Mendengar ucapan Huang Wushuang, Liang Fenghong yang sebagian wajahnya tidak terlihat oleh sang Putri Mahkota mengerutkan kening. Sebagai seseorang yang memiliki kedudukan begitu dekat dengan keluarga kerajaan, Liang Fenghong tahu jelas apa yang akan terjadi kepada seorang gadis di saat dirinya menginjakkan kaki ke dalam istana. Tak peduli gadis itu awalnya bersifat seperti apa, ada satu hal yang tak akan bisa dihindari setelah masuk menjadi anggota penghuni istana.
Kelicikan.
Huang Wushuang yang masih tinggal di kediaman Huang hanyalah seorang gadis dengan impian tinggi yang dibimbing dengan kelicikan ibunya. Betapa pun dirinya merasa begitu cerdas dan mampu mengendalikan orang dengan kecantikannya, tapi kenyataannya adalah tanpa bantuan ibunya, dia hanyalah seorang gadis polos yang tak tahu apa-apa. Ah, dengan tambahan sebuah sifat egois yang mengerikan.
Sekarang, Huang Wushuang telah menjadi bagian dari para penghuni istana. Kalaupun hanya berjangka waktu sekitar tiga sampai empat bulan, tapi itu cukup lama untuk membentuk kelicikan khas para penghuni istana dalam diri wanita itu. Dari nada bicara, tingkah laku, dan keputusan yang diambil, kentara bahwa Huang Wushuang yang sekarang—sebodoh-bodohnya wanta itu—telah sepenuhnya menjadi bagian dari keluarga kerajaan.
Dengan pemikiran tersebut, Liang Fenghong memiliki dua skenario di otaknya. Antara Huang Wushuang sungguh ingin menunjukkan rasa hormat kepada Wu Meilan atau hanya ingin menelisik siapa sebenarnya orang yang berada di dalam tandu.
Alis Liang Fenghong bertaut. Beberapa saat yang lalu, Yuanli sempat menceritakan kalau ada penyusup yang dikatakan menyerang ke dalam halaman Kaisar Weixin dan sedang dalam pengejaran. Mengetahui hal tersebut, tidakkah penjelasan kedua jauh lebih masuk akal dibandingkan penjelasan pertama?
Jika pengawal yang memberi tahu Yuanli mengatakan kebenarannya, maka tidak masuk akal bagi Huang Wushuang untuk berkeliaran di istana seperti ini sekarang. Sebaliknya, wanita ini seharusnya berdiam di halamannya. Kalaupun dia ingin keluar, harus ada sejumlah besar pengawal yang menjaganya.
Liang Fenghong mendatarkan kembali ekspresi di wajahnya. ‘Ternyata, kau terlibat … Huang Wushuang,’ pikirnya. Matanya memancarkan sebuah api membara yang mencekam. ‘Kalau begitu, jangan salahkan aku tidak sungkan padamu.’ Dia berbalik dan menghadap Huang Wushuang. “Sungguh sebuah kebetulan yang tak menguntungkan, kondisi tubuh Tuan Putri hari ini kurang baik dan harus segera kembali ke kediamannya. Sebaiknya, Putri Mahkota secara khusus mengunjungi Tuan Putri di lain hari.”
Ucapan Liang Fenghong membuat Huang Wushuang dan Xiaoxue mengerutkan kening. Seakan masih belum cukup jera dengan perlakuan dingin Liang Fenghong, Xiaoxue kembali angkat bicara, “Tuan Putri Meilan tidak mengatakan apa pun, kenapa kau yang mengutarakan keberatan?” Sepertinya, benang kewarasannya telah lama putus.
Walau benang kewarasannya telah putus, Xiaoxue sebenarnya cukup cerdas. Dia tahu kalau Huang Wushuang harus menghindari konflik dengan sisi kerajaan Wu karena posisinya sebagai Putri Mahkota yang cukup rapuh. Dengan bersikap berani di hadapan Liang Fenghong, Xiaoxue tahu kalau Huang Wushuang akan merasa dirinya bisa diandalkan dan ke depannya akan lebih memilih untuk menggunakannya dibandingkan dengan Yuanli. Ini merupakan kesempatan besar baginya untuk naik tingkat menjadi pelayan tinggi.
Sementara Xiaoxue sedang sibuk memikirkan hal tersebut, benak Huang Wushuang sedang melayang ke tempat lain. Matanya melirik ke arah tandu. Lalu, dia melirik ke arah halaman Wang Junsi dan kembali pada sosok Liang Fenghong. Pada saat itu, jantungnya berdetak cepat, tahu kalau dirinya harus mengambil risiko dalam hal ini.
‘Di tandu itu … adalah Huang Miaoling. Aku yakin!’ pekik Huang Wushuang dalam hati. Tawa nyaring bergema di dalam hatinya. ‘Liang Fenghong, jangan kau kira aku akan takut dengan statusmu sebagai putra perdana menteri. Sesuai ucapan Xiaoxue, aku tetap seorang putri mahkota. Kalau bukan Wu Meilan sendiri yang mengusirku, aku tak akan pernah mundur sampai aku mendapatkan Huang Miaoling!’
*Di hari sebelumnya*
Suara dentingan gelas besi yang dibanting ke lantai bisa terdengar dari dalam kamar Huang Wushuang. Melihat kalau Yuanli baru saja keluar dari halaman selagi dirinya baru kembali, Xiaoxue menyadari kalau ada yang salah. Dia menyimpan surat yang baru saja dia terima ke dalam lengan bajunya dan melangkah menghampiri kamar majikannya. Matanya mengarah keluar halaman untuk beberapa saat, memastikan kalau sosok Yuanli tidak akan kembali dalam waktu dekat.
‘Dikatakan kalau majikan pertama gadis itu adalah Nona Pertama Huang, sepertinya … gadis itu akan pergi menemuinya.’ Xiaoxue melirik ke arah pintu. ‘Mungkin, dia meminta izin untuk menemui Nona Pertama Huang dan menyebabkan Putri Mahkota marah?’ duganya.
Xiaoxue berbalik dan mendorong pintu dengan hati-hati. Dengan langkah ringan, dia masuk ke dalam ruangan dan menyadari keberadaan gelas yang berada di lantai. Pandangannya terangkat untuk menatap Huang Wushuang yang sedang tertunduk dengan ekspresi yang tak bisa terbaca.
“Yang Mulia Putri Mahkota,” panggil Xiaoxue dengan gugup. “Ada surat untukmu.” Dia yakin kalau suasana hati Huang Wushuang sangat buruk. Sepertinya, hubungannya dengan sang Nona Pertama Huang tidak sebaik yang dia kira.
Pandangan Huang Wushuang yang gelap terangkat perlahan, menatap tajam ke arah Xiaoxue. “Siapa?” tanyanya singkat tanpa secercah pun kemerduan yang biasa selalu hadir bagi para penghuni istana dan petinggi yang lain.
Xiaoxue menghampiri Huang Wushuang dan berbisik selagi mengeluarkan gulungan surat kecil dari lengan bajunya, “Li Guifei.”
Mendengar nama itu, mata Huang Wushuang terbelalak. ‘Li Guifei?’ pikirnya. Keningnya berkerut dan alisnya bertaut, sedikit enggan berurusan dengan keturunan Li Hongxia, pria yang hampir membuatnya kehilangan nyawa di malam pernikahannya itu.
Saat tangan Huang Wushuang terjulur untuk meraih surat dari tangannya, Xiaoxue menjelaskan, “Kepala pelayan istana sang Selir Agung, Shuixiang, yang mengirimkannya sendiri padaku tadi.” Bibirnya kembali terbuka, “Karena Kak Shuixiang sendiri yang turun tangan, sepertinya hal ini sangat penting.”
Mata Huang Wushuang tidak beralih dari surat di tangannya, dia hanya terdiam tak menanggapi ucapan Xiaoxue. Walau posisinya sulit karena pengawasan Permaisuri Mingmei dan pengekangan Yuanli, tapi dia mulai mempelajari orang-orang penting di istana dari para pelayannya yang lain. Salah satu nama yang mendarat di telinga Huang Wushuang dari para pelayannya adalah Shuixiang, tangan kanan Li Guifei.
Seiring mata Huang Wushuang berpindah dari atas kanan sampai ke kiri bawah, ekspresi di wajahnya menampakkan keterkejutan penuh harapan. ‘Dia ingin membantuku keluar dari jeratan Huang Miaoling?’ ucapnya dalam hati mengulangi tulisan yang ada di atas kertas tersebut. Matanya berhenti pada kalimat terakhir yang membuat jantungnya berdetak. ‘Setuju, maka datang bertemu di kediamannya?’
Xiaoxue hanya terdiam menatap Huang Wushuang, tidak berani mengatakan apa pun karena dia sendiri tak tahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Namun, akal sehatnya mengatakan kalau Huang Wushuang dan Huang Miaoling berada di dua sisi yang berbeda.
Kenapa? Bagaimana bisa seorang pelayan tanpa pengetahuan berpikiran demikian?
Walau Xiaoxue hanya seorang pelayan, tapi dia sangat mahir mengaitkan hubungan satu penghuni istana dengan yang lain. Tak hanya itu, dia juga suka menggali dan mencari informasi untuk digosipkan dengan pelayan lain mengenai para petinggi pemerintahan. Oleh karena itu, dia tahu jelas bagaimana kondisi Li Guifei pada saat ini.
Li Guifei adalah bagian dari keluarga Li, putri dari Li Hongxia, pria yang telah kehilangan nyawanya di kerajaan Wu karena niatnya untuk mengendalikan kerajaan Shi melalui cucunya, Pangeran Ketujuh, Wang Xiangqi. Yang bertanggung jawab atas kematian Li Hongxia ada banyak, tapi hanya ada empat orang utama yang berasal dari kerajaan Shi.
Huang Yade, Huang Miaoling, Wang Junsi, dan Wang Chengliu.
Dilihat dari tindakan Li Guifei yang menghubungi Huang Wushuang, Xiaoxue pun dengan berani mengambil kesimpulan kalau target pertama mereka adalah anggota keluarga Huang. Awalnya, pelayan itu mengira kalau Li Guifei akan menjadikan Huang Wushuang sandera atau mempersulit wanita itu untuk mengancam dan membalaskan dendam pada keluarga Huang. Namun, melihat ekspresi Huang Wushuang yang seperti diberikan kesempatan, Xiaoxue merasa kalau tebakannya kurang tepat. Lebih masuk akal bila sang Selir Agung ingin bekerja sama dengan Huang Wushuang untuk menjatuhkan seseorang.
Mata Huang Wushuang terangkat kepada Xiaoxue, wanita itu menatap pelayannya dalam-dalam. “Xiaoxue, hal ini … kau sebaiknya sembunyikan dari Yuanli.”
___
A/N:
Akhir-akhir ini banyak yang nanya hal yang sama, dari pada aku jawab ulang-ulang, kutulis di sini aja ya,
FAQ:
a. Kak, kok buku I nanggung abisnya? Untuk apa pindah ke buku II?
Jawab: Singkat cerita, menyesuaikan kebijakan platform.
b. Kak, kok pendek?
Jawab: Sibuk, ya. + lagi krg mood. Jadi tulis seadanya. Yang penting diup :") bersyukur dulu aja gengs. Ditabung dulu kalo merasa kependekan.
c. Kak, bagian awal siapa yang ngomong?
Jawab: Itu misterinya :) Menghalulah dulu, berangan-angan itu siapa yang lagi ngobrol ohoho. Tadinya mau kupisah jadi epilogue, tapi pendek bgt, jadi kugabung aja ke bab I.
d. Kak, udah mo end, kenapa pindah book II?
Menghampiri ending\, iya. Tapi jaraknya kan gk kubilang deket gengs :")\, mngkn masih puluhan ato ratusan. Pindah ke Book II biar masih bisa dpt hasil krn ... *baca persyaratan pendapatan* :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus berkarya
2023-07-18
0
Christy Oeki
terus berkarya
2022-06-13
0
Christy Oeki
sabar
2022-06-12
0