Wajah Huang Wushuang tidak berubah, masih menunjukkan ekspresi keras. Lalu, dia mengangkat tangannya, bersiap untuk melayangkan sebuah tamparan keras di wajah bawahannya itu. Mungkin juga, itu adalah cara untuk melampiaskan amarah dan kekesalan di dalam hatinya atas kegagalan sebuah rencana.
“Berhenti.” Sebelum tangan Huang Wushuang bertemu dengan wajah Xiaoxue yang setengah menutup matanya, sebuah suara menghentikannya. Liang Fenghong maju selangkah dan melirik Xiaoxue yang berlutut di tanah untuk beberapa saat.
Pada saat itu, Xiaoxue mengira kalau ini adalah saat-saat yang telah lama diimpikan olehnya. Seorang pria tampan berkedudukan tinggi melihat dirinya tertindas di bawah tirani majikan yang kejam, lalu pria itu memutuskan untuk menyelamatkannya. Kalau hal itu terjadi, bukankah itu berarti jalan hidupnya sudah mulai dipenuhi bunga?
Liang Fenghong menatap Huang Wushuang sebelum akhirnya membungkuk ke arah tandu. “Tuan Putri, aku merasa kalau membiarkan Putri Mahkota menghukum pelayannya seperti ini tidaklah baik.”
Ucapan Liang Fenghong membuat sebuah ekspresi penuh harapan muncul di wajah Xiaoxue, mengira kalau pria itu terpesona dengan kecantikan dirinya atau mungkin keberaniannya. ‘Ah, tidak sia-sia aku menuruti perintah Putri Mahkota untuk merangkak dan mengambil risiko untuk membuka tirai tandu Tuan Putri kerajaan Wu.’ Sungguh sebuah rasa kepercayaan diri yang memuakkan. Ah, dibandingkan rasa percaya diri, akan lebih tepat menyebutnya sebagai ‘delusi’.
Detik berikutnya, semua angan-angan Xiaoxue hancur dalam seketika. “Pelayan itu kotor, tak mungkin membiarkan Putri Mahkota menyentuhnya, bukan?” Mata Liang Fenghong menatap Xiaoxue seakan dirinya sedang menatap kotoran menjijikkan di pinggir jalan.
Oh, Xiaoxue yang malang.
Wu Meilan melirik sosok yang ditutupi sebuah kain dan bersandar tak berdaya di belakangnya. Dia mengepalkan tangannya, begitu kesal melihat salah seorang yang berjasa menyelamatkan nyawanya bisa berakhir dalam keadaan yang begitu menyedihkan di tanah kelahirannya sendiri.
Ucapan Liang Fenghong mungkin terdengar seakan pria itu mengarahkan seluruh amarahnya pada Xiaoxue, tapi Wu Meilan tahu kalau ini adalah kesempatan untuk menjatuhkan satu wanita menyebalkan lainnya. “Tuan Muda Liang benar. Putri Mahkota, tidak perlu bagimu untuk mengotori tanganmu.”
Wu Meilan memicingkan matanya. Dirinya mungkin terlihat tak berbahaya, tapi bagaimanapun dirinya adalah seorang putri. Kekejaman seorang keluarga kerajaan, itu adalah hal yang tertanam di dalam darah mereka. Hal tersebut karena mereka tahu jelas … istana, tempat tinggal mereka sendiri, adalah sebuah medan perang yang paling berbahaya.
Sang Tuan Putri kerajaan Wu menambahkan, “Aku akan membantumu mendidik pelayanmu agar ke depannya kesalahan yang sama tak lagi terjadi.” Lalu, nada bicaranya sekejap berubah dingin. “Siapa pun namamu, tampar dirimu dengan keras sampai aku bisa mendengarnya. Hanya ketika aku memintamu untuk berhenti, barulah kau boleh berhenti.”
Mendengar hal ini, Huang Wushuang tercengang. Atas nama ‘membantu’, sang Tuan Putri Wu baru saja menghina kemampuan dirinya untuk mengatur dan mendidik pelayannya di depan semua yang hadir di tempat itu. Tak hanya itu, salah satu pemahaman dasar di dunia ialah, menghina seorang pelayan sama saja dengan menghina majikannya. Oleh karena itu, biasanya, jika seorang pelayan melakukan kesalahan, hanya majikannya yang pantas memberikan hukuman. Dengan menggantikan Huang Wushuang untuk menghukum Xiaoxue, Wu Meilan sama saja sedang menghinanya dan memberikannya sebuah peringatan.
Xiaoxue terbelalak. Dia menatap ke arah Huang Wushuang yang sedikit tercengang dengan tatapan memelas. Namun kemudian, tatapan memelasnya itu sekejap berubah menjadi tatapan ngeri ketika dia melihat ekspresi marah Huang Wushuang.
“Kenapa kau masih diam saja? Tidakkah kau tahu Tuan Putri Wu sedang berbicara denganmu?” tanya Huang Wushuang dengan setengah mendesis. “Atau perlu kuperintahkan salah satu pengawal untuk menamparmu?!” bentaknya, bukti dirinya telah kehilangan kendali atas emosinya sendiri.
Tangan Xiaoxue bergetar, sempat ragu. Namun, dia tahu dia tak bisa melakukan apa pun sekarang. Akhir ini … adalah akhir yang diakibatkan oleh dirinya sendiri.
Xiaoxue pun mulai menampar dirinya sendiri dengan cukup keras. Namun, dari dalam tandu, Wu Meilan berkata dengan tenang, “Apakah hukuman sudah dimulai?” Maksud ucapannya jelas adalah, ‘Pukul lebih keras, aku tak bisa dengar.’
Xiaoxue yang tidak berdaya hanya bisa mengeraskan pukulannya dengan ekspresi meringis setiap kali tangannya bertemu dengan kulit wajahnya. Bibirnya bergetar dan air mata kabur dari sudut matanya, membentuk sungai dangkal pada wajahnya.
Xiaoming yang melihat hal itu hanya bisa menghela napas dalam hati selagi mengernyitkan wajahnya. Dirinya adalah seorang pejuang, petarung di dalam kegelapan. Namun, ketika mengambil nyawa, dia tak pernah melakukannya dengan perlahan untuk menghindari rasa sakit pada korbannya. Dia sungguh tak menyangka, entah itu Wu Meilan maupun Huang Wushuang, keduanya merupakan wanita yang terlihat begitu lemah. Akan tetapi, keduanya ternyata mampu melakukan hal yang begitu kejam seperti ini.
Pada saat ini, ucapan Nyonya Besar Liang melambung di benak Xiaoming, “Jangan meremehkan wanita.” Wanita itu sedang menceramahi Tuan Muda Liang saat itu. “Wanita yang terlihat tak berdaya … adalah wanita yang paling berbahaya.”
Saat ini, ekspresi mengernyit di wajah Xiaoming merenggang. ‘Nyonya Besar Liang benar.’ Dia melirik ke arah tandu. ‘Kalau bukan karena ada Tuan Putri Wu, jelas tindakan pelayan itu tadi akan berujung pada situasi yang berbahaya.’ Keningnya berkerut selagi matanya beralih pada sosok Xiaoxue. ‘Kehidupan seseorang akan hancur karena satu tindakan kecil darinya.’ Pria itu menggelengkan kepalanya sesaat. ‘Dalam istana, hanya ada situasi menekan dan ditekan.’
Xiaoming kemudian menatap ke arah Liang Fenghong. Orang yang emosinya paling bergejolak saat ini jelas adalah majikannya itu. Kalau bukan karena Xiaoxue bertekad untuk mengungkapkan keberadaan Huang Miaoling bersama dengan Huang Wushuang, jelas pria itu tidak akan membiarkan hukuman menyiksa seperti ini terjadi di depan matanya. Lagi pula, siapa yang tidak tahu Liang Fenghong paling tidak suka adanya masalah dan keributan? Namun, karena hal ini berhubungan dengan Nona Pertama Huang, Liang Fenghong rela membuang waktunya dan berbuat onar di kerajaan Shi sembari melibatkan Wu Meilan hanya untuk menghukum Huang Wushuang dan Xiaoxue.
Mata Xiaoming sedikit bergetar ketika tersadar sudut bibir Liang Fenghong sedikit terangkat. ‘Oh, tidak …. Sifat buruknya kembali muncul.’ Pria itu mulai merasa khawatir. ‘Aku harus segera menghentikan hal ini ….’
“Berhenti,” ucap Wu Meilan sebelum Xiaoming sempat memperingatkan majikannya. Sepertinya, gadis itu sadar kalau berlama-lama di tempat ini tidaklah baik. Akal sehatnya memberikan peringatan mengenai masalah yang mungkin muncul bila aksinya tertangkap basah Kaisar Weixin atau Permaisuri Mingmei. “Kepalaku kembali pening. Aku ingin segera istirahat,” ucapnya.
Liang Fenghong mengerutkan keningnya, jelas masih belum puas dengan penyiksaan yang diterima Xiaoxue. “Baik, Tuan Putri.” Dia menutup matanya, lalu menatap ke arah Huang Wushuang. “Kami akan pamit terlebih dahulu, Putri Mahkota.” Ada tekanan tertentu ketika dirinya menyebutkan status wanita itu. “Aku harap kau akan segera mengunjungi kakakmu dalam waktu dekat. Dia sungguh merindukanmu,” ujar Liang Fenghong seraya melemparkan pandangan terakhir pada sang Putri Mahkota sebelum akhirnya pergi.
Dari dalam tandu, suara Wu Meilan mengambang di udara lepas, “Kirimkanlah surat untuk melakukan kunjungan di lain hari Putri Mahkota, aku jelas akan menerimamu sesegera mungkin setelah kondisiku membaik.”
Mengirimkan surat, itu merupakan cara seseorang yang perlu dilakukan seseorang berstatus lebih rendah untuk bertemu dengan mereka yang berstatus di atasnya. Tak hanya itu menunjukkan kalau Wu Meilan merendahkan Huang Wushuang, tapi dia juga sedang memberikan peringatan pada wanita itu kalau hubungan mereka tidaklah dekat. Jadi, Huang Wushuang harus menjaga sikapnya.
Tangan Huang Wushuang mengepal erat selagi dirinya menundukkan sedikit kepalanya. “Aku mengerti … Tuan Putri.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sAbar
2023-07-18
0
Christy Oeki
dilancarkan jalannya
2022-06-13
0
Albert Ray
tahu rasa kau pikangsuang, eh whusuang. 😊😊😊
baru kau trkena batu brsama playan mu yg sama busuk nya dgn mu.
tpi itu blm berakhir krna akn lbh seru nanti saat krjasama mu dgn li gufei disingkap. 😡😡
2022-06-10
0