Ketukan hak sepatu pada jalanan istana yang terbuat dari susunan batu bergema sampai pada jarak tertentu. Tempo ketukan tersebut pendek dan cepat, menandakan kalau pembuat suara adalah seorang wanita yang sedang bergegas. Bersama dengan tempo langkah kaki itu, masih ada tempo suara langkah kaki dari beberapa orang berbeda, satu wanita lainnya dan empat orang pria.
Tiba-tiba, suara langkah kaki itu berhenti secara bergantian. Wanita yang berada di barisan paling depan menatap ke depan, memerhatikan dengan saksama sosok pria yang berdiri di pinggir sebuah tandu. ‘Itu ….’
Seorang gadis berpakaian pelayan yang berada di sebelah sang Wanita dengan pakaian mewah menggerayangi sosok pria yang berada di sebelah tandu, sangat terpesona dengan ketampanannya yang begitu membutakan. Setelah tersadar, gadis itu segera menoleh ke sebelahnya, pada wanita bangsawan yang kentara adalah majikannya. “Putri Mahkota, dari penampilannya, pria itu seharusnya adalah—”
“Tabib Jianghu, benar?” Huang Wushuang memotong ucapan Xiaoxue dan melangkah maju untuk menghampiri rombongan Liang Fenghong.
Liang Fenghong melirik ke arahnya, tapi tidak melemahkan tatapan dingin yang sedari tadi menghiasi pandangannya. Emosinya yang masih belum sepenuhnya terkendali membuat pria itu tidak bersikap sesuai dengan logika dan pikiran yang jernih. Bahkan bila dia sedang berhadapan dengan seorang putri mahkota kerajaan Shi, tapi Liang Fenghong tak peduli. Dia pun hanya terdiam selagi menatap ke arah Huang Wushuang.
Xiaoxue segera berbisik dengan suara yang sedikit terlalu keras, “Putri Mahkota, dia adalah tuan muda dari keluarga Liang, penerus satu-satunya Perdana Menteri Liang.” Pria di hadapannya itu begitu tampan, bahkan walau dirinya adalah seorang pelayan, Xiaoxue masih sempat berandai-andai bisa membuat pria itu melirik dirinya.
Tentu saja, sedetik pun tidak diluangkan oleh Liang Fenghong untuk melirik Xiaoxue.
‘Tuan Muda Liang?’ pikir Huang Wushuang dengan sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.
Huang Wushuang memang belum sempat keluar dari kediaman untuk waktu yang cukup lama. Selain itu, Yuanli juga membatasi gerak-geriknya sepanjang hari dan membuat dirinya tertinggal mengenai beberapa informasi tertentu. Namun, hal sebesar ini, bisa-bisanya Xiaoxue baru memberi tahu dirinya sekarang!
Otak Huang Wushuang berputar. Kalau pria di depan ini adalah Tuan Muda Liang, Liang Fenghong, maka itu berarti pria ini juga merupakan calon suami Huang Miaoling. Hati Huang Wushuang merasa tidak rela. Pria yang begitu tampan dan berbakat dengan kedudukan tinggi di kerajaan besar seperti kerajaan Wu akan menjadi suami dari kakak tirinya itu.
Sungguh menyebalkan!
Di bawah tatapan dingin Liang Fenghong, Huang Wushuang tidak menyerah. Dengan sebuah senyuman manis menghiasi wajahnya, dia kembali angkat bicara, “Ah? Kalau demikian, maka lebih tepat memanggilmu dengan panggilan ‘kakak ipar’, bukan begitu?” Huang Wushuang memberi salam tanpa membungkukkan dirinya, mencoba menunjukkan kenyataan kalau bagaimanapun, di istana kerajaan Shi, dirinya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Liang Fenghong. “Salam, Kakak Ipar.”
Pelipis Xiaoming berkedut. ‘Di bibir mengucapkan panggilan kakak ipar, tapi tindakannya jelas tidak memberikan penghormatan yang sesuai bagi kakak iparnya. Wanita ini ….’
Sekilat cahaya mengerikan terpercik di mata Liang Fenghong. “Kakak ipar?” dia mengulangi ucapan Huang Wushuang dengan alis bertaut. “Kau tidak layak memanggilku demikian,” balasnya membuat semua orang terbelalak.
“Kau—!”
“Lancang sekali!” teriak Xiaoxue yang mendahului kemarahan Huang Wushuang. “Tidakkah kau tahu kalau nyonyaku ini adalah sang Putri Mahkota?” Pelayan itu sepertinya sedang berusaha untuk menarik perhatian Liang Fenghong sekaligus membuat Huang Wushuang merasakan loyalitasnya. Apa itu kata pepatah? Ah, ‘menjatuhkan dua burung dengan satu batu’. “Kau mungkin putra perdana menteri kerajaan Wu, tapi kau bukan siapa-siapa di kerajaan Shi. Kedudukanmu masih jauh lebih rendah dibandingkan Yang Mulia Putri Mahkota.”
Huang Wushuang menggertakkan gigi. ‘Apa gadis ini bodoh?’ makinya dalam hati. Bahkan dirinya menahan diri ketika dihina tadi, tapi Xiaoxue malah terus berceloteh dan menjatuhkan Liang Fenghong dengan begitu terus-terang.
Mendengar balasan Xiaoxue, mata Liang Fenghong berpindah pada sosok gadis itu. Perhatian pria itu memang diinginkan oleh Xiaoxue sedari tadi, tapi begitu pandangan mereka bertemu, seluruh tubuh Xiaoxue seakan membeku dan tenggorokannya tercekat.
“Putri Mahkota,” panggil Liang Fenghong tanpa sedikit pun nada hormat dalam ucapannya. Dia melirik kembali Huang Wushuang. “Aku rasa pelayanmu ini sedikit bodoh.” Ucapannya membuat sang Putri Mahkota terbengong. “Yang kumaksud tidak layak adalah karena aku dan kakakmu belum menuntaskan pernikahan, bukan mempermasalahkan derajat.” Lalu, ekspresi datarnya berubah menjadi ekspresi seseorang yang tersinggung. “Bahkan jika aku menyinggungmu, apa hak seorang pelayan rendahan untuk mengajariku?”
Detik itu juga, semua orang merasa jantung mereka berdetak cepat. Suasana di tempat tersebut sekejap berubah menjadi panas-dingin, meneriakkan peringatan dan perasaan tidak nyaman.
‘Gawat!’ pekik Xiaoming seraya melirik ke arah Liang Fenghong. ‘Sedari awal, Tuan Muda sudah marah karena hal yang menimpa Nona Pertama Huang. Sekarang, pelayan itu malah ….’ Dia menggertakkan giginya. ‘Kalau terus begini ….’ Xiaoming maju selangkah, mendekati majikannya. “Tuan Muda,” panggilnya.
Hal tersebut tidak digubris oleh Liang Fenghong yang kembali angkat bicara, “Hari ini, suasana hatiku begitu baik. Oleh karena itu, aku tidak akan mempermasalahkan hal kecil seperti ini.” Mata pria itu memicing. “Namun, ada baiknya Putri Mahkota mengajarkan tata krama kepada pelayanmu ini. Urusan para majikan … bukan hal yang pantas dicampuri seorang pelayan rendahan.” Pandangannya berubah membunuh seraya dirinya menatap Xiaoxue. “Kalau tidak, aku khawatir kepalanya tak akan lagi berada di atas lehernya.”
Selesai mengatakan hal tersebut, Liang Fenghong memutar tubuhnya dan berbalik ke arah yang berlawanan, mulai meninggalkan tempat tersebut. Jika bukan karena kenyataan dirinya harus segera membawa Huang Miaoling dari tempat itu untuk mengamankan gadis itu serta menghindari pertemuan dengan penghuni istana yang lain, Liang Fenghong pasti akan tinggal untuk mengajari pelayan sial*n itu apa yang dinamakan ‘penyesalan’.
Baru saja para bawahan Liang Fenghong mengambil langkah pertama mereka untuk meninggalkan tempat tersebut, sebuah suara menghentikan mereka, “Berhenti.” Itu jelas adalah suara Huang Wushuang. Mata wanita itu melirik ke arah tandu untuk sesaat sebelum berbalik ke arah Liang Fenghong. “Tuan Muda Liang, apakah orang di dalam tandu adalah Tuan Putri Meilan yang terhormat?” tanyanya.
Mendengar pertanyaan Huang Wushuang, semua rombongan Liang Fenghong menghentikan langkah mereka. Mereka menatap ke arah sang Putri Mahkota dengan tidak nyaman, seakan tahu kalau wanita itu sedang berusaha mengulur waktu atau mempersulit mereka.
Tanpa menoleh, Liang Fenghong berkata, “Kalau ya, kenapa? Kalau tidak, juga kenapa?” Dia menengok sedikit untuk melirik Huang Wushuang dari balik pundaknya. “Apa hubungannya dengan Yang Mulia Putri Mahkota?” Terdengar sedikit nada mengejek yang terselip di dalam nada bicaranya, mungkin dikarenakan kenyataan bahwa status wanita itu sebagai putri mahkota mungkin tak akan bertahan untuk lebih lama.
Nada bicara Liang Fenghong membuat Huang Wushuang mengepalkan tangannya. Kalaupun pria di hadapannya ini memiliki penampilan yang sangat mengagumkan dibandingkan orang-orang yang pernah dia temui, tapi kesombongan pria itu berada jauh di atas semua orang … hampir sama persis dengan Huang Miaoling. Hal tersebut membuat emosi Huang Wushuang yang sedari tadi dengan baik dikendalikan menjadi sedikit sulit tenang.
Dengan tangan tersembunyi di dalam lengan bajunya yang panjang, Huang Wushuang mencubit dirinya sendiri untuk menjauh dari amarah. Senyuman manis terus menghiasi bibirnya selagi wanita itu berkata, “Sudah lama aku mendengar mengenai kedatangan Tuan Putri Meilan yang terhormat dari kerajaan Wu, tapi belum sempat memberikan hormat padanya karena kondisi tubuhku yang kurang sehat di kemarin hari. Namun, walau demikian, sepertinya langit telah menetapkan takdir dan mempertemukan kami hari ini. Oleh karena itu, izinkanlah aku untuk memberi salam pada tuan putri terhormat kerajaan Wu sekarang.”
___
A/N: Guys, jangan lupa vote ya untuk dukung author. Satu orang per minggu dapat kesempatan vote 1 buku. Kalau memang berkenan dan menyukai cerita ini, luangkanlah waktu sebentar untuk ngevote. Hanya dengan ke home bukunya dan klik vote, itu udah sangat membantu author.
Sedih saya lihatnya cuma 18 ketika yang favorit ada ratusan :")
P.S. Jangan artikan ini sebagai sebuah pemaksaan, ya. Hanya mengutarakan kesedihan hati aja. awkwkwkwkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Sofiana Rosita
semangat Thor,,
2023-11-12
0
fifid dwi ariani
trus Sehat
2023-07-18
0
Christy Oeki
sejahtera semua
2022-06-13
0