“Tuan Muda Liang?” Wu Meilan memanggil Liang Fenghong ketika menyadari pria itu menghilang dalam dunianya sendiri.
Liang Fenghong tersadar dan menatap sang Tuan Putri. “Semua hal yang terjadi perlu kulaporkan kepada keluarga Huang dan juga Ayah,” jawabnya, menutupi iblis dalam hatinya. “Tahu Pangeran Kelima terlibat membuat lingkup gerakanku menyempit. Aku tidak boleh memperkeruh hubungan dua kerajaan selagi dirimu akan menjadi menantu di kerajaan ini, Tuan Putri.”
Pandangan Wu Meilan terjatuh ke lantai. Memang buruk mengatakan hal ini, tapi dirinya sedikit bersyukur bisa mengetahui sifat asli sosok Pangeran Kelima dari kejadian ini. Dengan demikian, Wu Meilan tahu kalau Pangeran Kelima jelas tidak berada di dalam daftar orang yang layak menerima bantuan kerajaannya. Sebaliknya, pria itu adalah seseorang yang harus dijauhi dan ditangani secepat mungkin.
‘Menangani?’ Wu Meilan berpikir. ‘Selain menemukan bukti dan membuat Kaisar menjatuhkan hukuman padanya, tidak ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menangani seorang pangeran. Bagaimanapun, Pangeran Kelima adalah putranya, Kaisar Weixin tak mungkin menjatuhkan hukuman berat ….’ Putri itu terlihat kesulitan. “Bahkan bila Pangeran Kelima dibuktikan bersekongkol dengan Li Guifei, Kaisar Weixin tidak akan membunuhnya. Hal terburuk adalah pencabutan status dan pengucilan,” jelasnya.
Liang Fenghong mengerti mengenai kekhawatiran Wu Meilan, putri itu pasti takut kalau Wang Wuyu mampu mengumpulkan kekuatan lagi bahkan setelah pengucilan dan menyerang kembali di masa depan. Dia tidak membalas ucapan Wu Meilan secara langsung, tapi kalau memang Kaisar Weixin akan mengusir Wang Wuyu, maka Liang Fenghong akan pastikan pria itu tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk kembali.
“A Feng ….”
Detik itu, otak Liang Fenghong meneriakkan peringatan dan matanya segera beralih pada wajah Huang Miaoling. Terlihat gadis itu telah membuka sedikit kelopak matanya dan sedang menatap ke arahnya. Seluruh fokus Liang Fenghong terpaku pada sosok Huang Miaoling.
“Ling’er,” balas Liang Fenghong seraya menggenggam tangan Huang Miaoling dengan erat. Dia kemudian mencoba untuk meraih teko air di atas meja yang berada di dekat tempat tidur dengan satu tangan, tapi seseorang mendahuluinya. “Tuan Putri!”
Wu Meilan tersenyum melihat ekspresi terkejut Liang Fenghong ketika melihat dirinya meraih teko dan menuangkan air ke dalam gelas. “Aku tak mungkin hanya memperhatikan, Tuan Muda Liang.” Dia kemudian menjulurkan gelas berisi air kepada Liang Fenghong.
Liang Fenghong menerima gelas tersebut. “Terima kasih,” ucapnya. Pria itu kemudian menyodorkan satu buah pil ke sisi bibir Huang Miaoling dan berkata, “Minumlah.”
Huang Miaoling tidak menolak dan langsung membuka mulutnya. Dengan bantuan Liang Fenghong yang sedikit mengangkat tubuh bagian atasnya, Huang Miaoling bersandar di dada pria itu. Dia kemudian meneguk air dari gelas yang juga didekatkan di sisi mulutnya.
Setelah meminum obat yang diberikan Liang Fenghong, Huang Miaoling pun mengangkat pandangannya untuk menatap pria itu. Namun, dia malah mendapati sosok Wu Meilan yang menatapnya dengan pandangan khawatir. Sekejap, Huang Miaoling sadar kalau dia sedang berada di ruangan sang Tuan Putri. Dia berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, tapi tidak berhasil. Sepertinya, otot-ototnya masih menolak untuk bekerja sama setelah dipaksa berhenti beberapa saat yang lalu.
“Tuan Putri, maafkan aku telah bersikap lancang,” ujar Huang Miaoling dengan lemas, menyerah dan hanya berdiam dalam pelukan hangat pria di sisinya.
“Nona Huang, jangan begitu sungkan,” balas Wu Meilan. Putri itu melirik Liang Fenghong yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepada Huang Miaoling, lalu dia pun berkata, “Tidakkah lebih baik bila Nona Huang meninggalkan istana secepat mungkin? Tempat ini berbahaya. Aku khawatir Li Guifei dan Pangeran Kelima mulai menyadari sesuatu.”
Liang Fenghong mengerti kalau ucapan Wu Meilan sangat masuk akal. Namun, pria itu menggelengkan kepalanya. “Tidak, Tuan Putri. Dikatakan ada penyusup yang sempat mencoba menyerang Kaisar Weixin. Dengan demikian, sampai penyusup itu tertangkap atau ada kejadian tak terduga lainnya, para pengawal pasti akan menghadang siapa pun yang ingin keluar maupun masuk istana,” balasnya.
Di saat ini, Huang Miaoling melirik Liang Fenghong. “Kau berhasil membunuhnya?”
Pertanyaan Huang Miaoling membuat Liang Fenghong dan Wu Meilan mengerutkan kening. “Siapa?” tanya pria itu, tapi Huang Miaoling tidak menjawab dan hanya menjatuhkan pandangannya. Hal tersebut membuat pandangan Liang Fenghong bergetar, mulai mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. “Ling’er, kau—”
“Berhenti! Kau tidak bisa sembarangan menerobos kediaman Tuan Putri seperti ini!” teriak seseorang dengan lantang menyeruak masuk dari luar, menghentikan apa pun itu yang baru saja ingin dikatakan oleh Liang Fenghong. Teriakan tersebut merupakan peringatan bagi mereka yang berada di dalam ruangan.
Dengan cepat, Wu Meilan dan Liang Fenghong saling menatap. Pria tersebut berbisik singkat dengan suara rendah sebelum akhirnya keduanya saling menganggukkan kepala dan mengambil tindakan masing-masing.
Wu Meilan segera melangkah ke luar area ruang tidurnya dan mendekati pintu kediamannya. Tanpa membuka pintu dan menunjukkan kehadirannya pada siapa pun yang baru saja menerobos halamannya, Wu Meilan berkata, “Siapa yang dengan begitu lancang mengganggu ketenangan kediamanku? Walau ini kediaman sementaraku, tak berarti semua orang boleh datang kemari.” Bulir-bulir keringat muncul di dahinya. ‘Mungkinkah itu Li Guifei atau Pangeran Kelima? Kalau dengan demikian, maka … akan sangat merepotkan.’
Tak berapa lama, sebuah suara yang sangat asing terdengar oleh Wu Meilan, suara seorang pria. “Tuan Putri, maaf atas kelancangan hamba.” Ucapan awal pria itu membuat sang Tuan Putri menghela napas, bersyukur kalau yang hadir adalah seorang bawahan.
‘Tunggu, bagaimana mungkin seorang bawahan begitu berani menerobos kediamanku?’ batin Wu Meilan dengan pandangan kebingungan. “Apa alasanmu melakukan tindakan berdosa ini?” Dia masih berusaha untuk tidak terlihat gentar. “Bergantung pada alasannya, aku bisa memberikan hukuman yang lebih ringan.” Bagaimanapun dirinya adalah anggota keluarga kerajaan, sikap mendominasi mengalir di dalam tubuhnya.
Untuk beberapa saat, pria itu terdiam. Namun kemudian, dia berkata, “Hamba menerima berita bahwa Tuan Putri belum lama kembali dari luar istana. Apa itu benar?”
Alis Wu Meilan bertaut. ‘Jelas berkata telah menerima berita, untuk apa memastikan lagi denganku?’ Putri itu merasa kalau lebih baik dirinya jujur dibandingkan berbohong di situasi seperti ini. “Benar.”
“Apa Tuan Putri tahu kalau beberapa saat lalu ada penyusup yang menerobos kediaman Yang Mulia Kaisar Weixin?” tanya pria itu lagi.
Di saat ini, Wu Meilan membuka pintunya dengan lebar. Dia mendapati kalau pria yang sedari tadi berbicara dengannya adalah seorang pengawal muda dengan rambut berwarna hitam kecokelatan dengan warna mata yang sama, penampilan khas seseorang dari dataran kerajaan Shi. Pakaian pria itu sedikit berbeda dengan pengawal-pengawal lain di belakangnya, menunjukkan kalau kemungkinan besar dia adalah ketua pengawal keamanan di istana … atau mungkin seseorang dengan kedudukan yang lebih tinggi dari itu.
Ekspresi yang terlukis di wajah Wu Meilan menunjukkan kebingungan. “Ada hal seperti ini?” tanyanya dengan kening berkerut. “Lalu, apa penyusupnya telah tertangkap?” Ada sedikit getaran dalam pandangannya, seakan dirinya sungguh sedang mengkhawatirkan keselamatan dirinya sendiri.
Pengawal muda itu menatap Wu Meilan untuk beberapa saat dengan wajah datar, seperti sedang membaca setiap ekspresi gadis itu. Sadar kalau menatap terlalu lama bukanlah hal yang sopan, pengawal itu akhirnya menundukkan kepala. “Hamba menyesal karena harus mengatakan bahwa hal tersebut belum tercapai,” balasnya dengan nada tegas. “Oleh karena itu, kedatangan hamba kemari adalah untuk melakukan pemeriksaan.”
Pada saat ini, pandangan Wu Meilan berubah tak senang. “Kau … apa kau sedang menuduhku?” tanyanya.
Pria tersebut segera berlutut dengan satu kaki diikuti dengan pengawal lain yang berada di belakangnya. “Harap Tuan Putri jangan marah. Hamba hanya melakukan perintah Pangeran Keenam dan mengikuti peraturan istana untuk memastikan keamanan para penghuni istana,” ucap pengawal tersebut, sudah begitu ahli untuk bersilat lidah. “Hamba hanya menjalankan tugas, harap Tuan Putri izinkan.”
“Kau ingin memeriksa ruanganku?” tanya Wu Meilan lagi, kali ini dengan nada bergetar dalam suaranya yang terdengar seakan dirinya sedang menahan amarah. ‘Pangeran Keenam?’ Dia menyadari sesuatu. Walau cukup terkejut dengan informasi tersebut, Wu Meilan tetap terlihat tenang.
Pengawal muda itu menjawab, “Ya.” Dia dengan berani mengangkat pandangannya untuk menatap Wu Meilan. “Tuan Putri … tidak keberatan, bukan?”
___
A/N: Jangan lupa vote, comment, and like gengs. Maaciw.
Btw, author tersadar kalo banyak yang bingung kenapa bisa Wang Wuyu kerja sama dengan Li Guifei dkk. Terus, akhirnya, author malah bingung dan baca bab2 sebelumnya untuk pastiin. Syukur, bukan author yang kelewatan pas nulis, bener ada penjelasannya. wkwkwk
ketawan nih ye yang pada fokus sama miaofengjunliu doang X"D
Jangan terbang bacanyaa, nanti besok-besok ada berita fenghong jadi pengkhianat semua kagak ngerti loh wakakak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Sehat
2023-07-18
0
ria aja
ga senang.
2022-04-21
0
Darmi Daeri
huh
2021-08-18
0