*Di malam sebelumnya*
“Kak Yuanli, hari ini adalah hari aku berjaga, kau sudah boleh istirahat,” ujar Xiaoxue yang melihat sosok Yuanli keluar dari ruangan Huang Wushuang. Tangan gadis itu terulur untuk meraih wadah berisi air kotor yang jelas baru saja digunakan oleh majikan mereka untuk mencuci wajahnya. “Aku akan urus ini,” ujar Xiaoxue sembari tersenyum, sepertinya berusaha menarik hati Yuanli dengan membuat gadis itu merasa berutang budi padanya.
Mata Yuanli menatap lurus ke arah Xiaoxue untuk beberapa saat sebelum akhirnya menyerahkan wadah di tangannya. Lalu, dia menganggukkan kepalanya. “Tentu,” balasnya. “Terima kasih.” Yuanli menambahkan, “Kalau begitu, aku akan pergi dulu.”
“En,” balas Xiaoxue sembari menganggukkan kepalanya.
Yuanli berjalan meninggalkan halaman Huang Wushuang, tidak terlihat tergesa-gesa untuk kembali beristirahat seperti pelayan lainnya. Di dalam hatinya, dia sedang bertanya-tanya, ‘Nona baru saja kembali hari ini. Apa hal seperti itu sungguh akan terjadi? Apakah mereka berani?’
Tepat ketika Yuanli melewati gerbang halaman Huang Wushuang, Yunlin yang sedang berjaga di sana menangkap kedatangan gadis itu. Pria itu menyampaikan beberapa patah kata pada satu pengawal di sebelahnya, membuat pengawal itu kemudian berteriak ke arah pengawal lain di dekat teras. Pengawal di teras itu kemudian menganggukkan kepalanya dan menghampiri gerbang.
Yuanli menyadari interaksi tersebut dan berjalan melewati gerbang sedikit sebelum akhirnya berhenti untuk menatap ke arah Yunlin. Terlihat salah satu pengawal menepuk pundak Yunlin dengan cukup keras dengan sebuah senyuman penuh arti di wajahnya. Pandangan mereka memancarkan dukungan seiring Yunlin meninggalkan posnya untuk menghampiri Yuanli.
“Yuanli.”
“Yunlin,” balas Yuanli seraya menoleh ke arah pria itu. Mata gadis itu menerawang ke belakang, ke arah dua pengawal yang sempat tertawa penuh arti ke arahnya. Saat pandangan kedua pengawal itu bertemu dengan Yuanli, keduanya memalingkan wajah dengan cepat. “Apa yang kau katakan pada mereka sehingga mereka memberikanku tatapan seperti itu?” tanyanya dengan mata memicing.
“Abaikan saja.” Yunlin melambaikan tangannya, menepiskan pertanyaan Yuanli. Pria itu kemudian menarik tangan gadis itu dan membawanya menjauh dari depan gerbang. Hal tersebut membuat Yuanli terkejut dan dua pengawal di depan gerbang terkekeh.
Setelah cukup jauh, Yuanli melepaskan tangannya. “Apa yang kau lakukan?! Tidakkah kau tahu hubungan pribadi pengawal dan pelayan bisa menimbulkan skandal? Kau malah di depan umum menyentuh tanganku ….”
“Di bawah perlindungan Menteri Huang dan Nona Pertama Huang, kau takut apa?” balas Yunlin dengan nada setengah bercanda. Lalu, wajahnya berubah tenang dan dia pun berkata, “Kalau tidak melakukan hal demikian, kau kira aku bisa dengan mudah meninggalkan posku? Hanya dengan sedikit bumbu terlarang barulah para pengawal itu akan mengizinkanku pergi. Cara itu bahkan membuat mereka mendukungku.”
Ekspresi Yuanli terlihat kesal dan dia memukul lengan Yunlin dengan keras. “Bumbu terlarang?! Jangan libatkan aku dengan skandal kotor semacam itu!” serunya dengan suara tertahan. Puas melayangkan beberapa tinju pada Yunlin, Yuanli pun menghela napas. “Lalu, kenapa kau menemuiku?”
“Karena aku ingin menemuimu saja,” balas Yunlin membuat Yuanli terdiam beberapa saat.
Dengan sebuah senyuman yang mulai merekah di bibirnya dan mata yang tertancap pada wajah Yunlin, Yuanli berkata, “Apa … kau ... serius?” Nada bicaranya terdengar seperti menahan sebuah gelombang amarah yang mulai mendidih dalam darahnya.
Tahu kesadarannya akan segera menghilang dalam hitungan detik apabila terus menggoda gadis di hadapannya itu, Yunlin segera mengangkat tangannya. “Bercanda, bercanda. Aku akan bicarakan hal serius sekarang.”
Yuanli menutup mata dan memijit pelipisnya, sangat heran kenapa salah satu pengawal terpercaya Huang Yade bisa bersikap seperti ini. “Katakan cepat,” balasnya ketus.
Ekspresi Yunlin berubah serius. “Shuixiang sempat datang berkunjung ke kediaman putri mahkota tadi siang. Kulihat dia memberikan sepucuk surat pada Xiaoxue yang kemudian membawanya masuk ke dalam ruangan Putri Mahkota,” jelasnya. Pandangannya menggelap. “Li Guifei mulai bertindak.”
Mendengar hal ini, Yuanli membeku, sedikit terkejut. “Li Guifei …,”—matanya memancarkan kabut gelap—“dengan Huang Wushuang …?” Kerutan di dahi gadis itu terlihat semakin dalam. ‘Apakah ini …?’
Yunlin menyadari kalau Yuanli telah mendapatkan suatu gambaran mengenai hal yang sedang terjadi. “Kau tahu sesuatu?” tanyanya pada gadis itu.
Mata Yuanli terangkat untuk bertemu dengan pandangan Yunlin. “Besok Nona akan kembali datang ke istana untuk bertemu dengan Permaisuri. Kalau dugaanku benar, maka Li Guifei telah merencanakan sesuatu untuk hari esok dan hal tersebut perlu keterlibatan sang Putri Mahkota.” Gadis itu kembali menunduk dan memikirkan sesuatu. “Wushuang bukan wanita yang cerdas.”
“Wah, kau begitu terus terang,” sela Yunlin dengan sebuah senyuman tak berdaya, tahu betapa buruknya hubungan Yuanli dengan sang Putri Mahkota.
Yuanli mengabaikan komentar Yunlin dan melanjutkan, “Aku yakin Li Guifei akan mengundangnya untuk bertemu langsung demi membicarakan rencana mereka.”
Mendengar hal ini, alis Yunlin bertaut. “Sungguh sebuah kebetulan kau tidak bertugas untuk menjaganya malam ini.” Matanya memicing. “Xiaoxue … adalah mata-mata Li Guifei?” tebaknya.
Kepala Yuanli bergeleng. “Xiaoxue memang licik dan pintar, tapi sifatnya yang suka menyelidiki hubungan para penghuni istana menunjukkan kalau dia terlepas dari ikatan dengan penghuni istana mana pun. Sikapnya yang kentara menunjukkan keinginan untuk tahu banyak hal tidak selaras dengan cara kerja Li Guifei yang bekerja dari kegelapan,” jelasnya. “Dia hanya terpilih menjadi perantara sementara karena Li Guifei tahu dirinya haus akan kedudukan yang lebih tinggi dan bisa dikendalikan dengan mudah.”
Yunlin berpikir sejenak dan berkata, “Aku telah lepas dari kewajiban menjaga pos. Aku akan mengawasi gerak-gerik Putri Mahkota.”
“Tapi—”
Yunlin memotong ucapan Yuanli, tahu kalau gadis itu lebih suka mengandalkan dirinya sendiri untuk menyelesaikan satu tugas. “Dirimu beberapa waktu belakangan ini telah menarik perhatian begitu banyak orang, terutama setelah pertemuanmu dengan Nona Pertama. Aku yakin kalau Li Guifei telah menyuruh orang untuk mengawasi dirimu.” Lalu, Yunlin memeluk Yuanli, mengejutkan gadis itu. “Itu berarti, ada yang mengawasi kita saat ini juga.”
Pernyataan Yunlin membuat hati Yuanli menjadi dingin, sedikit khawatir. “Haruskah kau memelukku?” bisiknya sembari tersenyum, membuat siapa pun yang mengawasi mereka mengira kalau keduanya sedang menghabiskan waktu bersama sebagai sepasang kekasih. “Kau sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan, bukan?” tanyanya lagi dengan nada kesal yang tertahan.
Yunlin melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar. “Ah, ketahuan.” Pria itu mengabaikan senyuman mematikan yang dilemparkan Yuanli padanya dan berkata, “Seperti biasa, kalau aku pergi terlalu lama dan tidak berada di posku besok pagi—”
“Kau akan kembali,” Yuanli memotong ucapan Yunlin. “Karena aku juga selalu kembali, maka kau juga akan selalu kembali.”
Sudah beratus-ratus kali Yuanli dan Yunlin mengatakan kalimat itu kepada satu sama lain, memperingatkan kemungkinan kalau satu di antara mereka bisa saja menghilang untuk selamanya ketika menjalankan misi. Namun, sampai detik ini, mereka selalu kembali. Entah kenapa, perasaan Yuanli kali ini tidak enak, dan mendengar ucapan itu membuatnya sangat tidak nyaman. Dengan demikian, ucapan penuh kepastian yang sebenarnya dipenuhi ketidakyakinan itu bisa terucap dari bibirnya.
Senyuman lebar Yunlin sedikit menyempit. Pria itu memandang Yuanli dengan lembut, tidak lagi sedang bersandiwara. Tangan pria itu menyentuh kepala Yuanli dan mengusapnya. “Kau tidak akan pernah tahu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-07-18
0
Christy Oeki
diberikan kesucsesan
2022-06-13
0
mheoli
aaah syedddihh...
2022-05-09
0