Disepanjang jalan menuju Menlyn Maine Park, yang diakses dengan berjalan kaki, karena berada di dalam satu kawasan Hotel Maslow Time Square, Valentino menggandeng Leyka, orang asing yang membuatnya tidak bisa lepas, orang asing yang membuatnya nyaman dan tidak pernah ada kata bosan dan begitupun Leyka, laki - laki yang membuatnya mengerti jiwa kebebasannya, laki - laki yang selalu mudah marah dan mudah hangat, Leyka seperti naik rollercoaster saat bersama Valentino.
"Leyka aku menukar uang dulu, uang ku tidak laku disini" kata Valentino saat melihat sebuah outlet money changer, tempat penukaran uang. Valentino mengeluarkan uangnya dan menukarnya di sebuah loket, Leyka yang berdiri disampingnya setia menunggu Valentino yang terus mencengkeram pinggangnya.
"Aku sudah menukar uangku di Capetown, uang rand afrika sangat buruk, murah sekali.. 5 lembar 100 dollarku menjadi buanyak, berlembar - lembar, Val" kata Leyka asal bicara sambil mengedarkan pandangannya di lantai dasar pusat perbelanjaan termewah di Menly Maine Shopping Mall, Pretoria.
"Bodoh, padahal sama saja nilainya" kata Valentino menggelengkan kepalanya, matanya tidak lepas dari tingkah Leyka yang tengah mengincar outlet outlet yang akan dituju.
"Wah Shopping Time, Carinho (sayang;spanyol)-- ada Victoria Secret, ada Zara-- Hemm, ada Prada, ada Versace, ada Ralph Lauren-- Habis kau, Tuan Kaya" kata Leyka tersenyum riang, sementara Valentino hanya terkekeh mendengarnya.
Setelah petugas memberikan uang Valentino yang telah di tukar menjadi mata uang Afrika Selatan yaitu Rand Afrika, mereka melanjutkan perjalanannya, menaiki escalator menuju outlet yang berderet di sepanjang Mall itu, Valentino terus menggandeng Leyka yang wajahnya berseri - seri, padahal saat tiba di hotel mereka telah menghabiskan waktunya di ranjang yang panas.
"Kau mau kemana dulu Peach" bisik Valentino di telinga Leyka saat sampai di lantai atas.
"Victoria Secret!" Seru Leyka dengan langkah cepatnya, menarik tangan Valentino dan Valentino kembali menggelengkan kepalanya dengan tersenyum, tingkah bar - bar Leyka membuatnya semakin penasaran.
Begitu masuk, Leyka melepas genggaman Valentino, matanya kembali beredar. Valentino menghampiri Leyka dan memeluknya dari belakang.
"Ambil 10 set untuk 10 hari dengan satu syarat---
"Apa"
"Sertakan dua lingerie yang sangat sexy, kalau tidak sexy aku tidak mau membayarnya, karena kau harus memberikan hadiah ulang tahunku besok, dengan memakainya-- Aku ingin melihat selera bangsawanmu" bisik Valentino tepat di telinga Leyka kemudian Valentino mencium Leyka dan berjalan menuju sofa didepan kamar pas, dimana outlet itu menyediakan tempat untuk menunggu.
Tidak butuh waktu lama bagi Leyka untuk memilih 10 set underwear dan 2 lingerie, Valentino yang asik melihat ponselnya dan memeriksa beberapa email yang masuk, terlihat shock saat Leyka ternyata telah berada di kamar pas dan membuka pintu dengan menggunakan lingerie hitam berenda yang sangat sexy tanpa mengenakan underwear. Tubuh Leyka tercetak jelas.
"Tadaaaaa!! Vaaalll!"
"Leykaaa!! Astagaaa!! Kau gila!" Valentino mengantongi ponselnya dan berlarian kearah kamar pas dan menutup pintunya dari luar, sementara Leyka tertawa terbahak melihatnya.
"Kau gila! bagaimana kalau ada laki- laki yang melihatmu memakai lingeri yang sangat sexy itu! Yang boleh melihat hanya diriku Ley! Shit!" kata Valentino mengumpat kesal, wajahnya langsung memerah dengan memegang pintu.
"Bingo!! Berarti kau yang membayar semuanya Val!-- Mau aku tunjukkan lagi yang warna merah atau gold?" Leyka kembali menggoda Valentino dari dalam kamar pas
"Tidak!" Leyka kembali tertawa dan tawanya terhenti ketika Valentino ikut masuk ke dalam bilik ruang pas.
"Kau jangan macam - macam! Aku tidak suka tingkahmu tadi! Hanya aku yang boleh melihatmu! Apa kau mengerti?! Jangan ulangi lagi atau aku akan menerkammu disini!" ancam Valentino, membuat Leyka justru bersenandung sambil berganti baju, Valentino semakin kesal dibuatnya.
Valentinopun mencekal lengan Leyka dan mencengkeram tengkuk Leyka lalu melu*mat bibir Leyka dengan kasar penuh kekesalan kemudian dilepaskan begitu saja dan Valentino keluar dari kamar pas dengan menghempaskan pintu. Dan sekali lagi Leyka hanya terkekeh dan menggigit bibirnya.
"Dasar, Tuan Pencemburu" gumam Leyka.
Saat keluar kamar pas, Valentino telah berdiri di depan kasir menunggu Leyka, wajahnya sangat kusut, seperti jalanan yang curam dan terjal, Valentino terus memasang wajah dingin, pemandangan di kamar pas benar - benar membuatnya kesal.
Setelah membayarnya, Valentino merebut paperbag dari tangan kasir saat Leyka ingin menerimanya, Valentino menangkap tangan Leyka dan setengah menyeret Leyka keluar dari outlet Victoria Secret. Leyka kembali tersenyum cerah, rasanya hal yang menyenangkan adalah saat membuat Valentino kesal.
"Val, terima kasih untuk Victoria Secretnya"
"Hmm" Leyka menahan tawanya mendengar jawaban Valentino, sangat dingin.
"Waah Val, ada booth ice cream gelato kata Ayahku, gelato disini enak dibanding dari negaramu, apa kau mau?"
"Tidak!" jawab Valentino masih sinis.
"Aku mau Val-- Lepaskan aku" Valentino melepas genggamannya dan berhenti di booth ice cream gelato dimana masih ada dua antrian.
"Aku akan mentraktirmu, kau yakin tidak mau, il mio amore (cintaku;italy)?" Leyka menegaskan panggilan sayang khas italy, namun Valentino tidak bergeming.
Leykapun berdiri dihadapan Valentino, menusuk - nusuk dada Valentino hingga perutnya, namun Valentino masih mematung layaknya patung Liberty, diam tak bergerak, hingga gilirannya tiba Leykapun memesan ice cream dengan rasa coklat dan rasberry saat ingin membayarnya Valentino telah mengeluarkan mata uang Rand Afrika dan melempar senyumnya kepada kasir dan berlalu pergi dengan menggandeng tangan Leyka.
"Aahh Praadaaa!-- jerit Leyka saat melihat outlet Prada dari kejauhan ---Aku tidak boleh masuk dengan ice cream-- Apa kau mau Val?"
"Tidak! Apa kau tuli?!" dengus Valentino. Leyka melepaskan genggaman Valentino dan menghentikan langkahnya, Leyka menikmati ice cream dengan bersandar pada pagar kaca di Mall itu melihat lalu lalang dibawahnya.
"Apa kau bisa cepat!!" Valentino masih dengan segala kekesalannya, Leykapun mendekati Valentino yang berjarak dua langkah di hadapannya dan menyodorkan ice cream itu ke hidung Valentino dan membuat darah Valentino kembali mendidih.
"Leykaa!! Kaauu?!---saat akan menyekanya tangan Leyka mencegahnya, Leyka buru - buru berjinjit dan melu*mat ujung hidung Valentino dan mengusap sisanya dengan jemarinya.
"Pasang wajahmu itu nanti saat diatasku tubuh, kau sangat sexy, aku menyukai wajah mu seperti ini, kalau kau masih memasang wajah seperti ini aku akan melumurkan ice cream ini bukan hanya di hidungmu, Val-- Tapi di tubuhmu, termasuk jagung bakar mu dan aku akan melumatnya disini dan saat ini juga" bisik Leyka dan Valentino membelalakan matanya, hatinya kembali berantakan dibuatnya.
"Hmmpht-- Kau tidak boleh mengulangi hal tadi Leyka!! Kau tidak menjawabnya!"
"Ohh aku belum menjawabnya ya?-- Iyaa ihh"
Saat Leyka ingin memasukkan ice cream ke dalam mulutnya, Valentino merebutnya dari tangan Leyka dan menji*lat ice cream itu, Leyka tersenyum kemudian. Tanpa banyak kata, Leyka yang masih berdiri dihadapan Valentino, melingkarkan tangannya di pinggang Valentino dan memajukan wajahnya.
"Cium aku" pinta Leyka dan Valentino menciumnya.
"Lagii" dan Valentino kembali mencium Leyka.
"Lagi Val" Valentino mencium Leyka dan mengigit manis bibir sensual itu dan Leyka kembali tersenyum manis. Valentino kemudian menyuapkan ice cream itu, kali ini Leyka menatap mata Valentino, gerakan Leyka menji*lat ice creamnya seperti gerakan slow motion dan membuat Valentino berimajinasi.
"Shit! Apa sebaiknya kita ke hotel saja?" tanya Valentino dengan menekan jagung bakarnya yang kian sesak, Leyka tertawa kemudian.
"No, Carinho (sayang;Spanyol)"
"Cepat kau habiskan ice creammu dan makan yang wajar atau para lelaki disekitarmu akan 'berdiri' karena ulahmu" bisik Valentino.
"Kau saja yang habiskan sambil berjalan kesana" kata Leyka memberikan ice creamnya dan berjalan ke arah outlet Prada. Valentino hanya menggelengkan kepalanya dan buru - buru menghabiskan ice cream dan berjalan menyusul Leyka yang telah mendahuluinya.
Setelah menghabiskan ice cream Leyka, Valentino kembali menggandeng tangan Leyka dan memasuki outlet Prada. Hari Valentine semua outlet mengeluarkan koleksinya dan sebagian besar berwarna pink, warna yang membuat Leyka alergi memakainya.
"Sepertinya tidak ada yang cocok buatku, bulan ini tidak cocok" gumam Leyka.
"Ley.. Pakai ini"
"No"
"Ley, ini keren Ley.. Cobalah"
"Tidak warna pink Val, ini warna norak yang pernah ada di muka bumi ini, aku ingin menghapus warna itu seandainya bisa dan aku ingin amnesia rasanya"
"Ley, ini warna wanita Ley-- Ayolah cobalah"
"No Val, lagian aku tidak terbiasa pakai dress"
"Pakailah untukku, untuk ulang tahunku Ley aku mohon, anggap saja kado darimu untukku"
"Hmmpht" Leyka melengos dan merebut gaun itu dari Valentino dan membawanya ke kamar pas yang sebelumnya Leyka mengalungkan tas nya di leher Valentino.
"Astaga, turun sudah harga diriku karenanya, shit!" Valentino melepasnya dan memasukkan tas Leyka ke dalam paper bag Victoria Secret.
5 menit kemudian, Leyka keluar kamar pas dengan tangan bersedekap dan wajah masamnya, saat melihatnya Valentino terkejut hingga menjatuhkan barang belanjaannya dari tangannya. Bahkan beberapa staff karyawan yang berada di store Prada berdecak kagum, semua terpesona karena kecantikan Leyka.
"Ley, kau sangat cantik-- Luar biasa!" seru Valentino dengan berjalan ke arah kamar pas.
"Jy is pragtig, juffrou (anda cantik, Nona;Afrika)" kata salah satu pegawai store dan beberapa orang berbisik tentang kecantikan Leyka.
"Apa katanya Val?"
"Mereka bilang kau sangat cantik, il mio angelo (bidadariku;italy)" kata Valentino kemudian mencium kening Leyka dengan tatapan hangat.
"Val, katakan pada mereka kalau mereka orang yang ke 100 juta dolar yang mengatakannya" kata Leyka memutar - mutar tubuhnya di hadapan cermin, kali ini Valentino gemas mendengarnya.
"Mia Cara (sayangku;italy) Sepertinya aku yang harus memilih, seleraku bagus dan seleramu payah" kata Valentino kembali mengedarkan matanya, lalu memanggil pelayan untuk membawakan koleksi yang elegan, anggun yang cocok untuk Leyka.
Satu persatu Leyka mencoba hingga sepatu heels dan beberapa stiletto, Valentino duduk di sofa dan melihat Leyka bolak balik ke kamar pas, memilih yang cocok dengan selera Valentino.
"Val, aku lelaahh.. Aku mau tanktop yang kau robek bukan gaun atau dress yang tidak penting ini dan ini mahal Val"
"Tenang Ley, semua produk ini diskon sampai 50% bahkan ada yang 70%, kau tahu kan bulan ini bulan spesial, Valentine Day Leyka"
"Aah terserah aku hanya mau tanktop bunga itu dan itu dan itu dan jeans robek itu dan celana pendek itu!" Leyka menunjuk yang ia maksud dan Valentino memerintahkan untuk mengambilnya untuk Leyka. Setelah membungkus tiga gaun dengan selera Valentino dan pilihan Leyka akhirnya kembali Valentino menuju kasir dan mengeluarkan kartu ajaibnya yang hanya Valentino dan Tuhan yang tahu dan Valentino kembali membawa paperbag dari Prada dan membiarkan Leyka melenggang.
"Ley, mau apa lagi Carinho (sayang;spanyol)"
"Enough (cukup), Val" kata Leyka yang selalu dalam cengkeraman Valentino.
"Baiklah, kita ke Ralph and Lauren, aku akan mengimbangi kecantikanmu" kata Valentino sambil mencium pelipis Leyka dan berjalan ke arah outlet Ralph Lauren yang tidak jauh adalah outlet Versace.
Namun mata Leyka tertuju pada outlet di sebelah outlet Versace yang menjual pernak pernik berbagai macam benang dari wool sampai sutra ternama, tempat itu menjual peralatan menyulam, konon katanya benang wool ditoko itu buatan negara Australia salah satu penghasil benang wool terbaik di dunia dan benang sutra terbaik dari Kashmir.
Leyka berjanji akan menjahit kancing kemeja yang ia rusak karena itu Leyka ingin kesana.
"Val, aku akan kembali 10 menit Val"
"Kamu mau kemana"
"Hanya 20 langkah dari disini" Valentino tersenyum saat Leyka berlalu sambil mencium bibirnya.
Valentino merasa sesuatu yang indah yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, hatinya sangat senang. 10 hari di Pretoria selama itulah pikirannya menyiapkan 10 rencana apa saja yang akan ia lakukan selama di Pretoria bersama si Gadis Liar yang telah berhasil memporak porandakan liburan dan hatinya.
"Hmm.. Aku akan membuat kemeja denimmu, seperti rancangan Versace, Val" gumam Leyka mulai menebarkan matanya mencari beberapa kancing baju, benang sutra dan jarum, Leyka memadu padankan warnanya lalu membayarnya ke kasir.
Sebuah rancangan Versace sangat menggugah naluri kewanitaannya, saat melewati outlet Versace, Atelier Versace Fall Winter, berwarna Peach yang pernah terpampang di Milan Fashion Week kini berada di depan matanya.
Leyka memutarinya dan melihat bandrolnya yang membuatnya berpikir, koceknya teramat cukup untuk membelinya namun begitu pulang dari Afrika ia akan menjadi gelandangan. Leyka tidak ingin mempertaruhkan uang tabungannya.
"Ini Peach! Bukan pink-- Hmm, Ini baru warnaku" gumam Leyka.
"Apa kau menyukainya?" Suara seseorang pria mengejutkan dan itu bukan Valentino.
"Tidak begitu" jawab Leyka datar.
"Dari caramu melihat sepertinya kau menyukainya-- Kalau mau aku bisa membelikannya untukmu Nona-- Nona siapa kalau boleh aku tahu-- Aku Ricardo Felland" kata pria itu mengulurkan tangannya namun Leyka hanya diam bahkan hanya melirik tangan itu dan berlalu namun dua langkah kemudian Leyka berhenti.
"Maafkan aku Tuan Ricardo, kekasihku menungguku, dia sangat pemarah dan pencemburu" Leykapun berlalu menuju outlet Ralph Lauren dimana Valentino telah berada di depan kasir dengan kartu ajaibnya. Leyka langsung memeluk Valentino dari belakang.
"Val, aku lapar!" Bisik Leyka sambil menciumi punggung Valentino.
"Peach, aku ingin makan di kamar saja kalau kau seperti ini" kata Valentino tergugah gairahnya.
"Hmmm, Iya dikamar saja" jawab Leyka dengan nada serius, seakan menginginkan Valentino dan bisa membaca pikiran Valentino.
"Apa kau serius Peach?" tanya Valentino dengan senang, Valentino mere*mas jemari tangan Leyka yang menaut di perutnya.
"Tentu saja aku becanda!" jawab Leyka tergelak.
"Shit! Kau pandai melambungkan kemudian menjatuhkan" kata Valentino sambil menggandeng Leyka keluar dari outlet itu karena Valentino telah menyelesaikan pembayarannya.
"Kita makan diketinggian ya, kita bisa lihat keindahan Pretoria dari atas, kita butuh lift" kata Valentino lagi sambil berjalan, saat melewati outlet Versace, gaun itu telah menghilang, Leyka menggerutu dalam hatinya.
-
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.
Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Ayas Waty
barang2 branded semua gaessss .....
2022-10-14
2
Longast
wahh semangat
2022-07-08
1
Arvi Fikri
selingkuhan Rebecca,,gaunya pasti di beli Ricardo untukmu ley
2022-06-01
2