terdengar memerintah. Itu adalah kali pertama pria itu menggunakan nada tersebut kepada Huang Miaoling. “Tunggulah di sini kalau kau tidak ingin berakhir seperti beberapa saat yang lalu,” ancamnya, membuat gadis di hadapannya semakin tercengang.
‘Tak hanya memerintah, dia sekarang mengancamku?!’
Mata Huang Miaoling mengerjap, begitu pula dengan Wu Meilan. Keduanya tidak percaya pria yang biasanya bersikap begitu lembut dan selalu mengalah terhadap sang Nona Pertama Huang itu baru saja berbalik mengancamnya!
Apa ini yang dikatakan pepatah dengan ‘sebelum didapatkan, giok dipuji. Setelah didapatkan, giok ditelantarkan’? Sebelum terikat tali pernikahan, pria itu selalu mengalah pada gadisnya. Sekarang, setelah tali pernikahan terikat, pria itu mulai mengeluarkan sikap busuknya?!
Kalau ada yang mendengar pikiran liar Huang Miaoling saat ini, mereka akan menangis. Liang Fenghong bukan tidak pernah menunjukkan sifat aslinya, gadis itu hanya tidak cukup peka saja. Hanya karena sifat mereka begitu sama dan gelombang pemikiran mereka setara, Huang Miaoling tak pernah merasa Liang Fenghong pernah benar-benar menentangnya.
Selain itu, mereka belum menikah! Mengikat tali pernikahan apanya?
Tahu kalau Huang Miaoling tidak memiliki niat untuk melawannya lagi karena terlalu terkejut, Liang Fenghong berpaling kepada Wang Junsi. “Kau, ikut denganku.” Dia pun melangkah keluar ruangan meninggalkan kedua wanita itu termenung di dalam.
Huang Miaoling yang masih terkejut perlahan berubah kesal. ‘Tahu seperti ini, untuk apa aku berkata panjang-lebar untuk menghalangi dirinya meminjam ruang tidur Tuan Putri Wu?’ pikirnya.
Sosok Liang Fenghong terlihat menutup pintu ruangan Wu Meilan. Pria itu melemparkan tatapan terakhir ke arah Huang Miaoling, menyebabkan tatapan keduanya bertemu untuk beberapa saat sebelum akhirnya pintu sepenuhnya tertutup.
Ketika pintu tertutup, Huang Miaoling menyadari sesuatu. Pandangan gadis itu bergetar dan memancarkan kengerian. ‘Liang Fenghong … tidak mungkin berniat untuk mengisolasiku dari segalanya setelah kejadian hari ini, bukan?!’
___
A/N:
Otor yang skrg nyaman jadi pengawal kerajaan Wu: Hmm, hmm, Chengliu fishy.... Hmm, hmm, Fenghong fishy too. Hmm, hmm, ikan lagi ada diskon ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Sehat
2023-07-18
0
Marni Honey
cerita y bguss skali
2022-05-19
0
ria aja
katax memperbaiki.tpi kayakx Wang jungsi mlah kbalik
2022-04-21
1