Johannesburg to Pretoria.
"Ehh Val, kita sampai Johannesburg.. Satu jam lagi kita sampai Pretoria-- Mungkin saja jal*ang yang kau cintai sudah berada di Johannesburg, bukankah kau booking hotel disini? Percayalah kau tidak perlu ke Pretoria hanya untuk menemaniku, kita bisa bertemu 10 hari kemudian disini atau biarkan saja aku di deportasi, mungkin ada yang bisa diperbaiki dari sebuah hubungan yang telah lama terjalin"
Braakkk!!
Valentinopun menggebrak meja hingga Leyka terguncang karena terkejut. Leykapun meletakkan sendoknya lalu menyeka mulutnya dengan serbet dan membanting serbet itu kemudian.
Leyka bangkit berdiri tanpa kata menuju almari dan mengeluarkan semua barang - barang pribadinya, Leyka mengeluarkan sepatunya dari lemari kecil tempat sepatu dan sandal hotel berada, saat ingin memakainya Valentino merebut dan melemparkannya.
"Kamu mau kemana!" Valentino kemudian mendorong tubuh Leyka ke arah almari dan mencekal lengannya.
"Itu bukan urusanmu! Apa perdulimu! Kita hanya orang asing! Dan kau berbuat seenaknya!" Leyka mengurai cekalan itu dengan kasar.
"Karena aku tidak suka kata - katamu! Tidak ada dan tidak akan pernah ada cinta, tidak pernah ada hubungan yang akan aku perbaiki! Aku tidak perduli seberapa lama hubungan itu!" dengus Valentino dengan kesal.
"Kau tinggal mengatakannya! Kenapa kau harus membentakku! Kenapa kau harus menggebrak meja! Apa kau tahu? Aku menerima perlakuan itu dari aku kecil Val! Kau sama saja dengan si Loco itu!" Leyka mendorong tubuh Valentino yang berdiri terpaku lalu Leyka mengambil sepatu yang dibuang Valentino dan kembali ingin mengenakannya.
"Kenapa seumur hidupku, semua orang memperlakukanku seperti itu, selalu membentakku, selalu menggebrak meja! Apa aku pantas mendapatkannya? Apa tidak ada laki - laki yang bersikap lembut selain Ayahku?! Shit!!" Leyka menggerutu dan membuka resleting sepatu booth dan lagi lagi Valentino merebut dan membuangnya ke sembarang tempat.
"Vall!!" pekik Leyka.
"Apaaa!! Kau tidak boleh kemana - mana!" Valentino menyeret Leyka kembali ke meja dan Leyka dihempaskan dipojok kursi lalu Valentino duduk di sampingnya dan Valentino memeluknya.
"Kau tidak boleh kemanapun-- Ley, maafkan aku.. Tolong berkatalah sesuatu yang tidak memancing kemarahan seseorang, aku tidak suka kau mengatakannya"
"Val, kau bukan siapa - siapaku-- kau tidak berhak membentakku! Kita baru mengenal 25 jam yang lalu dan kau berani membentakku! Apa kau juga memperlakukan Rebecca seperti itu!"
"Dia selalu menurut!"
"Karena dia menginginkan uangmu! Jadi dia tidak pernah diperlakukan begini! Kenapa kau lakukan ini padaku! Lepaskan aku Val!" Leyka terus meronta namun Valentino terus mendekapnya.
"Tidak! Aku tidak tahu mengapa aku begini! Emosiku naik turun saat bersamamu!" Leyka berhenti meronta dan terdiam sesaat.
"Maafkan aku, Mio Caro (sayangku;Italy).. Perdóname (maafkan aku;spanyol).. Mi dispiace caro (maafkan aku, sayang; italy)" Leyka masih terdiam, Valentino terus memeluk Leyka, tangannya mengusap usap punggung Leyka dan bibirnya terus mendarat di kening pipi serta bibir Leyka bertubi - tubi, namun Leyka seperti robot, masih terdiam.
"Lo siento querida (maafkan aku sayang;spanyol)" Leyka menghela nafas panjang dan merebahkan kepalanya dipelukan Valentino, lalu menyambut pelukan itu.
"Lo siento querida" kata Valentino lagi, mengulang permohonan maafnya sambil mencium pucuk kepala Leyka yang mengeluarkan aroma harum.
"Apa kau ingin melanjutkan makanmu?"
"No, no quiero (tidak, aku tidak mau;Spanyol) aku kehilangan selera makanku" jawab Leyka pasrah.
"Kalau aku menyuapimu bagaimana? Apakah masih kehilangan selera makanmu?"
"Sepertinya tidak" jawab Leyka dengan jujur dan Valentino kembali merasa lega, setelah menciumi Leyka bertubi - tubi, Valentino melepas pelukannya dan mulai menyuapi Leyka.
"Aku akan membantumu membakarnya-- membakar kenangan manismu-- jangan kau ratapi" Leyka berusaha memancing kembali, sebuah test pada Valentino melihat reaksinya.
Apakah kau masih akan marah? Ataukah kau akan sabar.. Aku belum puas Val...
"Ley.. Aku mohon, il mio miele (honeyku;italy).. Saat termanisku saat bersamamu-- Miele (honey;italy).. Baru sebentar, 25 jam-- Tapi kau langsung mengenaliku, aku tidak menyukai asparagus, kau tidak perlu bertanya, kau hanya melihatku menyingkirnya dan seterusnya kau mengambil asparagus itu, bahkan sampai detik ini Rebecca tidak pernah tahu itu" kata Valentino sambil menyuapi Leyka kemudian dirinya. Leyka terus membakar foto - foto itu hatinya merasa nyaman kembali.
"Apa kau tahu makanan apa yang tidak aku sukai?"
"Miele.. Kau menyukai semua makanan, kau tidak menyukai saat makan dengan kemarahan seperti yang aku lakukan barusan, benar kan?" Sesaat Leyka memandang ke arah Valentino yang menunjukkan wajah rasa bersalahnya. Leyka tersenyum tipis dan kembali menerima suapan Valentino lalu melanjutkan membakar foto demi foto sampai habis tidak bersisa.
"Semua habis terbakar-- Tangisilah Val, tidak ada foto di dompetmu lagi"
"Ley.. Aku membatalkan pernikahanku baru seminggu yang lalu, aku menghapus semua foto kami di akun sosial mediaku baru seminggu yang lalu dan aku mengurus semua untuk pergi kesini, aku baru akan membuangnya-- tapi kau datang tiba - tiba seperti terjatuh dari langit dan terlanjur melihatnya, kita menghabiskan waktu kita untuk bercinta sampai aku lupa"
"Apa yang kau lakukan bila aku tidak jatuh dari langit?" tanya Leyka dengan mengunyah makanan yang di sodorkan Valentino ke mulutnya.
"Aku akan membakarnya dan aku akan berpesta, mencari kenalan di kereta atau di Pretoria"
"Kalau kau tidak menabrakku, aku akan berada dikelas bisnis tidak disini, aku akan berpesta dan berbaur dengan orang - orang di club sampai pagi-- Hanya saja kenapa pintumu terbuka saat itu, kau tidak menguncinya.
"Aku berlari karena-- Perdón (Maaf; spanyol) sakit perut Ley, sampai aku lupa menguncinya"
"Berarti itu memang hari keberuntunganku, Val.. Aku rasa tiket itu terbang entah kemana"
"Dan akhirnya menjadi hari keberuntunganku juga" kata Valentino berhasil membuat dada Leyka berdebar"
"Ehm-- Val, aku sudah kenyang-- Aku masih ingin memakan Cream Catallina sebagai penutup" kata Leyka menyandarkan duduknya di sofa, lime squash diminumnya perlahan, rasa segar menyapu tenggorokannya yang terasa panas karena gurita bumbu pedas.
Valentino menyelesaikan makannya, setelah tenaganya terkuras Valentino mendapatkan energinya, Gurita pedas di padu white wine, serasa membakar tenaganya seperti lokomotif manual yang di isi batu batubara dan membakarnya dirinya, memulihkan kekuatannya.
Leyka meraih tas kecil bertali panjang tempat ponsel dan dompetnya berada, satu lipstik dan kaca selalu ada disana. Leyka mengeluarkan ponselnya, ponsel keluaran terbaru buatan Amerika dengan penjualan terbanyak per tahunnya, ponsel yang selalu diburu dan dipuja yang menjadi nomer satu di dunia. Leyka mengaktifkannya.
Valentino hanya melirik kearah ponsel itu, baginya ponsel adalah wilayah privacy yang harus dijaga, namun entah hatinya gusar saat Leyka mengaktifkan ponselnya. Setelah menyala sempurna, pemberitahuan muncul seperti rinai hujan dan entah itu dari siapa, Valentino makin penasaran. Banyak pesan masuk dan puluhan panggilan tak terjawab memenuhi menu notifikasi di ponsel Leyka.
"Penggemarmu sepertinya mencarimu, Peach" kata Valentino menyeka mulutnya dengan serbet dan menyesap lime squashnya, sesekali matanya melirik ke arah Leyka yang memainkan ponselnya.
"Hmm-- Ibu mencariku, Ella, Loco, Manuella temanku dan.. Ehh.. Diego?-- Leyka terkekeh melihat nama Diego dengan sebaris pesan dan belasan panggilan tak terjawab darinya ---untuk apa kau menghubungiku-- Leyka kembali terkekeh ---pasti karena trik akal licik Ella Gusmo" Leyka pun justru mengaktifkan kamera depan dan mengambil foto dirinya dengan background Valentino yang sedang menyesap wine dari samping. Valentino gundah, hatinya mulai resah.
"Tidak baik mencuri foto tanpa izin" Valentino pun akhirnya memeluk Leyka dari belakang dan tersenyum kearah kamera karena Leyka mengaktifkan timer selama 5 detik.
"Cahayanya bagus, Val.. dan kau sangat tampan, Val" sambung Leyka dalam hatinya.
"Ternyata kau yang miris, kau tidak bisa move on dari Diegomu itu" Leyka mengernyitkan alisnya.
"Val, Lihat ini.. Terakhir chatku 1 tahun yang lalu dan baca saja pesannya"
Ley
Ibumu mencarimu, dia menangis.
Ley
Ibumu kerumah Manuella
Leyka, apa benar kau pergi ke Afrika Selatan?
Ley.. Tolong jawab aku..
Setidaknya jawablah aku.. Aku Ley, Diego..
Ley..
"Sudah? Dan kau ingin tahu fotonya?-- Leyka membuka display picturenya Diego-- Lihat, dia bersama Ella Gusmo dan aku hanya membaca, Diego tahu aku sudah tidak punya perasaan padanya dan aku telah melupakannya jauh sebelum chat terakhirku setahun yang lalu-- Val, bukankah Ella Gusmo itu cantik?"
"Dia? Kau bilang cantik?-- Valentino terkekeh kemudian-- Ley, pantas saja dia selalu menginginkan apapun yang kamu miliki, itu karena dia iri dengan kecantikanmu-- perempuan seperti ini di Italia banyak Leyka, mereka biasa di salon kecantikan seharian, agar terlihat cantik-- benar - benar membosankan" kata Valentino mendengus.
"Val benarkah? Kenapa Diego tidak menyukaiku?"
"Leyka kalau kau berpenampilan sexy, siapapun akan jatuh cinta padamu-- tapi itu tidak perlu, jadilah dirimu seperti ini saja" kata Valentino sambil mengecup pipi Leyka yang masih dalam dekapannya. Valentino masih merasa gusar melihat barisan chat yang belum ia buka.
"Aku akan mengganti display pictureku (tampilan gambar di kontak) yang menandakan aku di Afrika-- Lihat saja, kalian semua akan tercengang"
"Lebih tercengang lagi kalau itu bersamaku, bukankah aku cukup tampan?"
"Hmm.. Tapi Ella Gusmo bisa saja merebutmu--
"Itu berarti aku adalah milikmu, begitukah?"
"Ehh.. Ehmmm.. Kau milikku 10 hari-- Baiklah, setelah 10 hari aku akan menggantinya, ini biar heboh saja-- Tapi sebaiknya, kita foto lagi" Leyka bangun dari duduknya dan kembali duduk di pangkuan Valentino dengan berhadapan.
"Apa mau Peach, Aahh.. Kau membuat sesak jagung bakarku" kata Valentino memeluk pinggang Leyka dan menciumi leher dengan menekan tengkuk Leyka yang dipenuhi anak rambut.
"Hissh, apa gurita itu mempengaruhi gairahmu?" Valentino terkekeh, Leyka terus mengarahkan ponselnya dan mengambil foto mereka berdua.
"Hmm" dengan nakal justru Valentino menyusupkan tangannya kedalam blouse Leyka.
"Val foto dulu"
"Foto dulu? Itu artinya setelah foto kita bisa menghabiskan waktu sampai Petroria dengan bercinta Ley-- S.A.L. Se*x After Lunch" bisik Valentino mendebarkan hati Leyka.
Entah berapa banyak foto yang telah Leyka ambil saat duduk berhadapan, satu foto saat mereka berdua saling memandang dengan sangat dekat dipilih Leyka kemudian.
"Ganti juga display picture mu Val, cepaaat!" Valentino kembali terkekeh.
"Sudah dari kemarin saat kita di club il mio amore (cintaku;italy)" kata Valentino memandang wajah Leyka yang membuatnya kagum, Valentino melepas kaosnya dan melemparkannya di sofa seberang, tangannya kembali menyusup di punggung Leyka dengan melepas pengait b*ra. Leyka masih mengambil foto dirinya dan Valentino tanpa baju, lengannya yang berotot menambah sensual foto itu.
Perlahan Valentino membuka satu demi satu kancing blouse itu, lalu membuka pengait tali b*ra dan meloloskan penutup dada itu tanpa membuka blouse itu.
"Hnm.. Val" Valentino merebut ponsel itu dan diletakkan di meja. Valentino membelai lembut wajah Leyka lalu turun ke leher dada hingga keperut Leyka.
Valentino merebahkan kepalanya di dada Leyka lalu menggesekkan dagunya yang dipenuhi bulu bulu kasar, perlahan - lahan.
"Toro... Kau memang tidak mengenal lelah" bisik Leyka meremang saat Valentino mere*mas dada Leyka dengan menggesekkan dagunya berulang - ulang.
"Kau membuatku kecanduan, Il mio amore"
"Aaa..aaahh Val" desah Leyka seiring Valentino melu*mat puncak dada pinknya dan memainkan lidahnya.
"Berikan bibirmu, miele (honey;italy)"
"Aahh mi amor (cintaku;Spanyol)" Leykapun menundukkan wajahnya dan Valentino langsung menyambar tengkuk Leyla dan melu*mat bibirnya.
Ciuman itu memanas seiring lenguhan dengan nafas yang memburu, Valentino terus mere*mas buah dada Leyka yang menantang dengan kedua tangannya. Sementara Leyka terus mere*mas rambut Valentino, karena merasa sesak Valentino membuka kancing celananya dan mengeluarkan isi underwearnya yang telah menjulur hingga pusarnya. Valentino pun membuka kancing celana Leyka dan Leyka membantu meloloskan balutan celana dan underwearnya yang membalut pantat sintalnya.
Valentino melepas pagu*tannya dan menyusuri leher Leyka hingga ke buah dadanya, Valentino kemudian mengarahkan miliknya ke buah peach dan Leyka mengangkat pinggulnya. Perlahan- lahan jagung bakar afrika selatan itu melesak kedalam buah peach yang ranum.
"Aa..aa..aaahh.. Carinho (sayang;spanyol)-- Leyka menekan perlahan dengan mata saling memandang ---Aaa..aa..aa..aahh... Mi carinho.. "
"Aaaarrgghh.. Peach.. Il mio amore.. mia cara, sei bellissima (cintaku..sayangku kamu cantik).. Sshh Oohh.. Aargh!" erangan Valentino terdengar berat saat miliknya melesak seutuhnya ke dalam, dengan cepat Valentino mema*gut puncak dada Leyka dan menghi*sapnya dengan lembut.
"Aahh Val...Uuhhmm.. Aaahh" Leyka mengayun perlahan, naik turun sesekali memutar - mutar pinggulnya yang membuat Valentino melayang - layang.
"Aaahh.. Mi amor (cintaku;spanyol).. Ooohh.. Valentino"
"Sí caro (iya sayangku;italy).. Mio angelo (bidadariku ;Italy)" Valentinopun melepas pagu*tan dan lebih memilih menatap wajah Leyka dengan kedua tangan mere*mes rambutnya, Leyka terus memacunya sambil menengdahkan kepalanya keatas langit - langit kamarnya dengan menggigit bibirnya yang sensual dan terkadang setengah terbuka, itu.yang membuat Valentino semakin mendambanya.
"Val.. Aarrgh.. Aahh... Ayolah" bisik Leyka dengan menempelkan dahinya ke dahi Valetino, menatapnya sejurus pandangannya tanpa berkedip.
"Vamos mi carino (ayo sayangku;spanyol)... Sshhh Aaarrgh" Valentino menekan tengkuk Leyka dan mengimbangi gerakan Leyka, Valentino mempercepat gerakannya dan disaat itulah Leyka menjerit lirih, kakinya yang mengejang di iringi otot buah peach yang mencengkeram, Leykapun memeluk erat tubuh Valentino yang telah berkeringat dan menghisap lembut leher kokoh itu.
"Mia bellaa (cantikku;italy). Aargh.. Aaaa.. Aaahh.. Ssshh.. Aaargh peach" Valentino menekan kuat pantat Leyka, mere*masnya dengan penuh gairah dan meledaklah benih - benih di titik puncaknya, Valentinopun membenamkan dirinya di leher Leyka dan membuat tanda disana, diantara keringat yang membanjiri tubuh mereka.
Saat mengatur nafasnya, saat itu juga pengumuman tentang kedatangan Blue Train telah tiba di pemberhentiaan terakhir, Pretoria. Suara itu menggema ke seluruh gerbong kereta api diterjemahkam ke dalam beberapa bahasa.
"Welcome to Pretoria, Val" senyum Leyka mengembang manis kemudian Leyka memcium bibir Valentino.
"Iya, il mio amore (cintaku;italy).. Welcome to Pretoria" senyum Valentino tak kalah manis, senyum yang terukir, mengawali sebuah kisah disebuah kota eksotik.
PRETORIA
-
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.
Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
𝘀𝗶𝗿𝗮𝗺 𝘁𝗿𝘀 𝗩𝗮𝗹.,
2024-05-08
0
SL
cerita yang selalu ditunggu up nya...banyak adegan panas dingin tp tata penyusunan kata yang disusun apik, dan buat orang ketagihan membacanya...tidak seperti noval vulgar lainnya hanya menyajikan adegan panas dingin tp tidak dengan bobot cerita, tp klo karya othor gendeng satu ini...kelas menyajikan banyak pengetahuan tentang negara afrika yang ternyata gak kalah bagus dengan negara barat sana...thank u thor...ini udah baca yang kesekian kali lo...semoga othornya khilaf trus lanjuti ceritanya...
2023-12-15
5
Samsia Chia Bahir
Haredang terus oooyyyy 😅😅😅😅😅😅😅
2023-02-05
2