"Wil jy iets hê (Apa kamu mau sesuatu ; afrika)"
"Matilah aku--
"Is daar 'n medikasie vir voorbehoedmiddels (adakah obat untuk kontrasepsi)?" Valentino tiba - tiba telah berada di samping Leyka.
"Aahh Val-- Dewa kesuburanku, Dewa penyelamatku! Mereka pakai bahasa Afrika!" Leyka bersorak memeluk lengan Valentino.
"Ons verkoop nie daardie aborsie dwelm nie, die God van vrugbaarheid sal jou vervloek"
(Kami tidak menjual obat pengugur itu, Dewa Kesuburan akan mengutukmu)" kata penerjemah itu, salah mengerti maksud Valentino.
"Ohh Tuhan Leyka, dia bicara apa-- cepat sekali" Valentino menggaruk kepalanya.
Dan wanita tua itu menanyakan apa tujuan pasangan ini datang ke gerainya mereka kepada penerjemah. Tidak semua bahasa Afrika Valentino menguasai, hanya yang umum saja. Namun tiba - tiba wanita itu marah marah dengan bahasa suku itu. Valentino dan Leyka bingung, sementara sang penerjemah terlihat pias.
Banyak suku di Afrika yang sama kebudayaannya seperti suku Nuer. Mereka anti meramu ramuan penggugur. Jaman dahulupun memakai ramuan kontrasepsi dilarang, wanita akan di ceraikan bila hanya memiliki satu anak. Minimal mereka harus mempunyai dua anak. Semakin punya banyak anak, suami akan semakin sayang pada pasangannya. Namun seiring berkembangnya jaman dan bertambahnya populasi, mereka mengenal kontrasepsi dan mulai menggunakan ramuan kontrasepsi.
Sebuah Mitos mengatakan bila meminum ramuan kontrasepsi tidak boleh di hari Kelahiran Dewa Kesuburan, maka wanita tidak akan punya anak lagi. Moment itu justru digunakan untuk wanita yang sudah tidak ingin punya anak, mereka rata - rata yang telah memiliki banyak anak atau sudah tua.
Perdebatan terjadi pada wanita tua itu dan penerjemah, wanita itu menunjuk kepada Leyka maupun Valentino, penerjemah itu terlihat tidak mampu mengatakan apapun, sepertinya wanita tua itu terlalu cepat berbicara. Wanita tua itu menyiapkan ramuan berbagai macam tumbuhan, Leyka dan Valentino memperhatikan bagian tiap bagian pembuatan ramuannya sambil menggerutu terus ke arah Leyka dan Valentino.
"Apa dia membaca mantra Val?" Leyka mengeratkan genggaman di lengan Valentino. Sementara Valentino mendengar penerjemah itu berbicara dengan kebingungan karena wanita itu terus berbicara tiada henti.
"Ley, bahasanya ada yang aku tahu dan tidak" kata Valentino terus memperhatikan wanita itu menumbuk ramuan dan memerasnya ke dalam sebuah cawan tembaga. Tumbuhan kering di bakar dan mengeluarkan asap wangi lalu di tiup ke arah cawan itu dan ke wajah Leyka.
Wanita itu mengulurkan tangannya meminta kedua tangan Leyka, awalnya ia bingung namun penerjemah mengatakan bahwa Leyka di minta mengulurkan tangannya dan wanita itu menyentuhnya.
"Tannie wil jou hand kyk (bibi ingin memeriksa tanganmu)" kata penerjemah itu. Lalu wanita tua itu mengatakan kepada penerjemah.
"Jou eerste kind is 'n seun (Anak pertamamu laki - laki)" kata penerjemah itu kepada Valentino.
"Ley, anak pertama, kamu mau laki - laki? Kalau aku ingin laki laki kemudian perempuan" Dan Valentinopun salah mengartikan terjemahannya.
"Hahaha memang dia bisa menentukan jenis kelamin? Kalau aku ingin semua anakku laki laki, biar aku paling cantik" Leyka tertawa dan menganggap itu lelucon.
"Dia mungkin meramal Ley" Leyka kembali tertawa dan wanita itu juga penerjemah ikut tertawa. Seakan Leyka tertawa bahagia. Wanita itu kemudian menyerahkan cawan yang berisi ramuan, agar Leyka meminumnya.
"Net een keer en jy hoef nie weer 'n drankie te drink nie (cukup sekali dan Anda tidak perlu minum lagi)" kata penerjemah.
"Ley, minum sekali dan tidak usah minum lagi katanya, tadi dia bilang subur subur, mungkin untuk menjaga kesuburanmu Ley" ujar Valentino, menerima cawan itu dan memberikannya kepada Leyka. Lalu wanita itu mengambil satu sloki madu.
"Val, dia menyuruhku meminum itu juga" kata Leyka saat melihat wanita itu mengambil sesuatu cairan kental dari sarang lebah.
"Itu madu" sambung Leyka lagi
"Ya sudah minum saja" Leyka perlahan meminum ramuan dari wanita tua suku itu, Suku Xhosa. Terkenal meramu obat obatan yang sangat popoluer di Afrika. Sang penerjemah dengan wajah takut menyuruh Leyka menghabiskan secawan ramuan itu.
"Val, rasanya aneh sekali" bisik Leyka saat menyesap ramuan itu.
"Cepat habiskan, wanita itu melotot" bisik Valentino, Leykapun menghabiskan secawan ramuan dan sesloki madu yang berwarna kehitaman.
Sesuatu yang tidak mereka sangka dan mereka duga, sesuatu yang besar akan terjadi! Ramuan itu ramuan penguat kandungan suku xhosa yang sangat susah di lawan kemujarabannya. Setelah membayar semuanya mereka berlalu pergi dari tenda itu menuju tenda lain.
*Perdebatan Wanita Tua dan Penerjemah
*Apa kau sudah gila anak muda?! Kita semua akan dikutuk bila melakukan pengguguran kandungan. Ini Hari Dewa Kesuburan, tidak ada obat seperti itu di Suku kami! Kita tidak pernah membuatnya, kami hanya membuat penguat kandungan dan pencegah kehamilan! Itu juga untuk Wanita yang telah menikah. Dan mereka berdua seperti suami istri. Kami tidak membuat ramuan penggugur.
Mungkin mereka punya alasan--
Tidak ada, wanita ini dan laki laki ini tidak akan sejahtera kehidupannya nanti! Kita akan menyelamatkan satu nyawa! Dan kita tidak akan tertimpa kesialan. Aura wanita itu sangat bercahaya, dia sangat matang. Sangat subur. Tapi dia sangat aktif! Aku akan memberinya ramuan penguat untuk rahimnya.
Tapi Bibi--
Ramuanku ini akan membuat satu tetes benih saja menjadi keajaiban! Mereka akan bahagia, Kau lihat mereka bahagia.. Mereka tertawa senang..
...*...
Sebuah kesalahan kecil sang penerjemah, membuat kesalah pahaman terjadi. Leyka di duga akan menggugurkan kandungan padahal Valentino meminta ramuan pencegah kehamilan. Wanita itu justru berpikir akan menyelamatkan Leyka agar tertindar dari kutukan. Mereka mempercayai, bahwa menyelamatkan jiwa maka akan terhindar dari malapetaka.
Merekapun berjalan di teduhnya! bunga Jacaranda, mereka saling mengabadikan moment yang tak terlupakan dibawah rimbunnya pohon Jacaranda yang berwarna ungu. Saat mereka sedang berfoto berdua dengan meminta tolong sesama turis, satu bunga Jacaranda jatuh menimpa rambut Leyka.
"Leyka, kau akan mendapatkan keberuntungan. Kau tahu bila pasangan tertimpa bunga ini, maka bila itu suami istri maka itu berarti cinta sejati. Ley, bisa jadi aku cinta sejatimu" Leyka tertawa terbahak - bahak, menganggap segala sesuatu yang berbau takhyul adalah lelucon belaka.
"Bahkan aku tidak tahu cinta itu seperti apa Val" kata Leyka dengan menghabiskan sisa tawanya. Setelah bosan dengan sesi foto, mereka berjalan di kerumunan lautan manusia dimana semua dari segala umur berada di festival itu. Sebuah acara menarik perhatian Leyka, muda mudi menari bersama dengan tarian khas Afrika secara berpasangan. Banyak orang yang mengantri memasuki area itu.
"Val, lihat! Sepertinya mereka sedang berpesta"
"Apa kau mau kesana?"
"Aku mau Val" Valentinopun menggandeng tangan Leyka menuju lapangan luas yang dipagari kayu dengan cat putih setinggi pinggang orang dewasa. Di dalamnya terdapat beberapa tenda, yang mereka tidak tahu untuk apa. Tenda putih itu berjajar menuju area dimana pasangan kekasih menari dan berdansa, tenda tenda itu menggiring sepasang kekasih untuk merayakan Valentine.
"Hanya ingin menari saja seperti masuk ke konser-- Kita harus membeli tiket" bisik Leyka.
"Apa kau bosan mengantri? Kita bisa pergi ke tempat lain"
"Kau saja yang pergi aku mau menari di dalam, itu makanannya sepertinya lezat Val"
"Lihat mau masuk saja kita di asapi dan dikalungi bunga"
"Val kita akan foto di pohon Jacaranda tertua-- Lihat orang orang menuliskan nama pasangannya di lengan mereka, memakai kertas!" Leyka tergelak melihat semua muda mudi yang berpasangan menuliskan nama dilengannya.
"Wah aku mulai tertarik, aku akan menulis namamu dan biar tidak ada laki - laki yang mengganggumu"
"Aku juga mau menuliskan nama mu, agar jal*angmu itu tidak mengganggumu!" kata Leyka mendelik kearah Valentino
"Dendam sekali kamu Leyka" kata Valentino dengan terbahak. Valentinopun memeluk Leyka dari belakang, sesekali ia menciumi pundak Leyka. Mengantri adalah hal yang membosankan namun saat bersama Leyka semua terasa indah bagi Valentino.
"Val, apa itu artinya?" Leyka menunjuk sebuah tulisan melengkung keatas, diatas gerbang utama menuju area pesta. Mereka hampir tiba di giliran antrian.
MasversaTroverue Inver Divere Valentynsmaand
"Itu bukan bahasa Afrika Ley, itu seperti bahasa sebuah suku di Afrika" kata Valentino melihat keatas dan membaca tulisan itu.
"Itu ada tulisannya Valentine, kita berada di acara Valentine Val"
"Iya kau benar-- Apa sebaiknya kita bertanya"
"Isshh.. Jangan menunjukkan kebodohanmu atau kau akan ditipu Val. Kita ikuti saja pasangan di depan kita, tunjukkan kita ini pintar" bisik Leyka.
"Cck, Bar - bar" desis Valentino. Mereka mengedarkan pandangannya kembali.
"Ley, ramai sekali" kata Valentino melihat jalan yang di apit tenda berderet kiri dan kanan di penuhi pasangan kekasih.
"Sepertinya ini puncak acara festival, aku menyukainya Val. Ini seperti acara kuno dari sebuah suku, Dewa Kesuburan" kata Leyka dengan mata berbinar, melihatnya Valentino mencium kening Leyka kemudian. Hingga tibalah giliran mereka.
Seorang memakai pakaian suku, meminta passport mereka berdua dan petugas mengcopy pasport itu, di mesin foto copy. Setelah Passport dikembalikan, mereka menuju tenda berikutnya. Kemudian di tenda lain, mereka di minta berfoto berdua dan menandatangani sebuah kertas tebal. Mereka melakukan persis seperti pasangan di depannya, tanpa bertanya dan tanpa berpikir panjang.
Di tenda berikutnya mereka digiring membeli sepasang cincin saat Leyka mengatakan tidak, Leyka disodorkan cincin dan diminta memilih.
"Val ini mahal atau tidak?"
"Pilih saja tidak masalah Ley, ikuti saja permainan ini"
"Ini cincin pasangan Val"
"Tidak apa - apa buat kenang kenangan, kita ikuti saja acara Valentine kuno ini" kata Valentino.
Dan sepasang cincin di pilih Leyka dan Valentino. Cincin klasik yang menggambarkan lambang cinta. Mata Leyka tertuju pada pahatan cincin yang berbentuk bunga Jacaranda.
" Val, itu bagus sekali"
"Kau benar! Serasi dengan cincin laki laki dengan pahatan bunga Jacaranda-- Kita pilih ini saja, Peach" Valentinopun memilih itu, seorang petugas meletakkan cincin itu di kotak dan mereka di suruh pergi
"Val maksudnya apa? Kita hanya disuruh memilih?
"Entahlah aneh! Padahal aku menyukainya" kata Valentino menggerutu.
Mereka menuju tenda berikutnya, mereka di minta mengambil nampan berisi lemon, cuka, lada dan madu. Keempat bumbu itu menjadi simbol dari empat sisi yang berbeda dari cita rasa yang ditangkap oleh lidah. Makna seremoni ini biasanya untuk pasangan menikah adalah harapan bagi pengantin dapat terus bersama apapun yang dirasakan dalam pernikahan, baik dalam pahit, asam dan manisnya kehidupan.
"Val, bersiaplah kita akan memakan keempatnya-- Lihat pasangan itu" kata Leyka tertawa kemudian.
"Awas kau memuntahkannya Ley, jangan memalukan"
"Jangan - jangan kamu Val" Merekapun tertawa bersama. Sebenarnya mereka berdua yang tertawa sendirian dan mengundang pelototan para petugas yang berada di sepanjang lorong itu.
"Ley kita harus serius" bisik Valentino.
"Hmm"
Mereka berjalan lagi mengikuti panduan para petugas, mereka ke tenda berikutnya. Dimana seorang wanita mengalungkan bunga jacaranda yang telah di ronce, ke arah Valentino dan seorang laki laki memasangkan roncean bunga jacaranda di kepala Leyka, mereka saling melempas senyum.
Tenda berikutnya adalah pengikatan. Pergelangan tangan mereka di ikat menjadi satu dan masing masing pinggang mereka di ikat juga dengan pita berwarna merah.
Selanjut mereka di asapi, ada tetua dari suku Zulu memutari Valentino dan Leyka, dengan membaca kalimat dimana orang Afrika sendiri terkadang tidak mengetahui artinya.
Mereka kembali ke tenda berikutnya, seseorang petugas melumuri kepala mereka dengan olahan lemak sapi dan minyak zaitun.
"Ohh Tuhan ini apa, Val"
"Entahlah" mereka saling berbisik hingga mereka sampai tenda berikutnya dimana seorang menusuk ujung jari mereka.
"Val apa kita akan cek kesehatan" Valentino dan Leyka menahan tawanya, satu titik darah dari masing masing jemari mereka kemudian di silangkan sambil kepala suku menceracau dengan bahasanya. Jemari Valentino di arahkan ke bibir Leyka dan dihisapnya begitu juga sebaliknya.
"Mereka menjadikan kita vampir" mereka tertawa dan semua bertepuk tangan. Saat beberapa orang dari suku bersorak tepuk tangan, pasangan ini justru diam dan saling pandang lalu tertawa kembali. Menurut mereka ini hal yang lucu dan beberapa orang dari suku itu menganggap itu kehormatan dan ucapan selamat.
Setelah itu mereka melihat pasangan di depannya, menuju sebuah gazebo dengan buku keramat berdiri disamping kepala suku yang berbeda, mereka di sodorkan secarik kertas dan mereka di minta membacanya secara bergantian dan kepala suku itu meletakkan kedua tangannya diatas buku keramat itu, lalu kedua tangan pasangan yang di ikat di celupkan kedalam cairan berwarna merah.
"Itu pasti darah Val" bisik Leyka sambil terkekeh.
"Hisst, itu cairan hena" jawab Valentino.
Mereka melakukan hal yang sama dan asap itu mengelilingi dan memutari mereka. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang mengikuti ritual di sebuah acara PERNIKAHAN MASSAL dari KELIMA SUKU terbesar di Afrika Selatan. Tanpa mereka tahu, mereka telah MENIKAH.
MasversaTroverue Inver Divere Valentynsmaand artinya adalah PERNIKAHAN MASSAL DI BULAN VALENTINE.
-
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.
Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Juan Sastra
dengan kata lain mereka tlah menikah secara resmi dan train bukan anak di luar nikah..
2024-07-23
0
Ardiansyah Gg
ini yg paling keren 👍👍👍
2024-07-20
0
Ardiansyah Gg
aku ngulang baca ya... dan ini yg paling lucu... mereka gk tau ini acara apa main masuk aja... padahal ini tuh pernikahan... jd mereka resmi menikah..... menyala author ❤
2024-07-20
1