“Apakah kau lihat itu?” tanya Wei Shulin ke arah Rong Gui. “Bukankah itu Chenxiao?” Pandangannya kembali beralih pada gerbang halaman Wu Meilan yang sekarang terbentang lebar. Terlihat sebagian pengawal istana yang datang bersama Chenxiao memasuki halaman tersebut selagi sebagian lagi terpaksa menunggu di luar karena tidak ada ruang yang cukup.
Rong Gui menganggukkan kepalanya. “Pangeran Keenam memang memiliki sebagian kewajiban untuk menjaga keamanan istana. Oleh karena itu, Chenxiao pasti datang menghampiri kediaman Tuan Putri Wu atas nama pemeriksaan.” Dia menarik napas dalam-dalam memperhatikan suasana tegang yang seakan menyeruak keluar dari halaman tersebut. Tiba-tiba, keningnya berkerut. “Apa sang Pangeran Keenam juga terlibat dengan Putri Mahkota?”
Wei Shulin menggertakkan giginya. “Situasi di istana memang tak pernah sederhana. Namun, mampu melibatkan begitu banyak orang, Adik Sepupu Ketiga telah mengumpulkan banyak musuh rupanya.” Nada bicaranya terdengar kesal karena tak mampu melakukan apa pun untuk membantu adik sepupunya satu itu.
Mata Rong Gui melirik ekspresi Wei Shulin. “Ketua, jangan lupa kalau kau sudah menikah,” ujarnya membuat atasannya itu terbelalak.
“Omong kosong apa yang kau bicarakan sekarang?” Wei Shulin dengan cepat membalas. Dia memang pernah menyukai Huang Miaoling, tapi jelas hubungan mereka adalah sesuatu yang tidak mungkin karena gadis itu tidak memiliki perasaan yang sama. “Aku hanya mengkhawatirkan adik sepupuku.” Lagi pula, seperti ucapan Rong Gui, dia sudah beristri. Tak hanya itu, istrinya adalah seorang wanita yang sangat baik dan mulia, dan Wei Shulin mencintainya.
“Heh.” Senyuman lebar terlukis di wajah Rong Gui selagi pandangannya berbalik untuk menatap ke arah halaman Wu Meilan.
Di saat Wei Shulin juga melakukan hal yang sama, pikirannya tiba-tiba melambung ke suatu hal. “Tidak, tidak benar.” Pria itu mengerjapkan matanya seraya menjepit dagunya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
“Apa yang tidak benar, Ketua Wei?” tanya Rong Gui.
Kepala Wei Shulin berpaling untuk menghadap bawahannya itu. “Pangeran Keenam adalah sekutu Pangeran Mahkota, dia tahu jelas kalau pria itu menghormati Adik Sepupu Ketiga. Oleh karena itu, dia tak mungkin menyakitinya.” Matanya beralih pada barisan prajurit yang berlutut dengan satu kaki secara berurutan, menandakan sosok Wu Meilan telah keluar untuk menemui mereka. “Namun, dengan begitu banyak pengawal, apa yang ingin dia lakukan?”
Keheningan menyelimuti kedua pria itu selama sesaat. Lalu, saat melihat barisan pengawal yang perlahan berdiri dari tanah, Rong Gui berkata dengan nada berat, “Tidak ada yang pernah bisa dianggap sekutu di dalam istana, Ketua Wei. Bahkan saudara sekali pun mampu berbalik menyerangmu dalam sekejap mata.”
***
Wu Meilan menggenggam erat tangannya sendiri selagi matanya beradu dengan mata Chenxiao. Tuan Putri kerajaan Wu itu tahu jelas kalau dirinya tidak memiliki pilihan dalam hal ini. Betapa pun tingginya derajat dan kehormatan yang dia miliki di kerajaan Wu, betapa pun Kaisar Weixin bersikap sungkan padanya di kerajaan Shi, tapi di dalam kerajaan yang bukan miliknya, Wu Meilan adalah orang asing yang harus menuruti peraturan. Hal itu demi kebaikan dirinya … dan juga bagi kebaikan orang-orang yang ikut dari kerajaan Wu ke kerajaan Shi atas nama pengabdian terhadapnya.
Akhirnya, Wu Meilan berbalik dan berjalan ke dalam ruangan. Dia duduk di satu dari empat kursi yang mengelilingi meja yang digunakan untuk menjamu tamu. Satu pelayan menghampiri sisi sang Tuan Putri dan menuangkan teh untuknya.
“Laksanakan tugasmu,” ujar Wu Meilan pada akhirnya.
Mendengar hal tersebut, Chenxiao menggenggam kepalan tangan kirinya, tanda hormat pada atasan. “Terima kasih atas kerja sama Tuan Putri.” Dia berdiri dan memerintahkan prajurit lainnya. “Periksa!” Bersamaan dengan seruan tersebut, kerumunan prajurit mulai melangkah memasuki ruangan Wu Meilan.
Namun, sebelum ada yang bisa melewati kusen pintu dan masuk ke dalam ruangannya, Wu Meilan berkata dengan nada tegas, “Tunggu.” Satu kata yang keluar dari bibir mungil itu menghentikan gerakan setiap prajurit. Matanya terangkat untuk menatap ke depan, kepada sosok yang berada tepat di depan pintu masuk ruangannya. “Aku berkata, ‘laksanakan tugasmu’ dan bukan ‘laksanakan tugas kalian’.” Pandangannya menggelap. “Bagaimanapun, aku adalah putri dari Kaisar Huatai, juga seorang gadis yang belum menikah. Membiarkan begitu banyak pria memasuki ruanganku, bagaimana aku bisa menunjukkan wajahku di hadapan para pangeran kali berikutnya kami bertemu?”
Mendengar ucapan Wu Meilan, wajah Chenxiao berubah sedikit kesulitan. “Tuan Putri, maksudmu …?”
“Sudah kukatakan seperti ini dan kau masih tidak mengerti?” tanya Wu Meilan yang diikuti dengan helaan napas, seakan menunjukkan kalau dirinya kecewa karena telah terlalu memandang tinggi kecerdasan pria di hadapannya itu. “Maksudku, kau boleh masuk dan periksa. Yang lain, di luar.”
Ucapan Wu Meilan membuat para prajurit yang baru saja ingin melangkah masuk ke dalam ruangannya segera berbalik menatap sosok Chenxiao yang terlihat sangat terkejut. ‘Gadis ini ….’ Chenxiao berusaha menahan emosinya.
Harus Chenxiao kalau tindakan Wu Meilan sangatlah cerdas. Gadis itu sama sekali tidak berkata dia tidak akan bekerja sama maupun menunjukkan sikap menghalangi dirinya untuk memeriksa ruangan. Namun, secara tidak langsung, gadis itu sedang berusaha mempersulit pria itu untuk melakukan tugasnya.
Setelah Wu Meilan mengucapkan kalimat seperti itu, sangatlah wajar apabila Chenxiao merasa harus berpikir dua kali untuk memasuki ruangan sang Tuan Putri. Sesuai ucapan Wu Meilan, gadis itu masih belum menikah dan sangatlah tidak sopan bagi seorang pria untuk memasuki ruang tidur seorang gadis yang belum melalui ritual pernikahan, terutama seorang tuan putri yang terhormat.
Sebelumnya, Chenxiao tak memedulikan masalah ini karena dia mengatasnamakan protokol keamanan istana. Selain itu, tak hanya dirinya saja yang akan memasuki ruangan itu, melainkan pengawal lainnya. Namun sekarang ….
“Ada apa?” tanya Wu Meilan yang menyadari keraguan pada pancaran mata Chenxiao. “Laksanakan tugasmu, bukankah itu yang kau inginkan?” tanyanya lagi dengan nada yang sedikit menantang.
Chenxiao menarik napas. ‘Tak peduli lagi, aku hanya melaksanakan perintah Pangeran Keenam.’ Dia kemudian memberi hormat kepada Wu Meilan. “Aku akan laksanakan sesuai perintah Tuan Putri,” ujarnya membuat pelipis Wu Meilan berkedut, kesal karena ucapan Chenxiao membuat seakan dirinyalah yang menyuruh pria itu untuk memeriksa ruang tidurnya sendiri.
Tanpa menunda lebih lama lagi, Chenxiao melewati sosok Wu Meilan yang terduduk di ruang tengah dan memasuki area ruang tidur. Mata pria itu menatap tempat tidur yang terlihat baru saja terpakai, dia memicingkan matanya dan kemudian pandangannya beralih ke arah lemari yang berada di satu sisi ruangan. Keningnya berkerut ketika mendapati sebuah kain yang mencuat keluar dari antara pintu lemari yang tertutup.
Dengan cepat, Chenxiao melangkah mendekati lemari itu dan kemudian membukanya. Pandangannya pun menangkap keberadaan sehelai kain pakaian yang sempat terjepit. Dia menutup lemari tersebut dan beralih pada panel yang berada di sisi lain ruangan. Sama seperti isi lemari, tidak ada yang aneh.
‘Tidak di sini?’ pikir Chenxiao yang bahkan sempat memeriksa bagian bawah tempat tidur, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi kebingungan yang mendalam.
Bagaimanapun, ruang tidur Wu Meilan tidaklah besar. Lagi pula, ruangan itu hanya sekedar kediaman sementara bagi tamu kerajaan. Berbeda dengan ruangan para penghuni istana dengan kedudukan tinggi seperti Kaisar Weixin, Permaisuri Mingmei, serta Li Guifei yang memiliki ruangan begitu besar, penghuni istana lain tidak mendapatkan kemewahan yang sama. Tidak ada lagi tempat untuk menyembunyikan seseorang di ruangan sekecil itu.
“Apa masih belum selesai?” tanya seorang pelayan dari kerajaan Wu yang tadi sempat melayani Wu Meilan dengan menuangkan teh ke dalam cangkir putri itu. Pelayan itu menghampiri ruang tidur dan berkata dengan satu tangan beristirahat di pinggangnya, “Ruangan begitu kecil, sangat kentara tidak ada bisa bersembunyi di sini bahkan jika mereka menginginkannya. Kau menghabiskan waktu begitu lama di ruang tidur selagi masih ada ruang kerja yang perlu diperiksa, aku akan mulai curiga kau di sini untuk mengintip barang-barang majikanku!” Nada bicara pelayan itu membuat Wu Meilan terkekeh.
Chenxiao terbelalak dan merasa sangat tersinggung. Satu-satunya alasan dia menghabiskan waktu lebih lama di ruang tidur Wu Meilan adalah karena dia jelas tahu kalau ruang tidur merupakan tempat yang paling mudah untuk dijadikan tempat bersembunyi.
“Kau—!” Dia menunjuk ke arah pelayan itu untuk beberapa saat, tapi kemudian menurunkan kembali tangannya dan menghela napas. Tanpa berkata apa pun, Chenxiao meninggalkan ruang tidur Wu Meilan dan berjalan lurus ke bagian ruangan sebelah Barat, ruang kerjanya.
“Salam pada Pangeran Keempat dan Pangeran Keenam!”
Mendengar sambutan dari luar ruangan, Chenxiao yang baru saja ingin melangkahkan kaki ke ruang kerja Wu Meilan segera menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke luar ruangan. Hal yang sama juga dilakukan oleh Wu Meilan, dengan sedikit tambahan gadis itu berdiri dari kursinya dan segera berjalan ke luar ruangan.
Wu Meilan melihat sosok Wang Junsi yang didampingi oleh Wang Chengliu, kedua wajah mereka seperti dilapisi topeng kepura-puraan yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu. Selagi Wang Junsi memasang senyuman di wajahnya, Wang Chengliu memasang wajah tak tertarik dengan sedikit bumbu kesal dari pandangan matanya yang dingin.
Melihat sosok Wu Meilan, kedua pangeran itu menundukkan kepala dan memberi hormat. “Tuan Putri.”
Sosok Wang Junsi yang terlihat seperti tidak pernah teracuni sebelumnya membuat Wu Meilan tak bisa menahan diri untuk tidak terlihat bingung. ‘Pangeran Keempat … terlihat begitu baik-baik saja.’ Dia menghela napas dalam hati. ‘Yah, itu adalah sesuatu yang patut disyukuri.’ Lalu, dia melirik Wang Chengliu dan ekspresi masam pun terlukis di wajahnya. ‘Untuk apa dia kemari?’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Sukses
2023-07-18
0
ria aja
tegang
2022-04-21
0
AshaREALME
wuyu n chengliu sama2 bekerja sama dg anggota keluarga li ... anak2 li hongxia . apa wu meilan memilih Junsi ??
2021-09-26
0