Bab 5 Godaan Berupa Keselamatan

Suara hembusan napas kencang yang disengaja untuk mematikan cahaya lilin bisa terdengar. Pandangan gadis yang melakukan hal tersebut terlihat semakin gelap sewaktu cahaya lilin menghilang seketika. Kepala gadis itu berputar sesaat untuk melihat ke arah majikannya yang telah terbaring di atas tempat tidur. Lalu, dia berjalan meninggalkan ruangan, tidak merasa ada perlu untuk mengucapkan salam pamit seperti yang biasa dilakukan para pelayan lain pada majikan mereka.

Lagi pula, wanita di atas tempat itu selamanya akan pernah menjadi majikannya.

Setelah suara decitan pintu terbuka dan tertutup terdengar, keheningan sepenuhnya menyelimuti ruangan itu. Hanya ketika waktu satu dupa berlalu, wanita di atas tempat tidur membuka matanya dan menggeser tirai setengah tembus pandang yang membatasi tempat tidur dan ruangannya. Yakin kalau telinganya tak lagi mendengar suara apa pun di dekat ruangannya, wanita itu perlahan turun dari tempat tidur dan mengenakan alas kakinya.

Tak berapa lama, pintu kembali berdecit terbuka, mengejutkan wanita tersebut. “Putri Mahkota?”

Mendengar suara itu, wanita tersebut menghela napas lega. “Xiaoxue, bantu aku kenakan pakaianku,” ujar Huang Wushuang selagi otot-ototnya meregang.

Tak butuh waktu lama bagi Huang Wushuang untuk bersiap-siap dengan bantuan Xiaoxue. Lagi pula, memang gadis pelayan itu yang bertugas dalam membantunya berpakaian sehari-hari selagi Yuanli mengamati pekerjaan masing-masing pelayan, bertugas bak elang pengawas.

“Kau sudah pastikan dia kembali ke kediaman pelayan?” tanya Huang Wushuang.

Xiaoxue menganggukkan kepalanya. “Aku yang hari ini bertugas menjagamu, Putri Mahkota. Tidak perlu khawatir. Dia tak mungkin kemari sampai besok pagi,” ujar gadis itu dengan anggukkan kepala yakin. “Para pengawal juga telah kuberikan ‘hadiah’ sesuai perintahmu. Mereka tak akan buka suara mengenai kepergian kita malam ini,” jelasnya diiringi dengan anggukkan kepala Huang Wushuang.

Dengan tudung hitam menutupi kepalanya, Huang Wushuang keluar bersama dengan Xiaoxue. Dua pengawal di depan teras dan dua pengawal di gerbang kediaman menundukkan kepala mereka, berpura-pura tidak melihat apa pun sesuai perjanjian yang terbentuk demi beberapa bongkah emas. Sesuatu yang begitu ironis mengingat kalau para pengawal tersebut telah mengucap sumpah ketika diangkat menjadi pengawal istana, sebuah sumpah yang mengikat mereka untuk menjaga ketertiban istana dan tidak memihak siapa pun terkecuali sang Kaisar yang terhormat.

Omong kosong!

Di depan harta dan kekayaan, hampir semua orang akan tunduk dan menutup mata mereka terhadap pelanggaran.

Xiaoxue menuntun Huang Wushuang dengan langkah kaki pendek yang cepat, menunjukkan kalau dirinya merasa cukup khawatir akan bertemu dengan para pengawal patroli yang jelas tak sempat dia sogok. Namun, seperti para pelayan lainnya, dia mengetahui jalan-jalan pintas yang mampu membantunya untuk sampai di tujuan dengan lebih cepat.

Tak sampai lima belas menit, Huang Wushuang dan Xiaoxue pun tiba di depan sebuah gerbang besar dengan dua penjaga dengan tampang yang mengerikan menunggu di sana. Ketika melihat sosok Xiaoxue, kedua pengawal tidak mengatakan apa pun dan membiarkan kedua wanita itu masuk. “Guifei telah menunggu kalian,” ucap salah seorang pengawal dengan dingin, sepertinya tak ingin banyak berbasa-basi pada dua orang di depannya. Pada akhirnya, mereka yang setuju datang ke tempat ini menunjukkan kalau mereka lebih memerlukan Li Guifei dibandingkan Li Guifei memerlukan mereka.

Beberapa langkah diambil oleh Xiaoxue dan Huang Wushuang yang terlihat sedikit kebingungan. Keduanya tak pernah menginjakkan kaki di istana ini, terlebih lagi menemui Li Guifei secara pribadi karena hubungannya yang buruk dengan selir-selir Kaisar Weixin dan para penghuni istana yang lain.

Namun, tiba-tiba, pintu kamar Li Guifei terbuka, menunjukkan sosok seorang wanita bermata dingin. Melihat pakaian pelayan tingkat tinggi yang dikenakan pelayan itu, Huang Wushuang yakin kalau wanita itu adalah Shuixiang, pelayan pendamping Li Shijing sejak wanita itu masuk ke dalam istana.

“Kak Shuixiang,” panggil Xiaoxue seraya memberi salam dengan hormat ketika melihat Shuixiang.

Shuixiang menganggukkan kepalanya kepada Xiaoxue dan melirik Huang Wushuang. Selama sesaat, dia mempelajari sang Putri Mahkota dengan mata dingin, membuat Huang Wushuang sejujurnya merasa cukup tersinggung. Bagaimanapun, statusnya adalah seorang putri mahkota, bagaimana mungkin seorang pelayan memperlakukannya seperti ini?

Ah, Yuanli adalah sebuah pengecualian. Gadis itu bisa membunuhnya.

Lalu, siapa bilang Shuixiang tak bisa melakukannya? Ha ha ha!

“Salam kepada Putri Mahkota.” Mengejutkan, tapi Shuixiang membungkuk rendah, menunjukkan penghormatannya kepada Huang Wushuang. Begitu badannya tegap, dia berkata, “Li Guifei telah menunggu di dalam, silakan masuk.”

Shuixiang memimpin Huang Wushuang dan Xiaoxue untuk melangkah masuk ke dalam ruangan Li Shijing yang masih diterangi cahaya lilin-lilin yang menyala terang. Pintu dibukakan oleh dua pengawal penjaga pintu yang mempersilakan mereka masuk dengan penuh hormat, membuat Huang Wushuang dengan bodohnya merasa tersanjung dengan perlakuan yang diberikan para bawahan Li Guifei.

“Guifei, Putri Mahkota telah tiba,” ujar Shuixiang seraya berlutut di tengah ruangan dengan Xiaoxue dan Huang Wushuang di belakangnya. Melihat Shuixiang berlutut, Xiaoxue juga mengikuti tindakan wanita itu. Hal tersebut membuat Shuixiang melirik ke arahnya dengan pandangan penuh arti, mungkin mengagumi sikap pelayan muda itu yang mampu beradaptasi sesuai perkembangan situasi.

Setelah ucapan Shuixiang mendarat di telinga Li Shijing, terlihat pantulan bayangan Li Shijing dari balik tirai yang membatasi tempat tidurnya bergerak mendudukkan diri. Jari-jari lentik menyentuh bagian tirai yang terbelah dan menariknya ke samping, menunjukkan satu sosok menawan yang begitu menggoda.

Detik itu, bahkan Huang Wushuang yang dikatakan sebagai Peony kerajaan merasa tenggorokannya tercekat melihat kecantikan wanita itu. ‘I-ini Li Guifei?’ pikirnya.

Sejak dirinya menikah ke dalam keluarga kerajaan, Huang Wushuang telah melihat semua selir dalam penghormatan pagi setiap harinya. Namun, seakan begitu disengaja atau memang ada alasan tertentu, Li Guifei tidak pernah hadir dalam perkumpulan pagi para wanita dalam istana.

Perkumpulan pagi adalah suatu upacara wajib yang mana para wanita-wanita muda di istana memberikan hormat mereka pada wanita yang lebih senior atau kedudukan yang lebih tinggi. Semua wanita diwajibkan untuk hadir, dan semua lelaki dilarang untuk datang. Tradisi ini tak pernah dipecahkan sebelumnya, sampai akhirnya Huang Wushuang mendengar tentang Li Guifei.

Tak pernah ada yang berani membahas alasan kenapa Li Guifei tak pernah hadir dalam perkumpulan pagi. Namun, ada dua kemungkinan. Yang pertama, Li Guifei tidak menghormati Permaisuri Mingmei karena tahu Kaisar Weixin tak akan mempersulitnya apa pun yang terjadi. Yang kedua, Permaisuri Mingmei memang tak pernah mengizinkan wanita itu untuk hadir di perkumpulan pagi karena hubungan keduanya yang begitu buruk.

“Putri Mahkota, Huang Wushuang?” Suara Li Shijing yang terdengar bagai alunan musik, ditambah dengan senyuman yang lebih menyerupai seringai di wajahnya membuat seluruh tubuh Huang Wushuang menggigil. “Memang bunga peony sesuai rumor,” ucapnya disertai nada mengejek yang sulit dimengerti.

“Huang Wushuang memberi salam kepada Li Guifei,” ucap Huang Wushuang sembari menundukkan kepala dan membungkuk sedikit sesuai statusnya.

Mendengar getaran dalam suara Huang Wushuang, Li Shijing tersenyum. “Kau takut padaku?” tanyanya dengan nada tertarik.

Hal tersebut membuat Huang Wushuang sedikit terkejut dan mengangkat pandangannya dengan bingung. “Ya? Ah, tidak, Guifei. Tentu saja, tidak,” jawabnya terbata-bata.

“Jadi, kau tidak takut padaku?” Senyuman di wajah Li Shijing perlahan menghilang dan menunjukkan garis datar yang mengerikan.

“Ini ….” Huang Wushuang bingung harus menjawab apa. Namun kemudian, dia teringat akan sosok Huang Miaoling dan menarik napas dalam-dalam. “Tentu tidak, Li Guifei. Seorang wanita yang begitu cantik sepertimu tentu tidak perlu ditakuti, melainkan harus dihormati,” ucapnya yang membuat seisi ruangan menjadi hening. ‘Apa aku … salah menjawab?’ pikir Huang Wushuang dengan jantung berdetak.

Tak berapa lama, suara tawa yang renyah terdengar dari sisi Li Shijing. Wanita itu tertawa dengan sebuah senyuman lebar menghiasi wajahnya, membuat Huang Wushuang menghela napas lega dan otot-otot di tubuh Xiaoxue meregang lemas. “Anak yang baik, kemarilah.” Li Shijing melambaikan tangannya, mengisyaratkan pada Huang Wushuang untuk mendekat.  Melihat Huang Wushuang hanya mendekat empat langkah, masih cukup jauh dari jangkauannya, dia menatap wanita itu dalam-dalam. “Kau bilang, kau tidak takut padaku. Lalu, untuk apa menjaga jarak sejauh itu?”

Mendengar hal ini, Huang Wushuang pun memberanikan diri untuk melangkah maju sangat dekat dengan Li Shijing. Jarak keduanya begitu dekat, hanya dengan menjulurkan tangannya sedikit, Huang Wushuang bisa menyentuh wajah sang Selir Agung.

Li Shijing mendorong tirainya ke satu sisi dan menepuk bagian kosong pada tempat tidurnya. “Duduklah, Putri Mahkota.” Dia tersenyum. “Ucapanmu menunjukkan bahwa dirimu berbeda dari mereka yang lebih memilih untuk takut dibandingkan menghormatiku. Mulai sekarang, kau adalah adikku. Dengan demikian, panggil aku Kakak dan bukan Guifei.”

Mata Huang Wushuang dan Xiaoxue membesar selagi alis Shuixiang bertaut untuk sekilas. “G-Guifei, itu tidak pantas,” balas Huang Wushuang dengan gugup. Memanggil wanita di hadapannya ini dengan panggilan ‘kakak’ akan mengacaukan segalanya, termasuk pohon keturunan keluarga kerajaan.

Li Guifei adalah selir Kaisar Weixin, wanita pria itu. Dengan kata lain, wanita itu adalah ibu tiri dari Wang Zhengyi. Demikian, Li Guifei secara tak langsung adalah ibu mertuanya. Bagaimana mungkin Huang Wushuang memanggil seseorang yang berkedudukan sebagai ibu mertuanya dengan panggilan ‘kakak’?!

Seakan baru terpikirkan mengenai hal itu, Li Shijing menyentuh sisi wajahnya, menunjukkan kebingungan yang bahkan tak sempat menghilangkan kecantikannya. Sebaliknya, sikap wanita itu membuatnya menjadi semakin menarik. “Benar juga. Bibimu, Huang Yan’an, seumuran denganku. Kalau kau memanggilku ‘kakak’, sedikit tak pantas,” ucapnya, memikirkannya dari perspektif yang lain. Wanita itu kemudian tersenyum manis. “Kalau begitu, panggil aku ‘bibi’. Ini … tak masalah, bukan?”

Sejujurnya, bahkan panggilan itu cukup bermasalah untuk Huang Wushuang. Lagi pula, siapa yang tidak tahu dengan rumor kalau Li Guifei adalah seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi dan bersikap sombong?

Namun, Huang Wushuang telah menolaknya sekali. Penolakan untuk yang kedua kalinya tentu tak akan membawa hasil baik. “Baik, Bibi,” jawabnya dengan otot-otot bibirnya yang sedikit berkedut tak nyaman.

“Sekarang, Shuang’er, hal yang akan kita bicarakan sekarang sangat penting. Aku harap kau …,”—Li Shijing melirik Xiaoxue sesaat—“dan pelayanmu akan merahasiakan hal ini.”

***

“Selamat jalan, Putri Mahkota,” ucap Shuixiang seraya membungkuk di depan gerbang kediaman Li Guifei.

Tak lama, Shuixiang menegapkan tubuhnya dan menatap kepergian Huang Wushuang bersama dengan Xiaoxue di kegelapan malam. Pandangan mata wanita itu tak bisa dengan mudah terbaca, begitu banyak kabut yang melayang dan membatasi orang-orang dari membaca pikirannya.

Setelah bayangan Huang Wushuang sepenuhnya menghilang, Shuixiang berbalik kembali ke dalam halaman Li Guifei. Dia berjalan dengan tenang dan melangkah masuk ke dalam ruangan majikannya itu.

Baru saja dia menginjakkan kaki ke dalam ruangan, Shuixiang mendapati sosok Li Shijing menanggalkan pakaiannya. Dengan bantuan dua pelayan lain, wanita itu mengganti pakaian tidurnya dan membersihkan tangan serta wajahnya, seakan dirinya baru saja melakukan hal yang begitu kotor.

“Bibi?” Shuixiang mengucapkan kata itu dengan penuh tanda tanya. “Apa dia layak, Guifei?” tanyanya lagi dengan nada jijik. Gadis itu menghampiri majikannya dan melambaikan tangan untuk menggantikan para pelayan lain untuk membantu majikannya mengganti pakaiannya.

Setelah Shuixiang mengikatkan tali pengencang pada tubuhnya, Li Shijing berjalan ke arah tempat tidurnya yang kedua belah tirainya dibukakan oleh dua pelayan lain. Wanita itu mendudukkan dirinya dan mengangkat kakinya ke atas tempat tidur.

“Layak atau tidak bukanlah pertanyaannya, Shuxiang,” ujar Li Shijing. Mata wanita itu melirik pelayannya, menatap Shuixiang dengan tajam sebelum akhirnya dua belah tirai menghalangi pertemuan pandangan mereka. Bayangan Li Shijing terlihat merebahkan tubuhnya di tempat tidur. “Yang penting adalah … apakah dia berhasil berada di bawah kendaliku?” Senandung singkat diikuti dengan sebuah kalimat yang terucap dari bibir sang Guifei, “Seorang putri mahkota tak berguna yang terkekang kekuasaan mereka yang lebih tinggi. Jika dia bertemu dengan senior yang menghargai dan menunjukkan kasih padanya, menurutmu … apakah dia akan tergoda?”

***

“Tuan Muda Liang, bisakah kau tanyakan pada Tuan Putri mengenai niatku?” Huang Wushuang bersikeras dengan wajah memelas. “Mungkin, Tuan Putri akan memilih untuk menerima permintaanku,” ucapnya.

Mata Liang Fenghong terlihat semakin membara di hadapan wanita menyebalkan itu. “Putri Mahkota, apa kau tidak percaya diri dengan suaramu sendiri?” tanya Liang Fenghong membuat Huang Wushuang memasang ekspresi wajah bingung.

“Aku … kurang mengerti maksud Tuan Muda Liang.” Dalam hal ini, Huang Wushuang sungguh tidak berbohong.

Liang Fenghong mendengus, tak segan-segan menunjukkan kalau dirinya menertawakan kebodohan istri sang Pangeran Mahkota, mungkin bahkan sempat mengasihani pria itu karena menikahi wanita yang begitu tak berguna. “Suaramu begitu lantang, apa kau kira Tuan Putri tidak mendengarnya sampai harus diriku menyampaikan kembali niatmu? Atau mungkin, kau menganggap Tuan Putri kerajaan Wu sebagai seorang tuli?” Emosi menggebu-gebu mengingat keterlibatan Huang Wushuang dalam musibah yang hampir menimpa Huang Miaoling membuat ucapan Liang Fenghong sedikit di luar batas. “Karena Tuan Putri tak menahanku, itu berarti dia setuju denganku.” Matanya terlihat tajam. “Dia … tak ingin bertemu denganmu.”

Mendengar ucapan Liang Fenghong, ekspresi sedih yang dipenuhi kepura-puraan terlukis di wajah Huang Wushuang. Air mata berkumpul di pelupuk matanya. “T-Tuan Muda Liang, bagaimana mungkin kau berbicara—” Ucapannya terhenti, mengisyaratkan kalau ucapan Liang Fenghong telah begitu melukai dirinya.

Melihat ekspresi Huang Wushuang yang bak memberikan kode padanya, Xiaoxue pun segera menunjuk ke arah Liang Fenghong. “Tuan Muda Liang! Kau sudah keterlaluan!” teriaknya. “Hanya menyampaikan pesan saja harus begitu dipermasalahkan. Mungkin, di dalam kereta sama sekali bukan Tuan Putri Meilan, melainkan orang lain!”

Ucapan Xiaoxue membuat kening Xiaoming berkerut, baru menangkap kalau sepertinya dua orang ini sengaja mencari masalah dengan mereka. Dia melirik sosok Huang Wushuang yang terlihat mengusap air matanya dengan sapu tangan. ‘Bahkan adiknya sendiri … begitu tega bekerja sama dengan orang luar untuk menjatuhkan saudaranya?’ pikir Xiaoming. ‘Ini ….’ Dia melirik Liang Fenghong. ‘Ketua, aku mohon bertahanlah ….’ Tangannya berpegangan pada pedangnya, siap untuk bergerak kalau hal tak terduga terjadi.

“Orang lain?” Liang Fenghong menaikkan alisnya, menunjukkan pertama kali perubah yang jelas pada wajahnya. Dia mendengus. “Periksa saja sendiri.” Dia bergeser ke samping, memberikan jalan bagi Huang Wushuang maupun Xiaoxue untuk membuka tirai. Sebuah senyuman mengerikan yang baru pertama kali terlukis di wajah Liang Fenghong membuat Xiaoming dan para prajurit yang ada di tempat itu membeku. “Tentu … itu kalau kau berani.”

___

A/N:

*Liang Fenghong tersenyum mengerikan* Author: Anjay\, kena efek MIaoling atau emang sifat terpendamnya begini jir?!

 

 

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus Sehat

2023-07-18

0

Christy Oeki

Christy Oeki

terus berusaha

2022-06-13

0

Christy Oeki

Christy Oeki

bahagia selalu

2022-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Anj*ng Tetaplah Anj*ng
2 Bab 2 Yang Paling Bodoh
3 Bab 3 Dia yang Ikut Terlibat
4 Bab 4 Uluran Tangan sang Guifei
5 Bab 5 Godaan Berupa Keselamatan
6 Bab 6 Pada Akhirnya, Bawahan Harus Merangkak
7 Bab 7 Pelayan yang Malang
8 Bab 8 Kenalan Lama
9 Bab 9 Pengkhianat dalam Kubunya
10 Bab 10 Tak Akan Pernah Tahu
11 Bab 11 Harga yang Harus Dibayarkan
12 Bab 12 Kematian adalah Suatu Bentuk Kebebasan
13 Bab 13 Dia Sadar
14 Bab 14 Ganjaran Telah Menyentuh Wanitaku
15 Bab 15 Utusan sang Pangeran Keenam
16 Bab 16 Untuk Apa Dia Kemari?
17 Bab 17 Wang Chengliu dan Wu Meilan
18 Bab 18 Kebusukannya
19 Bab 19 Beban Wang Junsi
20 Bab 20 Mengisolasi Keluarga Huang
21 Libur
22 Bab 21 Perbedaan
23 Bab 22 Sang Pembuat Onar
24 Bab 23 Kunjungan Guru Besar Qing ke Istana
25 Bab 24 Kenapa Bisa Pangeran Keenam?
26 Bab 25 Lebih Dari yang Kau Ingin Aku Ketahui
27 Bab 26 Huang Miaoling Mengalah?
28 Bab 27 Cemburu
29 Bab 28 Kau Milikku Seorang
30 Pengumuman!
31 Bab 29 Dia yang Lebih Mencurigakan
32 Izin
33 Bab 30 Sang Feniks dan Sang Naga
34 Bab 31 Kosongnya Kursi Menteri Pembangunan
35 Bab 32 Kirimkan Dia ke Kun Lun
36 Bab 33 Adik Kandung sang Kaisar
37 Bab 34 Asal-Usul Rong Gui
38 Bab 35 Tahanan Rumah
39 Bab 36 Jodoh di Tangan Takdir
40 Bab 37 Kau Masih Perlu Puluhan Tahun
41 Bab 38 Perubahan Beberapa Orang
42 Bab 39 Harapan Bagi Situ Yangle
43 Bab 40 Janji Yang Defei
44 Bab 41 Peringatan Bagi Yang Defei
45 Bab 42 Langkah Berikutnya sang Kaisar
46 Bab 43 Batas Kegilaan
47 Bab 44 Konsekuensi yang Harus Dihadapi Huang Wushuang
48 Bab 45 Alasan Yuanli dan Kedatangan yang Tertunda
49 Bab 46 Persiapan
50 Bab 47 Menceritakan Kepada Keluarga Huang
51 Bab 48 Dukungan Huang Miaoling
52 Bab 49 Pelengseran
53 Bab 50 Sudah Cukup
54 Bab 51 Hari Sebelum Pernikahan
55 Bab 52 Keraguan dari Masa Lalu
56 Bab 53 Yang Mulia
57 Bab 54 Tantangan Pernikahan
58 Bab 55 Pengantin Pria Telah Tiba
59 Bab 56 Ayah Tetaplah Ayah
60 Bab 57 Meninggalkan Kediaman Huang
61 Bab 58 Berpikirlah Sebelum Bertindak
62 Bab 59 Hal yang Ditakdirkan
63 Bab 60 Kecuali Dia Menginginkannya
64 Bab 61 Yang Sempat Terjadi
65 Bab 62 Menjinakkan sang Mingwei Junzhu
66 Bab 63 Aku Mencintaimu
67 Bab 64 Setelah Malam Pernikahan
68 PENGUMUMAN!
69 Bab 65 Suku Sihan
70 Bab 66 Dendam Harus Dibalaskan
71 Bab 67 Kaisar Zhou
72 Bab 68 Penasihat Liang
73 Bab 69 Pengkhianat dalam Kerajaan
74 Bab 70 Langit Akan Segera Berubah
75 Izin :")
76 Bab 71 Maka, demikianlah
77 Bab 72 Terlambat
78 Bab 73 Tindakan Wang Chengliu
79 Bab 73 Apa Dia Peduli?
80 Bab 74 Hati yang Selaras
81 Bab 75 Budi di Masa Lalu
82 Bab 76 Hal Tak Terduga
83 Bab 77 Keturunan Li
84 Bab 78 Pengorbanan dan Pilihan
85 Bab 79 Sangkakala Perpisahan
86 Bab 80 Waktu yang Berlalu
87 Bab 81 Sang Kerudung Hitam
88 Bab 82 Perjalanan Mereka
89 Bab 83 Sebuah Pengkhianatan
90 Bab 84 Kesedihan dan Kebahagiaan
91 Bab 85 Sebuah Pesan
92 Bab 86 Mencinta Seakan Tak Ada Lagi Hari Esok
93 Bab 87 Aku adalah Huang Miaoling
94 Bab 88 Tidak Ada Aturan
95 Bab 89 Keturunan Keluarga Zhou
96 Bab 90 Rencana di Balik Rencana
97 Bab 91 Selir Huang
98 Bab 92 Zina
99 Bab 93 Tujuannya Adalah Cinta? Tak Mungkin.
100 Bab 94 Hidup dan Mati, Juga Sumpahnya
101 Bab 95 Pilihan Lu Si
102 Bab 96 Kebebasan
103 Bab 97 Pembangkang
104 Bab 98 Jaring yang Tersebar
105 Bab 99 Memastikan
106 Bab 100 Xue Kexin dan Chen Meilian
107 Bab 101 Hasrat Akan Kekuasaan
108 Bab 102 Lama Tak Berjumpa
109 Bab 103 Pancingan
110 Bab 104 Wang Chengliu dan Huang Miaoling
111 Bab 105 Amarah Wang Chengliu, dan Surat Tak Terduga
112 Bab 106 Menjadi Pengkhianat
113 Bab 107 Hari Ritual Kematian
114 Bab 108 Kau Kalah!
115 Bab 109 Terlempar ke Lembaran Lalu
116 Bab 110 Tebakan dan Rahasia
117 Bab 111 Peperangan di Perbatasan Zhou
118 Bab 112 Pengkhianatan
119 Pengumuman
120 Bab 113 Tawanan
121 Bab 114 Yang Mereka Ketahui
122 Bab 115 Tersiksa dan Kehilangan
123 Bab 116 Doa dan Harapan
124 Bab 117 Keterlibatan Orang Tak Terduga
125 Bab 118 Jalur Belakang
126 Bab 119 Qiongpo Di dan Pasukan Pemberontak
127 Bab 120 Ambang Kegilaan
128 Pengumuman
129 Bab 121 Rencana yang Berbalik Menyerang
130 Bab 122 Aku Tidak Kembali Hidup Hanya Untuk Mati
131 Bab 123 Bala Bantuan
132 Bab 124 Pelarian
133 Bab 125 Tempat Seharusnya Kau Berada
134 Bab 126 Selama Kau Tidak Meninggalkanku
135 Bab 127 Jingcheng
136 Bab 128 Kejanggalan, Keanehan, dan Tidak Biasa
137 Bab 129 Katakanlah Dari Awal
138 Bab 130 Permaisuri Huang dan Menteri Jiang
139 Pengumuman
140 Bab 131 Alasan Jiang Feng, Layakkah?
141 Bab 132 Pengunduran Diri
142 Bab 133 Sumpahnya
143 Bab 134 Eksekusi
144 Bab 135 Sang Gadis Bersurai Cokelat
145 Sekip
146 Bab 135 Lan’er dan Wang Chengliu
147 Bab 136 Mengulang Kehidupan Tak Menjamin Apa Pun
148 Bab 137 Lingkaran Api Menuju Wu
149 Bab 138 Kejutan
150 Bab 139 Menyelamatkan Wu Huatai
151 Bab 140 Fitnah
152 Bab 141 Pengkhianatan
153 Bab 142 Kunjungan Tak Terduga
154 Bab 143 Nyawa Dibayar Nyawa
155 Bab 144 Karma
156 Bab 145 Terjerat
157 Bab 146 Sekutu
158 Bab 147 Terbongkar
159 Bab 148 Orang Paling Egois
160 Bab 149 Pertemuan, Perpisahan, Persatuan, dan Penyesalan
161 Bab 150 Kehidupan Pertama?
162 Bab 151 Kegelisahan Wang Chengliu
163 Bab 152 Harapan yang Tergantung
164 Bab 153 Kutukan Kesetiaan
165 Bab 154 Yang Sebenarnya Wang Chengliu Inginkan
166 Bab 155 Melepaskan?
167 Bab 156 Kutukan Lan’er
168 Bab 157 Pengkhianatan?
169 Bab 158 Bahkan Jika Dia Tidak Bisa Diselamatkan
170 Bab 159 Lu Si
171 Bab 160 Segel Ingatan yang Terbuka
172 Bab 161 Kehidupan Pertama
173 Bab 162 Chengliu dan Meilan Part I
174 Bab 163 Chengliu dan Meilan Part II
175 Bab 164 Membongkar Kebenaran
176 Bab 165 Pencipta Dunia Ini
177 Bab 166 Asal-Usul Lan’er dan Kesalahannya
178 Bab 167 Anomali
179 Bab 168 Alasan Wang Chengliu yang Sebenarnya
180 Bab 169 Sosok Pendamping
181 Bab 170 Wang Chengliu Menggila
182 Bab 171 Dirimu atau Diriku yang Egois?
183 Bab 172 Bukan Akhir yang Dia Inginkan
184 Bab 172 Mangkat
185 Bab 173 Akhir
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Bab 1 Anj*ng Tetaplah Anj*ng
2
Bab 2 Yang Paling Bodoh
3
Bab 3 Dia yang Ikut Terlibat
4
Bab 4 Uluran Tangan sang Guifei
5
Bab 5 Godaan Berupa Keselamatan
6
Bab 6 Pada Akhirnya, Bawahan Harus Merangkak
7
Bab 7 Pelayan yang Malang
8
Bab 8 Kenalan Lama
9
Bab 9 Pengkhianat dalam Kubunya
10
Bab 10 Tak Akan Pernah Tahu
11
Bab 11 Harga yang Harus Dibayarkan
12
Bab 12 Kematian adalah Suatu Bentuk Kebebasan
13
Bab 13 Dia Sadar
14
Bab 14 Ganjaran Telah Menyentuh Wanitaku
15
Bab 15 Utusan sang Pangeran Keenam
16
Bab 16 Untuk Apa Dia Kemari?
17
Bab 17 Wang Chengliu dan Wu Meilan
18
Bab 18 Kebusukannya
19
Bab 19 Beban Wang Junsi
20
Bab 20 Mengisolasi Keluarga Huang
21
Libur
22
Bab 21 Perbedaan
23
Bab 22 Sang Pembuat Onar
24
Bab 23 Kunjungan Guru Besar Qing ke Istana
25
Bab 24 Kenapa Bisa Pangeran Keenam?
26
Bab 25 Lebih Dari yang Kau Ingin Aku Ketahui
27
Bab 26 Huang Miaoling Mengalah?
28
Bab 27 Cemburu
29
Bab 28 Kau Milikku Seorang
30
Pengumuman!
31
Bab 29 Dia yang Lebih Mencurigakan
32
Izin
33
Bab 30 Sang Feniks dan Sang Naga
34
Bab 31 Kosongnya Kursi Menteri Pembangunan
35
Bab 32 Kirimkan Dia ke Kun Lun
36
Bab 33 Adik Kandung sang Kaisar
37
Bab 34 Asal-Usul Rong Gui
38
Bab 35 Tahanan Rumah
39
Bab 36 Jodoh di Tangan Takdir
40
Bab 37 Kau Masih Perlu Puluhan Tahun
41
Bab 38 Perubahan Beberapa Orang
42
Bab 39 Harapan Bagi Situ Yangle
43
Bab 40 Janji Yang Defei
44
Bab 41 Peringatan Bagi Yang Defei
45
Bab 42 Langkah Berikutnya sang Kaisar
46
Bab 43 Batas Kegilaan
47
Bab 44 Konsekuensi yang Harus Dihadapi Huang Wushuang
48
Bab 45 Alasan Yuanli dan Kedatangan yang Tertunda
49
Bab 46 Persiapan
50
Bab 47 Menceritakan Kepada Keluarga Huang
51
Bab 48 Dukungan Huang Miaoling
52
Bab 49 Pelengseran
53
Bab 50 Sudah Cukup
54
Bab 51 Hari Sebelum Pernikahan
55
Bab 52 Keraguan dari Masa Lalu
56
Bab 53 Yang Mulia
57
Bab 54 Tantangan Pernikahan
58
Bab 55 Pengantin Pria Telah Tiba
59
Bab 56 Ayah Tetaplah Ayah
60
Bab 57 Meninggalkan Kediaman Huang
61
Bab 58 Berpikirlah Sebelum Bertindak
62
Bab 59 Hal yang Ditakdirkan
63
Bab 60 Kecuali Dia Menginginkannya
64
Bab 61 Yang Sempat Terjadi
65
Bab 62 Menjinakkan sang Mingwei Junzhu
66
Bab 63 Aku Mencintaimu
67
Bab 64 Setelah Malam Pernikahan
68
PENGUMUMAN!
69
Bab 65 Suku Sihan
70
Bab 66 Dendam Harus Dibalaskan
71
Bab 67 Kaisar Zhou
72
Bab 68 Penasihat Liang
73
Bab 69 Pengkhianat dalam Kerajaan
74
Bab 70 Langit Akan Segera Berubah
75
Izin :")
76
Bab 71 Maka, demikianlah
77
Bab 72 Terlambat
78
Bab 73 Tindakan Wang Chengliu
79
Bab 73 Apa Dia Peduli?
80
Bab 74 Hati yang Selaras
81
Bab 75 Budi di Masa Lalu
82
Bab 76 Hal Tak Terduga
83
Bab 77 Keturunan Li
84
Bab 78 Pengorbanan dan Pilihan
85
Bab 79 Sangkakala Perpisahan
86
Bab 80 Waktu yang Berlalu
87
Bab 81 Sang Kerudung Hitam
88
Bab 82 Perjalanan Mereka
89
Bab 83 Sebuah Pengkhianatan
90
Bab 84 Kesedihan dan Kebahagiaan
91
Bab 85 Sebuah Pesan
92
Bab 86 Mencinta Seakan Tak Ada Lagi Hari Esok
93
Bab 87 Aku adalah Huang Miaoling
94
Bab 88 Tidak Ada Aturan
95
Bab 89 Keturunan Keluarga Zhou
96
Bab 90 Rencana di Balik Rencana
97
Bab 91 Selir Huang
98
Bab 92 Zina
99
Bab 93 Tujuannya Adalah Cinta? Tak Mungkin.
100
Bab 94 Hidup dan Mati, Juga Sumpahnya
101
Bab 95 Pilihan Lu Si
102
Bab 96 Kebebasan
103
Bab 97 Pembangkang
104
Bab 98 Jaring yang Tersebar
105
Bab 99 Memastikan
106
Bab 100 Xue Kexin dan Chen Meilian
107
Bab 101 Hasrat Akan Kekuasaan
108
Bab 102 Lama Tak Berjumpa
109
Bab 103 Pancingan
110
Bab 104 Wang Chengliu dan Huang Miaoling
111
Bab 105 Amarah Wang Chengliu, dan Surat Tak Terduga
112
Bab 106 Menjadi Pengkhianat
113
Bab 107 Hari Ritual Kematian
114
Bab 108 Kau Kalah!
115
Bab 109 Terlempar ke Lembaran Lalu
116
Bab 110 Tebakan dan Rahasia
117
Bab 111 Peperangan di Perbatasan Zhou
118
Bab 112 Pengkhianatan
119
Pengumuman
120
Bab 113 Tawanan
121
Bab 114 Yang Mereka Ketahui
122
Bab 115 Tersiksa dan Kehilangan
123
Bab 116 Doa dan Harapan
124
Bab 117 Keterlibatan Orang Tak Terduga
125
Bab 118 Jalur Belakang
126
Bab 119 Qiongpo Di dan Pasukan Pemberontak
127
Bab 120 Ambang Kegilaan
128
Pengumuman
129
Bab 121 Rencana yang Berbalik Menyerang
130
Bab 122 Aku Tidak Kembali Hidup Hanya Untuk Mati
131
Bab 123 Bala Bantuan
132
Bab 124 Pelarian
133
Bab 125 Tempat Seharusnya Kau Berada
134
Bab 126 Selama Kau Tidak Meninggalkanku
135
Bab 127 Jingcheng
136
Bab 128 Kejanggalan, Keanehan, dan Tidak Biasa
137
Bab 129 Katakanlah Dari Awal
138
Bab 130 Permaisuri Huang dan Menteri Jiang
139
Pengumuman
140
Bab 131 Alasan Jiang Feng, Layakkah?
141
Bab 132 Pengunduran Diri
142
Bab 133 Sumpahnya
143
Bab 134 Eksekusi
144
Bab 135 Sang Gadis Bersurai Cokelat
145
Sekip
146
Bab 135 Lan’er dan Wang Chengliu
147
Bab 136 Mengulang Kehidupan Tak Menjamin Apa Pun
148
Bab 137 Lingkaran Api Menuju Wu
149
Bab 138 Kejutan
150
Bab 139 Menyelamatkan Wu Huatai
151
Bab 140 Fitnah
152
Bab 141 Pengkhianatan
153
Bab 142 Kunjungan Tak Terduga
154
Bab 143 Nyawa Dibayar Nyawa
155
Bab 144 Karma
156
Bab 145 Terjerat
157
Bab 146 Sekutu
158
Bab 147 Terbongkar
159
Bab 148 Orang Paling Egois
160
Bab 149 Pertemuan, Perpisahan, Persatuan, dan Penyesalan
161
Bab 150 Kehidupan Pertama?
162
Bab 151 Kegelisahan Wang Chengliu
163
Bab 152 Harapan yang Tergantung
164
Bab 153 Kutukan Kesetiaan
165
Bab 154 Yang Sebenarnya Wang Chengliu Inginkan
166
Bab 155 Melepaskan?
167
Bab 156 Kutukan Lan’er
168
Bab 157 Pengkhianatan?
169
Bab 158 Bahkan Jika Dia Tidak Bisa Diselamatkan
170
Bab 159 Lu Si
171
Bab 160 Segel Ingatan yang Terbuka
172
Bab 161 Kehidupan Pertama
173
Bab 162 Chengliu dan Meilan Part I
174
Bab 163 Chengliu dan Meilan Part II
175
Bab 164 Membongkar Kebenaran
176
Bab 165 Pencipta Dunia Ini
177
Bab 166 Asal-Usul Lan’er dan Kesalahannya
178
Bab 167 Anomali
179
Bab 168 Alasan Wang Chengliu yang Sebenarnya
180
Bab 169 Sosok Pendamping
181
Bab 170 Wang Chengliu Menggila
182
Bab 171 Dirimu atau Diriku yang Egois?
183
Bab 172 Bukan Akhir yang Dia Inginkan
184
Bab 172 Mangkat
185
Bab 173 Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!