Kening Wang Wuyu berkerut. “Yunlin?” Nama itu tidak terdengar begitu asing, tapi Wang Wuyu tak mampu mengingat sosok seorang Yunlin. Kalau bahkan seorang Wang Wuyu tak mampu mengingat orang tersebut, maka itu menandakan bahwa siapa pun ‘Yunlin’ ini, dia bukanlah seseorang yang signifikan.
“Dahulu, Li Hongxia pernah merekrut beberapa orang untuk menjadi bawahannya. Dia melatih sekelompok orang dengan bantuan beberapa anggota Pasukan Kematian dan mencoba menanamkan orang-orang itu ke dalam kediaman Huang sebagai mata-mata sekaligus untuk mengawasi Jingxiang,” Zhongcheng mulai menjelaskan. “Dari sekian banyak orang yang Li Hongxia kirim, hanya satu orang yang berhasil masuk ke dalam kediaman Huang.” Mata Zhongcheng terlihat dingin. “Orang itu adalah Yunlin.”
“Kalau memang dia adalah mata-mata Li Hongxia, apa yang membuatmu memanggilnya pengkhianat?” tanya Wang Wuyu dengan alis kanan yang terangkat.
“Karena Yunlin sebenarnya memang berasal dari keluarga Huang. Oleh karena itu, orang yang sebenarnya sedang dimata-matai bukanlah keluarga Huang, melainkan keluarga Li,” jawab Zhongcheng.
Mata Wang Wuyu terbelalak, menunjukkan gelombang emosi yang begitu besar. Sebuah senyuman tertarik terlukis di wajahnya. “Ini … jelas bagian dari rencana sang Menteri Pertahanan, bukan begitu?” tanya Wang Wuyu.
Di antara para pemuda di eranya, hanya Huang Yade yang sedari dulu Wang Wuyu kagumi. Putra pertama Huang Qinghao, sang Ahli Strategi Genius, dan menteri pertahanan termuda sepanjang masa. Huang Yade … adalah idola Wang Wuyu. Oleh karena itu, sang Pangeran Kelima itu tahu jelas mengenai cara kerja idolanya itu. Berbeda dengan Huang Miaoling yang setiap rencananya begitu heboh dan terkesan sembrono, cara kerja Huang Yade begitu hati-hati, teratur, dan tak terduga.
Kepala Zhongcheng mengangguk. “Yunlin adalah orang sang Menteri Pertahanan, Huang Yade,” dia mengiyakan. Pria itu dengan cepat menundukkan kepalanya lagi. “Hambamu ini telah lalai, Pangeran Kelima. Begitu lama pria bernama Yunlin ini berinteraksi dengan anggota Pasukan Kematian dan baru sekarang aku mengetahuinya.” Dia menundukkan kepalanya dengan begitu rendah. “Mohon hukum aku, Yang Mulia.”
Wang Wuyu terkekeh. “Zhongcheng, berdirilah,” ucapnya dengan nada ceria, seakan senang mengetahui bahwa Huang Yade masih mampu kembali mengejutkannya.
Untuk sesaat, Wang Wuyu mengira kalau posisi ahli strategi genius telah berpindah kepada sang Nona Pertama Huang. Namun sepertinya, tidak sepenuhnya. Kalau bukan karena tikus bernama Yunlin ini, tidak mungkin Huang Miaoling bisa terlepas dari rencananya.
“Ketua Pasukan Kematian bukanlah dirimu, melainkan Xiaoye. Kalau aku ingin meminta pertanggungjawaban tentang hal ini, tentu aku harus memintanya pada Xiaoye, bukan begitu?” ujar Wang Wuyu seraya menyesap tehnya dengan santai.
Zhongcheng mengangkat kepalanya dan menatap Wang Wuyu dengan terkejut, sedikit bingung kenapa berita ini membuat majikannya itu terlihat lebih senang. Sungguh, bahkan setelah bertahun-tahun mendampingi Wang Wuyu, Zhongcheng masih tidak bisa membaca jalan pikiran pria itu. “Bagaimanapun, aku seharusnya bisa menyadari kesalahan semacam ini.”
“Tak ada cara bagimu untuk mengetahui hal ini kalau tidak ada laporan mengenai eksistensi pengganggu ini,” balas Wang Wuyu. “Selama kau sudah menyingkirkannya, itu sudah bagus.” Dia menganggukkan kepalanya. “Aku yakin Huang Yade akan merasa sangat terganggu menyadari salah satu tikusnya menghilang tanpa kabar.” Sebuah senyuman lebar terlukis di wajahnya. “Rencananya mungkin gagal, dan aku mungkin kehilangan beberapa orang. Namun, pukulan ini akan terasa lebih menyakitkan baginya dibandingkan terhadapku.”
Ekspresi Zhongcheng terlihat datar, tapi jantungnya berdetak kencang. Dia mengerti maksud ucapan Wang Wuyu.
Kematian Yunlin jelas akan terasa lebih menyakitkan bagi kubu Huang Yade karena … orang-orang keluarga Huang menggunakan perasaan dan sumpah pengabdian. Sebaliknya, orang-orang Wang Wuyu … hanyalah boneka yang dipungut dari tepi sungai Kuning dan dibentuk untuk menjadi mesin pembunuh. Tak akan ada yang sedih untuk kematian para anggota Pasukan Kematian. Sebaliknya, semuanya akan merasa senang dengan kematian itu.
Kewarasan yang telah direnggut dan hati nurani yang telah sepenuhnya dicabut. Anggota Pasukan Kematian yang sesungguhnya tidak boleh memiliki keinginan pribadi. Yang mereka tahu adalah menjalankan tugas bagi sang Pangeran Kelima.
Lalu, apa yang terjadi bila satu boneka itu mulai memiliki ‘keinginan’?
Zhongcheng menundukkan kepalanya. ‘Kematian … adalah suatu bentuk kebebasan.’ Matanya tertutup untuk beberapa saat selagi dirinya berbisik di dalam hati, ‘Hanya itu … yang bisa kuberikan padamu, Yunlin.’
***
Di dalam halaman kediaman sementara Wu Meilan, bisa terlihat sosok Yuanli berjalan ke sana dan kemari dengan tidak tenang. ‘Apakah berhasil?’ pikirnya. ‘Apa Nona berhasil diselamatkan?’ batinnya lagi. Lalu, langkahnya berhenti. ‘Bagaimana dengan Yunlin?’ Matanya membeku menatap ke udara kosong sembari membayangkan kembali tatapan yang Yunlin berikan terakhir kali padanya.
‘Kau tidak akan pernah tahu.’ Itulah kata-kata terakhir Yunlin sebelum akhirnya dia menghilang.
Yuanli menutup matanya dan mencengkeram tangan kanannya yang bergetar dengan telapak tangan kirinya. ‘Dia akan baik-baik saja. Lagi pula, bukankah Nona sudah bilang kalau ….’ Pemikiran Yuanli terhenti ketika telinganya menangkap suara pintu gerbang yang terbuka.
Terlihat sebuah tandu yang diangkut oleh delapan pengawal memasuki halaman tersebut. Sosok Liang Fenghong dengan terburu-buru melangkah masuk dan memerintahkan semua orang untuk menutup gerbang halaman. Lalu, pria itu menghampiri bagian depan tandu. Xiaoming membantu memegang tirai selagi sosok Wu Meilan menatap Liang Fenghong dengan wajah khawatir dengan Huang Miaoling dalam pelukannya.
Melihat kemunculan Huang Miaoling, jantung Yuanli berdetak cepat. Gadis itu berlari menghampiri majikannya yang kemudian dipindah-tangankan ke dalam pelukan Liang Fenghong. “Ketua, Nona—”
“Yuanli, nanti,” balas Liang Fenghong singkat dengan kening dihiasi bulir-bulir keringat.
“Bawa ke ruang tidurku, itu tempat paling aman,” ujar Wu Meilan seraya perlahan turun dengan bantuan seorang pelayan.
Mendengar hal itu, Liang Fenghong tidak lagi berbasa-basi dan segera membawa Huang Miaoling ke kamar tidur Wu Meilan. Pada saat ini, yang terpenting adalah mengobati Huang Miaoling. Masalah berperilaku tidak sopan terhadap sang Tuan Putri bisa dia tangani nanti.
Liang Fenghong membaringkan Huang Miaoling di atas tempat tidur, tangannya dengan cepat memeriksa nadi gadis itu. ‘Begitu panas,’ batinnya. Ekspresinya perlahan memburuk. ‘Beraninya mereka menggunakan racun semacam ini!’
Yuanli dan Wu Meilan yang berada di dalam ruangan bersama dengan pria itu menyadari kalau ada yang salah. Ekspresi marah di wajah Liang Fenghong diiringi dengan keterkejutan, itu cukup untuk menjelaskan kalau racun yang digunakan pada Huang Miaoling bukanlah racun biasa.
“Ada apa, Tuan Muda Liang?” tanya Wu Meilan dengan alis bertaut. “Kau bisa sembuhkan racunnya, bukan?” Sebuah pertanyaan penting di keadaan genting seperti ini.
Liang Fenghong menggertakkan giginya. “Bisa, bukan masalah. Hanya saja ….” Ucapannya terhenti mendadak, seakan dirinya tersedak. Dia melirik ke arah pelayan pendamping Wu Meilan dan berkata, “Minta tabib Tang untuk peralatan pengobatannya. Selain itu, aku ingin dia menyeduh ramuan Wan Quan Hu [1] dan berikan padaku sesegera mungkin.”
Sekarang, Yuanli yang mengerutkan keningnya. “Ketua, Wan Quan Hu? Untuk apa menggunakan obat untuk mematikan perasa?” tanyanya. Dia melirik ke arah Huang Miaoling yang tidak sadarkan diri. “Nona sedang tidak sadarkan diri. Bukankah menggunakannya sama sekali tidak berguna?” Perlu waktu untuk menyeduh Wan Quan Hu, dan dengan kemungkinan Li Guifei akan mengirimkan serangan lain untuk mencari masalah, Yuanli tidak yakin memakan waktu begitu banyak adalah sebuah keputusan yang bijak.
Liang Fenghong cukup terkejut karena Yuanli mampu mengetahui kegunaan Wan Quan Hu. “Aku lihat kau tidak hanya berdiam selagi melayani sang Putri Mahkota,” ujar pria itu. Lalu, dia berbalik memperhatikan wajah Huang Miaoling, bisa terlihat bulir-bulir keringat menuruni pelipisnya. “Kau benar, Wan Quan Fu memang obat untuk mematikan perasa dan seseorang yang tidak sadarkan diri tidak memerlukannya.” Tangan pria itu mengepal. “Namun, Ling’er sedang dalam keadaan sadar.”
___
[1] Wan Quan Hu (万泉护): Semacam anestesi untuk membuat tubuh mati rasa.
___
A/N: Jangan lupa like dan share ya guys. Comment jugaa wkwkwk jangan segan kasih spekulasi di komen. Author seneng liat kalian nebak-nebak wakakaka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sAbar
2023-07-18
0
Christy Oeki
diberi kesehatan semua
2022-06-13
0
ria aja
smkin rumit
2022-04-21
0