Bab 19 Beban Wang Junsi

Langkah kaki pria itu memiliki temponya yang biasa, tak ada yang aneh maupun berbeda, menunjukkan emosi yang seharusnya tenang. Namun, suara entakan yang dihasilkan membuat bawahan pria itu meliriknya sesekali dengan pandangan khawatir. Tekanan pada jalanan berbatu yang diberikan oleh pria itu terasa berat, seakan melampiaskan emosi yang bergejolak di dalam hati.

Jantung Chenxiao berdetak cepat ketika melihat ekspresi gelap yang terlukis di wajah majikannya. Saat dia tak bisa lagi menahan diri, Chenxiao segera melalui sosok Wang Chengliu untuk berlutut di hadapan pria itu. “Yang Mulia, hamba memohon maaf!” serunya dengan bersungguh-sungguh.

Melihat hal tersebut, para prajurit yang berjarak lima langkah di belakang mereka segera memutar tubuh ke samping, menghadap tembok, sebuah bentuk tata krama yang menunjukkan bahwa mereka tidak mencampuri urusan atasan mereka. Dari aura yang dikeluarkan oleh Wang Chengliu sedari awal meninggalkan kediaman Tuan Putri Wu, mereka yakin bahwa telah terjadi sebuah masalah. Namun, mereka sama sekali tidak tertarik untuk tahu apa sebenarnya masalah itu. Terlalu lama menjadi pengawal istana membuat mereka sadar kalau tahu lebih sedikit adalah sebuah berkat.

Keheningan menyelimuti kedua orang di barisan paling depan itu selama sesaat. Sosok Chenxiao yang berlutut terlihat begitu malang bila disandingkan dengan sosok Wang Chengliu yang hanya melirikkan matanya ke bawah dengan pancaran mata mengerikan.

“Untuk apa?” tanya Wang Chengliu singkat dengan nada dingin yang membuat semua orang yang bisa mendengarnya menggigil ngeri. “Apa kesalahanmu?” tanyanya lagi.

Tangan Chenxiao gemetar. Dia tahu kalau majikannya itu bukan bermaksud untuk mengatakan kalau dirinya tidak memiliki kesalahan, melainkan ingin menguji untuk melihat apakah Chenxiao sadar mengenai apa kesalahan yang telah dia lakukan.

Chen Xiao kemudian mengepalkan tangannya dengan kuat untuk menutupi ketakutan yang berkumpul dalam dirinya. “Aku tidak berhasil menemukan target dan menyelesaikan perintah Yang Mulia,” jawab Chenxiao, masih dengan kepala tertunduk.

“Berdirilah Chenxiao.”

Chenxiao menengadahkan kepalanya, berniat untuk menolak dan menekankan lagi kesalahannya sebagai cara menunjukkan kesungguhannya. Namun, saat matanya bertemu dengan sepasang mata hitam yang memandang rendah ke arahnya, dia mengatupkan mulutnya dan segera berdiri.

“T-terima kasih, Pangeran.” Chenxiao memberi hormat, menunjukkan rasa terima kasihnya. Kenyataannya, itu adalah cara pria itu untuk menutupi ketakutan dalam hatinya yang muncul akibat tatapan gelap yang diberikan padanya.

“Jarak sepuluh langkah,” ucap Wang Chengliu dengan suara yang cukup keras untuk didengar para prajurit di belakangnya.

“Baik!” balas para prajurit dengan patuh.

Wang Chengliu kemudian kembali melanjutkan langkahnya, diikuti oleh Chenxiao yang mengerti kenapa majikannya memerintahkan hal tersebut pada para prajurit keamanan di belakang mereka. Di dalam hati, Chenxiao membatin kalau majikannya itu pasti ingin berbicara mengenai beberapa hal dengannya.

“Chenxiao,” panggil Wang Chengliu membuat pengawal pendampingnya itu menyahut.

“Ya, Pangeran.” Ketenangan belum sepenuhnya kembali pada wajah Chenxiao.

Dengan ekspresi datar, Wang Chengliu membuka mulutnya, “Apa kau terkejut dengan sikapku terhadap Tuan Putri kerajaan Wu?”

Chenxiao sedikit terkejut dengan pertanyaan Wang Chengliu, tapi dia tidak bisa mengelak kalau itu jelas adalah kebenarannya. Dirinya memang sangat terkejut dengan sikap Wang Chengliu terhadap Wu Meilan, dan hal tersebut juga yang membuat pria itu mengira kalau sang Pangeran Keenam begitu marah dengan kegagalannya dalam menemukan Huang Miaoling. Hal itu menggerogoti keberaniannya dan mendorong dirinya untuk berlutut demi meminta maaf di hadapan Wang Chengliu tadi.

Merasakan pandangan yang diberikan Chenxiao padanya, Wang Chengliu sudah mendapatkan jawaban yang dari pertanyaannya. “Apa kau tahu kenapa?” dia mengajukan pertanyaan lain.

Sesungguhnya, Chenxiao tidak tahu mengenai alasannya. Di dalam benak pria itu, dia mengira kalau majikannya sebenarnya sangat memerlukan dukungan sang Tuan Putri kerajaan Wu.

Situasi Wang Chengliu saat ini sangatlah baik. Pangeran yang dahulu sempat dipanggil sang Pangeran Terlantar itu telah memiliki status seorang raja. Itu berarti Kaisar Weixin mulai memandang tinggi dirinya dan memberikan sebagian kepercayaan terhadap putranya itu. Tak hanya itu, sang Pangeran Keenam juga memiliki hubungan dengan kerajaan Zhou, menunjukkan kalau ada kemungkinan kerajaan tetangga itu akan menjadi dukungannya dalam perebutan takhta yang mungkin terjadi beberapa waktu ke depan.

Hanya saja, bahkan dengan dua hal itu, kekuatan Wang Chengliu masih jauh dari cukup bila dibandingkan dengan Wang Junsi yang sudah memiliki dukungan dari keluarga Huang, kerajaan Wu, dan juga kerajaan Tubo. Apabila Wang Chengliu ingin duduk di atas takhta, paling tidak dia harus mencoba untuk menjauhkan Wang Junsi dari kerajaan Wu dengan menarik hati Wu Meilan dan menikah dengan putri itu.

Lalu, apa yang Wang Chengliu lakukan? Pangeran itu baru saja menakuti sang Tuan Putri kerajaan Wu!

Chenxiao menggelengkan kepala dan menjawab, “Tidak, Pangeran.” Hal tersebut diikuti dengan sebuah senyuman tipis di wajah Wang Chengliu, membuat ekspresi sang Pengawal Pendamping Pangeran Keenam itu termenung.

“Kau masih begitu naif, Chenxiao.” Wang Chengliu menghentikan langkahnya. ‘Sama seperti kakak keempatku itu.’ Dia menoleh untuk menatap bawahannya. “Wanita dan pria pada dasarnya tak jauh berbeda,” ujar pangeran itu membuat Chenxiao sedikit kebingungan dengan topik yang sedikit melenceng. “Apa yang membuat sesuatu dianggap menarik bagi seseorang?”

Lagi-lagi, hanya kekosongan belaka yang hanya bisa ditunjukkan oleh ekspresi Chenxiao. Wang Chengliu sama sekali tidak menyalahkan pengawalnya atas reaksi membosankan yang diberikan. Lagi pula, bahkan orang yang memiliki kedudukan tertinggi di kerajaan belum tentu menyadari hal tersebut.

Wang Chengliu mengalihkan pandangan ke jalanan di hadapannya dan lanjut berjalan lagi. “Aku mempelajari sesuatu dari sang Nona Pertama Huang.” Dia terdiam sebentar, lalu sebuah pandangan tidak senang terpancar dari dua maniknya. “Ah, namanya sekarang Mingwei Junzhu, bukan begitu?” Itu adalah sebuah pertanyaan yang tak perlu dijawab, dan Chenxiao tahu soal itu. Oleh karena itu, dia hanya terdiam selagi mendengarkan majikannya melanjutkan, “Yang membuat sesuatu hal menjadi menarik … adalah perbedaan.”

***

“Keadaanmu?” tanya Liang Fenghong di area teras halaman Wu Meilan. Suaranya rendah, tenang, tak lagi panik dan tak bersahabat seperti beberapa saat yang lalu ketika dia berbicara dengan Xiuchen. Mungkin, hal ini didasari kenyataan bahwa Huang Miaoling telah melewati masa krisis dan berbahayanya.

Sebagai seorang tabib, Liang Fenghong harus pastikan tak ada yang salah dengan tubuh pasiennya. Dia melirik Wang Junsi dan memerhatikan penampilan pria itu. Walau tak ada yang salah dengan penampilan luarnya, tapi tentu masih ada kemungkinan munculnya permasalahan dengan organ dalamnya.

Wang Junsi sempat mengira kalau Liang Fenghong akan menceramahi dan memaki dirinya setelah semua yang terjadi, tapi tak disangka hal pertama yang pria itu tanyakan adalah keadaannya. “Aku baik-baik saja.” Pria itu menjadi merasa tidak enak hati telah berpikiran buruk terhadap tabib di hadapannya.

Liang Fenghong tidak ambil pusing untuk memeriksa nadi pria itu. Lagi pula, dia ada keyakinan dengan kemampuan medisnya sendiri. Obat penawar yang Liang Fenghong berikan pada Wang Junsi adalah penawar tingkat tinggi yang bisa dengan cepat melelehkan racun di dalam tubuh.

“Jadi, bagaimana kau bisa berakhir datang dengan sang Pangeran Keenam?” tanya Liang Fenghong tanpa basa-basi.

“Kami bertemu di jalan,” jawab Wang Junsi.

Sekilas, ada kerutan yang terlihat terbentuk di dahi Liang Fenghong. “Dan kau kira aku akan percaya dengan jawaban itu?” balasnya dengan ketus.

“Apa gunanya aku berbohong?” Wang Junsi memutar bola matanya.

Liang Fenghong terdiam sesaat, lalu berkata, “Kau bertemu dengannya ketika keluar dari kediamanmu.” Itu bukan pertanyaan, itu sebuah pernyataan. Kebetulan, Wang Junsi juga tidak membenarkan maupun menyalahkan pernyataan Liang Fenghong, menandakan ucapan pria itu sungguh benar adanya. Mata sang Tuan Muda Liang memicing. “Dia terlibat?” gumamnya seraya melirik ke sembarang arah, berpikir.

“Kediamannya searah dengan kediamanku, tak ada yang aneh dengan jalur yang dia ambil. Apa kau masih merasa dia sengaja?” Wang Junsi bertanya. “Kau curiga dia ingin memastikan keadaanku?” Kali ini, sang Pangeran Keempat mulai menangkap jalur pikiran Liang Fenghong dan terdiam.

Liang Fenghong tidak membalas pertanyaan Wang Junsi dan mengubah topik pembicaraan. “Wang Wuyu meracunimu.” Itu juga bukan pertanyaan. “Bagaimana kau bisa begitu ceroboh?” tanyanya.

Catatan khusus, tak ada sedikit pun nada menghina maupun merendahkan dalam nada bicara Liang Fenghong. Pria itu jujur hanya ingin tahu mengenai hal aneh ini. Wang Junsi mungkin memiliki reputasi yang buruk di kerajaan Shi sebelumnya; Pangeran Tak Berguna, sang Penggoda Ulung, dan masih banyak lagi panggilan yang dihadiahkan rakyat padanya. Namun, Liang Fenghong tahu jelas itu semua adalah topeng.

Di balik semua kebusukan yang disebarkan di kalangan rakyat, Liang Fenghong yakin kalau Wang Junsi menyimpan kecerdasan, ketelitian, serta kemampuan bertarung yang mampu membuatnya menonjol di antara saudara-saudaranya. Hal tersebut bisa terlihat dari tindakan yang dia ambil untuk membantu kerajaan Wu.

Benar, Wang Chengliu berjasa besar dalam perencanaan. Namun, orang yang mengeksekusi rencana tersebut adalah Wang Junsi. Membuat rencana dan melaksanakan rencana tersebut, itu adalah dua hal yang berbeda. Menyusun rencana memang tak mudah, tapi menjalankan rencana yang terbentuk jauh lebih sulit. Kalau Wang Junsi tidak memiliki kemampuan, maka sehebat apa pun rencana Wang Chengliu, tujuan mereka tak mungkin tercapai!

Lalu, kenapa sekarang Wang Junsi seperti singa buta? Begitu mudah baginya untuk jatuh ke dalam perangkap Wang Wuyu ….

Walau memang terdengar menyebalkan, Wang Junsi tahu Liang Fenghong tidak bermaksud buruk. Selain itu, dia harus mengakui, kali ini dia sungguh telah meremehkan saudaranya itu.

“Aku tidak berpikir panjang. Aku mengira karena latarnya adalah kediamanku, semua berada dalam kendaliku.” Lalu, ekspresi Wang Junsi berubah menjadi kebingungan. “Sejujurnya, sampai sekarang aku tidak tahu cara Wuyu meracuniku.” Ada secercah rasa malu terlukis di wajahnya.

Wang Junsi memutar pikirannya, mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Ada satu titik aneh yang masih tidak bisa dia mengerti.

“Aku sempat berbicara dengan Wang Wuyu mengenai Zhongcheng.” Ucapan Wang Junsi membuat Liang Fenghong mengerutkan kening. “Pengawal pendampingnya,” jelas sang Pangeran Keempat, membuat kerutan di kening sang Tuan Muda Liang merenggang. “Namun, di saat-saat akhir, aku baru tersadar, pria itu … tidak datang bersama dengan Wang Wuyu ke kediamanku.”

‘Zhongcheng?’ Liang Fenghong membatin. Setelah terdiam beberapa saat, dia melirik pada Xiaoming yang berada di dekat teras. “Xiaoming,” panggilnya membuat bawahannya itu menoleh dan berjalan menghampiri.

“Tuan Muda?” Xiaoming memberi tatapan bertanya-tanya pada tuannya, menunggu perintah.

Namun, anehnya, Liang Fenghong kemudian menggelengkan kepalanya. “Tidak, abaikan aku.” Kerutan pada keningnya melonggar, seakan keraguannya menghilang dalam sekejap.

Xiaoming sedikit terbengong sebelum akhirnya berjalan menjauhi Liang Fenghong dan Wang Junsi untuk kembali pada posnya tadi. Dia tak bisa menahan diri untuk menggaruk sisi kepalanya karena kebingungan yang merayap.

Liang Fenghong beralih pada Wang Junsi. “Tak perlu pusingkan masalah itu untuk sekarang,” ujarnya. “Dibandingkan masalah itu ….” Liang Fenghong menutup matanya untuk beberapa saat, mencoba mengingat-ingat mengenai keadaan halaman Wang Junsi saat dia berada di sana. Lalu, dia membuka matanya. “Pelayanmu, kenapa hanya ada satu?” Dia teringat mengenai pelayan malang yang kehilangan nyawanya dalam insiden ini.

Mendengar ucapan Liang Fenghong, Wang Junsi merasa sebagian kabut di kepalanya seakan baru terangkat. Pria itu terbelalak dan menjelaskan dengan setengah bergumam mengenai keberadaan pelayan lainnya di kediaman barunya.

“Satu pelayan itu ….” Wang Junsi teringat kalau ada dua pelayan yang melayaninya, tapi satu pelayan itu pergi menyiapkan obat pening untuknya dan … tak pernah kembali. Bahkan setelah dirinya sadar, Xiuchen tak mengatakan apa pun mengenai obat pening maupun keberadaan pelayan yang satu lagi.

Liang Fenghong menghela napas, sekarang dia tahu apa masalahnya. “Pangeran Keempat, kau terlalu naif,” ujarnya. “Dari sekian banyak pelayan, apa kau kira tidak ada satu pun yang menjadi mata-mata?”

“Pelayan itu adalah orang kepercayaan Ibundaku,” balas Wang Junsi mencoba membenarkan dirinya. “Tidak mungkin ….”

“Wang Wuyu terlalu mengerti dirimu sampai dia menggunakan cara sekonyol ini untuk menjatuhkanmu,” ucap Liang Fenghong dengan terus-terang, lidah tajamnya kembali bermain setelah sekian lama. “Dia tahu kau tidak seperti penghuni istana lainnya, kau terbiasa begitu bebas karena kau anggap dirimu bukan ancaman di mata orang lain.” Matanya menatap Wang Junsi dari atas ke bawah. “Kau tidak pernah membawa jarum perak ke mana pun kau pergi, tidak seperti para penghuni istana yang lain, bukan begitu?”

Wang Junsi mengepalkan tangannya. “Kau … benar.”

Sungguh sulit bagi ego Wang Junsi untuk mengakui hal semacam ini. Biasanya, Xiuchenlah yang selalu membawa jarum perak dan mengingatkannya untuk kembali memeriksa apa pun yang dia konsumsi. Hari ini, karena bawahannya itu tak ada, Wang Junsi pun lalai.

“Kau sudah berbeda,” ucap Liang Fenghong dengan tegas. “Sekarang, kau adalah Raja Yong, penghubung keluarga kerajaan Shi dengan keluarga Huang, keturunan terakhir kerajaan Tubo, serta pemegang plakat kehormatan dan plakat militer khusus kerajaan Wu.” Pandangan pria itu membuat Wang Junsi merasa tersadar dengan beban di pundaknya saat ini. “Wang Junsi, kau bukan lagi sekedar pangeran dengan reputasi berupa sang Penggoda Ulung. Semua topengmu sudah hancur berkeping-keping.”

___

A/N: Ketika dari awal terbiasa bebas dan tiba-tiba menjadi pusat perhatian, ada banyak hal-hal kecil yang bisa membahayakan diri sendiri. Junsi oh Junsi, pada akhirnya, sehebat apa pun seseorang, mereka tetap manusia dengan kekurangan.

Di sisi lain\, Wang Chengliu =________= apa maksudmu\, ya? Para pembaca ada yang ngerti?

.

.

P.S. Bagi para pembaca yang kena musibah banjir, semoga bisa cepat diselesaikan ya masalahnya (not sure what I meant, tapi intinya semoga diberkati dengan yang terbaik). Wish you all the best.

Gak kira-kira emang langit nangisnya akhir-akhir ini\, kebanyakan nonton drama menyedihkan keknya. Kayak otor pas ntn Soul Land episode 134 T___T ngejleb gitu hatinya.

 

 

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus Sukses

2023-07-18

0

ria aja

ria aja

next

2022-04-21

0

🎼shanly_keys

🎼shanly_keys

tentu sj, menarik putri wu penasaran dan tertarik

2021-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Anj*ng Tetaplah Anj*ng
2 Bab 2 Yang Paling Bodoh
3 Bab 3 Dia yang Ikut Terlibat
4 Bab 4 Uluran Tangan sang Guifei
5 Bab 5 Godaan Berupa Keselamatan
6 Bab 6 Pada Akhirnya, Bawahan Harus Merangkak
7 Bab 7 Pelayan yang Malang
8 Bab 8 Kenalan Lama
9 Bab 9 Pengkhianat dalam Kubunya
10 Bab 10 Tak Akan Pernah Tahu
11 Bab 11 Harga yang Harus Dibayarkan
12 Bab 12 Kematian adalah Suatu Bentuk Kebebasan
13 Bab 13 Dia Sadar
14 Bab 14 Ganjaran Telah Menyentuh Wanitaku
15 Bab 15 Utusan sang Pangeran Keenam
16 Bab 16 Untuk Apa Dia Kemari?
17 Bab 17 Wang Chengliu dan Wu Meilan
18 Bab 18 Kebusukannya
19 Bab 19 Beban Wang Junsi
20 Bab 20 Mengisolasi Keluarga Huang
21 Libur
22 Bab 21 Perbedaan
23 Bab 22 Sang Pembuat Onar
24 Bab 23 Kunjungan Guru Besar Qing ke Istana
25 Bab 24 Kenapa Bisa Pangeran Keenam?
26 Bab 25 Lebih Dari yang Kau Ingin Aku Ketahui
27 Bab 26 Huang Miaoling Mengalah?
28 Bab 27 Cemburu
29 Bab 28 Kau Milikku Seorang
30 Pengumuman!
31 Bab 29 Dia yang Lebih Mencurigakan
32 Izin
33 Bab 30 Sang Feniks dan Sang Naga
34 Bab 31 Kosongnya Kursi Menteri Pembangunan
35 Bab 32 Kirimkan Dia ke Kun Lun
36 Bab 33 Adik Kandung sang Kaisar
37 Bab 34 Asal-Usul Rong Gui
38 Bab 35 Tahanan Rumah
39 Bab 36 Jodoh di Tangan Takdir
40 Bab 37 Kau Masih Perlu Puluhan Tahun
41 Bab 38 Perubahan Beberapa Orang
42 Bab 39 Harapan Bagi Situ Yangle
43 Bab 40 Janji Yang Defei
44 Bab 41 Peringatan Bagi Yang Defei
45 Bab 42 Langkah Berikutnya sang Kaisar
46 Bab 43 Batas Kegilaan
47 Bab 44 Konsekuensi yang Harus Dihadapi Huang Wushuang
48 Bab 45 Alasan Yuanli dan Kedatangan yang Tertunda
49 Bab 46 Persiapan
50 Bab 47 Menceritakan Kepada Keluarga Huang
51 Bab 48 Dukungan Huang Miaoling
52 Bab 49 Pelengseran
53 Bab 50 Sudah Cukup
54 Bab 51 Hari Sebelum Pernikahan
55 Bab 52 Keraguan dari Masa Lalu
56 Bab 53 Yang Mulia
57 Bab 54 Tantangan Pernikahan
58 Bab 55 Pengantin Pria Telah Tiba
59 Bab 56 Ayah Tetaplah Ayah
60 Bab 57 Meninggalkan Kediaman Huang
61 Bab 58 Berpikirlah Sebelum Bertindak
62 Bab 59 Hal yang Ditakdirkan
63 Bab 60 Kecuali Dia Menginginkannya
64 Bab 61 Yang Sempat Terjadi
65 Bab 62 Menjinakkan sang Mingwei Junzhu
66 Bab 63 Aku Mencintaimu
67 Bab 64 Setelah Malam Pernikahan
68 PENGUMUMAN!
69 Bab 65 Suku Sihan
70 Bab 66 Dendam Harus Dibalaskan
71 Bab 67 Kaisar Zhou
72 Bab 68 Penasihat Liang
73 Bab 69 Pengkhianat dalam Kerajaan
74 Bab 70 Langit Akan Segera Berubah
75 Izin :")
76 Bab 71 Maka, demikianlah
77 Bab 72 Terlambat
78 Bab 73 Tindakan Wang Chengliu
79 Bab 73 Apa Dia Peduli?
80 Bab 74 Hati yang Selaras
81 Bab 75 Budi di Masa Lalu
82 Bab 76 Hal Tak Terduga
83 Bab 77 Keturunan Li
84 Bab 78 Pengorbanan dan Pilihan
85 Bab 79 Sangkakala Perpisahan
86 Bab 80 Waktu yang Berlalu
87 Bab 81 Sang Kerudung Hitam
88 Bab 82 Perjalanan Mereka
89 Bab 83 Sebuah Pengkhianatan
90 Bab 84 Kesedihan dan Kebahagiaan
91 Bab 85 Sebuah Pesan
92 Bab 86 Mencinta Seakan Tak Ada Lagi Hari Esok
93 Bab 87 Aku adalah Huang Miaoling
94 Bab 88 Tidak Ada Aturan
95 Bab 89 Keturunan Keluarga Zhou
96 Bab 90 Rencana di Balik Rencana
97 Bab 91 Selir Huang
98 Bab 92 Zina
99 Bab 93 Tujuannya Adalah Cinta? Tak Mungkin.
100 Bab 94 Hidup dan Mati, Juga Sumpahnya
101 Bab 95 Pilihan Lu Si
102 Bab 96 Kebebasan
103 Bab 97 Pembangkang
104 Bab 98 Jaring yang Tersebar
105 Bab 99 Memastikan
106 Bab 100 Xue Kexin dan Chen Meilian
107 Bab 101 Hasrat Akan Kekuasaan
108 Bab 102 Lama Tak Berjumpa
109 Bab 103 Pancingan
110 Bab 104 Wang Chengliu dan Huang Miaoling
111 Bab 105 Amarah Wang Chengliu, dan Surat Tak Terduga
112 Bab 106 Menjadi Pengkhianat
113 Bab 107 Hari Ritual Kematian
114 Bab 108 Kau Kalah!
115 Bab 109 Terlempar ke Lembaran Lalu
116 Bab 110 Tebakan dan Rahasia
117 Bab 111 Peperangan di Perbatasan Zhou
118 Bab 112 Pengkhianatan
119 Pengumuman
120 Bab 113 Tawanan
121 Bab 114 Yang Mereka Ketahui
122 Bab 115 Tersiksa dan Kehilangan
123 Bab 116 Doa dan Harapan
124 Bab 117 Keterlibatan Orang Tak Terduga
125 Bab 118 Jalur Belakang
126 Bab 119 Qiongpo Di dan Pasukan Pemberontak
127 Bab 120 Ambang Kegilaan
128 Pengumuman
129 Bab 121 Rencana yang Berbalik Menyerang
130 Bab 122 Aku Tidak Kembali Hidup Hanya Untuk Mati
131 Bab 123 Bala Bantuan
132 Bab 124 Pelarian
133 Bab 125 Tempat Seharusnya Kau Berada
134 Bab 126 Selama Kau Tidak Meninggalkanku
135 Bab 127 Jingcheng
136 Bab 128 Kejanggalan, Keanehan, dan Tidak Biasa
137 Bab 129 Katakanlah Dari Awal
138 Bab 130 Permaisuri Huang dan Menteri Jiang
139 Pengumuman
140 Bab 131 Alasan Jiang Feng, Layakkah?
141 Bab 132 Pengunduran Diri
142 Bab 133 Sumpahnya
143 Bab 134 Eksekusi
144 Bab 135 Sang Gadis Bersurai Cokelat
145 Sekip
146 Bab 135 Lan’er dan Wang Chengliu
147 Bab 136 Mengulang Kehidupan Tak Menjamin Apa Pun
148 Bab 137 Lingkaran Api Menuju Wu
149 Bab 138 Kejutan
150 Bab 139 Menyelamatkan Wu Huatai
151 Bab 140 Fitnah
152 Bab 141 Pengkhianatan
153 Bab 142 Kunjungan Tak Terduga
154 Bab 143 Nyawa Dibayar Nyawa
155 Bab 144 Karma
156 Bab 145 Terjerat
157 Bab 146 Sekutu
158 Bab 147 Terbongkar
159 Bab 148 Orang Paling Egois
160 Bab 149 Pertemuan, Perpisahan, Persatuan, dan Penyesalan
161 Bab 150 Kehidupan Pertama?
162 Bab 151 Kegelisahan Wang Chengliu
163 Bab 152 Harapan yang Tergantung
164 Bab 153 Kutukan Kesetiaan
165 Bab 154 Yang Sebenarnya Wang Chengliu Inginkan
166 Bab 155 Melepaskan?
167 Bab 156 Kutukan Lan’er
168 Bab 157 Pengkhianatan?
169 Bab 158 Bahkan Jika Dia Tidak Bisa Diselamatkan
170 Bab 159 Lu Si
171 Bab 160 Segel Ingatan yang Terbuka
172 Bab 161 Kehidupan Pertama
173 Bab 162 Chengliu dan Meilan Part I
174 Bab 163 Chengliu dan Meilan Part II
175 Bab 164 Membongkar Kebenaran
176 Bab 165 Pencipta Dunia Ini
177 Bab 166 Asal-Usul Lan’er dan Kesalahannya
178 Bab 167 Anomali
179 Bab 168 Alasan Wang Chengliu yang Sebenarnya
180 Bab 169 Sosok Pendamping
181 Bab 170 Wang Chengliu Menggila
182 Bab 171 Dirimu atau Diriku yang Egois?
183 Bab 172 Bukan Akhir yang Dia Inginkan
184 Bab 172 Mangkat
185 Bab 173 Akhir
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Bab 1 Anj*ng Tetaplah Anj*ng
2
Bab 2 Yang Paling Bodoh
3
Bab 3 Dia yang Ikut Terlibat
4
Bab 4 Uluran Tangan sang Guifei
5
Bab 5 Godaan Berupa Keselamatan
6
Bab 6 Pada Akhirnya, Bawahan Harus Merangkak
7
Bab 7 Pelayan yang Malang
8
Bab 8 Kenalan Lama
9
Bab 9 Pengkhianat dalam Kubunya
10
Bab 10 Tak Akan Pernah Tahu
11
Bab 11 Harga yang Harus Dibayarkan
12
Bab 12 Kematian adalah Suatu Bentuk Kebebasan
13
Bab 13 Dia Sadar
14
Bab 14 Ganjaran Telah Menyentuh Wanitaku
15
Bab 15 Utusan sang Pangeran Keenam
16
Bab 16 Untuk Apa Dia Kemari?
17
Bab 17 Wang Chengliu dan Wu Meilan
18
Bab 18 Kebusukannya
19
Bab 19 Beban Wang Junsi
20
Bab 20 Mengisolasi Keluarga Huang
21
Libur
22
Bab 21 Perbedaan
23
Bab 22 Sang Pembuat Onar
24
Bab 23 Kunjungan Guru Besar Qing ke Istana
25
Bab 24 Kenapa Bisa Pangeran Keenam?
26
Bab 25 Lebih Dari yang Kau Ingin Aku Ketahui
27
Bab 26 Huang Miaoling Mengalah?
28
Bab 27 Cemburu
29
Bab 28 Kau Milikku Seorang
30
Pengumuman!
31
Bab 29 Dia yang Lebih Mencurigakan
32
Izin
33
Bab 30 Sang Feniks dan Sang Naga
34
Bab 31 Kosongnya Kursi Menteri Pembangunan
35
Bab 32 Kirimkan Dia ke Kun Lun
36
Bab 33 Adik Kandung sang Kaisar
37
Bab 34 Asal-Usul Rong Gui
38
Bab 35 Tahanan Rumah
39
Bab 36 Jodoh di Tangan Takdir
40
Bab 37 Kau Masih Perlu Puluhan Tahun
41
Bab 38 Perubahan Beberapa Orang
42
Bab 39 Harapan Bagi Situ Yangle
43
Bab 40 Janji Yang Defei
44
Bab 41 Peringatan Bagi Yang Defei
45
Bab 42 Langkah Berikutnya sang Kaisar
46
Bab 43 Batas Kegilaan
47
Bab 44 Konsekuensi yang Harus Dihadapi Huang Wushuang
48
Bab 45 Alasan Yuanli dan Kedatangan yang Tertunda
49
Bab 46 Persiapan
50
Bab 47 Menceritakan Kepada Keluarga Huang
51
Bab 48 Dukungan Huang Miaoling
52
Bab 49 Pelengseran
53
Bab 50 Sudah Cukup
54
Bab 51 Hari Sebelum Pernikahan
55
Bab 52 Keraguan dari Masa Lalu
56
Bab 53 Yang Mulia
57
Bab 54 Tantangan Pernikahan
58
Bab 55 Pengantin Pria Telah Tiba
59
Bab 56 Ayah Tetaplah Ayah
60
Bab 57 Meninggalkan Kediaman Huang
61
Bab 58 Berpikirlah Sebelum Bertindak
62
Bab 59 Hal yang Ditakdirkan
63
Bab 60 Kecuali Dia Menginginkannya
64
Bab 61 Yang Sempat Terjadi
65
Bab 62 Menjinakkan sang Mingwei Junzhu
66
Bab 63 Aku Mencintaimu
67
Bab 64 Setelah Malam Pernikahan
68
PENGUMUMAN!
69
Bab 65 Suku Sihan
70
Bab 66 Dendam Harus Dibalaskan
71
Bab 67 Kaisar Zhou
72
Bab 68 Penasihat Liang
73
Bab 69 Pengkhianat dalam Kerajaan
74
Bab 70 Langit Akan Segera Berubah
75
Izin :")
76
Bab 71 Maka, demikianlah
77
Bab 72 Terlambat
78
Bab 73 Tindakan Wang Chengliu
79
Bab 73 Apa Dia Peduli?
80
Bab 74 Hati yang Selaras
81
Bab 75 Budi di Masa Lalu
82
Bab 76 Hal Tak Terduga
83
Bab 77 Keturunan Li
84
Bab 78 Pengorbanan dan Pilihan
85
Bab 79 Sangkakala Perpisahan
86
Bab 80 Waktu yang Berlalu
87
Bab 81 Sang Kerudung Hitam
88
Bab 82 Perjalanan Mereka
89
Bab 83 Sebuah Pengkhianatan
90
Bab 84 Kesedihan dan Kebahagiaan
91
Bab 85 Sebuah Pesan
92
Bab 86 Mencinta Seakan Tak Ada Lagi Hari Esok
93
Bab 87 Aku adalah Huang Miaoling
94
Bab 88 Tidak Ada Aturan
95
Bab 89 Keturunan Keluarga Zhou
96
Bab 90 Rencana di Balik Rencana
97
Bab 91 Selir Huang
98
Bab 92 Zina
99
Bab 93 Tujuannya Adalah Cinta? Tak Mungkin.
100
Bab 94 Hidup dan Mati, Juga Sumpahnya
101
Bab 95 Pilihan Lu Si
102
Bab 96 Kebebasan
103
Bab 97 Pembangkang
104
Bab 98 Jaring yang Tersebar
105
Bab 99 Memastikan
106
Bab 100 Xue Kexin dan Chen Meilian
107
Bab 101 Hasrat Akan Kekuasaan
108
Bab 102 Lama Tak Berjumpa
109
Bab 103 Pancingan
110
Bab 104 Wang Chengliu dan Huang Miaoling
111
Bab 105 Amarah Wang Chengliu, dan Surat Tak Terduga
112
Bab 106 Menjadi Pengkhianat
113
Bab 107 Hari Ritual Kematian
114
Bab 108 Kau Kalah!
115
Bab 109 Terlempar ke Lembaran Lalu
116
Bab 110 Tebakan dan Rahasia
117
Bab 111 Peperangan di Perbatasan Zhou
118
Bab 112 Pengkhianatan
119
Pengumuman
120
Bab 113 Tawanan
121
Bab 114 Yang Mereka Ketahui
122
Bab 115 Tersiksa dan Kehilangan
123
Bab 116 Doa dan Harapan
124
Bab 117 Keterlibatan Orang Tak Terduga
125
Bab 118 Jalur Belakang
126
Bab 119 Qiongpo Di dan Pasukan Pemberontak
127
Bab 120 Ambang Kegilaan
128
Pengumuman
129
Bab 121 Rencana yang Berbalik Menyerang
130
Bab 122 Aku Tidak Kembali Hidup Hanya Untuk Mati
131
Bab 123 Bala Bantuan
132
Bab 124 Pelarian
133
Bab 125 Tempat Seharusnya Kau Berada
134
Bab 126 Selama Kau Tidak Meninggalkanku
135
Bab 127 Jingcheng
136
Bab 128 Kejanggalan, Keanehan, dan Tidak Biasa
137
Bab 129 Katakanlah Dari Awal
138
Bab 130 Permaisuri Huang dan Menteri Jiang
139
Pengumuman
140
Bab 131 Alasan Jiang Feng, Layakkah?
141
Bab 132 Pengunduran Diri
142
Bab 133 Sumpahnya
143
Bab 134 Eksekusi
144
Bab 135 Sang Gadis Bersurai Cokelat
145
Sekip
146
Bab 135 Lan’er dan Wang Chengliu
147
Bab 136 Mengulang Kehidupan Tak Menjamin Apa Pun
148
Bab 137 Lingkaran Api Menuju Wu
149
Bab 138 Kejutan
150
Bab 139 Menyelamatkan Wu Huatai
151
Bab 140 Fitnah
152
Bab 141 Pengkhianatan
153
Bab 142 Kunjungan Tak Terduga
154
Bab 143 Nyawa Dibayar Nyawa
155
Bab 144 Karma
156
Bab 145 Terjerat
157
Bab 146 Sekutu
158
Bab 147 Terbongkar
159
Bab 148 Orang Paling Egois
160
Bab 149 Pertemuan, Perpisahan, Persatuan, dan Penyesalan
161
Bab 150 Kehidupan Pertama?
162
Bab 151 Kegelisahan Wang Chengliu
163
Bab 152 Harapan yang Tergantung
164
Bab 153 Kutukan Kesetiaan
165
Bab 154 Yang Sebenarnya Wang Chengliu Inginkan
166
Bab 155 Melepaskan?
167
Bab 156 Kutukan Lan’er
168
Bab 157 Pengkhianatan?
169
Bab 158 Bahkan Jika Dia Tidak Bisa Diselamatkan
170
Bab 159 Lu Si
171
Bab 160 Segel Ingatan yang Terbuka
172
Bab 161 Kehidupan Pertama
173
Bab 162 Chengliu dan Meilan Part I
174
Bab 163 Chengliu dan Meilan Part II
175
Bab 164 Membongkar Kebenaran
176
Bab 165 Pencipta Dunia Ini
177
Bab 166 Asal-Usul Lan’er dan Kesalahannya
178
Bab 167 Anomali
179
Bab 168 Alasan Wang Chengliu yang Sebenarnya
180
Bab 169 Sosok Pendamping
181
Bab 170 Wang Chengliu Menggila
182
Bab 171 Dirimu atau Diriku yang Egois?
183
Bab 172 Bukan Akhir yang Dia Inginkan
184
Bab 172 Mangkat
185
Bab 173 Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!